Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KI3211

RANCANGAN PENELITIAN

WAWANCARA KAKAK UNSUR ZIRKONIUM 2014

( ZAENUR RIDHO )

Disusun Oleh :

Mohamad Ridwan (10516040)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019
Hidup Itu Perlu Dinikmati

Institut Teknologi Bandung


(ITB) mungkin merupakan salah satu
kampus dambaan siswa SMA di
Indonesia. Lulus Cap Gajah yang
katanya terbaik bangsa itu menjadi
daya jual tersendiri bagi siswa SMA
juga, itu karena populariasnya yang
melahirkan tokoh-tokoh penting
negara. Memang menjadi
kebanggaan tersendiri mungkin bagi
mahasiswa yang dinyatakan masuk di
ITB, akan tetapi setelah masuk ITB
semua berubah, dahulu yang di SMA masih bisa belajar seenaknya saja, masih bisa untuk berjuang,
di ITB kami merasa harus ada jadwal tersendiri untuk belajar, karena kami sadar belajar adalah
kebutuhan ternyata. Bukan maksud apa-apa karena kami merasakan bahwa belajar saja nilainya
segitu atau kurang baik, apalagi tidak belajar. Memang bukan ukuran juga belajar banyak mengerti
banyak tetapi belajar membuat kami lebih menghargai usaha, menghargai susah dan suka karena
memang hidup itu perlu dinikmati.

Saya sebagai penulis ingin belajar lebih tentang dunia Chemistry yang telah ia lalui dari
pengalaman kakak unsur saya Zirconium 2014 ( Zaenur Ridho ). Awal masuk kimia menurutnya
merupakan dambaan ketika ia masih duduk di bangku SMA. Dari kelas X, ia sangat tertarik dengan
keilmuan ini dan terus mencari pembelajaran yang mungkin mendukung hobby-nya. Masuk di
bangku kelas XI ia akhirnya memilih jurusan IPA dan menekuni di bidang kimia dan mengantarnya
untuk mengikuti Olimpade Kimia. Walapun belum membuahkan hasil, ia tetap berusaha bahwa
kimia memang studi yang paling ia sukai dibanding lainnya. Setelah masa SMA berakhir akhirnya
mimpinya terwujud dapat masuk ITB di jurusan kimia. Di ITB, seluruh mahasiswanya harus
menempuh pendidikan TPB (Tahap Persiapan Bersama) dimana matematika, fisika dan kimia dasar
diberikan untuk pembekalan di jurusan. Sebelum masuk jurusan memang ditentukan dengan nilai
dan kuesioner, disini ia bersyukur karena dapat masuk kimia sesuai dengan keinginannya. Kesan
pertama masuk Kimia ITB ialah sangat tertarik dengan praktikum yang mungkin akan menemukan
hal baru akan tetapi semua itu hilang ketika semester III harus memilih kimia organik. Menurutnya
kimia organik itu sangat menyita waktu karena praktikumnya sendiri sudah banyak belum
pembelajarannya juga sangat padat. Berbeda dengan kelompok keahlian (KK) lainnya seperti kimia
analitik yang simpel dan mudah dipahami. Menurutnya Pak Bachri merupakan dosen yang
membuat dirinya tertarik dengan KK tersebut, bukan tanpa alasan melainkan cara beliau mengajar
dan gelar yang diraih profesor itulah yang membuat ketertarikannya. Selain itu ketika dia mengikuti
PKM dan lolos pendanaan ITB, beliau langsung memilih Pak Bachri sebagai dosen pembimbingnya,
ketika itu pula yang membuat kak Ridho ingin mendalami kimia analitik yang se-topik dengan pak
Bachri (pemisahan).
Kuliah selamanya tak monoton katanya, hal tersebut terbukti ketika ia duduk di semester
empat dan lima. Di semsester empat dan lima tersebut, ia sangat takut dengan mata kuliah biokimia
dikarenakan ada kata biologi di mata kuliah itu. Ia merasa sangat belajar keras dengan biokimia ini
sampai sampai ada salah satu mata kuliah di biokimia yang harus remidial. Akan tetapi hal yang
lebih mengerikan justru adalah praktikumnya, karena tuntutan yang tinggi membuat ia tak enjoy
dengan praktikum yang dilakukan sehingga memiliki kesan mengerikan dan menegangkan yang
ujung-ujungnya memiliki target belajar untuk lolos tes awal bukan berorientasi untuk praktikum
nanti bagaimana. Di semester lima merupakan puncak yang sangat disayangkan karena ia harus di
rawat di rumah sakit karena DBD. Waktu itu merupakan waktu dimana sedang banyak tugas dan
banyak ujian yang harus dipersiapan, akan tetapi namanya sakit DBD memang tak bisa dihilangkan
begitu saja sehingga dalam lima hari perawatan tersebut ia harus meninggalkan tiga ujian dalam
minggu tersebut yaitu KUGU, SFB dan CPE. Setelah ujian satu dilaksanakan muncul kembali ujian
kedua dimana dalam sehari tersebut ia harus ujian dua bahan yaitu KUGU ujian satu dan KUGU
ujian dua, hanya doa dan uasaha yang bisa ia lakukan. Syukurlah ujian yang telah ia lalui dapat
menghasilkan hasil yang cukup memuaskan. Tidak hanya itu, ia masih merasa takut karena SFB
hanya bisa dilakukan ujian dua hari sebelum KRS dan muncul indeks T sehingga ia hanya dapat
memilih 20 sks pada semester enam. Setelah sebulan berlalu ia kembali mengambil PRS untuk
mengubah mata kuliah yang semula hanya 20 sks menjadi 22 sks. Ia menanggap kimia fisik dan
anorganik adalah mata kuliah yang susah, karena hampir seangkatannya memiliki nilai yang kuang
dari standar yang ditetapkan dosen. Oleh karena seangkatannya kurang tersebut ia justru merasa
lega karena tidak hanya ia sendirian yang tidak bisa mengikuti dengan baik. Dari sinilah ia
menganggap bahwa kimia itu seru banyak lika-likunya apalagi banyak teman yang mendukung
untuk belajar dan bisa berkarya walaupun dukanya terkadang kurang tidur alias tenaga dan otaknya
dipakai terus menerus. Ia bisa menghadapi tersebut karena memiliki motto yang ia pakai yaitu
dream it, do It and pray it to have the experience life.

Bergeser ke bidang non akademik yaitu pengalaman beroganisasi. Semasa menjadi


mahasiswa ia aktif berorganisasi di unit rebana ITB (URI) dan himpunan kimia amisca ITB . Di unit
itu sendiri ia lebih meluangkan waktu nya sekadar untuk hiburan semata karena semasa SMA juga
menyukai kesenian rebana sedangkan untuk himpunan sendiri merupakan wadah yang mampu
membuat dirinya untuk berkarya di bidang kimia dan menjalin hubungan sosial dengan anak-anak
kimia lainnya. Kedua instansi ini memang berbeda misi dan visinya sehingga keorganisasiannya juga
berbeda dalam pengurusan. Di Unit ia lebih mengutamakan hobby dan musyawarah, terkadang
juga membahas penampilan rebana di luar kampus, sedangkan Himpunan lebih mengutamakan
target kepengurusan, musywarah anggota, dan kegiatan yang berbasis massa himpunan sehingga
ia dapat belajar bentukan organisasi yang mungkin terjadi di dunia kerja seperti apa yaitu akan
berbeda-beda. Dengan perbedaan tersebut tentunya ia mampu memilih problem solving apa yang
harus dilakukan misalnya ketika OKTAN ITB ia menjadi ketua divisi bidang managerial dengan ketua
pementasan rebana. Walaupun sama-sama memanagemen orang akan tetapi keduanya berbeda
karena di segi managerial ia harus mengkontrol orang yang begitu banyak dan melibatkan berbagai
bidang dan harus mengambil keputusan bersama sedangkan di unit rebana lebih sedikit orang harus
dikontrol dan lebih mudah dalam memanagemennya.

Masalah dunia kerja ialah masalah umum yang mungkin menghantui mahasiswa ketika
telah lulus sebagai mahasiswa. Lulusan cap gajah katanya belum tentu cepat dapet kerja, ingat
kembali bahwa semua kembali ke diri sendiri yaitu usaha. Saat ini kak Ridho memang belum
mendapat pekerjaan yang sesuai dengannya ia sebenarnya ingin sekali menjadi pengajar akan
tetapi setelah melalui kehidupan yang mungkin dirasa harus cepat menghasilkan uang ia memilih
mencari pekerjaan. Saat ini ia sedang berjuang dalam mencari pekerjaan dan telah sedang
menempuh interview di salah satu perusahaan Jakarta. Ia menceritakan ketika apply pekerjaan
disana bukan passion-nya akan tetapi ia tetap berusaha karena ingin mencari pengalaman kerja.
Pohon pun membuahkan hasil dengan keoptimisannya ia dapat masuk pada pemberkasan dan
tinggal satu tahap lagi. Perlu diingat bahwa lulus di kimia bukan berarti tidak bisa melakukan hal
lainnya. Anggapan inilah yang membuat ia terus tetap berjuang mencari pekerjaan kesana kemari.
Disamping mencari tersebut, ia sebenarnya telah bekerja sebagai pengajar di daerahnya, walapun
katanya penghasilannya tak seberapa namun cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam
pencarian pekerjaan, info dari orang dekat sangat membantu karena teman yang mungkin kita
kenal justru menjadi senjata untuk mengetahui sistem perusahaan yang ingin dilamarnya. Saat
mengikuti seleksi di perusahaan Jakarta tersebut sebenarnya juga karena ada teman yang telah
bekerja disana sehingga bisa mempersiapkan diri ketika interview yang akan dilakukan. Tetap saja
doa dan usaha sangat diperlukan untuk meraihnya.

Impian besar tentunya tetap ada bagi setiap orang tak terkecuali dengan kak Ridho.
Disamping ia ingin menjadi pengajar, ia justru tertarik juga dengan pekerjaan laboratorium
perusahaan berbasis research seperti RnD. Disana ia ingin sekali mengembangkan produk dengan
metoda perusahaan seperti apa dengan membuat formula untuk mencari takaran yang terbaik
suatu bahan. Oleh sebab itu ia tak hanya mencari pekerjaan yang berada di Jakarta saja tetapi diluar
daerah juga. Dengan pengalaman yang penuh perjuangan tersebut, saya sendiri sangat termotivasi
lebih untuk terus berkarya dibidang kimia ini. Saya dapat mengambil hikmah dari pengalaman yang
telah kakak unsur saya lalui dan menjadi bahan evaluasi saya untuk kedepannya. Semoga sukses
kak, terimakasih banyak. (Memang Hidup Itu Perlu Dinikmati)

Anda mungkin juga menyukai