Disusun Oleh:
PENGANTAR PENELITIAN
1. Penelitian
Penelitian adalah proses menemukan solusi terhadap suatu masalah setelah melalui studi
yang menyeluruh dan menganalisis faktor yang berubah-ubah. Penelitian tidak hanya oleh
dikerjakan oleh ilmuwan di lab dengan berbagai peralatannya, namun juga dilakukan seorang
manager. Manager setiap saat melakukan beberapa kegiatan penelitian ketika di perusahaan mereka
sedang mempelajari dan menganalisis suatu masalah dalam rangka mengambil sebuah solusi yang
diwujudkan dalam sebuah keputusan atau kebijakan. Manajer membuat keputusan yang baik jika
diselidiki,
c. mengetahui jenis-jenis informasi dan cara untuk mengumpulkannya,
d. mengetahui cara menggunakan informasi yang telah dikumpulkan dan menarik kesimpulan
masalah tertentu yang dihadapi dalam pekerjaan yang membutuhkan solusi. Penelitian bisnis
dilakukan secara terorganisasi, sistematis, berdasarkan data (data-based), kritis, dan objektif. Inti
dari penelitian ini adalah memberikan informasi yang diperlukan sebagai panduan bagi manajer
untuk mengambil keputusan (berdasarkan informasi) dalam rangka memecahkan suatu masalah.
Untuk membedakan penelitian bisnis terapan dan dasar dapat dilihat dari tujuannya yang
berbeda yaitu
a. Penelitian terapan
Bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi saat ini. Contoh Apple
serta masalah yang terjadi dalam berbagai lingkungan organisasi. Contoh seorang
smartphone.
4. Manajer dan Penelitian
Seorang manajer perlu untuk memiliki pengetahuan penelitian untuk:
a. mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah kecil di tempat kerja,
b. membedakan penelitian yang baik dan yang buruk,
c. memperhatikan berbagai pengaruh dan efek dari sebuah kejadian,
d. mengetahui risiko yang terukur dari sebuah pengambilan keputusan, memahami
Hal-hal yang perlu dilakukan manajer agar dapat berinteraksi dengan peneliti seefektif
a. menyatakan secara eksplisit peran peneliti dan pihak manajemen serta harapan kedua belah
pihak,
b. menjelaskan filosofi dan sistem nilai organisasi yang relevan. Menjelaskan batasan-batasan
jika ada,
c. membangun hubungan yang baik dengan peneliti termasuk hubungan karyawan dengan
Manajer sebaiknya menggunakan peneliti internal jika masalah cukup sederhana, jika butuh
dalam waktu cepat, atau jika sistem yang luas diperlukan untuk membuat prosedur dan kebijakan
Manajer sebaiknya menggunakan peneliti eksternal jika masalah sangat rumit, ada
Perilaku etis meliputi seluruh proses penelitian yaitu pengumpulan data, analisis data,
memastikan penelitian organisasi dilakukan dengan cara yang etis dan kepentingan semua orang
terlindungi.
BAB 2
b. Rigor
Ketelitian berarti kehati-hatian, kecermatan, dan tingkat ketepatan dalam investigasi
penelitian. Diperlukan dasar teori dan metodologi yang baik sehingga jenis informasi yang
dikumpulkan benar dari sampel yang tepat dengan tingkat bias minimum dan
dalam penelitian ilmiah harus dapat diuji. Penelitian ilmiah merupakan cara untuk menguji
hipotesis dan melihat apakah data yang ada mendukung hipotesis yang dibuat.
d. Replicability
Pengulangan menunjukkan bahwa hipotesis tidak hanya bersifat kebetulan. Hasil uji
hipotesis tertentu harus terus didukung ketika jenis penelitian yang sama diulang dalam
sampel, terkait dengan apa yang benar-benar ada di alam semesta. Keyakinan (confidence)
mengacu pada kemungkinan bahwa estimasi kita tepat. Semakin besar ketepatan dan
keyakinan yang kita dapatkan dalam penelitian, semakin ilmiah penyelidikan dan semakin
berdasarkan fakta dari temuan yang berasal dari data aktual dan bukan dari nilai-nilai
(mengabaikan) faktor-faktor yang tak dapat dikelola. Sifat ekonomis dalam model
penelitian terpenuhi jika lebih sedikit jumlah variabel yang masukkan dalam penelitian.
Diperlukan pemahaman yang baik terhadap masalah dan faktor penting yang berpengaruh.
2. Tujuh Langkah Metode Hipotesis-Deduktif
a. Mengidentifikasi bidang masalah yang luas
Masalah yang bersifat luas yang menarik perhatian untuk diteliti. Misal penurunan
penjualan, gangguan produksi yang sering terjadi, dan hasil keuntungan investasi yang
sedikit.
b. Menentukan rumusan masalah
Rumusan masalah yang meliputi tujuan umum dan pertanyaan penelitian harus dibuat
untuk menemukan solusi masalah. Diperlukan informasi awal terkait faktor-faktor yang
berkaitan dengan masalah dengan cara tinjauan pustaka, bicara dengan karyawan, klien,
mengapa suatu masalah terjadi dan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Hipotesis
analisis data.
f. Analisis data
Data dianalisis untuk melihat apakah hipotesis yang dibuat memang berkaitan dengan
masalah.
g. Interpretasi data
Interpretasi dari analisis data digunakan untuk menentukan apakah hipotesis mendukung
Penalaran deduktif digunakan untuk menguji sebuah teori. Penalaran deduktif dimulai
dengan teori umum kemudian mempersempit teori ke dalam hipotesis yang dapat diuji. Penalaran
Induktif berlawanan arah dengan deduktif, yaitu dimulai dengan mengamati fenomena tertentu
Induksi dan deduksi sering digunakan secara berurutan. Induksi terjadi ketika peneliti
mengamati sesuatu dan menanyakan “mengapa hal ini bisa terjadi?” Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, peneliti dapat membuat penejlasan sementara (hipotesis). Setelah itu, deduksi digunakan
pasti atau eksak. Kesalahan terjadi karena terutama oleh keulitan dalam pengukuran dan
cara untuk mendapatkan kebenaran untuk memahami dunia dengan baiksehingga kita dapat
memprediksi dan mengendalikannya. Dunia dipandang sebagai hubungan sebab akibat. Mereka
percaya ada kebenaran di luar sana yang perlu didapatkan dengan cara dilakukan penelitian
ilmiah. Positivist percaya bahwa tujuan penelitian adalah hanya untuk menjelaskan fenomena
yang dapat diamati secara langsung dan terukur secara objektif. Bagi mereka emosi, perasaan,
Constructionist memandang bahwa dunia adalah mental atau dibangun dengan mental.
Constructionist tidak mencari kebenaran objektif, mereka memiliki tujuan untuk memahami
aturan yang orang-orang gunakan untuk memahami dunia dengan cara meneliti apa yag terjadi
d. Pragmatism
Pragmatisme merasa bahwa baik penelitian terhadap fenomena objektif yang dapat diamati dan
makna subjektif dapat menghasilkan pengetahuan yang berguna tergantung pada pertanyaan
studi. Pragmatisme berfokus pada penelitian terapan praktis di mana sudut pandang yang
berbeda pada penelitian dan subjek pada studi tersebut berguna dalam penyelesaian masalah
(bisnis). Pragmatisme melihat bahwa kebenaran itu bersifat sementara dan berubah sepanjang
Penelitian berawal dari sebuah masalah. Sebuah masalah tidak harus berarti bahwa terdapat
hal yang salah dengan situasi saat ini yang perlu segera diperbaiki. Masalah dapat juga
menunjukkan ketertarikan pada suatu isu di mana dengan menemukan jawaban yang tepat dapat
Masalah manajemen perlu disederhanakan menjadi topik yang dapat diteliti dalam studi.
Perlu diketahui perbedaan masalah dan gejala masalah agar tidak salah dalam menentukan solusi.
Topik penelitian yang dapat dilakukan penelitian bersifat spesifik dan fokus. Kita perlu
mengubah masalah yang luas menjadi topik yang dapat diteliti dengan membuatnya lebih spesifik
dan tepat, dengan memilih subjek yang dinyatakan dengan baik untuk studi, dan membuat batasan
yang jelas.
membantu mempersempit bidang masalah yang luas. Sifat informasi dapat diklasifikasikan dalam
membantu peneliti dalam menyusun penelitian yang pernah dilakukan dan membuat
penelitian menjelaskan apa yang ingin peneliti pelajari tentang suatu topik.
a. Relevan
Relevan jika hal tersebut penting dari perspektif manajerial (masalah yang muncul saat ini
dalam lingkup organisasi atau area di mana manajer percaya bahwa hal tersebut perlu
ditingkatkan dalam organisasi) dan perspektif akademik (hal-hal tentang topik yang tidak
diketahui, banyak hal tentang topik yang diketahui namun informasi tersebut tersebar dan
tidak terintegrasi, tersedia banyak penelitian pada topik tersebut namun hasil penelitian
(sebagian) bertentangan, atau hubungan yang ditemukan tidak mendukung pada situasi
tertentu)
b. Dapat dilakukan
Rumusan masalah dapat diteliti jika peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian tersebut
dalam keterbatasan proyek penelitian. Keterbatasan dapat berupa waktu dan uang,
sebelum menyajikan laporan penelitian akhir. Penting bagi peneliti untuk benar-benar
a. Judul penelitian.
b. Latar belakang studi.
c. Rumusan masalah:
1) Tujuan studi
2) Pertanyaan penelitian.
d. Cakupan studi.
e. Relevansi studi.
f. Desain penelitian, memberikan rincian tentang:
1) Jenis studi – eksploratif, deskriptif, dan/atau kausal
2) Metode pengumpulan data
3) Desain pengambilan sampel
4) Analisis data.
g. Kerangka waktu studi, termasuk informasi mengenai kapan laporan tertulis akan diserahkan
kepada sponsor.
h. Anggaran yang merinci biaya dengan keterangan poin pengeluaran yang spesifik.
i. Bibliografi yang dipilih.
5. Implikasi Manajerial
Manajer terkadang melihat gejala sebagai masalah dan akhirnya kecewa ketika solusi
informasi yang relevan sangat membantu menunjukkan masalah yang tepat. Input dari manajer
dapat membantu peneliti mendefinisikan bidang masalah yang luas dan menginformasi teori
mereka sendiri tentang faktor-faktor situasional yang mempengaruhi masalah utama. Pertukaran
informasi antara manajer dan peneliti pada semua tahap penting penelitian dapat meningkatkan
relevansi manajerial dan kualitas usaha penelitian sehingga perlu bagi manajer untuk terus terlibat
Karyawan yang akan diwawancarai untuk pengumpulan data awal perlu diinformasikan
oleh manajer tentang penelitian terkati studi yang diajukan sehingga elemen perasaan yang tidak
menyenangkan dapat dihilangkan. Selain itu, peneliti perlu meyakinkan karyawan bahwa respon
Karyawan tidak seharusnya dipaksa terlibat dalam studi. Jika karyawan bersedia ikut
terlibat maka mereka memiliki hak untuk dilindungi dari ancaman fisik dan psikologis, serta hak
privasi dan kerahasiaan. Peneliti harus menghindari pengumpulan informasi dengan cara menipu
Definisi yang diberikan oleh Hendriksen sangat mirip dengan definisi Proyek Dewan
Standar Akuntansi Keuangan AS. Kerangka Konseptual mereka didefinisikan sebagai 'sistem yang
koheren dari tujuan yang saling terkait dan mendasar yang dapat mengarah pada standar yang
konsisten' (FASB, 1976). Penggunaan kata 'koheren' dalam tiga hal di atas empat definisi teoritis
menarik dan mencerminkan pandangan bahwa komponen teori (mungkin termasuk asumsi tentang
perilaku manusia) secara logis dilakukan dalam menggabungkan bersama untuk memberikan
penjelasan atau panduan mengenai fenomena tertentu definisi yang konsisten dengan perspektif
yang tidak dimiliki teori
Seperti yang akan kita lihat, beberapa teori akuntansi dikembangkan berdasarkan
pengamatan terakhir (berdasarkan empiris) beberapa di antaranya dikembangkan lebih lanjut untuk
ditinjau sehingga menghasilkan prediksi peristiwa yang mungkin (dan kadang-kadang untuk
memberikan penjelasan mengapa peristiwa itu terjadi ). Artinya, teori-teori tertentu dapat
dihasilkan dan kemudian didukung dengan melakukan berbagai pengamatan terhadap fenomena
aktual. Karena akuntansi adalah kegiatan manusia (Anda tidak dapat memiliki 'akuntansi' tanpa
akuntan), teori akuntansi keuangan (dan ada banyak) akan mempertimbangkan hal-hal seperti
perilaku masyarakat dan / atau kebutuhan masyarakat dalam hal informasi akuntansi keuangan,
atau alasan mengapa orang dalam organisasi dapat memilih untuk memberikan informasi spesifik
untuk tinjauan kelompok pemangku kepentingan tertentu.
• Menentukan bagaimana, berdasarkan perspektif tertentu tentang peran akuntansi, aset harus
dinilai untuk tujuan pelaporan eksternal
mencoba mengadopsi metode akuntansi yang mengarah pada peningkatan laba yang
dilaporkan
• Berusaha menjelaskan, bagaimana latar belakang budaya individu akan mempengaruhi
jenisnya
informasi akuntansi yang coba diberikan individu kepada orang-orang di luar organisasi
• Meresepkan, informasi akuntansi yang harus disediakan untuk kelas pemangku kepentingan
tertentu berdasarkan informasi yang mereka rasa perlu
Sebagai siswa akuntansi keuangan, Anda akan diminta untuk belajar bagaimana
membangun dan membaca keuangan yang disiapkan sesuai dengan berbagai standar dan
persyaratan akuntansi dan profesional hukum lainnya. Semakin baik Anda memahami praktik
akuntansi dalam berbagai kegiatan yang lebih efektif. Teori akuntansi bertujuan untuk
menyediakan kerangka kerja yang koheren dan sistematis untuk menyelidiki, memahami dan / atau
mengembangkan berbagai praktik akuntansi, evaluasi praktik akuntansi individu cenderung jauh
lebih efektif di mana praktik evaluasi memiliki pemahaman menyeluruh tentang teori akuntansi.
Ini adalah alasan utama mengapa penting bagi Anda untuk belajar dan memahami teori.
Sebagai hasil akuntansi dari mempelajari berbagai teori akuntansi keuangan dalam buku ini, Anda
akan memaparkan berbagai masalah termasuk:
• apa yang memotivasi manajer untuk memberikan jenis informasi akuntansi tertentu;
• apa yang memotivasi manajer untuk memilih metode akuntansi tertentu yang lebih disukai
orang lain;
• apa yang memotivasi individu untuk mendukung dan mungkin melobi regulator
• bagaimana dan mengapa pasar modal bereaksi terhadap informasi akuntansi tertentu;
Ada banyak teori akuntansi keuangan. Artinya, tidak ada teori akuntansi keuangan yang
diterima secara universal atau, memang, setiap perspektif universal disepakati tentang bagaimana
teori akuntansi harus dikembangkan karena peneliti yang berbeda memiliki perspektif yang
berbeda dari peran teori akuntansi dan apa tujuan utamanya, peran dan ruang lingkupnya.
akuntansi keuangan harus. Sebagai contoh, beberapa peneliti percaya bahwa peran utama teori
akuntansi harus menjelaskan dan memprediksi secara spesifik fenomena akuntansi (misalnya,
untuk menjelaskan mengapa beberapa akuntan mengadopsi satu metode akuntansi tertentu,
sementara memilih yang lain untuk mengadopsi pendekatan alternatif), sedangkan peneliti lain
percaya bahwa peran teori akuntansi adalah untuk menentukan (bukan menggambarkan) suatu
pendekatan khusus untuk akuntansi (untuk Misalnya, berdasarkan perspektif tentang peran
akuntansi, ada teori bahwa meresepkan aset harus dinilai berdasarkan nilai pasar daripada biaya
historis). Perkembangan awal teori akuntansi tergantung pada proses induksi, yaitu pengembangan
ide atau teori melalui observasi.
Menurut Chalmers (1982, p. 4) kondisi umum ideal akan ada sebelum teori dapat
dikembangkan melalui pengamatan berikut:
3. Tidak ada pengamatan yang diterima harus bertentangan dengan hukum universal yang berasal
Teori positif dimulai dengan sejumlah asumsi dan, melalui deduksi logis, beberapa
kemungkinan prediksi dibuat dengan berbagai hal. Dalam ilmu ekonomi, teori harga positif dapat
menghasilkan prediksi itu, jika kondisi terpenuhi, maka kenaikan harga yang cepat akan diamati.
Demikian juga, teori akuntansi positif dapat menghasilkan prediksi yang, jika kondisi tertentu
terpenuhi, praktik akuntansi tertentu akan diamati.
Seperti disebutkan di atas, teori positif pada awalnya dapat dikembangkan melalui beberapa
bentuk penalaran deduktif (logis). Keberhasilan mereka dalam menjelaskan atau memprediksi
fenomena tertentu akan dinilai berdasarkan pengamatan, mengamati bagaimana teori ini dengan
fakta yang diamati. Teori berbasis empiris (pengamatan) dapat terus diuji dan dapat disempurnakan
melalui pengamatan lebih lanjut, mungkin dalam pengaturan kelembagaan orgeografis yang
berbeda, dan banyak penelitian yang diterbitkan dilakukan untuk melihat apakah hasil tertentu
dapat direplikasi dalam pengaturan yang berbeda, sehingga meningkatkan generalisasi dari teori
yang dimaksud.
Artinya, asumsi dibuat bahwa akuntan (dan, pada kenyataannya, semua individu) terutama
dimotivasi oleh kepentingan pribadi (terikat pada maksimalisasi kekayaan), dan bahwa metode
akuntansi tertentu yang dipilih (jika alternatif tersedia) akan tergantung pada pertimbangan
tertentu, seperti:
• apakah akuntan dinilai berdasarkan sistem bonus berbasis akuntansi (misalnya, apakah
mereka menerima bonus terikat laba yang dilaporkan);
• apakah organisasi yang mempekerjakan mereka tunduk pada pengawasan politik dari
berbagai kelompok eksternal, seperti pemerintah, kelompok karyawan atau kelompok
lingkungan
Seperti disebutkan di atas, teori akuntansi normatif tidak selalu didasarkan pada pengamatan
dan karena itu tidak dapat (atau tidak boleh) dievaluasi apakah mereka mencerminkan praktik
akuntansi yang sebenarnya.
Dalam proses pembelajaran akuntansi, siswa biasanya akan dihadapkan pada berbagai teori
akuntansi, dan menemani penelitian dan argumen yang mencoba baik untuk mendukung atau
menolak teori tertentu dalam pertanyaan. Dalam upaya ini, siswa studi harus mempertimbangkan
manfaat argumen penelitian dan metode yang digunakan. Apa yang menarik banyak siswa adalah
bahwa banyak peneliti tampaknya mengadopsi satu teori akuntansi dan kemudian mengadopsi
berbagai strategi (termasuk kritik yang jelas terhadap teori alternatif) dalam upaya untuk
mendukung penelitian mereka sendiri dan perspektif teoretis.
Dalam memberikan argumen tentang validitas Teori Akuntansi Positif, lawan menggunakan
istilah dan deskripsi seperti:
• ini adalah gerakan filosofis yang mati (Christenson, 1983, h. 7.);
• itu rusak oleh kelalaian, inkonsistensi dan paradoks (Chambers, 1993, hal. 1);
Yang pertama tentang apakah kita dapat membuktikan teori itu benar tergantung pada
bagaimana perkembangan merupakan satu pandangan pemikiran ilmiah. Ketika datang ke teori
akuntansi yang mungkin, misalnya, mempertimbangkan bagaimana orang bereaksi terhadap angka-
angka akuntansi tertentu, atau mungkin mempertimbangkan mengapa akuntan akan memilih
metode akuntansi tertentu dalam preferensi untuk orang lain-kita lagi-lagi menghargai bahwa
akuntansi keuangan adalah aktivitas manusia (kami tidak dapat memiliki akuntansi tanpa akuntan)
dan akal sehat akan menentukan bahwa tidak semua orang akan bereaksi dengan cara yang mirip
dengan angka akuntansi. Oleh karena itu, logika mungkin menunjukkan bahwa teori akuntansi
keuangan (dan karena itu teori yang menjelaskan perilaku manusia dalam hubungannya dengan
angka akuntansi) tidak akan memberikan prediksi perilaku yang sempurna dalam semua kasus (dan
dalam penjelasan ini kita berbicara tentang teori positif yang berusaha menjelaskan fenomena
tertentu. dan prediksi)
Sepanjang buku ini kita membahas berbagai teori akuntansi keuangan. Jika diperlukan,
kami juga mengevaluasi teorinya. Kami mempertimbangkan isu-isu seperti apakah argumen yang
mendukung teori ini (atau setidaknya tampak logis) dan / atau masuk akal dalam hal asumsi sentral
(jika ada) yang sedang dibuat. Jika memungkinkan, argumen atau teori harus diproklamirkan
sebagai tempat utama untuk melihat apakah argumen tersebut, dalam bentuknya yang
disederhanakan, Indonesia. Yang kami tekankan adalah bahwa kami / Anda harus mempertanyakan
teori bahwa Anda / Anda terbuka - tidak hanya menerimanya. Penerimaan teori dan hipotesis
terkait (seperti ditunjukkan sebelumnya, hipotesis dapat digambarkan sebagai prediksi yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk hubungan antara satu atau lebih variabel) harus terikat apakah
kita menerima logika argumen, asumsi yang mendasarinya, dan masing-masing bukti pendukung.
Jika kita menerima asumsi berbasis ekonomi atau premis peneliti seperti Wattsand
Zimmerman itu:
• minat yang terkait dengan kekayaan memotivasi maksimalisasi semua keputusan oleh
individu, ditambah jika kita menerima tempat-tempat berikut (yang dapat kita konfirmasi
melalui pengamatan langsung dari penelitian yang dilakukan oleh orang lain) bahwa:
• Manajer X dibayar berdasarkan laba yang dilaporkan (misalnya, ia diberikan bonus lima
persen dari laba); dan
• Metode akuntansi Y adalah metode akuntansi yang tersedia yang akan meningkatkan laba
relatif dilaporkan ke metode lain, maka kami dapat menerima prediksi bahwa semua hal
lain adalah sama: Manajer X akan mengadopsi metode akuntansi Y.
• penggunaan kata-kata emosional yang kuat; buat pernyataan yang 'tersirat' tetapi 'beberapa'
benar;
• mentransfer ke pertanyaan lain, untuk masalah sampingan, atau dengan keberatan yang
tidak relevan;
• penggunaan argumen dari bentuk logis yang tidak sehat dan perubahan makna istilah
selama suatu argumen
• saran dengan penegasan berulang; prestise dengan mandat palsu; memohon otoritas semata;