Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari program kesehatan dan
merupakan titik pusat sumber daya manusia mengingat pengaruhnya terhadap setiap
orang dan mencakup banyak aspek kehidupan sejak dalam kandungan sampai pada
kematian.
Pelayanan Keluarga Berencana perlu mendapatkan perhatian yang serius,
karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan
dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya
paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari
pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang
terfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi, maka pelayanan KB harus
menjadi lebih berkualitaas serta memperhatikan hak – hak dari klien dalam memilih
metode kontrasepsi yang diinginkan. (Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi,
2003)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan Akseptor baru KB
suntik 3 bulanan.
2. Tujuan Khusus
 Melaksanakan pengkajian pada Ny. “N“ meliputi data subyektif dan
obyektif.
 Menegakkan diagnosa kebidanan dan menidentifikasi masalah
kebidanan berdasarkan data subyektif dan obyektif.
 Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa
kebidanan dan masalah yang ada.
 Melaksanakan implementasi dari rencana yang telah disusun.
 Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
3. Metode Penulisan
Data dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini didapatkan dengan cara :
 Studi Kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku – buku referensi yang
berhubungan dengan masalah yang ditulis. Tujuannya agar
mendapatkan data dasar yang teoritis dan bersifat ilmiah.
 Observasi
Dengan pengamatan secara langsung meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.
 Wawancara
Mengadakan Tanya jawab secara langsung kepada klien, keluarga
atau tenaga kesehatan tentang hal – hal yang berhubungan dengan
kesehatan atau keadaan klien. Tujuannya adalah untuk memperoleh
data secara langsung dari sumber data.
 Mempelajari Kasus
Dengan melihat rekam medis klien terhadap program pengobatan
melalui catatan medik.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep KB
1. PengertianKB
 Secara Umum
Suatu usaha mengatur banyaknya kelahiran sedemikian rupa,
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayahnya serta keluarga
dan masyarakat yang bersangkutan tidak menimbulkan kerugaian
sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
 KB Secara Khusus
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pembuahan
atau mencegah pertemuan antara sel mani dan ovarium.(Manuaba ,
1998)
2. Jenis Suntikan KB
 Upyhon Company ( 1958 )
a) Depo provera yang mengandung medoxy progesterone asetat
150mg
b) Cyclofem yang mengandung medoxy progesterone asetat 50
mg dan komponen estrogen.(Manuaba, 1998)
 Schering AG ( 1957 )
a) Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah
o 25 mg dan 5 mg estradiol spionat. Diberikan injeksi IM sebulan
sekali ( cyclofem ).
o 50 mg norition enantat dan 5 mg estradiol valerat. Diberikan
secara IM sebulan sekali.
b) Suntikan Progestin
o Depo medioksiprogesteron asetat (DMPA); Depo provera
injeksi secara IM tiap 3 bulan sekali, mengandung 150 mg
DMPA
o Depo noretisteran enantat ( Depo Noristerat ); mengandung 200
mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan sekali untuk
suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan kelima
dan suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan
kelima dan selanjutnya berinterval 3 bulan.
B. Kontrasepsi Depoprogestin
1. Pengertian
Suatu sintesa progesteron yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari
tubuh wanita.
2. Mekanisme Kerja
 Menghambat sekresi hormon – hormon gonadatropin terutam LN
sehingga mencegah ovulasi.
 Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier
terhadap sperma.
 Membuat endometrium menjadi kurang baik / layak untuk implantasi
dari ovum yang telah dibuahi.
 Mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tubafalopi.
3. Efektifitas
Kontrasepsi tersebut memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per
100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
4. Keuntungan
 Sangat efektif.
 Pencegahan kehamilan jangka panjang.
 Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
 Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
 Sedikit efek samping.
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
 Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause.
 Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektropik.
 Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
 Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
 Menurunkan krisis anemia bulan sabit ( sickle cell )
5. Keterbatasan
 Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
a) Siklus haid yang memendek atau memanjang.
b) Perdarahan yang banyak atau sedikit.
c) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak ( spotting ).
d) Tidak haid sama sekali
 Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
(harus kembali untuk suntikan).
 Tidak dapat dihentikan sewaktu–waktu sebelum suntikan berikut.
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B atau virus HIV.
 Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan :
a) Kekeringan pada vagina
b) Gangguan emosi (jarang terjadi).
c) Perubahan pada lipit serum.
Nervositas, jerawat.
d)
e) Menurunkan libido.
f) Menurunkan kepadatan tulang.
g) Sakit kepala.
6. Efek Samping dan cara penanganan
 Gangguan Haid.
a) Gejala dan keluhan : amenorhea, spoting,
metrorrhagia, Menorrhagia
b) Penanggulangan
 Konseling è akibat pengaruh
hormonat tidak berlangsung lama
 Bila ingin haid beri pil KB hari 1 – 11,
3 tablet per hari, selanjutnya 1 tablet
per hari selama 5 hari.
 Depresi ( Jarang terjadi )
Gejala dan keluhan : lesu, tidak semangat dalam
bekerja.
a) Penanggulangan :
 Konseling è hindari perasaan bersalah.
 Pengobatan è terapi psikologis, vitamin.
 Keputihan
a. Gejala dan keluhan : flour albus yang berlebihan, gangguan rasa
nyaman, tidak berbahaya kecuali ada bau, panas dan gatal.
b. Penanggulangan :
Ø Konseling è cari penyebab.
Ø Pengobatan è konsulasi medis, terapi.
4. Jerawat
a. Gejala : timbul jerawat di wajah / badan, dapat infeksiataupun tidak.
b. Penanggulangan :
Ø konseling dan vitamin E dosis tinggi
5. Perubahan Libido
a. Gejala : meningkat dan menurunkan libido bersifat dan sulit dinilai
b. Penanggulangan :
Ø Pengobatan medis tidak dianjurkan.
6. Perubahan Berat Badan
a. Gejala dan keluhan : berat badan bertambah setelah pemakaian
b. KB karena sifat hormone resisten
7. Hematomae
a. Gejala dan keluhan : warna biru dan nyeri akibat suntikan
b. Penanggulangan :
Ø Konseling : mungkin bisa terjadi.
Ø Pengobatan : kompres dingin selama 2 hari, kemudian kompres panas
sampai warna kembali normal.
7. Indikasi KB Suntik Depoprogestin
1. Usia reproduksi.
2. Nulipara dan telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas
tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah abortus atau keguguran.
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok.
9. Tekanan Darah < 180 / 110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
10. Menggunakan obat untuk epilepsy atau obat tuberkulosis
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
13. Anemia defisiensi besi.
14. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.

8. Kontra Indikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil.
2. Perdarahan pervoginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5. Diabetes Melitus disertai komplikasi.

9. Waktu dan menggunakan


1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
menggantikan dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan
kontrsepsi hormonal sebelumnya secara benar dan ibu tersebut tidak hamil,
suntikan pertama dapat diberikan tidak menunggu sampai haid berikutnya
datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi jenis lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi
yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang
sebelumnya.
6. Ibu yang ingin menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi
hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal ibu tidak hamil, dan
pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik
setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan
pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid atau
dapat diberikan setiap saat setelah hari ke 7 siklus haid, asal saja yakin ibu
tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama
dapat diberikan setiap saat asal ibu tidak hamil, dan selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

10. Teknik Penyuntikan


1. Injeksi dalampada musculus gluteus maximus atau musculus gleteur
deltoideus.
2. Tidak melakukan masase agar tidak mengurangi keefektifan obat.
2.3 Konsep Manajemen Varney
1. Pengkajian
1. Biodata
a. Nama ibu / suami : untuk mengetahui identitas,
mengenal/memanggil penderita agar tidak keliru dengan penderita –
penderita lain serta untuk menjaga keakraban.
b. Umur : untuk mengetahui keadaan ibu apakah termasuk primi
biasa atau primi para tua, deteksi resiko kehamilan.
c. Agama : untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama
yang dianutnya dan mengenali hal – hal yang berkaitan dengan masalah
asuhan yang diberikan.
d. Suku bangsa : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan
menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien/tidak.
f. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan.
g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan
mengetahui pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai
apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya.
i. Alasan datang : mengetahui alasan klien mengapa datang ke
klinik dan mengetahui bagaimana kondisi saat klien pertama datang.
j. Riwayat Haid : untuk mengetahui apakah haidnya
berjalan normal atau tidak, dan mengetahui keadaan alat kelamin dalam
apakah normal atau tidak.
k. Riwayat kesehatan yang lalu : untuk mengetahui penyakit yang pernah
diderita ibu sebelumnya apakah merupakan kontraindikasi kontrasepsi suntik
atau tidak.
l. Riwayat kesehatan keluarga : untuk mengetahui apakah dalam
keluarga ada yang menderita penyakit menular atau tidak, adakah penyakit
keturunan yang dapat mempengaruhi efektifitas kontrasepsi.
m. Riwayat pernikahan :untuk mengetahui keadaan kelamin dalam ibu dan
mengetahui berapa lama ibu menikah.
n. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :Untuk mengetahui
apakah kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu berjalan normal atau
adakah komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
o. Riwayat KB : untuk mengetahui adanya keluhan selama ibu
menjadi akseptor KB dan berapa lama ibu menjadi akseptor Kb.
p. Pola kebiasaan di rumah : untuk mengetahui bagaimana kebiasaan ibu
di rumah yang dapat mempengaruhi efektifitas dari kontrasepsi.
2. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan ibu secara keseluruhan.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : untuk mengetahui apakah rambut ibu tampak bersih atau
kotor, ada kutu atau tidak.
b. Kepala : untuk mengetahui kebersihan, bentuk, adakah benjolan
yang abnormal atau tidak.
c. Mata : untuk mengetahui apakah konjungtiva anemis, ikterus
pada sclera.
d. Telinga : untuk mengetahui kebersihan atau ada pengeluaran secret
dan bentuk kesimetrisannya.
e. Mulut : untuk mengetahui apakah mukosa bibir kering dan adakah
stromatitis.
f. Leher : untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan
vena jugularis.
g. Perut : untuk mengetahui apakah ada pembesaran abnormal.
h. Ekstermitas : untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak
(polidaktil atau sindaktil), adanya oedema, adakah varices.
i. Integumen : untuk mengetahui kebersihan.

2. Identifikasi Diagnosa/Masalah
Diagnosa : Ny. “....“ P...... Ab....... dengan akseptor baru KB Suntik 3 bulanan,
diperoleh dengan didasarkan pada :
1. Data subyektif
2. Data Obyektif
3. Identifikasi Masalah Potensial
Masalah potensial yang mungkin terjadi pada kontrasepsi KB Suntik yaitu efek
samping yang ditimbulkan dan keluhan dari pasien.
4. Identifikasi KebutuhanSegera
Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah
potensial yang terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya).
5. Intervensi
DX : Ny. “....“ P...... Ab....... dengan akseptor baru KB
Suntik 3 bulanan g
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan
ibu mendapatkan pelayanan KB suntik 3 bulanan sesuai dengan
yang diinginkan ibu
Kriteria hasil : Ibu dapat menggunakan KB suntik 3 bulanan dan
program KB yang ibu gunakan berhasilsesuai dengan tujuan
Intervensi
1. Nilai kembali status kesehatan klien
R/ Status kesehatan sangat menentukan ketepatan akan tindakan yang dilakukan.
2. Kaji keluhan – keluhan subyektif ibu.
R/ Keluhan yang diungkapkan dapat menjadi parameter untuk menetukan apakah
tindakan boleh dilakukan atau tidak.
3. Bina hubungan baik dengan ibu.
R/ Persiapan yang baik akan mendukung keberhasilan tindakan yang akan
dilakukan.
4. Siapkan spuit 3 cc, vial Depoprogestin dan kocok sehingga endapan
bercampur.
R/ Menempatkan kadar homogen sehingga kadar maksimal.
5. Siapkan ruangan tertutup dan klien.
R/ Ruangan yang aman dan nyaman akan mempermudah prosedur kerja dan
privasi klien dapat terjaga.
6. Lakukan penyuntikkan secara IM sesuai prosedur.
R/ Tindakan sesuai prosedur akan menekan / mengurangi terjadinya komplikasi.
7. Buang alat – alat dan sampah ke tempat yang disediakan
R/ Menjaga kebersihan dan kerapian.
8. Beritahu klien untuk segera datang ke tenaga kesehatan apabila dirasakan
ada keluhan.
R/ Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari timbulnya komplikasi
yang berlanjut.
9. Beritahu klien tanggal kembali untuk suntik ulang dan catat di kartu KB klien.
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan atau kelainan yang
mungkin terjadi.
10. Ingatkan klien agar kembali tepat waktu untuk suntik ulang.
R/ Untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
11. Berikan kartu akseptor KB dan minta klien untuk membawanya lagi saat suntik
ulang.
R/ Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan petunjuk penyuntikan
berikutnya
6. Implementasi
Pada langkah ini bidan memberikan intervensi langsung baik mandiri maupun
kolaborasi :
1. Melihat kartu KB ibu untuk mengetahui jenis KB suntik apa yang dipakai,
dan tanggal, waktu untuk kembali suntik. Kaji BB dan TD ibu.
2. Menanyakan pada ibu apakah selama menggunakan KB suntik, ibu
merasa ada keluhan atau tidak.
3. Sapa ibu dengan ramah dan beritahu ibu keadaannya cukup baik untuk
dilakukan suntik KB ulangan.
4. Mengkocok vial Depoprogestin, disinfeksi tutup vial dengan kapas alkohol,
masukkan larutan Depoprogestin dalam spuit 3 cc, pastikan tidak ada
gelembung udara dalam tabung spuit.
5. Membeeritahu ibu untuk berbaring telungkup pada tempat tidur periksa,
tutup tirai supaya ibu merassa nyaman dan terlindungi privasinya.
6. Mendisinfeksi daerah pantat klien (1/3 sias) dengan kapas alkohol.
Suntikkan secara IM dengan sudut 90 0, lakukan aspirasi, semprotkan atau
suntikkan DMPA secara perlahan – lahan, fiksasi dengan kapas alkohol
kemudian keluarkan jarumnya.
7. Membuang alat – alat ke tempat yang telah disediakan.
8. Setelah selesai beritahu ibu untuk segera kembali bila ibu merasakan
keluhan seperti pusing atau lainnya ke tenaga kesehatan.
9. Mengecek kembali kartu KB ibu, pastikan tanggal ibu kembali untuk suntik
ulang.
10. Mengingatkan ibu untuk kembali pada tanggal yang telah ditetapkan untuk
suntik ulang dan anjurkan ibu agar tidak terlambat untuk suntik.
11. Memberi kembali kartu KB pada ibu dan ingatkan ibu untuk membawa
kembali kartunya bila waktu suntik tiba.
7. Evaluasi
Pada langkah ini bidan menilai kembali dari seluruh asuhan yang telah diberikan

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
Tanggal :18 Oktober 2011
Jam :10.00 WIB
No. Register : 216606
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny. ”N” Nama suami : Tn”K”
Umur : 21 tahun Umur : 22 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan :-
Alamat : Alamat :
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Lama haid : 6- 7 hari
Siklus Haid : 28 hari
Flour Albus : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
HPHT : 17 Oktober 2011
5. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1x
Lama Nikah : 1,5 tahun
Umur pertama kali nikah : 19 tahun
Jumlah Anak :1
6. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu dalam keadaan sehat, tidak sedang menderita penyakit yang merupakan
kontraindikasi kontrasepsi suntik, seperti : penyakit jantung dan kencing manis.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari keluarga ibu dan suami tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti asma, jantung, darah tinggi, dan tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti hepatitis,malaria, TBC atau penyakit
menular lainnya.
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
Ø Kehamilan cukup bulan (9 bulan) periksa kehamilan 5x di BPS, suntik
TT 2x, selama hamil tidak ada kelainan/keluhan.
Ø Persalinan dilakukan di rumah bidan dan ditolong oleh dokter. Lahir SC.
Ibu melahirkan bayi laki- laki dengan BB lahir 3000 gr (sekarang
umur 2 bulan).
Ø Nifas ibu berjalan normal, bayi dan ibu dalam kondisi sehat, ibu
memberi ASI sendiri kepada bayinya sampai sekarang.
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun.
10. Pola Kebiasaan Sehari – hari
POLA Keiasaan
Nutrisi Ibu makan 3x sehari dengan porsi sedikit, terdiri dari
nasi, sayur, lauk, kadang-kadang disertai buah dan
minum air putih 6-7 gelas / hari
Eliminasi BAB teratur tiap hari (1x tiap pagi) konsistensi lunak
BAK 5x sehari, tidak ada keluhan
Istirahat Ibu tidak bekerja, tidur siang ± 2 jam/hari, jam 13.00-
15.00 WIB dan tidur malam ± 7-8 jam/hari, jam 21.00-
04.00 WIB
Personal Ibu mandi 2x sehari, memakai sabun, gosok gigi 2x
Hygiene sehari, ganti baju dan celana dalam tiap habis
mandi,keramas 3x seminggu..
Aktifitas Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga di
rumahnya seperti mencuci, memasak, membersihkan
rumah
Kebiasaan Ibu tidak merokok atau minum minuman beralkohol,
bila sakit ibu pergi ke Balai Pengobatan atau
Puskesmas
Rekreasi Waktu luang ibu digunakan untuk menonton TV dan
jalan – jalan bersama suami dan anaknya.

11. Data psiko sosial


Ø Psikologis
Respon Ibu dan keluarga terhadap metode KB yang digunakan sangat
mendukung ibu ikut KB suntik 3 bulanan.
Ø Sosial
¨ Ibu tinggal serumah dengan suami dan anaknya
¨ Ibu mengatakan hubungan diantara mereka rukun dan harmonis
¨ Ibu berkomunikasi bersama dengan keluarga menggunakan
bahasa jawa
12. Data sosial budaya
Ibu mengatakan dalam keluarganya masih melaksanakan upacara kehamilannya,
namun keluarga tidak ada yang melarang ibu untuk makan makanan tertentu
selama hamil dan di keluarga tidak percaya dengan tahayul.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum :
Ø Keadaan Umum : Baik
Ø Kesadaran : Composmentis.
Ø Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Ø Nadi : 80 x/menit
Ø Berat Badan : 48,5 kg
Ø Respirasi Rate : 20 x/ menit
2. Pemeriksaan Fisik :
¨ Inspeksi :
Ø Rambut : Bersih, hitam dan lurus.
Ø Kepala : Bersih, tidak tampak benjolan
abnormal.
Ø Wajah : Tidak pucat, tidak oedem
Ø Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterus.
Ø Telinga : simetris, bersih, tidak ada
pengeluaransekret.
Ø Mulut : Mukosa bibir tidak kering, tidak
adaStomatitis, gigi tidak caries.
Ø Leher : tidak tampak pembesaran tyroid,
venaJugularis dan kelenjar limfe
Ø Payudara : Simetris
Ø Abdomen : bersih, tidak tampak pembesaran
abnormal, tidak ada luka bekas operasi.
Ø Ekstermitas : Atas dan bawah normal, tidak ada
kelainan.
Ø Integumen : bersih
¨ Palpasi :
Ø Leher : Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan pembesaran kelenjar limfe
Ø Payudara : lembek, tidak ada benjolan
abnormal, tidak ada nyeri tekan.
Ø Perut : tidak ada pembesaran uterus, dan
tidak ada nyeri tekan.
3.2 Identifikasi Diagnosa/Masalah
Dx : Ny. “N” P1001 Ab000 Akseptor Baru KB suntik 3 bulanan
DS : Ibu mengatakan ingin mendapatkan pelayanan KB suntik 3 bulanan
DO :
¨ Keadaaan Umum : Baik
¨ Tekanan Darah : 130/90 mmHg
¨ Berat Badan : 48,5 kg
¨ Nadi : 80 x/menit
¨ Respirasi Rate : 20 x/menit
3.3 Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Tidak ada
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak Ada
3.5 Intervensi
Dx : Ny. “N“ P1001 Ab000 Akseptor baru KB suntik 3
bulanan
Tujuan : Ibu mendapatkan pelayanan KB Suntik 3 bulanan
Kriteria Hasil :
¨ Ibu mendapat pelayanan suntik KB Suntik 3 bulanan sesuai keinginan ibu
¨ Ibu mengetahui kapan suntik ulang.
1. Nilai kembali status kesehatan klien
R/ Status kesehatan sangat menentukan ketepatan akan tindakan yang dilakukan.
2. Kaji keluhan – keluhan subyektif ibu.
R/ Keluhan yang diungkapkan dapat menjadi parameter untuk menetukan apakah
tindakan boleh dilakukan atau tidak.
3. Bina hubungan baik dengan ibu.
R/ Persiapan yang baik akan mendukung keberhasilan tindakan yang akan
dilakukan.
4. Siapkan spuit 3 cc, vial Depoprogestin dan kocok sehingga endapan
bercampur.
R/ Menempatkan kadar homogen sehingga kadar maksimal.
5. Siapkan ruangan tertutup dan klien.
R/ Ruangan yang aman dan nyaman akan mempermudah prosedur kerja dan
privasi klien dapat terjaga.

6. Lakukan penyuntikkan secara IM sesuai prosedur.


R/ Tindakan sesuai prosedur akan menekan / mengurangi terjadinya komplikasi.
7. Buang alat – alat dan sampah ke tempat yang disediakan
R/ Menjaga kebersihan, kerapian serta kontaminasi kuman.
8. Beritahu klien untuk segera datang ke tenaga kesehatan apabila dirasakan
ada keluhan.
R/ Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari timbulnya komplikasi yang
berlanjut.
9. Beritahu klien tanggal kembali untuk suntik ulang dan catat di kartu KB klien.
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan atau kelainan yang mungkin
terjadi.
10. Ingatkan klien agar kembali tepat waktu untuk suntik ulang.
R/ Untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
11. Berikan kartu akseptor KB dan minta klien untuk membawanya lagi saat suntik
ulang.
R/ Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan petunjuk penyuntikan
berikutnya
3.6 Implementasi
1. Mengkaji berat badan dan tekanan darah
- BB 48,5 kg
- TD 130/90 mmHg
2. Menyapa ibu dengan ramah dan beritahu ibu keadaannya cukup baik untuk
dilakukan suntik KB.
3. Kocok vial KB suntik 3 bulanan, disinfeksi tutup vial dengan kapas alkohol,
masukkan larutan KB suntik dalam spuit 3 cc, pastikan tidak ada gelembung udara
dalam tabung spuit.
4. Beritahu ibu untuk berbaring telungkup pada tempat tidur periksa, tutup tirai
supaya ibu merassa nyaman dan terlindungi privasinya.
5. Mendisinfeksi daerah pantat klien (1/3 sias) dengan kapas alkohol. Suntikkan
secara IM dengan sudut 90 0, lakukan aspirasi, semprotkan atau suntikkan DMPA
secara perlahan – lahan, fiksasi dengan kapas alkohol kemudian keluarkan jarumnya.
6. Membuang spuit dan jarum bekas pakai ke sampah medis yang telah
disediakan.
7. Setelah selesai penyuntikan beritahu ibu untuk segera kembali bila ibu
merasakan keluhan seperti pusing atau lainnya ke tenaga kesehatan.
8. Melihat kembali kartu KB ibu, pastikan tanggal ibu kembali untuk suntik ulang.
(tanggal 10 Januari 2012).
9. Mengingatkan ibu untuk kembali pada tanggal 10 Januari 2012 untuk suntik
ulang dan anjurkan ibu agar tidak terlambat untuk suntik.
10. Memberi kembali kartu KB pada ibu dan ingatkan ibu untuk membawa kembali
kartunya bila waktu suntik tiba.
3.7 Evaluasi
Tanggal 18 oktober 2011
Jam 10.20 WIB
1. Ibu mengatakan telah disuntik KB 3 bulanan
2. Ibu akan kembali suntik ulang tanggal 10 januari 2011
3. Ibu mengatakan bila ada keluhan akan segera memeriksakan diri keTenaga
kesehatan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat
sementara atau permanent. Kontrasepsi suntik di Indonesia merupakan salah satu
kontrasepsi yang popular. Jenis suntikan progestin adalah Depo medioksiprogesteron
asetat (DMPA) injeksi secara IM tiap 3 bulan sekali, mengandung 150 mg DMPA.
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. “N“ P1001 Ab000 dengan Akseptor baru KB
suntik 3 bulanan, penulis menyimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus di
lapangan baik dalam pengkajian, pemeriksaan maupun konseling sehingga Asuhan
Kebidanan yang diberikan baik secara mandiri maupun kolaborasi bisa membawa klien
pada kenyamanan dan kepuasan klien.
4.2 Saran
1. Bagi petugas kesehatan :
Ø Diharapkan dalam memberikan asuhan / pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan klien.
Ø Diharapkan petugas mempunyai pengetahuan dan kemampuan serta
ketrampilan dalam melakukan tindakan asuhan kebidanan pada klien.
Ø Memberi waktu kepada klien dan keluarga untuk bertanya serta memberikan
keterangan dan informasi yang jelas dan tepat.
2. Bagi Keluarga :
Ø Keluarga diharapkan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam
proses pelayanan kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan dengan baik.
Ø Melaksanakan saran dan petunjuk yang diberikan oleh petugas kesehatan.
Ø Segera datang / memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika
mengalami suatu kelainan atau ketidaknyamanan.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gede.2000. Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana. Jakarta:
EGC.
Prawirohardjo Sarwono. 2003. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal. Yayasan
Bina Pustaka.:Jakarta.
Saifuddin Bari.A. 2001.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: YBP-SP.
Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan

Anda mungkin juga menyukai