BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan
diatas 37 minggu, sedangkan pada umur kehamilan kurang 36 minggu tidak terlalu
2008).
Penelitian mengenai kematian ibu dan kematian bayi cukup tinggi terutama
(prematur), dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus
lama, dan partus buatan pada kasus Ketuban Pecah Dini terutama pada
penanganan konservatif.
yang disebabkan oleh perdarahan 28%, eklampsia 12%, abortus 13%, sepsis 15%,
partus lama 18%, dan penyebab lainnya 2%
(62,07%), eklampsia 19 orang (16,38%), infeksi 5 orang (4,31%) orang dan lain-lain
20 orang (17,24%).
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah
menunjukkan jumlah persalinan dengan ketuban pecah dini pada tahun 2010
multipel, trauma, hidroamnion, dan gemelli. Oleh sebab itu persalinan dengan
ketuban pecah dini memerlukan pengawasan dan perhatian serta secara teratur
dan diharapkan kerjasama antara keluarga ibu dan penolong persalinan (bidan atau
dokter). Dengan demikian akan menurunkan atau memperkecil resiko kematian ibu
dan bayinya.
ilmiah dengan judul ” Asuhan Kebidanan Pada Ny. “H” Dengan Ketuban Pecah
Dini Gestasi 36 Minggu 4 Hari di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah
tanggal 16 s/d 18 Mei 2011”, Sebagai wujud perhatian dan tanggung jawab penulis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
ketuban pecah dini Gestasi 36 Minggu 4 Hari di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny. “H” dengan Ketuban
Pecah Dini Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah tanggal 16-18 Mei
2011.
b. Merumuskan diagnosa / masalah aktual pada Ny. “H” dengan Ketuban
Pecah Dini Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah tanggal 16-18 Mei
2011.
Pecah Dini di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah tanggal 16-18 Mei
2011.
dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah
Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah tanggal 16-18
Mei 2011.
“H” dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah
Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah tanggal 16-18
Mei 2011.
pada Ny. “H” dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti
Fatimah tanggal 16-18 Mei 2011.
1. Manfaat Aplikatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medik
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro
belakang kepala, disusul plasenta dengan tenaga ibu sendiri dalam waktu
b. Teori oksitosin.
kontraksi .
d. Teori prostaglandin
Menjelang persalinan, diketahui bahwa prostaglandin sangat
panggul.
dan lain-lain.
b. Kala pengeluaran ( II )
Dimulai sejak bayi lahir sampai dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban komplit.
keadaan ibu mulai stabil yaitu 1-2 jam setelah persalinan berlangsung.
a. Turunnya kepala
Yaitu masuknya kepala dalam pintu atas panggul dan majunya kepala.
b. Fleksi
c. Rotasi dalam
d. Ekstensi
punggung anak.
f. Ekspulsi
depan dan selanjutnya seluruh badan anak lahir sesuai kurve jalan lahir.
tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.
(Manuaba, 2010).
faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Adapun yang menjadi
maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa
A.2.4. Diagnosa
a. Anamnese
jalan lahir, cairan berbau khas, keluarnya cairan sebelum ada his atau his
b. Inspeksi
vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak,
keluar cairan dari orifisium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga
d. Pemeriksaan dalam
a. Pemeriksaan laboratorium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi, bau
dan PHnya.
1) Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi
biru ,menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).
dalam kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang
sedikit.
A.2.6. Insidensi
Insidensi KPD berkisar antara 8 s/d 10% dari semua kehamilan. Hal
lebih banyak terjadi pada kehamilan cukup bulan dari pada kurang bulan,
yaitu sekitar 96%, sedangkan pada kehamilan kurang bulan terjadi sekitar
A.2.7. Komplikasi
Komplikasi yang biasa terjadi pada Ketuban Pecah Dini, antara lain:
a. Infeksi intrauterin
b. Partus premature
c. Tali pusat menumbung
A.2.8. Penanganan
a. Konservatif
lakukan induksi.
b. Aktif
maksimal 4 kali.
persalinan diakhiri :
kesehatan lalu dan sekarang dan hasil pemeriksaan laboratorium. Semua data
harus memberikan informasi yang saling berhubungan (relevan) dan
Terkait dengan teori Varney di atas maka, dalam hal ini diadakan
pengumpulan data pada Ny. “H” sesuai dengan identifikasi data yang kami
dapat di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar tentang Ketuban
Pecah Dini. Tujuan identifikasi data dasar pada ketuban pecah dini yaitu untuk
mendapatkan informasi yang lebih rinci dari Ny. “H” yang nantinya akan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
maka dilakukan diagnosa lebih rinci pada klien untuk membandingkan dengan
Diagnosa tersebut berupa pendalaman masalah yang dialami oleh klien, dalam
hal ini dilakukan diagnosa tentang apa itu ketuban pecah dini dan apa
kunjungan prenatal saja, tetapi selama wanita bersama bidan misalnya pada
bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien yaitu ketuban
pecah dini .
B.5. Rencana Asuhan Kebidanan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa
mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan, setiap
rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan
klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian
dengan tim kesehatan lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap
ketuban pecah dini harus sesuai dengan intervensi yang telah dibuat pada
langkah sebelumnya.
masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
untuk memastikan apakah rencana tersebut telah berjalan secara efisien atau
belum.
BAB III
STUDI KASUS
KALA I
belakangnya.
1. G VI P IV A I
4. Ibu mengatakan pergerakan janinnya kuat di sebelah kiri dan dirasakan sejak
akhir bulan Februari 2011.
5. Ibu mengatakan keluar air dari jalan lahir, jernih tembus pakaian dalam dan
1. Riwayat KB ada.
1. Ibu menganggap kehamilannya ini merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha
Esa.
1. Kebutuhan Nutrisi
Selama inpartu :
Makanan cukup mengandung protein dan vitamin, nafsu makan agak menurun,
2. Kebutuhan Eliminasi
Kebiasaan BAK :
Kebiasaan :
Tidur siang tidak teratur, tidur malam ± 6-8 jam, pekerjaan rumah tangga
dilakukan sendiri.
Selama inpartu :
H. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran composmentis
TB : 165 cm
BB sebelum hamil : 55 kg
BB setelah hamil : 65 kg
Lila : 26 cm
3. Tanda-tanda vital :
N : 82 x/menit P : 20 x/menit
dipencet.
Pemeriksaan Leopold :
h. Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran kanan
32 cm x 97 = 3104 gram
pada tungkai, tidak ada varices, adanya refleks pattella kiri dan
kanan
l. Pemeriksaaan Dalam :
- Pembukaan 3-4 cm
- Ketuban (-)
- Presentase kepala
panggul (BDP), intrauterine, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik, Inpartu kala I
1. G VI P IV A I
Dasar :
keguguran 1 kali.
DO : Tampak striae livide, linea nigra dan otot perut sudah kendor.
Analisa dan interpretasi data :
stimulating hormone (MSH) yang meningkat dan dikeluarkan oleh lobus anterior
hipofisis.Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak, warnanya berubah agak
kebiru-biruan yang disebut striae livide kemudian setelah partus striae livide
berubah menjadi putih disebut striae albicans. Pada seorang multigravida sering
Dasar :
TP Tanggal 08 – 06 – 2011
3. PUKI
Dasar :
DS : Ibu mengatakan pergerakan janinnya kuat disebelah kanan
Auskultasi Djj terdengar jelas pada kuadran kiri ibu 132 x/menit.
Pada palpasi leopold II dapat ditentukan batas samping uterus dapat pula
menghubungkan bokong dengan kepala. Saat palpasi teraba tahanan keras, lebar
seperti papan pada sisi kiri perut ibu dan pada sisi kanan teraba bagian bagian kecil
4. Presentasi kepala
Dasar :
DS : -
DO :
- Leopold III teraba bagian janin yang bulat keras dan melenting.
Pada bagian fundus teraba bagian lunak dan tidak melenting yang
5. Intrauterine
Dasar :
DS : Ibu merasakan pergerakan janin kuat dan tidak ada nyeri perut.
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, pada saat palpasi teraba bagian-
bagian janin dan ibu tidak merasa nyeri saat janin bergerak terjadi kontraksi Braxton
6. Tunggal
DO :
- Pada palpasi teraba dua bagian besar yaitu kepala dan bokong.
- Auskultasi Djj 132 x/menit terdengar kuat diseblah kiri bawah perut.
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, teraba dua bagian besar janin
pada lokasi berbeda, bagian kepala pada kuadran bawah dan bagian bokong
pada kuadran atas. Pada kehamilan tunggal hanya satu bunyi jantung (Manuaba
I.B.G. 2005).
- Salah satu tanda pasti janin adalah pergerakan janin yang dirasakan ibu
H, 2008).
7. Hidup
Data Subjektif :
Data Objektif :
DJJ terdengar kuat dan teratur di sebelah kiri perut ibu dengan frekuensi 132 x/menit.
- Adanya gerakan janin dan DJJ merupakan tanda bahwa janin hidup. Gerakan
- Janin yang dalam keadaan sehat, bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya
Data Subjektif :
Data Objektif :
- Kesadaran composmentis
- TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
S : 36,60C.
P : 20 x/menit
TTV ibu dalam batas normal dan DJJ yang teratur menandakan keadaan ibu
Data Subjektif :
- Ibu merasakan nyeri perut tembus ke belakang disertai pelepasan lendir dan
- Ibu mengatakan ada pengeluaran air + 2 sarung di rumah pada tanggal13 Mei
Data Objektif :
- Pada umur kehamilan aterm, plasenta sudah tua, sehingga terjadi insufisiensi,
- Adanya pelepasan air pervaginam, jernih dengan bau agak amis menandakan
- Ketuban Pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban pada setiap saat
Data Subjektif : -
Data Objektif :
- Pembukaan 3-4 cm
- Ketuban (-)
Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruang rahim,
sehingga memudahkan terjadinya infeksi asenden. Salah satu fungsi selaput ketuban adalah
melindungi atau menjadi pembatas antara dunia luar dan ruang dalam rahim sehingga
mengurangi kemungkinan infeksi. Makin lama periode laten, makin besar kemungkinan infeksi
dalam rahim, persalinan prematuritas dan selanjutnya meningkatkan kejadian kesakitan dan
kematian ibu dan bayi atau janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2005).
KOLABORASI
Persalinan dapat berlangsung dengan normal, keadaan ibu dan janin baik.
- Kriteria :
1) Kala I untuk multigravida tidak lebih dari 7 jam dan untuk primigravida 13
jam.
- Pernafasan 16 - 24 x/menit.
a. Tujuan :
b. Kriteria :
- Pernafasan 16 - 24 x/menit.
3. Rencana Tindakan
Rasional :
Rasional :
Saat ada kontraksi, DJJ bisa berubah sesaat sehingga apabila ada perubahan dapat
diketahui dengan cepat dan dapat bertindak secara cepat dan tepat.
Rasional :
d. Ajarkan teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu
menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama timbul
kontraksi.
Rasional :
Teknik relaksasi memberi rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri dan memberikan suplai
oksigen yang cukup ke janin.
Rasional :
Karena kekuatan kontraksi uterus dapat berubah setiap saat sehingga mempengaruhi
turunnya kepala dan dilatasi serviks.
Rasional :
- Menghalangi penurunan kepala bayi dan memberi perasaan tidak nyaman pada ibu.
Rasional :
h. Pasang infus RL
Rasional :
Rasional :
j. Kaji tingkat nyeri dan upaya tindakan mengurangi respon nyeri berupa
Rasional :
- Mengurangi rasa nyeri pada sumber nyeri dengan teknik Double Hip
janin.
Rasional :
Dengan intake yang adekuat dapat memberi tenaga pada ibu dan mencegah
Rasional :
S : 36,5oC P : 20 x/menit
4. Menganjurkan teknik relaksasi kepada ibu yaitu menarik nafas melalui hidung
9. Drips oksitosin ½ ampul mulai 8 tetes naik 16 tetes setiap 30 menit dan
maksimal 40 tetes/menit.
ditandai dengan :
S : 36,5oC P : 20 x/menit
S : 36,5oC P : 20 x/menit
HARI
KALA I
1. G VI P IV A I
4. Ibu mengeluh sakit tembus ke belakang sejak tanggal 15 Mei 2011 jam
06.00.
7. Ada pengeluaran cairan pada jalan lahir sejak tanggal 13 mei 2011.
1. TP : 08-06-2011
2. Tanda-tanda vital
S : 36,50C P : 20 x/menit
Leopold II : Pu-Ki
c. Pembukaan : 3-4 cm
d. Ketuban : Negatif
e. Presentase : Kepala
Hb : 10 gr%
Assesment (A)
G VII P IV A I, gestasi 36 minggu 4 hari, puki, presentase kepala, bergerak dalam
panggul (BDP), intrauterine, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik, Inpartu kala I
Planning (P)
S : 36,50C P : 20 x/menit
8. Memasang infus RL
9. Memberi drips oksytosin ½ ampul (0,5 ml) di mulai dengan 8 tetes dan naik
KALA II
3. Ibu mengatakan adanya dorongan yang kuat untuk meneran saat sakit
4. Perineum menonjol
5. Tanda-tanda vital :
a. TD : 120/70 mmHg
b. N : 80 x/mnt
c. S : 36,50C
d. P : 20 x/ menit
Porsio : melesap
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : Negatif
Presentase : Kepala
Penumbungan : tidak ada
Assesment (A)
Planning (P)
13. Melihat tanda dan gejala kala II, yaitu dorongan kuat untuk meneran adanya
17. Memakai sarung tangan pada tangan kanan untuk melakukan pemeriksaan dalam.
bersih.
25. Memimpin ibu untuk meneran bila ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran.
30. Menahan puncak kepala dengan tangan kiri dan tangan kanan menyokong
perineum.
31. Mengusapkan kasa steril pada jalan nafas (mulut dan hidung)
36. Melahirkan tungkai dan bokong dengan menyusuri punggung ke arah bokong dan
37. Meletakkan bayi di atas perut ibu, posisi kepala lebih rendah dari badan.
39. Menjepit tali pusat dengan klem + 3-5 cm dari badan bayi dan klem 1-2 cm dari
klem satu.
40. Melindungi tali pusat dengan tangan kiri, lalu tali pusat dipotong.
KALA III
1. Bayi lahir tanggal 16 Mei 2011, jam 16.05 wita, JK : laki-laki, BBL 2900,PBL : 48
cm, AS : 8/10
5. TTV :
TD : 110 / 80 mmHg S : 36 °C
N : 82 x/menit P : 22 x/menit
Assesment (A)
Planning (P)
50. Memeriksa robekan pada introitus vagina dan perineum yang menimbulkan
perdarahan aktif.
KALA IV
Subjektif (S)
Objektif (O)
5. TTV ibu :
TD : 120 / 80 mmHg S : 37 °C
N : 88 x/menit P : 24 x/menit
Assement (A)
Planning (P)
56. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5 %
57. Mendekontaminasi tempat tidur dengan larutan clorin 0,5 % sesuai standar
pencegahan infeksi.
Pekerjaan : IRT/Wiraswasta
1. Ibu melahirkan tanggal 16 mei 2011 dengan jenis kelamin laki-laki, BBL : 2900 gr,
2. Ibu mengatakan ada pengeluaran darah dari jalan lahir bewarna merah muda.
Asessmen (A)
Planning (P)
d. Mengobservasi TTV
S : 36,5 oC P : 24x/i
Pekerjaan : IRT/Wiraswasta
1. Ibu mengatakan masih ada pengeluaran darah dari jalan lahir berwarna merah
muda.
Asesmen (A)
ASI kurang
Planning (P)
3. Mengukur TFU
Hasil : TFU 2 jrbpst
4. Mengobservasi TTV
S : 36,70C P : 22x/i
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan tinjauan
kasus pada pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada Ny.”H” dengan ketuban
pecah dini di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar tanggal 16-18 Mei
anamnese, pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
Pada tahap ini penulis tidak menemukan suatu hambatan yang dapat
mengganggu pengumpulan data yang kami lakukan karena respon ibu dalam
dan dokter yang merawat sehingga penulis dengan mudah memperoleh data yang
Menurut teori yang ada, ketuban pecah dini merupakan suatu keadaan
Ketuban pecah dini lebih banyak yang ditangani melalui induksi atas pertimbangan
persalinan prematur.
Berdasarkan studi kasus pada Ny.”H” dengan ketuban pecah dini atas
indikasi pengeluaran cairan dari jalan lahir, maka dilakukan induksi persalinan
berdasarkan pada pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh
Pada tinjauan pustaka yaitu bila ketuban pecah sebelum inpartu yaitu bila
pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Ketuban pecah dini ditegakkan berdasarkan adanya pelepasan air ketuban pada
umur kehamilan yang telah viable dan enam jam setelah itu tidak diikuti dengan
aktual yaitu GVII PIV AI, gestasi 36 Minggu 4 hari, puki , presentase kepala,
bergerak dalam panggul (BDP), interauterin, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin
terjadinya infeksi.
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny.”H” di lahan praktek dapat
penerapan tinjauan pustaka dan manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus
dilakukan apabila terdapat tanda-tanda infeksi dan gawat janin, tetapi pada studi
kasus Ny.”H” dengan ketuban pecah dini tidak ditemukan indikasi untuk melakukan
tindakan segera mengingat keadaan ibu dan bayinya baik. Namun dikolaborasikan
asuhan kebidanan pada studi kasus di lahan praktek dan ini berarti tidak ada
kesenjangan.
komprehensif ditujukan pada indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi klien
serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien dan juga meliputi antisipasi
disetujui klien dan semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang
informed consent, beri support pada ibu, pasang infus ranger laktat 500 cc 16
tetes/30 menit dan pasang kateter, observasi tanda-tanda vital, jelaskan penyebab
kemih.Dari rencana asuhan kebidanan tersebut yang telah diberikan pada kasus ini
rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat
kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang telah
direncanakan. Pada studi kasus Ny.”H” dengan ketuban pecah dini, semua tindakan
hambatan karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien serta
adanya dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan di kamar bersalin Rumah
memutuskan apakah tujuan telah dicapai atau tidak dengan tindakan yang sudah
diimplementasikan.
Berdasarkan studi kasus Ny.”H” dengan ketuban pecah dini tidak ditemukan
hal-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka. Oleh karena itu bila
dibandingkan dengan tinjauan pustaka dan studi kasus Ny.”H” secara garis besar
tidak ditemukan kesenjangan.
BAB V
melalui studi kasus tentang Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny.”H” dengan
Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar tanggal 16-18
Mei 2011, maka dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran-saran.
A. Kesimpulan
1. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-
melindungi bayi dari dunia luar menjadi terbuka. Ini berpotensi menimbulkan
penularan bakteri dari vagina dan infeksi rahim. Ini tentu berbahaya terhadap
keselamatan bayi.
Pada persalinan dengan ketuban pecah dini tidak selamanya di tangani dengan
induksi tetapi dapat dilahirkan secara normal atas pertimbangan dari ibu tidak
ditemukan kelainan sedangkan pada bayi apabila tafsiran janin tidak prematur.
sampai tahap akhir tidak ditemukan adanya hambatan oleh adanya kerjasama
antara klien dan petugas kesehatan sehingga semua tindakan dapat terlaksana
dengan baik.
terhadap klien.
B. Saran
kasus-kasus yang patologi khususnya dalam kasus ketuban pecah dini agar
bayinya.
b. Diharapkan seorang bidan harus lebih terampil dan selalu siap dalam
masalah yang di hadapi pasiennya agar tindakan dan pengobatan cepat dan
pada klien.
Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, Rumah Bersalin, Puskesmas rawat
kesehatan.
Sebaiknya pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar
ginekologi dan ruang bayi agar setiap klien mendapatkan kualitas pelayanan
mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan dan
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, dkk, 2006 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Lampiran.
keluarga berencana.
BELUARGA BERENCANA
Untuk sebagian besar kesuburan akan dimulai bila mendapatkan menstruasi pertama
Selama bulan pertama post partum kemungkinan menjadi hamil sangat kecil
pada ibu yang tidak menyusui. Seseorang ibu post partum tidak perlu menunggu
mendapatka menstruasi untuk memulai pemakaian kontrasepsi sebab bila haid lagi
maka konsepsi menjadi rendah pada ibu menyusui terlebih pada ibu tidak menyusui.
Bila ibu tidak akan menyusui bayinya ia harus segera menggunakan kontrasepsi.
Kontrasepsi yang diberikan segera post partum tidak boleh mengganggu laktasi.
a. Kontrasepsi yang berisi progestin saja seperti pil mini, suntikan dan implant
tidak mempunyai efek pada laktasi dan dapat digunakan pada ibu-ibu yang
menyusui agar segera setelah melahirkan atau setiap saat selama masa laktasi.
b. Efek samping yang paling sering terjadi adalah haid yang regular bahkan
sampai amenorhoe
c. Pil mini mempunyai angka kegagalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
POK
wanita.
2. Spermisid
Spermisid seperti tablet busa, krim atau jelly tidak mempunyai efek samping pada
3. Metode Berier
Metode barier seperti kondom, diafragma, kap vagina atau spons tidak mempunyai
efek pada laktasi dan dapat digunakan dengan aman pada post partum.
4. IUD
a. Non medicated IUD seperti lippes loop, kemungkinan besar tidak
mempengaruhi laktasi, mungkin hanya timbul kram rahim yang ringan selama
terbaik untuk ibu yang menyusui karena tampaknya tidak mempengaruhi kualitas
c. Yang penting bagi pemakai IUD post partum adalah penempatan IUD
ekspulsi.
5. Tubektomi
a. Jenis
1) Mini laparatomi
2) Laparaskopi
b. Manfaat
1) Sangat efektif
2) Permanen
3) Tidak mempengaruhi proses menyusui
5) Baik bagi klien apabila kehamilan menjadi resiko kesehatan yang serius.
c. Kerugian
dengan kehendaknya.
Sumber : http://www.dewabenny.com
Gambar 4 : Kontrasepsi suntikan Gambar
5 : Kontrasepsi pil dan suntikan
Sumber : (http://www.pusdiknakes.com
Sumber : http://www.klikdokter.com
(SAP)
Waktu : 15 menit
Tanggal : 10 Maret 2011
Media : Leaflet
A. Pengertian payudara
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan bisa mengeluarkan air
susu.
Perawatan payudara dapat dilakukan pada saat kehamilan dan (ante natal) dimana
dimulai pada usia kehamilan 4 atau 6 bulan, dan pada saat setelah melahirkan (post
partum)
Cara perawatannya yaitu bisa dilakukan sambil ibu duduk dibangku atau bisa juga
saat ibu sebelum mau mandi sambil berdiri, sebelum memulai kita harus terlebih
- Handuk 2 buah
- Waslap 2 buah
- Tempat sampah
- 3 buah peniti
Caranya yaitu :
payudara lalu disatukan dengan yang dipundak, kalau perlu jepit dengan peniti
Dekatkan tempat untuk menampung air susu, kalau-kalau ada air susu yang
menetes pada saat pengurutan nanti, bila perlu ditampung pada mangkok
plastik.
Kompres putting susu dengan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau
baby oil selama kurang lebih 5 menit, setelah itu bersihkan daerah aerola dan
putting susu dengan menggunakan kapas tadi, lalu buang kapas kotor
ketempat sampah.
Licinkan kedua tangan dengan minyak lalu tempatkan kedua telapak tangan
Pengurutan 1
kesamping, telapak tangan kiri dan telapak tangan kanan kearah sisi kanan.
bawahnya edengan posisi telapak tangan yang satu diatas dan yang satu
15-30 kali.
Dilanjutkan dengan arah garukan yang terakhir adalah melintang yaitu tempatkan
kedua telapak tangan dibawah kedua payudara kiri dan kanan, kemudian secara
bersamaan digerak-gerakan keatassambil menyentuh sedikit payudara dan dilepas
perlahan-lahan, lakukanlah sebanyak 15-30 kali.
Pengurutan II
Pengurutan III
Pengurutan IV
Bisa juga dilakukan oleh ibu pada saat mandi dikamar mandi dengan
ke payudara dan untuk air dinginnya bisa dilakukan saat ibu mandi dengan air
dibereskan.
Penting :
OLEH :
ETRI JAYANTI
B.08.119
KARYA TULIS ILMIAH
Stikes xxxxxxxxxxxxxxx.....Makassar
2011
Comments