Anda di halaman 1dari 17

RANGKUMAN BAB 1

POSITIVE ACCOUNTING THEORY


MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

Disusun Oleh:

Abdul Aziz Yusron


NIM 186020300011014

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB 1

PENGANTAR PENELITIAN

1. Penelitian
Penelitian adalah proses menemukan solusi terhadap suatu masalah setelah melalui studi

yang menyeluruh dan menganalisis faktor yang berubah-ubah. Penelitian tidak hanya oleh

dikerjakan oleh ilmuwan di lab dengan berbagai peralatannya, namun juga dilakukan seorang

manager. Manager setiap saat melakukan beberapa kegiatan penelitian ketika di perusahaan mereka

sedang mempelajari dan menganalisis suatu masalah dalam rangka mengambil sebuah solusi yang

diwujudkan dalam sebuah keputusan atau kebijakan. Manajer membuat keputusan yang baik jika

memenuhi intisari dari sebuah penelitian antara lain


a. mengidentifikasi letak masalah dengan tepat,
b. mengenali dengan tepat faktor-faktor yang relevan dalam situasi tertentu yang perlu

diselidiki,
c. mengetahui jenis-jenis informasi dan cara untuk mengumpulkannya,
d. mengetahui cara menggunakan informasi yang telah dikumpulkan dan menarik kesimpulan

yang memadai agar keputusan yang diambil tepat, dan


e. mengetahui implementasi dari keputusan tersebut.
2. Penelitian Bisnis
Penelitian bisnis adalah suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki

masalah tertentu yang dihadapi dalam pekerjaan yang membutuhkan solusi. Penelitian bisnis

dilakukan secara terorganisasi, sistematis, berdasarkan data (data-based), kritis, dan objektif. Inti

dari penelitian ini adalah memberikan informasi yang diperlukan sebagai panduan bagi manajer

untuk mengambil keputusan (berdasarkan informasi) dalam rangka memecahkan suatu masalah.

3. Jenis Penelitian Bisnis: Terapan dan Dasar

Untuk membedakan penelitian bisnis terapan dan dasar dapat dilihat dari tujuannya yang

berbeda yaitu

a. Penelitian terapan

Bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi saat ini. Contoh Apple

meneliti masalah penurunan penjualan Iphone pada tahun 2018.


b. Penelitian dasar
Bertujuan untuk menghasilkan pokok pengetahuan untuk memahami sebuah fenomena

serta masalah yang terjadi dalam berbagai lingkungan organisasi. Contoh seorang

mahasiswa S2 ingin meneliti sebab-sebab yang mempengaruhi tingkat penjualan

smartphone.
4. Manajer dan Penelitian
Seorang manajer perlu untuk memiliki pengetahuan penelitian untuk:
a. mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah kecil di tempat kerja,
b. membedakan penelitian yang baik dan yang buruk,
c. memperhatikan berbagai pengaruh dan efek dari sebuah kejadian,
d. mengetahui risiko yang terukur dari sebuah pengambilan keputusan, memahami

sepenuhnya hasilnya mungkin berbeda-beda,


e. mencegah kemungkinan situasi dipengaruhi oleh kepentingan pribadi,
f. lebih efektif dalam berhubungan dengan peneliti dan konsultan yang disewa,
g. menggabungkan pengalaman dengan pengetahuan saat mengambil keputusan.
5. Manajer dan Konsultan Peneliti

Hal-hal yang perlu dilakukan manajer agar dapat berinteraksi dengan peneliti seefektif

mungkin antara lain

a. menyatakan secara eksplisit peran peneliti dan pihak manajemen serta harapan kedua belah

pihak,
b. menjelaskan filosofi dan sistem nilai organisasi yang relevan. Menjelaskan batasan-batasan

jika ada,
c. membangun hubungan yang baik dengan peneliti termasuk hubungan karyawan dengan

peneliti, sehingga kerjasama dapat berjalan baik nantinya.


6. Konsultan/Peneliti Internal Versus Eksternal

Manajer sebaiknya menggunakan peneliti internal jika masalah cukup sederhana, jika butuh

dalam waktu cepat, atau jika sistem yang luas diperlukan untuk membuat prosedur dan kebijakan

yang bersifat rutin.

Manajer sebaiknya menggunakan peneliti eksternal jika masalah sangat rumit, ada

kemungkinan masuknya kepentingan pribadi, atau jika keberlangsungan organisasi terancam

karena suatu masalah serius.

7. Pengetahuan tentang Efektifitas Penelitian dan Manajerial


a. Membantu komunikasi yang efektif dengan konsultan dan pemahaman atas beragam

perbedaan dari proses penelitian.


b. Manager dapat fokus pada solusi masalah dan paham rekomendasi yang dihasilkan dari

penelitian sehingga semakin terampil dalam pengambilan keputusan.


8. Etika dan Penelitian Bisnis

Kode etik berlaku bagi:

a. organisasi dan anggota yang mensponsori penelitian,


b. peneliti,
c. reponden yang memberikan data.

Perilaku etis meliputi seluruh proses penelitian yaitu pengumpulan data, analisis data,

pelaporan, dan penyebaran di internet (jika ada).

American Psychological Association membuat pedoman untuk melakukan penelitian untuk

memastikan penelitian organisasi dilakukan dengan cara yang etis dan kepentingan semua orang

terlindungi.
BAB 2

PENDEKATAN ILMIAH DAN PENDEKATAN ALTERNATIF UNTUK INVESTIGASI

1. Delapan Ciri-ciri Penelitian Ilmiah


a. Purposiveness

Penelitian mempunyai fokus tujuan yang jelas.

b. Rigor
Ketelitian berarti kehati-hatian, kecermatan, dan tingkat ketepatan dalam investigasi

penelitian. Diperlukan dasar teori dan metodologi yang baik sehingga jenis informasi yang

dikumpulkan benar dari sampel yang tepat dengan tingkat bias minimum dan

mempermudah analisis yang sesuai.


c. Testability
Ciri dapat diuji adalah kualitas yang berhubungan dengan hipotesis studi. Hipotesis ilmiah

dalam penelitian ilmiah harus dapat diuji. Penelitian ilmiah merupakan cara untuk menguji

hipotesis dan melihat apakah data yang ada mendukung hipotesis yang dibuat.
d. Replicability
Pengulangan menunjukkan bahwa hipotesis tidak hanya bersifat kebetulan. Hasil uji

hipotesis tertentu harus terus didukung ketika jenis penelitian yang sama diulang dalam

kondisi yang serupa.


e. Precision and Confidence
Ketepatan (precision) mencerminkan tingkat keakuratan atau kebenaran hasil berdasarkan

sampel, terkait dengan apa yang benar-benar ada di alam semesta. Keyakinan (confidence)

mengacu pada kemungkinan bahwa estimasi kita tepat. Semakin besar ketepatan dan

keyakinan yang kita dapatkan dalam penelitian, semakin ilmiah penyelidikan dan semakin

berguna hasil tersebut.


f. Objectivity
Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus objektif yaitu harus

berdasarkan fakta dari temuan yang berasal dari data aktual dan bukan dari nilai-nilai

subjektif atau emosional peneliti.


g. Generalizability
Semakin luas cakupan penerapan solusi yang dihasilkan oleh penelitian, semakin berguna

penelitian tersebut bagi pengguna.


h. Parsimony
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau masalah yang terjadi beserta solusinya

lebih dipilih untuk kerangka penelitian yang rumit dengan mempertimbangkan

(mengabaikan) faktor-faktor yang tak dapat dikelola. Sifat ekonomis dalam model

penelitian terpenuhi jika lebih sedikit jumlah variabel yang masukkan dalam penelitian.

Diperlukan pemahaman yang baik terhadap masalah dan faktor penting yang berpengaruh.
2. Tujuh Langkah Metode Hipotesis-Deduktif
a. Mengidentifikasi bidang masalah yang luas
Masalah yang bersifat luas yang menarik perhatian untuk diteliti. Misal penurunan

penjualan, gangguan produksi yang sering terjadi, dan hasil keuntungan investasi yang

sedikit.
b. Menentukan rumusan masalah
Rumusan masalah yang meliputi tujuan umum dan pertanyaan penelitian harus dibuat

untuk menemukan solusi masalah. Diperlukan informasi awal terkait faktor-faktor yang

berkaitan dengan masalah dengan cara tinjauan pustaka, bicara dengan karyawan, klien,

atau sumber lain.


c. Membuat hipotesis
Meneliti variabel untuk mengetahui kontribusi dan pengaruhnya dalam menjelaskan

mengapa suatu masalah terjadi dan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Hipotesis

harus dapat diuji dan dapat dibuktikan.


d. Menentukan ukuran
Jika variable dalam kerangka teoritis tidak dapat diukur, maka hipotesis tidak dapat diuji.
e. Pengumpulan data
Data yang berkaitan dengan variable dikumpulkan untuk kemudian dijadikan dasar untuk

analisis data.
f. Analisis data
Data dianalisis untuk melihat apakah hipotesis yang dibuat memang berkaitan dengan

masalah.
g. Interpretasi data
Interpretasi dari analisis data digunakan untuk menentukan apakah hipotesis mendukung

atau tidak, kemudian dapat dibuat rekomendasi atas masalah.


3. Proses Induksi dan Deduksi

Penalaran deduktif digunakan untuk menguji sebuah teori. Penalaran deduktif dimulai

dengan teori umum kemudian mempersempit teori ke dalam hipotesis yang dapat diuji. Penalaran
Induktif berlawanan arah dengan deduktif, yaitu dimulai dengan mengamati fenomena tertentu

untuk kemudian ditariksebuah kesimpulan umum.

Induksi dan deduksi sering digunakan secara berurutan. Induksi terjadi ketika peneliti

mengamati sesuatu dan menanyakan “mengapa hal ini bisa terjadi?” Untuk menjawab pertanyaan

tersebut, peneliti dapat membuat penejlasan sementara (hipotesis). Setelah itu, deduksi digunakan

untuk menguji hipotesis.

4. Hambatan untuk melakukan Penelitian Ilmiah di bidang Manajemen


Dalam bidang manajemen, penyelidikan tidak bisa selalu 100% ilmiah karena bukan ilu

pasti atau eksak. Kesalahan terjadi karena terutama oleh keulitan dalam pengukuran dan

pengumpulan data pada area subjektif.


5. Pendekatan Alternatif untuk Penelitian
a. Positivism
Dalam pandangan positivist, dunia, ilmu pengetahuan, dan penelitian ilmiah dipandang sebagai

cara untuk mendapatkan kebenaran untuk memahami dunia dengan baiksehingga kita dapat

memprediksi dan mengendalikannya. Dunia dipandang sebagai hubungan sebab akibat. Mereka

percaya ada kebenaran di luar sana yang perlu didapatkan dengan cara dilakukan penelitian

ilmiah. Positivist percaya bahwa tujuan penelitian adalah hanya untuk menjelaskan fenomena

yang dapat diamati secara langsung dan terukur secara objektif. Bagi mereka emosi, perasaan,

dan pikiran adalah tidak mungkin.


b. Constructionism
Constructionism menolak keyakinan positivist bahwa terdapat kebenaran objektif di luar sana.

Constructionist memandang bahwa dunia adalah mental atau dibangun dengan mental.

Constructionist tidak mencari kebenaran objektif, mereka memiliki tujuan untuk memahami

aturan yang orang-orang gunakan untuk memahami dunia dengan cara meneliti apa yag terjadi

di dalam pikiran manusia. Metode penelitiannya sering kali kualitatif.


c. Critical Realism
Realisme kritis adalah kombinasi dari positifist dan Constructionist, yaitu kombinasi keyakinan

terhadap kebenaran objektif dan yang menolak kebenaran objektif.

d. Pragmatism
Pragmatisme merasa bahwa baik penelitian terhadap fenomena objektif yang dapat diamati dan

makna subjektif dapat menghasilkan pengetahuan yang berguna tergantung pada pertanyaan

studi. Pragmatisme berfokus pada penelitian terapan praktis di mana sudut pandang yang

berbeda pada penelitian dan subjek pada studi tersebut berguna dalam penyelesaian masalah

(bisnis). Pragmatisme melihat bahwa kebenaran itu bersifat sementara dan berubah sepanjang

waktu (kebenaran sementara).


BAB 3 BIDANG MASALAH YANG LUAS DAN MENENTUKAN RUMUSAN MASALAH
1. Bidang Masalah yang Luas

Penelitian berawal dari sebuah masalah. Sebuah masalah tidak harus berarti bahwa terdapat

hal yang salah dengan situasi saat ini yang perlu segera diperbaiki. Masalah dapat juga

menunjukkan ketertarikan pada suatu isu di mana dengan menemukan jawaban yang tepat dapat

membantu meningkatkan situasi saat ini.

Masalah manajemen perlu disederhanakan menjadi topik yang dapat diteliti dalam studi.

Perlu diketahui perbedaan masalah dan gejala masalah agar tidak salah dalam menentukan solusi.

Topik penelitian yang dapat dilakukan penelitian bersifat spesifik dan fokus. Kita perlu

mengubah masalah yang luas menjadi topik yang dapat diteliti dengan membuatnya lebih spesifik

dan tepat, dengan memilih subjek yang dinyatakan dengan baik untuk studi, dan membuat batasan

yang jelas.

2. Pengumpulan Informasi Awal

Pengumpulan informasi awal melalui wawancara dan/atau tinjauan pustaka dapat

membantu mempersempit bidang masalah yang luas. Sifat informasi dapat diklasifikasikan dalam

dua hal yaiu

a. Informasi latar belakang dalam organisasi dan lingkungannya


Informasi mengenai latar belakang mungkin meliputi, antara lain
1) Asal usul dan sejarah perusahaan
2) Ukuran dalam hal jumlah karyawan, aset, atau keduanya
3) Piagam – tujuan dan ideologi
4) Lokasi
5) Sumber daya
6) Hubungan saling ketergantungan dengan institusi lain dan lingkungan eksternal
7) Posisi keuangan selama 5 hingga 10 tahun terakhir dan data keuangan yang relevan
8) Informasi pada faktor struktural
9) Informasi pada filosofi manajemen
b. Literatur – jumlah informasi yang tersedia
Tinjauan pada buku teks, jurnal, penyelenggaraan konferensi, dan materi lain dapat

membantu peneliti dalam menyusun penelitian yang pernah dilakukan dan membuat

rumusan masalah dengan tepat dan jelas.


3. Menentukan Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang baik melibatkan rumusan tujuan penelitian dan pertanyaan

penelitian. Tujuan penelitian menjelaskan mengapa studi dilakukan. Sedangkan pertanyaan

penelitian menjelaskan apa yang ingin peneliti pelajari tentang suatu topik.

Rumusan masalah yang berkualitas harus memenuhi tiga kriteria

a. Relevan
Relevan jika hal tersebut penting dari perspektif manajerial (masalah yang muncul saat ini

dalam lingkup organisasi atau area di mana manajer percaya bahwa hal tersebut perlu

ditingkatkan dalam organisasi) dan perspektif akademik (hal-hal tentang topik yang tidak

diketahui, banyak hal tentang topik yang diketahui namun informasi tersebut tersebar dan

tidak terintegrasi, tersedia banyak penelitian pada topik tersebut namun hasil penelitian

(sebagian) bertentangan, atau hubungan yang ditemukan tidak mendukung pada situasi

tertentu)
b. Dapat dilakukan
Rumusan masalah dapat diteliti jika peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian tersebut

dalam keterbatasan proyek penelitian. Keterbatasan dapat berupa waktu dan uang,

ketersediaah responden, keahlian peneliti, dan sebagainya.


c. Menarik
Penelitian membutuhkan banyak waktu dan peneliti akan melalui keadaan “naik-turun”

sebelum menyajikan laporan penelitian akhir. Penting bagi peneliti untuk benar-benar

tertarik dengan rumusan masalah agar tetap termotivasi.


4. Proposal Penelitian

Proposal penelitian meliputi:

a. Judul penelitian.
b. Latar belakang studi.
c. Rumusan masalah:
1) Tujuan studi
2) Pertanyaan penelitian.
d. Cakupan studi.
e. Relevansi studi.
f. Desain penelitian, memberikan rincian tentang:
1) Jenis studi – eksploratif, deskriptif, dan/atau kausal
2) Metode pengumpulan data
3) Desain pengambilan sampel
4) Analisis data.
g. Kerangka waktu studi, termasuk informasi mengenai kapan laporan tertulis akan diserahkan

kepada sponsor.
h. Anggaran yang merinci biaya dengan keterangan poin pengeluaran yang spesifik.
i. Bibliografi yang dipilih.
5. Implikasi Manajerial

Manajer terkadang melihat gejala sebagai masalah dan akhirnya kecewa ketika solusi

mereka tidak berhasil. Memahami urutan penyebab-masalah-konsekuensi, dan mengumpulkan

informasi yang relevan sangat membantu menunjukkan masalah yang tepat. Input dari manajer

dapat membantu peneliti mendefinisikan bidang masalah yang luas dan menginformasi teori

mereka sendiri tentang faktor-faktor situasional yang mempengaruhi masalah utama. Pertukaran

informasi antara manajer dan peneliti pada semua tahap penting penelitian dapat meningkatkan

relevansi manajerial dan kualitas usaha penelitian sehingga perlu bagi manajer untuk terus terlibat

dalam proses penelitian.

6. Masalah Etika dalam Tahap Awal Investigasi

Karyawan yang akan diwawancarai untuk pengumpulan data awal perlu diinformasikan

oleh manajer tentang penelitian terkati studi yang diajukan sehingga elemen perasaan yang tidak

menyenangkan dapat dihilangkan. Selain itu, peneliti perlu meyakinkan karyawan bahwa respon

mereka akan dijaga kerahasiaanya oleh pewawancara.

Karyawan tidak seharusnya dipaksa terlibat dalam studi. Jika karyawan bersedia ikut

terlibat maka mereka memiliki hak untuk dilindungi dari ancaman fisik dan psikologis, serta hak

privasi dan kerahasiaan. Peneliti harus menghindari pengumpulan informasi dengan cara menipu

dengan alasan apapun.


TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

APA ITU TEORI?

Peneliti akuntansi Hendriksen (. 1970, hal. 1) mendefinisikan teori sebagai:

Seperangkat prinsip hipotetis, konseptual, dan pragmatis membentuk kerangka acuan


umum untuk bidang inkuiri.

Definisi yang diberikan oleh Hendriksen sangat mirip dengan definisi Proyek Dewan
Standar Akuntansi Keuangan AS. Kerangka Konseptual mereka didefinisikan sebagai 'sistem yang
koheren dari tujuan yang saling terkait dan mendasar yang dapat mengarah pada standar yang
konsisten' (FASB, 1976). Penggunaan kata 'koheren' dalam tiga hal di atas empat definisi teoritis
menarik dan mencerminkan pandangan bahwa komponen teori (mungkin termasuk asumsi tentang
perilaku manusia) secara logis dilakukan dalam menggabungkan bersama untuk memberikan
penjelasan atau panduan mengenai fenomena tertentu definisi yang konsisten dengan perspektif
yang tidak dimiliki teori

Seperti yang akan kita lihat, beberapa teori akuntansi dikembangkan berdasarkan
pengamatan terakhir (berdasarkan empiris) beberapa di antaranya dikembangkan lebih lanjut untuk
ditinjau sehingga menghasilkan prediksi peristiwa yang mungkin (dan kadang-kadang untuk
memberikan penjelasan mengapa peristiwa itu terjadi ). Artinya, teori-teori tertentu dapat
dihasilkan dan kemudian didukung dengan melakukan berbagai pengamatan terhadap fenomena
aktual. Karena akuntansi adalah kegiatan manusia (Anda tidak dapat memiliki 'akuntansi' tanpa
akuntan), teori akuntansi keuangan (dan ada banyak) akan mempertimbangkan hal-hal seperti
perilaku masyarakat dan / atau kebutuhan masyarakat dalam hal informasi akuntansi keuangan,
atau alasan mengapa orang dalam organisasi dapat memilih untuk memberikan informasi spesifik
untuk tinjauan kelompok pemangku kepentingan tertentu.

Sebagai contoh, kami mempertimbangkan, antara lain, teori yang:

• Menentukan bagaimana, berdasarkan perspektif tertentu tentang peran akuntansi, aset harus
dinilai untuk tujuan pelaporan eksternal

• Memprediksi bahwa manajer dibayar bonus berdasarkan langkah-langkah seperti laba

 mencoba mengadopsi metode akuntansi yang mengarah pada peningkatan laba yang
dilaporkan
• Berusaha menjelaskan, bagaimana latar belakang budaya individu akan mempengaruhi
jenisnya

 informasi akuntansi yang coba diberikan individu kepada orang-orang di luar organisasi

• Meresepkan, informasi akuntansi yang harus disediakan untuk kelas pemangku kepentingan
tertentu berdasarkan informasi yang mereka rasa perlu

• Memprediksi, bahwa kekuatan relatif kelompok pemangku kepentingan tertentu (dengan


'kekuatan' sering didefinisikan dalam hal kontrol kelompok atas sumber daya yang langka)
akan menentukan apakah kelompok itu menerima informasi akuntansi yang diinginkannya.

• Memprediksi, bahwa organisasi berusaha untuk dirasakan oleh masyarakat sebagai


informasi yang sah dan akuntansi dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan,
mempertahankan atau mendapatkan kembali legitimasi untuk organisasi.

MENGAPA TEORI AKUNTANSI PENTING UNTUK BELAJAR SISWA

Sebagai siswa akuntansi keuangan, Anda akan diminta untuk belajar bagaimana
membangun dan membaca keuangan yang disiapkan sesuai dengan berbagai standar dan
persyaratan akuntansi dan profesional hukum lainnya. Semakin baik Anda memahami praktik
akuntansi dalam berbagai kegiatan yang lebih efektif. Teori akuntansi bertujuan untuk
menyediakan kerangka kerja yang koheren dan sistematis untuk menyelidiki, memahami dan / atau
mengembangkan berbagai praktik akuntansi, evaluasi praktik akuntansi individu cenderung jauh
lebih efektif di mana praktik evaluasi memiliki pemahaman menyeluruh tentang teori akuntansi.

Ini adalah alasan utama mengapa penting bagi Anda untuk belajar dan memahami teori.
Sebagai hasil akuntansi dari mempelajari berbagai teori akuntansi keuangan dalam buku ini, Anda
akan memaparkan berbagai masalah termasuk:

• bagaimana berbagai elemen akuntansi harus diukur;

• apa yang memotivasi manajer untuk memberikan jenis informasi akuntansi tertentu;

• apa yang memotivasi manajer untuk memilih metode akuntansi tertentu yang lebih disukai
orang lain;

• apa yang memotivasi individu untuk mendukung dan mungkin melobi regulator

• beberapa metode akuntansi yang lebih disukai daripada yang lain;


• apa implikasi untuk jenis organisasi tertentu dan pemangku kepentingan mereka jika bukan
metode akuntansi yang dipilih atau diamanatkan dalam preferensi terhadap metode lain;

• bagaimana dan mengapa pasar modal bereaksi terhadap informasi akuntansi tertentu;

• apakah ada 'ukuran sebenarnya' dari pendapatan.

TINJAUAN SINGKAT TEORI AKUNTANSI

Ada banyak teori akuntansi keuangan. Artinya, tidak ada teori akuntansi keuangan yang
diterima secara universal atau, memang, setiap perspektif universal disepakati tentang bagaimana
teori akuntansi harus dikembangkan karena peneliti yang berbeda memiliki perspektif yang
berbeda dari peran teori akuntansi dan apa tujuan utamanya, peran dan ruang lingkupnya.
akuntansi keuangan harus. Sebagai contoh, beberapa peneliti percaya bahwa peran utama teori
akuntansi harus menjelaskan dan memprediksi secara spesifik fenomena akuntansi (misalnya,
untuk menjelaskan mengapa beberapa akuntan mengadopsi satu metode akuntansi tertentu,
sementara memilih yang lain untuk mengadopsi pendekatan alternatif), sedangkan peneliti lain
percaya bahwa peran teori akuntansi adalah untuk menentukan (bukan menggambarkan) suatu
pendekatan khusus untuk akuntansi (untuk Misalnya, berdasarkan perspektif tentang peran
akuntansi, ada teori bahwa meresepkan aset harus dinilai berdasarkan nilai pasar daripada biaya
historis). Perkembangan awal teori akuntansi tergantung pada proses induksi, yaitu pengembangan
ide atau teori melalui observasi.

Menurut Chalmers (1982, p. 4) kondisi umum ideal akan ada sebelum teori dapat
dikembangkan melalui pengamatan berikut:

1. jumlah pengamatan yang menjadi dasar generalisasi harus besar;

2. Pengamatan harus diulang dalam berbagai kondisi;

3. Tidak ada pengamatan yang diterima harus bertentangan dengan hukum universal yang berasal

Teori positif dimulai dengan sejumlah asumsi dan, melalui deduksi logis, beberapa
kemungkinan prediksi dibuat dengan berbagai hal. Dalam ilmu ekonomi, teori harga positif dapat
menghasilkan prediksi itu, jika kondisi terpenuhi, maka kenaikan harga yang cepat akan diamati.
Demikian juga, teori akuntansi positif dapat menghasilkan prediksi yang, jika kondisi tertentu
terpenuhi, praktik akuntansi tertentu akan diamati.

Seperti disebutkan di atas, teori positif pada awalnya dapat dikembangkan melalui beberapa
bentuk penalaran deduktif (logis). Keberhasilan mereka dalam menjelaskan atau memprediksi
fenomena tertentu akan dinilai berdasarkan pengamatan, mengamati bagaimana teori ini dengan
fakta yang diamati. Teori berbasis empiris (pengamatan) dapat terus diuji dan dapat disempurnakan
melalui pengamatan lebih lanjut, mungkin dalam pengaturan kelembagaan orgeografis yang
berbeda, dan banyak penelitian yang diterbitkan dilakukan untuk melihat apakah hasil tertentu
dapat direplikasi dalam pengaturan yang berbeda, sehingga meningkatkan generalisasi dari teori
yang dimaksud.

Artinya, asumsi dibuat bahwa akuntan (dan, pada kenyataannya, semua individu) terutama
dimotivasi oleh kepentingan pribadi (terikat pada maksimalisasi kekayaan), dan bahwa metode
akuntansi tertentu yang dipilih (jika alternatif tersedia) akan tergantung pada pertimbangan
tertentu, seperti:

• apakah akuntan dinilai berdasarkan sistem bonus berbasis akuntansi (misalnya, apakah
mereka menerima bonus terikat laba yang dilaporkan);

• apakah organisasi tempat mereka bekerja erat melanggar perjanjian akuntansi -

• berbasis dinegosiasikan (seperti kendala utang ke aset);

• apakah organisasi yang mempekerjakan mereka tunduk pada pengawasan politik dari
berbagai kelompok eksternal, seperti pemerintah, kelompok karyawan atau kelompok
lingkungan

Seperti disebutkan di atas, teori akuntansi normatif tidak selalu didasarkan pada pengamatan
dan karena itu tidak dapat (atau tidak boleh) dievaluasi apakah mereka mencerminkan praktik
akuntansi yang sebenarnya.

EVALUASI TEORI AKUNTANSI

Dalam proses pembelajaran akuntansi, siswa biasanya akan dihadapkan pada berbagai teori
akuntansi, dan menemani penelitian dan argumen yang mencoba baik untuk mendukung atau
menolak teori tertentu dalam pertanyaan. Dalam upaya ini, siswa studi harus mempertimbangkan
manfaat argumen penelitian dan metode yang digunakan. Apa yang menarik banyak siswa adalah
bahwa banyak peneliti tampaknya mengadopsi satu teori akuntansi dan kemudian mengadopsi
berbagai strategi (termasuk kritik yang jelas terhadap teori alternatif) dalam upaya untuk
mendukung penelitian mereka sendiri dan perspektif teoretis.

Dalam memberikan argumen tentang validitas Teori Akuntansi Positif, lawan menggunakan
istilah dan deskripsi seperti:
• ini adalah gerakan filosofis yang mati (Christenson, 1983, h. 7.);

• belum ada pencapaian (Sterling, 1990, p. 97);

• itu rusak oleh kelalaian, inkonsistensi dan paradoks (Chambers, 1993, hal. 1);

• itu adalah diktator arogan (Sterling, 1990, hal. 121);

• itu kosong dan biasa (Sterling, 1990, hal. 130);

• mirip dengan industri rumah tangga (Sterling, 1990, p. 132)

BAGAIMANA SAYA MEMBUKTIKAN TEORI?

Yang pertama tentang apakah kita dapat membuktikan teori itu benar tergantung pada
bagaimana perkembangan merupakan satu pandangan pemikiran ilmiah. Ketika datang ke teori
akuntansi yang mungkin, misalnya, mempertimbangkan bagaimana orang bereaksi terhadap angka-
angka akuntansi tertentu, atau mungkin mempertimbangkan mengapa akuntan akan memilih
metode akuntansi tertentu dalam preferensi untuk orang lain-kita lagi-lagi menghargai bahwa
akuntansi keuangan adalah aktivitas manusia (kami tidak dapat memiliki akuntansi tanpa akuntan)
dan akal sehat akan menentukan bahwa tidak semua orang akan bereaksi dengan cara yang mirip
dengan angka akuntansi. Oleh karena itu, logika mungkin menunjukkan bahwa teori akuntansi
keuangan (dan karena itu teori yang menjelaskan perilaku manusia dalam hubungannya dengan
angka akuntansi) tidak akan memberikan prediksi perilaku yang sempurna dalam semua kasus (dan
dalam penjelasan ini kita berbicara tentang teori positif yang berusaha menjelaskan fenomena
tertentu. dan prediksi)

MENGEVALUASI PERTIMBANGAN TEORI LOGIKA DAN BUKTI

Sepanjang buku ini kita membahas berbagai teori akuntansi keuangan. Jika diperlukan,
kami juga mengevaluasi teorinya. Kami mempertimbangkan isu-isu seperti apakah argumen yang
mendukung teori ini (atau setidaknya tampak logis) dan / atau masuk akal dalam hal asumsi sentral
(jika ada) yang sedang dibuat. Jika memungkinkan, argumen atau teori harus diproklamirkan
sebagai tempat utama untuk melihat apakah argumen tersebut, dalam bentuknya yang
disederhanakan, Indonesia. Yang kami tekankan adalah bahwa kami / Anda harus mempertanyakan
teori bahwa Anda / Anda terbuka - tidak hanya menerimanya. Penerimaan teori dan hipotesis
terkait (seperti ditunjukkan sebelumnya, hipotesis dapat digambarkan sebagai prediksi yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk hubungan antara satu atau lebih variabel) harus terikat apakah
kita menerima logika argumen, asumsi yang mendasarinya, dan masing-masing bukti pendukung.
Jika kita menerima asumsi berbasis ekonomi atau premis peneliti seperti Wattsand
Zimmerman itu:

• minat yang terkait dengan kekayaan memotivasi maksimalisasi semua keputusan oleh
individu, ditambah jika kita menerima tempat-tempat berikut (yang dapat kita konfirmasi
melalui pengamatan langsung dari penelitian yang dilakukan oleh orang lain) bahwa:

• Manajer X dibayar berdasarkan laba yang dilaporkan (misalnya, ia diberikan bonus lima
persen dari laba); dan

• Metode akuntansi Y adalah metode akuntansi yang tersedia yang akan meningkatkan laba
relatif dilaporkan ke metode lain, maka kami dapat menerima prediksi bahwa semua hal
lain adalah sama: Manajer X akan mengadopsi metode akuntansi Y.

Thouless (1974) menjelaskan berbagai pendekatan untuk mengidentifikasi kelemahan logis


dalam argumen dan dia juga mengidentifikasi 38 'trik tidak jujur dalam argumen' yang digunakan
beberapa penulis untuk mendukung argumen mereka. Beberapa 'trik' yang dia maksud adalah:

• penggunaan kata-kata emosional yang kuat; buat pernyataan yang 'tersirat' tetapi 'beberapa'
benar;

• menghindari argumen keberatan yang kuat dengan menggunakan formula canggih;

• mentransfer ke pertanyaan lain, untuk masalah sampingan, atau dengan keberatan yang
tidak relevan;

• penggunaan argumen dari bentuk logis yang tidak sehat dan perubahan makna istilah
selama suatu argumen

• saran dengan penegasan berulang; prestise dengan mandat palsu; memohon otoritas semata;

• argumen hanya dengan analogi.

Anda mungkin juga menyukai