Anda di halaman 1dari 58

Askep komunitas dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan.

Elemen penting dalam proses kep. Komunitas adalah:

1. Delibrative (kesungguhan)
2. Adaptable (kesesuaian)
3. Cyclic (siklus)
4. Client focussed
5. Interactive
6. Need oriented
Langkah-langkah keperawatan komunitas

1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Merupakan proses pengumpulan data dan upaya untuk dapat mengenal masyarakat
dengan beberapa komponen antara lain:

 Data demografi
 Geografi
 Fasilitas fisik
 Sistem pemerintahan
 Ekonomi
 Sistem sosial
Tujuan dari pengkajian keperawatan komunitas ini adalah untuk mengidentifikasi
faktor-faktor (baik positif atau negatif) yang mempengaruhi kesehatan warga
masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan

TEORI-TEORI PENGKAJIAN KOMUNITAS


1. SANDERS INTERACTIONAL FRAMEWORK (TEORI TIGA DIMENSI)

a. KOMUNITAS SEBAGAI SISTEM SOSIAL (DIMENSI SISTEM)

1) Sistem Kesehatan

 jenis pelayanan kesehatan


 jumlah pelayanan kesehatan
 jenis penyakit 10 besar
 jumlah kader kesehatan
 jenis pembiayaan kesehatan
 kondisi kesehatan penduduk
 pelayanan KB
 riwayat KLB
 kondisi lingkungan: saluran air, sampah
 Komunitas sebagai sistem sosial
2) Sistem Pendidikan

 jenis pendidikan formal


 program pemberantasan buta huruf
3) Sistem Keluarga

 tipe keluarga
 pola hidup sehat keluarga
4) Sistem Kesejahteraan

 program pengentasan kemiskinan


 kegiatan gotong-royong
5) Sistem Ekonomi

 pekerjaan
 sumber daya alam
 industri rakyat
6) Sistem Politik

 cara pemilihan pemimpin masyarakat


 cara penetapan
 struktur pemerintahan
7) Sistem Rekreasi

 kebiasaan rekreasi penduduk


 sarana rekreasi
8) Sistem Komunikasi

 hirarki komunikasi penduduk


 alat komunikasi
9) Sistem Keagamaan

 kegiatan keagamaan
 organisasi keagamaan
10) Sistem Legal

 peraturan
 sanksi
b. KOMUNITAS SEBAGAI TEMPAT (DIMENSI TEMPAT)

1) Batasan Komunitas

 Batas wilayah
 Karakteristik wilayah
 Peta wilayah
2) Sistem Keagamaan

 Tempat
 Jarak
 Cara capai
3) Gambaran geografis

 Kesuburan
 Peta geografis
 Kemiringan/tinggi tanah
4) Iklim

 Curah hujan
 Perkiraan musim
 Kelembapan udara
5) Flora dan fauna

 Jenis tanaman dan hewan


6) Lingkungan buatan

 Lapangan
 Sarana olahraga
 Sarana rekreasi
 Lingkungan pemukiman
b. KOMUNITAS SEBAGAI KUMPULAN/KELOMPOK (DIMENSI POPULASI)

1) Ukuran

 Jumlah penduduk
 Jumlah KK
 Jumlah penduduk yang memiliki KMS
2) Kepadatan

 Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah


 Perbandingan jumlah penduduk dengan luas pemukiman
3) Komposisi penduduk

 Berdasarkan kelompok: umur, sex, perkawinan


4) Pertumbuhan penduduk

 Angka kelahiran
 Angka kematian
5) Budaya sosial penduduk

 latar belakang budaya/etnis


 sejarah budaya penduduk
6) Kelas sosial penduduk

 TK kesejahteraan
 kemampuan baca tulis
 tingkat pendidikan
 pekerjaan
7) Mobilitas Penduduk
 jenis kependudukan
 pemanfaatan waktu

2. CLIEN’S INTERACTION FRAMEWORK

Terdiri dari komponen:

a. Masyarakat sebagai sistem sosial

 pola komunikasi
 pengambilan keputusan
 hubungan dengan sistem lain
 batas wilayah
b. Penduduk dan lingkungan

 karakter penduduk (demografi)


 faktor lingkungan; biologi & sosial
 lingkungan psikis; agama, nilai, kepercayaan
3. COMMUNITY ASSESMENT WHEEL(RODA PENGKAJIAN
KOMUNITAS)

Pedoman dalam melakukan Roda pengkajian komunitas ini terdiri dari 3 bagian :

1. Community Core (inti komunitas)


 Sejarah/riwayat terjadinya/perkembangan komunitas
 Demografi Penduduk
 Karakteristik umur & jenis kelamin
 Distribusi ras/etnis
 Type keluarga
 Status perkawinan
 Vital Statistic: angka kelahiran, angka kematian, penyebab kematian
 Sistem nilai/value, beliefs, and religion
1. Subsistem komunitas
 Physical Environment ® dengan Winshield Survey
 Survey
 Datang kelingkungan masyarakat
 Dengarkan keluhan masyarakat, tokoh, pemerintah setempat
 Observasi keadaan iklim, sumber daya alam, batas wilayah
 Kegiatan masyarakat
 Kejadian Luar Biasa
 Sistem sosial
Pengkajian lingkungan fisik dalam komunitas dapat dilakukan dengan metode:
“windshield survey” yaitu survey dengan berjalan mengelilingi wilayah komunitas
dengan melihat beberapa komponen, antara lain:

Tabel 1. Elemen Winshield Survey

No Elemen Deskripsi

Bangunan, luas, bahan, arsitek,


1 Perumahan bersatu/pisah

Halaman samping, belakang


Luas, sempit atau tidak, ada/tidak
ada rumput, bersih/kotor,
pribadi/umum
2 Lingkungan/daerah

3 Lingkungan terbuka Sungai, got, jalan

Tempat berkumpul, siapa,


4 Batas kebiasaan dimana, kapan

Cara dating, pergi, situasi jalan


5 Transportasi dan jenis, alat transportasi

Klinik, rekreasi, sekolah, praktek


pelayanan perawatan, tempat
6 Pusat pelayanan ibadah

7 Toko/warung Jenis, siapa pemilik

8 Pusat belanja Bagaimana mencapainya, jenis

Siapa yang dijumpai, anak,


9 Orang di jalan pengangguran, hewan

10 Suku Lokasi, cara komunikasi

11 Tempat ibadah Masjid, gereja

12 Kesehatan Akut/krinis, jarak pelayanan

13 Politik Kampanye

Televise, radio, Koran, majalah,


14 Media papan pengumuman dan lain-lain

 Pelayanan kesehatan dan social (di dalam maupun di luar komunitas)


 Pelayanan Kesehatan
 Rumah Sakit
 praktik swasta
 puskesmas
 rumah perawatan
 pelayanan kesehtan khusus
 perawatan di rumah
 Pelayanan Sosial
 pelayanan dukungan konseling
 pelayanan khusus/social worker
Data yang dikumpulkan:

 pelayanan (waktu, ongkos, rencana kerja)


 sumber daya (tenaga, tempat, dana, perencanaan)
 karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, transport)
 statistik; jumlah kunjungan
 cakupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan
 Ekonomi
 Karakteristik pendapatan keluarga
 Persentase pendapatan kelas bawah
 Persentase keluarga mendapat bantuan sosial
 Persentase keluarga dengan kepala keluarga wanita
 Karakteristik pekerjaan
 Status ketergantungan
 Jumlah usia produktif/bekerja
 Persen pengangguran
 Persen bekerja
 Persen pengangguaran terselubung
 Jumlah kelompok khusus
 Kategori yang bekerja
 manajer
 teknikal
 pelayan
 petani
 buruh
 Keamanan dan transportasi
 protection service (PMK, polisi, sanitasi)
 kualitas udara, air
 transport milik sendiri/umumàjenis
Sumber informasi:

Dinas Tata kota, Dinas Kebakaran, Kantor Polisi, Dinas PU

 Politik dan government


 Pemerintahan: RT, RW, Lurah, Camat, dst.
 Kelompok Pelayanan masyarakat:
 PKK
 Karang Taruna
 Panti Wredha
 LKMD
 Posyandu, dll
 Politik:
Peran serta partai politik dalam pelayanan kesehatan, kebijakan pemerintahan
dalam pelayanan kesehatan.

 Komunikasi
 Komunikasi formal: koran, TV, telepon, dll.
 Komunikasi informal: papan pengumuman, selebaran, poster, dll.
Tabel 2. Komponen Komunikasi

Komponen Sumber

Kantor Koran

Kantor penerangan

Formal:
 Koran (jumlah sirkulasi, frekuensi,
lingkup) Kantor Pos dan Telekomunikasi
 Radio dan televise (jumlah stasiun
komersial dan pendidikan, pendengar)
 Poster (kantor, jumlah telepon
umum dan pribadi)

Informal:
Winshield survey

Menanyakan langsung

Sensus camat dan lurah

 Sumber : papan pengumuman,


poster, brosur dan lain-lain
 Bagaimana cara penduduk menerima
informasi:
 Dari mulut ke mulut
 Surat
 Radio dan TV
 Speaker
 Status pendidikan: tingkat Dikti
pendidikan, tipe.macam sekolah,
bahasa
 Pendidikan yang tersedia
dalam/luar komunitas
 Pelayanan: sumber,
Kanwil, Kakadep, Ka sekolah
karakteristik, pemakai, adekuatan,
ketersediaan, dapat dicapai

 Pendidikan
Tabel 3. Komponen Pendidikan

Komponen Sumber

 Status pendidikan: tingkat Sensus camat dan lurah


pendidikan, type/macam sekolah,
bahasa
 Pendidikan yang tersedia dalam/luar
komunitas
 Pelayanan: sumber, karakteristik
pemakai, adekuatan, ketersediaan, Dikti
dapat dicapai
Kanwil, kakadep, Ka. sekolah

 Rekreasi
 Macam
 Tempat
 Bayaran
 Yang menggunakan
1. Persepsi
 Persepsi Masyarakat
 Bagaimana perasaan warga terhadap masyarakat
 Apakah yang mereka anggap sebagai kekuatan masyarakat
 Apa yang mereka anggap sebagai masalah masyarakat
 Ajukan pertanyaan kepada warga dengan berbagai kelompok (misalnya
kelompok lansia, kelompok anak muda, pekerja lapangan, buruh pabrik,
professional, ibu rumah tangga, pemuka agama) dan buat catatan tentang
siapa dan apa jawabannya
 Persepsi Anda
 Pernyataan umum tentang kesehatan masyarakat setempat
 Apakah kekuatannya
 Masalah dan potensial masalah apa yang anda dapat identifikasi
Gambar 1. Skema “Community Assesment Wheel”

Tabel 3. Learning About the Community

No Bagian Observasi Data

1. Inti Komunitas

1 Sejarah

2 Demografik

3 Etnisitas
4 Nilai dan Keyakinan

1. Subsistem

1 Lingkungan

2 Pelayanan kesehatan dan social

3 Ekonomi

4 Transportasi dan Keamanan

5 Politik dan Pemerintahan

6 Komunikasi

7 Pendidikan

8 Rekreasi

III.Persepsi

1 Warga masyarakat

2 Persepsi anda

4. KERANGKA PENGKAJIAN PROFILE KOMUNITAS (Modifikasi)

Merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian


komunitas. Komponen pengkajian menurut model ini adalah sbb:

1. Gambaran umum ttg latar belakang/sejarah dr komunitas tsb.


Perlu dipelajari untuk mengetahui urutan dan alasan terciptanya komunitas
sehingga dapat diketahui kecenderungan di masa mendatang dan reaksi masyarakat
terhadap perubahan

1. Komunitas sbg tempat/wadah.


Komponen yang perlu dikaji:

1. Batas lokasi
2. Lingkungan: geografi, iklim, pengawasan lingkungan (pencemaran udara, air,
pembuangan air limbah).
3. Perumahan.
4. Populasi komunitas.
Melihat populasi komunitas secara statistik.
Hal yang harus diketahui tentang populasi adalah:

1. Umur & jenis kelamin.


2. Stabilitas.
3. Status sosial & ekonomi.
4. Agama.
5. Angka kelahiran, kematian & kesakitan.
6. Komunitas sebagai suatu sistem.
A. Sistem politik
B. Program & fasilitas pendidikan
C. Program & fasilitas rekreasi
D. Transportasi
E. Industri & perdagangan
F. Pelayanan kesehatan pemerintah
G. Pelayanan kesehatan masya/swadaya/sukarela
H. Media komuniksi
I. Keamanan
J. Hubungan warga komunitas dengan instansi
Kompetensi : Merancang Diagnosa Keperawatan Komunitas
(kompetensi 2)

1. A. ANALISIS DATA KOMUNITAS


Analisis adalah suatu studi dan pemeriksaan data (bisa data kuantitatif maupun
kualitatif). Analisis data ini adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu
masalah keperawatan ataupun masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat
Tujuan dari analisis data adalah untuk:

1. Menentukan kebutuhan kesehatan komunitas dan kekuatan komunitas


2. Mengidentifikasi pola respon kesehatan dan kecenderungan dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan

Fungsi analisa data:

1. Untuk mengintreprestasikan data keperawatan dan kesehatan yang diperoleh


dari berbagai sumber, sehingga data yang diperoleh memiliki makna dan arti
dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan serta kebutuhan
kesehatan masyarakat
2. Sebagai alat pengambil keputusan dalam menentukan alternative pemecahan
masalah yang dihadapi oleh masyarakat

Pedoman analisa data

1. Menyusun kategorisasi data secara sistemastis dan logis


2. Identifikasi kesenjangan data
3. Menyusun pola alternative pemecahan masalah
4. Menerapkan teori. Model, kerangka kerja, norma dan standart yang kemudian
dibandingkan dengan data dan kesenjangan yang ditemukan
5. Identifikasi kemampuan dan sumber daya masyarakat yang dapat menunjang
asuhan keperawatan kesehatan masyarakat
6. Membuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang diambil

Cara analisa data:

1. Validasi data dengan cara meneliti kembali data yang terkumpul


2. Mengklarifikasi data
3. Bandingkan dengan standart dan criteria
A. Buat kesimpulan tentang kesenjangan (masalah) yang ditentukan
Macam analisa data komunitas
1. Analisis korelasi
Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua atau lebih sub variabel yang
diteliti menggunakan perhitungan secara statistik.

Contoh: Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan
kelengkapan status imunisasi TT

2. Analisis masalah berdasarkan kelompok masalah/mayoritas (kelompok data


focus atau masalah focus)
Contoh:

- Insiden penyakit terbanyak

- Keluhan yang paling banyak dirasakan

- Pola/perilaku yang tidak sehat

- Lingkungan yang tidak sehat

- Pemanfaatan layanan kesehatan yang kurang efektif

- Peran serta masyarakat yang kurang mendukung

- Target/cakupan program kesehatan yang kurang tercapai

3. Analisis faktor2 yang berhubungan dengan masalah/etiologi


Untuk menetapkan etiologi ada beberapa pilihan:

- Faktor budaya masyarakat

- Pengetahuan yang kurang

- Sikap masyarakat yang kurang mendukung

- Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal

- Kurangnya kader kesehatan di masyarakat


- Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat

- Kurang efektifnya pengorganisasian

- Kondisi lingkungan yang kurang kondusif

- Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit

1. B. PENETAPAN MASALAH DAN SKALA PRIORITAS


Berdasarkan analisa data, dapat diketahui masalah keperawatan dan kesehatan yang
dihadapai masyarakat. Dan semua masalah tersebut tidak mungkin dapat diatasi
sekaligus.oleh karena itu diperlukan prioritas masalah.

Menetapkan masalah perawatan kesehatan masyarakat berdasarkan:

1. Masalah yang ditetapkan dari data umum


Contoh : keadaan kesehatan lingkungan yang kotor atau kurang memenuhi syarat
kesehatan

Data yang menunjang:

 76 % keluarga tidak mempunyai tempat sampah


 83% keluarga membuang air limbah ke got
 74% keluarga menggunakan sumber air dari sumur gali tanpa selongsong dan
jarak dengan WC kurang dari 8 meter
 86% tingkat pendidikan rendah (SD, buta aksara)
1. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan
Adanya kesenjangan pelayanan kesehatan masyarakat akibat dari factor
ketidaktahuan dan ketidakmampuan sasaran dalam mengatasi masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi, yang memerlukan tindak lanjut pelayanan
perkesmas.

Contoh: Rendahnya cakupan Keluarga Berencana

Data yang menunjang:


 Dari 400 pasangan usia subur, cakupan KB baru mencapai 20%
 68% pendidikan PUS rendah (SD dan Buta aksara)

1. C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


Diagnosis keperawatan ditegakkan untuk menunjukkan respon manusia terhadap
masalah kesehatan baik aktual maupun potensial, yang dapat secara legal ditangani
oleh perawat

Diagnosa keperawatan komunitas berfokus pada suatu komunitas yang biasanya


didefinisikan sbg suatu kelompok, populasi atau kumpulan orang dengan sekurang-
kurangnya memiliki satu karakteristik tertentu

Untuk memperoleh diagnosa keperawatan komunitas, data hasil pengkajian


komunitas dianalisis dan dibuat simpulan. Pernyataan simpulan membentuk
diagnosa keperawatan. Beberapa pernyataan simpulan membentuk bagian deskriptif
dari diagnosa keperawatan, yaitu menunjukkan masalah kesehatan aktual maupun
potensial

Tujuannya dari diagnosa keperawatan komunitas adalah untuk meningkatkan dan


mempertahankan kondisi di komunitas yang sudah sehat, dengan kegiatan promotif
dan preventif.

Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama, yaitu :

1. Problem (masalah)
Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya
terjadi

1. Etiologi (penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi:

1. Perilaku individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat


2. Lingkungan fisik, biologis, psikososial, social
3. Interaksi perilaku dan lingkungan
4. Sign/symptom (tanda/gejala)
A. Informasi yang perlu untuk merusmuskan diagnose
B. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Untuk menegakkan diagnose keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen
tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah


2. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3. Partisipasi dan peran serta masyarakat
Contoh :

1. Tingginya angka kematian ibu (MMR) sehubungan dengan kurangnya


pelayanan antenatal ditandai dengan rendahnya tingkat pengetahuan dan social
ekonomi keluarga, anemia dan kebiasaan kawin muda
2. Tingginya angka kematian perinatal sehubungan kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam pemeliharaantali pusat serta pertolongan persalinan oleh
dukun tidak terlatih
3. Tingginya angka kesakitan karena diare sehubungan dengan lingkungan
masyarakat yang buruk ditandai dengan banyaknya sampah yang berserakan,
penggunaan kali sebagai tempat cuci, mandi dan pembuangan sampah

Tipe Diagnosa Keperawatan Komunitas

1. Diagnosa aktual (tipe yang utama)


2. Resiko dan resiko tinggi ® karakteristiknya ada faktor2 di komunitas yang
beresiko.
3. Diagnosa Sehat/sejahtera/Welness ® menggambarkan keadaan sehat di
komunitas.

Macam Perumusan Diagnosa Keperawatan Komunitas

1. 1. Diagnosa Keperawatan Komunitas Berdasarkan Klasifikasi


Masalah Menurut Omaha.
Diagnosa ini terdiri dari 4 klasifikasi masalah yaitu lingkungan, psikososial, fisiologis
dan perilaku. Yang berhubungan dengan kesehatan & terdiri dari 40 macam
masalah.
Klasifikasi Masalah Menurut Omaha

1. Pemilikan lingkungan
A. Pendapatan
B. Sanitasi
C. Pemukiman
D. Keamanan pemukiman/tempat kerja
E. Pemilikan psikososial
i. Komunikasi dengan sumber masyarakat
ii. Kontak sosial
iii. Perubahan peranan
iv. Hubungan antar anak
v. Kegelisahan agama
vi. Kesedihan
vii. Stabilisasi emosi
viii. Sexualitas manusiawi
ix. Memelihara keorangtuaan
x. Anak/dewasa ditelantarkan
xi. Perlakuan salah terhadap anak/orang dewasa
xii. Pertumbuhan dan perkembangan
xiii. Pemilikan fisiologis
a. Pendengaran
b. Penglihatan
c. Berbicara dan bahasa
d. Geligi
e. Pengamatan
f. Nyeri
g. Kesadaran
h. Kulit
i. Neuromuskuloskeletal
j. Respirasi
k. Sirkulasi
l. Digesti-hidrasi
m. Fungsi perut
n. Fungsi genitourinaria
o. Ante partum/partum
p. Pemilikan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
a. Nutrisi
b. Pola istirahat tidur
c. Aktifitas fisik
d. Kebersihan perorangan
e. Penyalahgunaan obat
f. Keluarga berencana
g. Penyelia pelayanan kesehatan
h. Peraturan penulisan resep
i. Teknis prosedur
Contoh rumusan diagnose keperawatan komunitas:

Pola nutrisi (gizi buruk) pada bayi dan balita di komunitas RW 5 Kelurahan
Sumberejo b/d pola pemberian diet yang tidak tepat, sosial ekonomi yang kurang.

1. 2. Diagnosa Keperawatan Komunitas menurut Mueke (1984)


Komponennya meliputi:

1. Masalah Sehat-Sakit
2. Karakteristik populasi
3. Karakteristik lingkungan
Contoh :

1. Resiko masalah diantara komunitas dan lingkungan yang


dimanifestasikan/didemonstrasi-kan oleh indikator kesehatan.
2. Resiko terjadi diare di RW 02 b/d sumber air yang tidak memenuhi syarat,
kebersihan perorangan kurang dimanifestasikan oleh: data-data yang
menunjang, indikator kesehatan.
3. Tingginya karies gigi di SD Sukamaju b/d kurang pemeriksaan gigi, flour air
minum, dimanifestasikan 62% karies dengan inspeksi pada murid-murid SD
Sukamaju
4. 3. Diagnosa Keperawatan Komunitas menurut NANDA
A. Ketidakefektifan koping komunitas
Diagnose ini paling berguna untuk perawat kesehatan komunitas yang berfokus pada
kesehatan kelompok (misalnya ibu di luar perkawinan, semua masyarakat di suatu
Negara, dan pasien diabetes)

1. Potensial peningkatan koping komunitas


Diagnose ini paling dapat digunakan suatu komunitas yang mencapai kebutuhan
dasarnya untuk lingkungan, makanan, tempat tinggal dan keamanan yang bersih
serta harapan berfokus pada fungsi yang lebih baik, seperti peningkatan
kesejahteraan.

Ketika ada ancaman eksternal (misalnya banjir dan epidemic) terjadi pada suatu
komunitas, komunitas tersebut memiliki factor resiko selama komunitas terus
beradaptasi,Resiko ketidakefektifan komunitas harus digunakan.

Jika ancaman menimbulkan sesuatu yang ada pada batasan karakteristik (gejala)
komunitas, gunakan Ketidakefektifan Koping Komunitas

1. Ketidakefektifan pelaksanaan program terapeutik komunitas


Diagnosa ini tepat untuk suatu komunitas yang disitu terdapat satu atau lebih
kelompok, mungkin disebabkan ketidakcukupan sumber-sumber, ketidakefektifan
pengelola sumber yang tersedia, terpajan pada factor resiko seperti bahan kimia
beracun, dan sebagainya.

Diagnose ini berfokus lebih sempit pada pemberian perawatankesehatan daripada


diagnose Ketidakefektifan Koping Komunitas yang menggambarkan adaptasi umum
dan proses pemecahan masalah komunitas

Contoh:

1. Ketidakefektifan pelaksanaan program terapeutik komunitas berhubungan


dengan kurangnya program di komunitas untuk pencegahan penyakit,
penghentian merokok, penyalahgunaan alcohol dan sebagainya
2. Ketidakefektifan koping komunitas berhubungan dengan bencana alam atau
bencana akibat ulah manusia
3. Potensial peningkatan koping komunitas berhubungan dengan dukungan
social yang tersedia
Kompetensi : Merancang Perencanaan Keperawatan Komunitas
(Kompetensi 3)

PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (INTERVENSI)


Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi
atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnose keperawatan.
Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnose keperawatan dan menyimpulkan
rencana dokumentasi

Tujuan dari rencana keperawatan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Tujuan Administratif
 Untuk mengidentifikasi focus keperawatan kepada klien atau kelompok
 Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi kesehatan
lainnya
 Untuk menyediakan suatu criteria guna pengulangan dan evaluasi
keperawatan
 Untuk menyediakan criteria klasfikasi klien
1. Tujuan Klinik
 Mengkomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan, apa yang
diobservasi dan apa yang dilaksanakan
 Menyediakan criteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi
keperawatan
 Rencana tindakan keperawatan yang spesifik secara langsung bagi individu,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan

Perencanaan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnose keperawatan


yang telah ditetapkan. Komponen rencana keperawatan yang disusun harus
mencakup:

1. Prioritas masalah, komponennya antara lain:


 Diagnose
 Sesuai dengan peran perawat
 Jumlah yang beresiko
 Besarnya resiko
 Kemungkinan untuk pen.kes
 Minat masyarakat
 Kemungkinan untuk diatasi
 Sesuai dengan program pemerintah
 Sumber daya: tempat, peralatan, waktu, orang, dana
Kemudian dijumlahkan dengan skoring yang sudah disepakati
Menetapkan Skala Prioritas

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih


dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat
secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan:

1. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat


2. Kebijakan nasional dan daerah setempat
3. Kemampuan dan sumber daya masyarakat
4. Keterlibatan partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria Skala Prioritas

1. Perhatian masyarakat yang meliputi pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi


masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk
segera ditanggulangi.
2. Prevalensi : yang menunjukkan jumlah kasus (masalah) yang ditemukan pada
satu saat tertentu
3. Beratnya masalah : adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
4. Kemungkinan masalah untuk dikelola dengan cara mempertimbangkan
berbagai alternative dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut
biaya, sumber daya yang tersedia, sarana dan prasarana yang ada serta kesulitan
yang mungkin timbul dalam proses pelaksanaan dan cara-cara yang dipilih.

Berikut salah satu contoh perhitungan dalam menentukan skala prioritas perawatan
kesehatan masyarakat disuatu desa binaan:

Tabel 5. Prioritas Masalah Perawatan Kesehatan MAsyarakat di RW 09 Kelurahan Pondok


Labu Jakarta Selatan

Kemungkinan Untuk
NO Masalah Perhatian MasyarakatPoin Prevalensi Tingkat Bahaya Dikelola Nila

1. Malnutrisi 3 3 4 3 108

ANC yang kurang


2 baik 3 2 4 2 48

3 Imunisasi 2 3 4 2 38
Penyakit-penyakit

TBC 3 2 4 4 96

Pneumonia 3 2 3 3 72

4 Kulit 3 2 3 2 36

Keterangan :

1. Sangat tidak penting


2. Tidak penting
3. Kurang penting
4. Penting
5. Sangat penting/sangat besar
Cara perhitungan:

1. Nilai total didapatkan dengan mengalihkan semua nilai dari masing-masing


criteria. Contoh TBC 3 x 2 x 4 x 4 = 96
Bobot yang tertinggi yang menjadi prioritas pertama dalam penanggulangan
masalah

1. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai


Kriteria rumusan tujuan :

1. Berfokus pada masyarakat


2. Jelas dan singkat
3. Dapat diukur dan diobservasi
4. Realistic
5. Waktu reliable dibatasi (jangka pendek, menengah dan panjang)
6. Melibatkan peran serta masyarakat
7. Menyusun Kriteria Hasil
Menuliskan ukuran/standart pencapaian hasil yang diharapkan sesuai tujuan

1. Menyusun aktivitas/intervensi
 Pendekatan 3 tingkat pendegahan
 Kerjasama lintas program dan sector
1. Menetapkan:
 Penanggungjawab
 Waktu pelaksanaan
 Tempat pelaksanaan
 Metoda dan media yang digunakan

LANGKAH-LANGKAH INTERVENSI

1. Merencanakan
 Apa yang dikerjakan
 Kapan
 Bagaimana caranya
 Siapa yang mengerjakan
 Sumberdaya
1. Memperhatikan
 Program dan organisasi yang ada
 Sumberdaya; internal & eksternal
 Program yang lalu
1. Menetapkan
 Aktivitas untuk tiap tujuan
 Tetapkan jawaban pertanyaan diatas
1. Pengembangan Rencana Keperawatan bisa menggunakan
A. Pendekatan model Neuman
Berdasarkan tingkat pencegahan masalah:

1. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan diaplikasikannya
ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap
penyakit.

1. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat
keparahan.

1. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil
stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai
pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.
1. Rencana keperawatan NANDA
Bisa dilihat di buku NANDA

Contoh:

Tujuan :

Setidaknya 40% dari ibu-ibu yang merokok di Desa Glenmore dapat mengurangi
kebiasaan jelek tersebut di dalam waktu 2 bulan ini

Kriteria Hasil:

80% dari ibu perokok melaksanakan program pengurangan merokok setidaknya


dalam jangka waktu 5 minggu setelah program dilaksanakan

Setelah dilakukan penyuluhan tentang rokok kepada ibu-ibu, pengetahuan ibu-ibu


tersebut bisa meningkat setelah melihat hasil evaluasi melalui pretest dan posttest.

Sebelum pelaksanaan implementasi keperawatan, penting untuk membuat suatu


rencana kerja. Untuk memonitor sebuah rencana kerja bisa menggunakan:

1. Gantt Chart
Gantt Chart ini terdiri dari konsep kegiatan dan waktu pelaksanaan. Kegiatan di buat
pada sebuah kolom di sebelah kiri, dan waktu pelaksanaan diletakkan di garis
kegiatan sebelah kanannya.

Table 6. Contoh Gantt Chart

Minggu ke

Kegiatan 1 2 3 4
Winshield survey 

Pengkajian 

Analisa data 

Perencanaan 

MMD 


Implementasi 

Evaluasi 

1. Program Evaluation and Review Technique (PERT)


PERT juga menggunakan konsep kegiatan dan pelaksanaan kegiatan, tetapi biasa
dilakukan untuk proyek kerja dalam jangkauan yang sangat luas

1. Planning, Program and Budgeting System


Planning :

merumuskan tujuan dan mengidentifikasi jalan pemecahan masalah komunitas

Program :

Menetapkan rencana kegiatan dan sumber daya dari berbagai alternative program

Budgeting:

Mencari pemasukan dana untuk pelaksanaan implementasi keperawatan komunitas


Kompetensi : Merancang Impelementasi Keperawatan Komunitas
(Kompetensi 4)

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapakan.

Tujuan dari implementasi keperawatan adalah untuk membantu klien dalam


mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

Implementasi ini merupakan fase kerja dalam rangka mencapai tujuan, yang
meliputi :

◦ Mengorganisasikan

◦ Mendelegasikan

◦ Mengelola kerja pada setiap tahap tindakan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan

Kegiatan-kegiatan dalam implementasi antara lain:

1. Promotif
A. Pelatihan kader kesehatan
B. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
C. Standarisasi nutrisi yang baik
D. Penyediaan perumahan
E. Konseling perkawinan
F. Pendidikan seks, masalah genetik
G. Pemeriksaan kesehatan scr berkala
H. Preventif
i. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
ii. Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
iii. Pemberian nutrisi khusus
iv. Pengamanan/penyimpanan barang, bahan berbahaya
v. Pemeriksaan kesehatan scr berkala
vi. Imunisasi khusus pd kelompok khusus
vii. Personal hygiene & environment
viii. Menghindari dari sumber alergi
ix. Dll
x. Pelayanan Kesehatan Langsung
a. Pelayanan kesehatan di posyandu: balita, lansia, dll
b. Home care
c. Rujukan
d. Pembinaan pd kelompok2 di masy
e. Dll

Implementasi dikatakan berhasil jika mengikuti strategi pencegahan cara hidup;

1. Meningkatkan perilaku sehat


2. Pencegahan penyakit kronis
3. Pencegahan penyakit infeksi
4. Adanya partisipasi dari masyarakat
5. Pencegahan injury dan disability
6. Fokus pada program kesehatan komunitas
7. Strategi yang digunakan
— Organisasi komunitas

— Partnership model

— Profesional model
Kompetensi : Merancang Evaluasi Keperawatan Komunitas (Kompetensi
5)

Pengertian

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang


menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat
untuk memonitor ‘kealpaan’ yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

Meskipun tahap evalusi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi


merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan
data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah dikumpulkan
sudah mencukupi dan apakh perilaku yang diobservasi sudah sesuai. Diagnose juga
perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya

Tujuan evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemempuan klien dalam mencapai tujuan. Hal
ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat
mengambil keputusan:

1. Mengakhiri rencana tindakan : klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan


2. Memodifikasi rencana tindakan : klien mengalami kesulitan dalam mencapai
tujuan
3. Meneruskan rencana tindakan : klien memerlukan waktu yang lama untuk
mencapai tujuan

TahapEvaluasi:

1. Perkembangan masalah kesehatan yang telah ditemukan


2. Pencapaian tujuan keperawatan (terutama jangka pendek)
3. Efektifitas & efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilaksanakan
4. Rencana tindak lanjut

MacamEvaluasi:

1. Formatif (Proses)
Focus tipe evaluasi ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
pelayanan tindakan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan terhadap
tindakan.

Evaluasi formatif terus menerus dilakukan sampai tujuan tercapai. Metode


pengumpulan data dalam evaluasi formatif ini terdiri dari analisa rencana tindakan
keperawatan, tertemuan kelompok, interview dan observasi dengan klien dan
menggunakan form evaluasi. System penulisan bisa menggunakan system SOAP atau
model dokumentasi lain

2. Sumatif (Hasil)
Focus evaluasi Hasil adaalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada
akhir tindakan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan
keperawatan secara paripurna.
Sumatif evaluasi adalah obyektif, fleksibel dan efisien. Adapaun metode pelaksanaan
evaluasi sumatif terdiri dari interview akhir pelayanan, pertemuan akhir pelayanan,
dan pertanyaan kelapa klien langsung dan keluarga. Meskipun informasi pada tahap
ini tidak secara langsung berpengaruh terhadap klien yang dievsaluasi, sumatif
evaluasi bisa menjdai suatu metode dalam memonitor kualitas dan efisiensi tindakan
yang telah diberikan.

Fokus evaluasi

1. Relevansi; apakah program diperlukan (Yang ada / yang baru )


2. Perkembangan dan kemajuan
 Apakah yang dilaksanakan sesuai dengan rencana?
 Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta?
 Bagaimana biaya yg sdh dikeluarkan dpt mencapai tujuan?
 Apa keuntungan program?
 Apakah dampak jangka panjang?
 Apakah ada perubahan? (perilaku dalam mgg/bln/th)
 Apakah status kesehatan meningkat?
3. Efisiensi biaya:
4. Dampak

Tingkat evaluasi

1. Staff
 Apakah tujuan tercapai?
 Apakah instrumen berguna
 Apakah strategi/ aktivitas berguna
 Apakah mereka belajar melaui proses itu?
 Masukan / pelajaran yang berguna
 Dimana saja dapat dicapai?
 Untungnya apa?
 Apakah mereka belajar penyebab masalah?
 Apakah mereka berpartisipasi?
 Apakah mereka berpartisipasi pada masa yang akan datang?
2. Pekerja sosial masyarakat (kader)
3. Masyarakat

KUESIONER

Kuesioner adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Kuesioner biasanya berupa pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden
untuk dijawab.
Berikut ini langkah-langkah yang digunakan untuk merancang sebuah kuesioner:

1. Menentukan persoalan apa yang ingin diidentifikasi


2. Desain kuesioner harus bisa menjembatani antara peneliti dengan
respondennya. Dalam kata lain, bahasa yang digunakan harus disesuaikan
dengan responden yang akan diteliti.

Tahap-tahap yang dilakukan pada saat membuat kuesioner dibagi menjadi dua, yaitu

1. Tahap formulir
Tahap ini biasanya berisi variable non laten atau variable yang langsung bisa
diidentifikasi.

 Jumlah pertanyaan secukupnya, memperhitungkan waktu pengisiannya


 Biasanya berisi: Nama, jenis kelamin, usia, tinggi, dll
1. Tahap Instrument
Tahap instrument berisi variable laten atau variable yang tidak bisa langsung
diidentifikasi.

 Pertanyaan disesuaikan dengan data yang diperlukan


 Pertanyaan yang umum sebaiknya diletakkan di depan, pertanyaan yang
khusus di belakang.
 Desain pertanyaan dibuat sesingkat mungkin

Tipe pertanyaan:

1. Terbuka
Pertanyaan yang bersifat terbuka, jika responden bisa memberikan opininya dalam
menjawab pertanyaan

1. Tertutup
Pertanyaan yang bersifat tertutup, biasanya berupa check point atau sudah ada
jawabanya
Setelah pertanyaan selesai dibuat, maka tahap selanjutnya adalah menyebarkan
kuesioner ke responden yang akan diamati. Sebuah kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaannya mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah hasil dari
kuesioner yang valid, jika mampu memberikan hasil yang konsisten.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan


Praktik/Nursalam. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika

Smith, Claudia and Maurer, Frances. 1995. Community Health Nursing : theory and
practice. USA : W.B Saunders Company

Anderson, Elizabeth T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas : teori dan


praktek. Edisi 3. Jakarta : EGC

Stanhope, Marcia and Knollmueller RN. 1990. Buku Saku Keperawatan Komunitas
dan Kesehatan Rumah. Perangkat Pengkajian, Intervensi dan Penyuluhan.
Jakarta : EGC

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2.


Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC

Posted in Askep Komunitas 2 | Leave a comment

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Posted on December 3, 2012by samoke2012
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. A. Konsep Komunitas dan Kesehatan Masyarakat


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest
yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2007).

Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling


bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan


gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara
komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif
masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan
yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan


masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh
karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan
membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri,
hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat
kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek
dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam
menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama
diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status
kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

1. B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual
secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan


kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan
sehari-hari (Efendi, 2009).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,


keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang,
tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).

Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa


keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health)
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
proses keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak,
2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,


yaitu:

1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara
manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

1. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

1. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

1. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

1. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak,
2005).

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek


keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi
individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).

1. Individu sebagai klien


2. Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi,
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien
(Riyadi, 2007).
3. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia
dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa
aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,
2007).

1. Masyarakat sebagai klien


Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu
yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi,
2007).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam


perawatan kesehatan masyarakat adalah :

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang


berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,
pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang
kesehatan (Mubarak, 2005).

1. Proses kelompok (Group Process)


Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan
upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan
sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan
masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).

1. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)


Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat


digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada.
Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam
mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk
mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).

1. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada
masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada


masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok


khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :

1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

1. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia
dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa
aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

1. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan.

1. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai
satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.

1. PERAN PERAWAT KOMUNITAS (PROVIDER OF NURSING CARE)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah :

1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)


Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.

1. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)


Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti
yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik
dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan
dukungan emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase
pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan
kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran
dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

1. Sebagai Panutan (Role Model)


Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

1. Sebagai pembela (Client Advocate)


Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada
tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial
yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak
klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan
dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien,
harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

1. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
1. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain
dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan
kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang
lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

1. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)


Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada
klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

1. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)


Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah
kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan
melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

1. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)


Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan
dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak
profesional (Mubarak, 2005).

1. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and


Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah
atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem.
Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan


menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan
dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

1. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care


Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat
yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah
kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau
pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran
perawat komunitas.

1. KONSEP MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS


A. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala
sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara
langsung maupun tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan
maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009).

Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang


mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannyauntuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005),
lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi,
2009).

Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan


lingkungan yang optimal sehingga mempengaruhi dampak positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Efendi, 1998).

Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan


Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas
sektoral di bidang sanitasi. Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri
Kesehatan RI pada Agustus 2008.
Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah
menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan
pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:

1. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.


2. Mencuci tangan pakai sabun.
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman.
4. Mengelola sampah dengan benar.
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai
berikut:

1. Penyediaan air minum


2. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vector
5. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi
(wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat delapan
ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:

1. Penyehatan air dan udara


2. Pengamanan limbah padat atau sampah
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana
1. Perilaku Masyarakat
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling
berinteraksi (Wawan, 2010).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan
serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus
atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan,
persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice).
Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit
dan penyakit, sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan,
2010).

Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori


(Wawan, 2010), yaitu:

1. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar


2. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi
kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja
atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010).

1. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


A. 1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan
masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:


1. Sanders Interactional Framework
Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga dikenal
sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:

1) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)

2) Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)

3) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)

1. Kliens interactional framework


1) Masyarakat sebagai system social

a) Pola komunikasi

b) Pengambilan keputusan

c) Hubungan dengan system lain

d) Batas wilayah

2) Penduduk dan lingkungannya

a) Karakter penduduk (demografi)

b) Faktor lingkungan, biologi dan social

c) Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)

1. Community assessment wheel (community as client model)


Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti
dari masyarakat itu sendiri (community core)

1) Community core (data inti)

Aspek yang dikaji:

a) Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas


b) Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan

c) Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan

d) Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama

2) Phisical environment pada komunitas

Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan dilakukan dengan


metode winshield survey atau survey dgn mengelilingi wilayah komunitas

3) Pelayanan kesehatan dan social

Pelayanan kesehatan :

a) Hospital

b) Praktik swasta

c) Puskesmas

d) Rumah perawatan

e) Pelayanan kesehatan khusus

f) Perawatan di rumah

g) Counseling support services

h) Pelayanan khusus (social worker)

Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata:

a) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)

b) Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)

c) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana transportasi)


d) statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan

e) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan

4) Ekonomi

Aspek/komponen yang perlu dikaji:

a) Karakteristik pendapatan keluarga/RT

@ rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga

% pendapatan kelas bawah

% keluarga mendapat bantuan social

% keluarga dengan kepala keluarga wanita

@rata-2 pendapatan perorangan

b) Karakteristik pekerjaan

@ status ketergantungan

JUmlah populasi secara umum (umur > 18 th)

% yg menganggur

% yg bekerja

% yg menganggur terselubung

Jumlah kelompok khusus

@ kategori yang bekerja, jml dan %

5) Keamanan transportasi
a) Keamanan

- Protection service

- Kwalitas udara, air bersih

b) Transportasi (milik pribadi/umum)

6) Politik & Government

- Jenjang pemerintahan

- Kebijakan Dep.Kes

7) Komunikasi

- Formal

- In formal

8) Pendidikan

a) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)

b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas

9) Recreation

Menyangkut tempat rekreasi

Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi)


Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang
pengkajian komunitas

1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak,
2005).

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab
antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan
ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh
pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat
dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

2) Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,


psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat
dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

3) Pemeriksaan fisik

Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang


diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang
dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara
Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).

1. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data

2) Penghitungan prosentase cakupan

3) Tabulasi data
4) Interpretasi data

1. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).

1. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan
intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005)

1. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak,
2005):

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumberdaya masyarakat

6) Aspek politis

Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988)
mempunyai kriteria penapisan, antara lain:

1) Sesuai dengan peran perawat komunitas

2) Jumlah yang beresiko


3) Besarnya resiko

4) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

5) Minat masyarakat

6) Kemungkinan untuk diatasi

7) Sesuai dengan program pemerintah

8) Sumber daya tempat

9) Sumber daya waktu

10) Sumber daya dana

11) Sumber daya peralatan

12) Sumber daya manusia

1. 2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan
masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi
(Mubarak, 2009).

1. 3. Rencana Asuhan Keperawatan


Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak,
2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan
yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan
yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak,
2009).

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara


lain sebagai berikut:

1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan


2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
1. 4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan
pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip
yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas adalah:

1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK)
dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)

1. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi,
tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas
kemitraan (Mubarak, 2009).

1. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang
telah disusun (Mubarak, 2009).
1. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak,
2009).

1. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program
kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).

1. 5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat
komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi,
1998:

1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah


ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap

Anda mungkin juga menyukai