Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang disebut Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di dunia perusahaan. Pada awalnya CSR
timbul karena kesadaran perusahaan dan organisasi untuk keberlanjutan aktivitas dimasa
depannya. Beberpa definisi mengatakan CSR dibentuk dengan tujuan salah satu strategi oleh
perusahaan untuk meningkatkan citra perusahaan yang akan memengaruhi kinerja keuangan
perusahaan sebagian juga menganggap CSR merupakan suatu philanthropy atau ada juga yang
beranggapan CSR benar-benar dilakukan karena keseriusan pengelola perusahaan dan organisasi
sebagai tanggung jawab descreationary. Berikut ini adalah penjelasan CSR menurut beberapa
ahli dan pengamat CSR.
Dalam definisi tersebut Kotler dan Lee menyebutkan kata discreationary yang berarti
perusahaan melakukan CSR secara sukarela melalui komitmen serta keseriusan perusahaan dan
organisasi dalam menjalankan aktivitasnya. Tanggung jawab discreationary memiliki arti
sebagai sesuatu yang dikerjakan bukan karena paksaan tetapi memang tulus dilakukan.
Menurut The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang
dikutip dalam buku yang berjudul Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainbility.
(Ismail Solihin 2009:ix) mengatakan CSR adalah “business’s contribution to sustainable
development and that corporate behavior must not only ensure returns to shareholders, wages to
employess, and product and service to customers, but they must respond to societal and
environmental concerns and value.”
(Kontribusi bisnis untuk pembangunan berkelajutan dan bahwa perilaku perusahaan tidak
hanya terus memastikan kembali pemegang saham, upah untuk karyawan yang, dan produk dan
layanan kepada konsumen, tetapi mereka harus menanggapi masalah sosial dan lingkungan dan
nilai.)
Dari definisi diatas terlihat jelas penerapan CSR menjadi semakin penting dengan
munculnya konsep sustainable development yang dirumuskan oleh The Word Comission on
Environment and Development (yang dikutip dari Elvinaro Ardianto dan Dindin M. Machfudz
2011:29) sebagai:
“development that meet the needs of the present without compromising the ability of
future generation to meet their own needs.”
Menurut ISO 26000 CSR (yang dikutip dari Nurdizal M. Rachman, Asep Efendi dan
Emir Wicaksana 2011:17) adalah “responsibility of an organization on the impact ot its decision
and activities on society and the environment, through transparant and ethical behavior that
contributes to sustainable development, health and the welfare of society: takes into account the
expectations of stakeholder; is an compliance with applicable law and consistent with
international norms of behavior; and is intergrated throughout the organization and practiced in
its relationship”
(tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak keputusan dan kegiatannya pada
masyarakat dan lingkungan, melalui perilau transparan dan etis yang memberikan kontribusi
untuk pengembangan berelanjutan, kesehatan dan.
BAB III
Indonesia
Visi Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat adalah menjadi Satuan
Kerja yang kredibel dalam mendukung pecapaian peningkatan kinerja, reputasi dan citra positif
Bank Indonesia.
Tugas dan ruang lingkup humas yang dilaksanakan oleh satuan kehumasan Bank
Indonesia antara lain:
a) Menganalisis kondisi umum lingkungan yang berkaitan dengan perilaku dan opini dari
masing-masing stakeholder.
b) Mengantisipasi hal-hal yang menjadi kekuatan, keterbatasan, peluang dan tantangan
Bank Indonesia dalam berhubungan dengan stakeholder.
c) Merumuskan arah dan strategi kegiatan kehumasan Bank Indonesia.
d) Merencanakan program-program kehumasan yang efektif, selektif, dan terpagdu dengan
tetap menyesuaikan pada anggaran yang tersedia
e) Melaksanakan kegiatan-kegiatan kehumasan sesusai kebutuhan masing-masing kelompok
stakeholder, termasuk pelaksanaan edukasi bagi masing-masig kelompok stakeholders
f) Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan kehumasan dan melaksanakan perbaikan yang
diperlukan
Adalah bagian dari biro humas yang hubungannya dengan stakeholder eksternal
bank Indonesia. Tim Relasi Eksternal ini dibagi menjadi 3 (tiga) tim, diantaranya:
a. Kelompok Relasi Media
Tugas pokoknya adalah fasilitator semua hal yang berkaitan dengan Bank
Indonesia yang hubungannya dengan media massa seperti koran, majalah, televise,
radio, dan website. Setiap ada berita yang berkaitan dengan Bank Indonesia seputar
kebijakan yang dikerluarkan, baik berita positif maupun beritra negative, semuanya
akan dibahas di bagian ini.
Profesi humas dituntut harus menempatkan diri secara adaptif dalam melihat peluang dan
tantangan. Sebab, tugas humas secara global adalah menghubungkan suatu pesan kepada
penerima pesan. Kejelian dan keakuratan dalam mengelola peluang dan tantangan itu erupakan
tugas pokok yang dihadapi bidang humas. Sehingga bidang humas diharapkan bisa menyusun
prosedur dan organisasi tugasnya secara sistematis dan fleksibel
a) Menganalisis kondisi umum lingkungan yang berkaitan dengan perilaku dan opini dari
masing-masing stakeholder.
b) Mengantisipasi hal-hal yang menjadi kekuatan, keterbatasan, peluang dan tantangan
Bank Indonesia dalam berhubungan dengan stakeholder.
c) Merumuskan arah dan strategi kegiatan kehumasan Bank Indonesia.
d) Merencanakan program-program kehumasan yang efektif, selektif, dan terpagdu dengan
tetap menyesuaikan pada anggaran yang tersedia
e) Melaksanakan kegiatan-kegiatan kehumasan sesusai kebutuhan masing-masing kelompok
stakeholder, termasuk pelaksanaan edukasi bagi masing-masig kelompok stakeholders
f) Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan kehumasan dan melaksanakan perbaikan yang
diperlukan
Selain itu Humas Bank Indonesia juga memiliki peranan yang sangat penting dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari diantaranya:
4.2 Program Kegiatan yang Terdapat di Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Tim
Relasi Eksternal
Dilihat dari segi khalayaknya program kehumasan dapat dibagi dua yaitu program untuk
stakeholders internal dan stakeholders eksternal. Materi program untuk stakeholders internal
selain materi yang menyangkut apa dan bagaimana Bank Indonesia, temasuk juga materi tentang
apa dan bagaimana Humas dan “menghumasi”. Misalnya, karyawan Bank Indonesia selain perlu
memilliki syarat-syarat Bank Sentratl yang efektif, juga perlu memahami bagaimana
mengkomunikasikan ke-efektif-an organisasi dan dirinya, dengan kata lain setiap karyawan Bank
Indonesia harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam Bank Indonesia, sehingga dalam
melakukan aktifitasnya karyawan bank Indonesia senantiasa menjunjung tinggi harkat dan
martabat organisasi dimana mereka bekerja.
Program kehumasan untuk stakeholders ekstenal biasanya bervariasi sesuai dengan
kelompok sasarannya, seperti kelompok media atau pers, kaum intelektual dan para pakar,
lembaga keuangan, anak sekolah dan mahasiswa serta masyarakat umum secara umum. Berikut
ini akan dijelaskan program kehumasan untuk kelompok eksternal.
Program kehumasan untuk kelompok media atau pers, program ini biasanya
ditujukan dalam tiga hal yaitu meredam pemberitaan negative contohnya pada tahun
1998 terjadinya kenaikan inflasi secara drastis akibat menurunnya nilai rupiah, sehingga
Bank Indonesia lah yang dinilai bersalah, kemudian Humas Bank Indonesia meredam
info tersebut dengan cara memasang iklan mengenai tugas Bank Indonesia secara umum
agar berita yang dipublikasi bersifat objektif dan diharapkan dapat membantu
memperbaiki citra.
Hubungan dengan pers juga diharapkan bersifat saling mengisi, yaitu disamping
pers perlu mengetahui dan memahami peran dan tanggung jawab Bank Indonesia sebagai
otoritas moneter, Bank Indonesia pun perlu mengetahui apa dan bagaimana dunia per
situ, baik filosofis, harapan dan kebutuhan, maupun program kerja media.
Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh Humas Bank Indonesia dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari yang berkaitan dengan media ataupun pers.