Anda di halaman 1dari 24

TUGAS TERSTUKTUR

SISTEM RUJUKAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kebidanan Komunitas
Dosen Pembimbing : Lina Haryani, SST.,M.Keb

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Pebi Ayuni Martin (311117044)
Deviena Octavia J (311117046)
Rahmanisa Kurnia P (311117050)
Sinta Rosfina (311117051)
Vera Maulidya M (311117052)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, yang telah memberikan
petunjuk dan kekuatan untuk menyelesaikan salah satu tugas Kebidanan Komunitas
mengenai “Sistem Rujukan Kebidanan Komunitas”. Dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu serta dukungan yang diberikan kepada penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, dan mengharapkan kepada semua pembaca untuk dapat memberikan
masukan dan kritikan demi kesempurnaan isi makalah.
Akhir kata penulis ucapkan semoga kita dapat memanfaatkan makalah ini
dengan dasar niat yang baik tentang mengenai materi “Sistem Rujukan Kebidanan
Komunitas”.

Cimahi, Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ................................................................................................ 3
A. Tujuan Sistem Rujukan ................................................................................ 3
B. Jenis Sistem Rujukan ................................................................................... 3
C. Jenjang Tingkat Tempat Rujukan ................................................................ 4
D. Jalur Rujukan ............................................................................................... 5
E. Mekanisme Rujukan..................................................................................... 6
F. Indikasi dan Kondraindikasi ........................................................................ 8
G. Perlengkapan .............................................................................................. 12
H. Kendaraan .................................................................................................. 14
G. Rujukan Kebidanan ................................................................................ 15
I. Pelayanan Obsteri....................................................................................... 16
BAB III ................................................................................................................. 20
PENUTUP ............................................................................................................. 20
A. Simpulan .................................................................................................... 20
B. Saran ........................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebidanan komunitas tidak tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat,


keberhasilan kebidanan komunitas dalam rangka upaya peningkatan
kesehatan ibu, anak dan keluarga bergantung kepada dukungan masyarakat
itu sendiri.
Sebagai warga negara indonesia yang mempunyai pandangan hidup
pancasila, seorang bisan harus menganut filosofi yang mempunyai keyakinan
bahwa setiap manusia biopsikososio kultural spiritual yang unik mempunyai
satu kesatuan jasmani yang utuh dan tidak ada individu yang sama. Bidan
berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh keyakinan bahwa
setiap individu beerhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan
memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan perbedaan budaya.
Keberadaan bidan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan
ibu dan janinnya pelayanan kesehatan terutama kebidanan berada dimana-
mana dan kapan saja selama ada proses reproduksi manusia. Untuk
mendapatkan asuhan kebidanan yang berkualitas perlu didukung dengan
tersedianya standar asuhan. Standar asuhan itu sendiri dilandasi dasar-dasar
kebidanan sebagai filosofi. Mengacu pada keadaan tersebut maka seorang
bidan harus mengetahui: filsafah asuhan kebidanan dan asuhan kebidanan.
Peran serta masyarakat proses dimana individu, keluarga, lembaga
swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas pada umumnya. Bidan
bersama sektor yang bersangkutan menggerakan peran serta masyarakat
dalam bentuk pengorganisasian masyarakat.

1
B. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari penulisan masalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Asuhan Kebidanan System rujukan kebidanan komunitas pada jurusan
D3 Kebidanan dan mahasiswa memahami dan mengerti mengenai materi
tersebut.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI
Rujukan ibu hamil dan neonatus yang berisiko tinggi merupakan komponen
yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan maternal. Dengan dengan
memahami dan sistem dan cara rujukan yang baik, tenaga kesehatan diharapkan
dapat memperbaiki kualitas pelayanan pasien.

A. Tujuan Sistem Rujukan

Tujuan sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu,cakupan dan


efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu. Dengan adanya system rujukan
diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu
karena tindakan tujuan ditujukan pada kasus yang tergolong beresiko tinggi.
Oleh karena itu kelancaran rujukan dapat menjadi factor yang menentukan
untuk menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, terutama dalam
mengatasi keterlambatan.
1. Pelaksanaan rujukan:
a. Internatal antar petugas di satu rumah
b. Antara puskesmas pembantu dan puskesmas
c. Antara masyarakat dan puskesmas
d. Antara puskesmas dengan puskesmas lainnya
e. Antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya
f. Internal antar bagian/unit pelayanan di dalam satu rumah sakit
Antara rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dari
rumah sakit.

(sumber: Buku Ajar: kebidanan komunitas halaman 179-180)

B. Jenis Sistem Rujukan

Sistem rujukan upaya keselamatan merupakan suatu sistem jaringan fasilitas


pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung

3
jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul baik secara vertical
maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten.

Terdapat dua jenis istilah rujukan yaitu rujukan medic dan rujukan kesehatan.

1. Rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas
satu kasus yang timbul baik secara vertical maupun hori1zontal kepada
yang lebih berwenang dan mampu menanganinya secara rasional. Jenis
rujukan medik
a. Transfer of specimen: pengiriman bahan (specimen) untuk pemeriksaan
laboratorium lebih lengkap.
b. Transfer of patient: konsultasi penderita untuk keperluan diagnosa,
pengobatan, tidakan operatif dan lain-lain
c. Transfer of knowledge/personel: pengiriman tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan pengobatan
setempat.
2. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan
bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini
adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya
preventif dan promotif.

C. Jenjang Tingkat Tempat Rujukan

Jenjang (hierarki) Komponen/unsure pelayanan kesehatan


Pelayanan kesehatan individu atau oleh keluarga sendiri
Tingkat rumah tangga
Kegiatan swadaya masyarakat dalan menolong mereka
sendiri oleh kelompok paguyuban, PKK, saka bhakti
Tingkat masyarakat
husada, anggota RT, RW, dan masyarakat (posyandu).
Puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling,
praktek dokter swasta, bidan, poliklinik swasta dll.
Fasilitas pelayanan kesehatan
professional tingkat 1 Rumah sakit kabupaten, rumah sakit swasta,
laboratorium swasta

4
Fasilitas pelayanan professional
Rumah sakit kelas A dan B serta lembaga spesialis
tingkat II
swasta, laboratorium kesehatan daerah dan
FasPilitas pelayanan
laboratorium klinik swasta
professional tingkat III

Jenjang Tingkat Tempat Pelayanan

RUMAH SAKIT TIPE A

RUMAH SAKIT TIPE B

RUMAH SAKIT TIPE C/D

PUSKESMAS RAWAT INAP

PUSKESMAS/BKIA SWASTA

PUSKESMAS PEMBANTU/ BIDAN

POSYANDU/KADER/DUKUN BAYI

D. Jalur Rujukan

Jalur rujukan untuk kasus kegawatdaruratan dapat dilaksanakan sebagai


berikut:

1. Dari Kader
Dapat langsung merujuk ke:
a. Pondok bersalin atau bidan di desa
b. Puskesmas pembantu

5
c. Puskesmas dengan rawat inap
d. Rumah sakit pemeritah/swasta bergantung fasilitas mana yang terdekat.
2. Dari Posyandu
Dapat langsung merujuk ke:
a. Pondok bersalin atau bidan di desa
b. Puskesmas pembantu
c. Puskesmas dengan rawat inap
d. Rumah sakit pemeritah/swasta
3. Dari Puskesmas pembantu
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D atau C atau rumah sakit
swasta.
4. Dari pondok bersalin atau bidan di desa.
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D atau C atau rumah sakit
swasta.

Pada rujukan penderita gawat darurat, batas wilayah adminstrasi (geografis)


dapat diabaikan karena yang penting penderita mendapat pertolongan yang
cepat dan tepat.

E. Mekanisme Rujukan

1. Menentukan kegawatdaruratan penderita


a. Pada tingkat kader

Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh


keluarga atau kader, maka segera rujukke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat.

b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas Tenaga


kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatn tersebut harus
dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui. Sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawabnya mereka harus menentukan
kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus
dirujuk.

6
2. Menentukan tempat tujuan rujukan
Pilih tempat pelayanan kesehatan yang terdekat termasuk fasilitas
pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan
penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya
Penderita dan keluarganya perlu diberi informasi tentang perlunya
penderita segera dirujuk untuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
4. Mengirimkan informasi ke tempat rujukan
Tujuan mengirimkan informasi ke tempat rujukan adalah:
a. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan
dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
b. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
c. Meminta petunjuk cara penanganan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.
5. Persiapan penderita
a. Perbaiki keadaan umum terlebih dahulu, infuse maupun obat-obatan
yang diperlukan untuk mempertahankan keadaan umum perlu
disertakan pada waktu pasien dirujuk
b. Surat rujukan perlu disiapkan sesuai formatnya
c. Bidan perlu mendampingi untuk menjaga keadaan umum penderita.
6. Pengiriman penderita tindak lanjut penderita
Perlu diupayakan kendaraan/ sarana transportasi yang nyaman dan tepat
untuk mengangkut penderita.
7. Tindak lanjut penderita
a. Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka
perlu dilakukan kunjungan rumah
b. Untuk penderita yang telah dikembalikan dan memerlukan tindak lanjut
dilakukan tindakan sesuai saran yang diberikan.
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan disingkat:
BAKSOKU yaitu yang dijabarkan sebagai berikut:

7
B: (bidang) pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan
yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan
kegawatdaruratan.
A: (alat) bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti
spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop.
K: (keluarga) beritahu keluarga tentang kondisi terakhir klien dan
alasan mengapa ia dirujuk. Anggota keluarga yang lain harus menemani
klien ke tempat rujukan.
S: (surat) beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi klien,
alasan dirujuk, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat-obatan yang telah
diterima klien
O: (obat) bawa obat-obatan essensial diperlukan selama perjalanan
merujuk.
K: (kendaraan) siapkan kendaraan yang cukup baik untuk membawa
klien ke tempat rujukan
U: (uang) ingatkan keluarga untuk membawa uang yang cukup untuk
membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.

F. Indikasi dan Kondraindikasi

Secara umum, rujukan dilakukan apabila tenaga dan perlengkapan diajari


fasilitas kesehatan tidak mampu menatalaksanakan komplikasi yang mungkin
terjadi. Dalam pelayanan kesehatan maternal dan pernatal, terdapat dua
alasan untuk merujuk ibu hamil, yaitu ibu dan / atau janin yang dikandungnya.

Berdasarkan sifatnya, rujukan ibu hamil dibedakan menjadi:

1. Rujukan kegawatdaruratan
Rujukan kegawatdaruratan adalah rujukan yang dilakukan sesegera
mungkin karena berhubungan dengan kondisi kegawatdaruratan yang
mendesak.
2. Rujukan berencana

8
Rujukan berencana adalah rujukan yang dilakukan dengan persiapan yang
lebih panjang ketika keadaan umum ibu masih relatif lebih baik, misalnya
di masa antenatal atau awal persalinan ketika didapati kemungkinan risiko
komplikasi. Karena tidak dilakukan dalam kondisi gawat darurat, rujukan
ini dapat dilakukan dengan pilihan modalitas transportasi yang lebih
beragam, nyaman , dan aman bagi pasien.

Adapun rujukan sebaiknya tidak dilakukan bila:

1. Kondisi ibu tidak stabil untuk dipindahkan


2. Kondisi janin tidak stabil dan terancam untuk terus memburuk
3. Persalinan sudah akan terjadi
4. Tidak ada tenaga kesehatan terampil yang dapat menemani
5. Kondisi cuaca atau modalitas transportasi membahayakan

Rencana rujukan

1. Komunikasi rencana merujuk dengan ibu dan keluarganya, karena rujukan


harus mendapatkan rujukan harus mendapatkan persetujuan dari ibu
dan/atau keluarganya, tenaga kesehatan perlu memberikan kesempatan,
apabila situasi memungkinkan, apabila situasi memungkinkan, untuk
menjawab pertimbangan dan pertanyaan ibu dan keluarganya, beberapa
hal yang disampaikan sebaiknya meliputi:
a. Diagnosis dan tindakan medis yang diperlukan
b. Alasan untuk merujuk ibu
c. Risiko yang dapat timbul bila rujukan tidak dilakukan
d. Risiko yang dapat timbul selama rujukan dilakukan
e. Waktu yang tepat untuk merujuk dan durasi yang dibutuhkan untuk
merujuk
f. Tujuan merujuk
g. Modalitas dan cara transportasi yang digunakan
h. Nama tenaga kesehatan yang akan menemani ibu

9
i. Jam operasional dan nomor telepon rumah sakit/Pusat pelayanan
kesehatan yang ditujukan
j. Perkiraan lamanya waktu perawatan
k. Perkiraan biaya dan sistem pembayaran ( termasuk dokumen
kelengkapan untuk Jampersal, Jamkesmas, atau asuransi kesehatan)
l. Petunjuk arah dan cara menuju tujuan rujukan dengan menggunakan
modalitas transportasi lain
m. Pilih akomodasi untuk keluarga
2. Hubungi pusat layanan kesehatan yang menjadi tujuan rujukan dan
sampaikan kepada tenaga yang akan menerima pasien hal-hal berikut:
a. Indikasi rujukan
b. Kondisi ibu dan janin
c. Rencana terkait prosedur teknis rujukan ( termasuk kondisi lingkungan
dan cuaca menuju tujuan rujukan )
d. Kesiapan sarana dan prasarana di tujuan rujukan
e. Penatalaksanaan yang sebaiknya dilakukan selama dan sebelum
transportasi, berdasarkan pengalaman-pengalaman rujukan sebelumnya
3. Hal yang perlu dicatat oleh pusat layanan kesehatan yang akan menerima
pasien adalah:
a. Nama pasien
b. Nama tenaga kesehatan yang merujuk
c. Indikasi rujukan
d. Kondisi ibu dan janin
e. Penatalaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya
f. Nama dan profesi tenaga kesehatan yang mendampingi pasien
4. Saat berkomunikasi lewat telepon, Pastikan hal-hal tersebut telah dicatat
dan diketahui oleh tenaga kesehatan di pusat layanan pusat kesehatan
yang akan menerima pasien
5. Lengkapi dan kirimlah berkas-berkas berikut ini ( secara langsung ataupun
melalui faksimili ) sesegera mungkin:

10
a. Formulir rujukan pasien (minimal berisi identitas ibu, hasil
pemeriksaan, diagnosis kerja, terapi yang telah diberikan, tujuan
rujukan, serta nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan
b. Fotokopi rekam medis kunjungan antenatal
c. Fotokopi rekam medis yang berkaitan dengan kondisi saat ini
d. Hasil pemeriksaan penunjang
e. Berkas-berkas lain untuk pembiayaan menggunakan jaminan kesehatan
6. Pastikan ibu yang dirujuk sudah menggunakan gelang identitas
7. Bila terdapat indikasi, pasien dapat dipasang jalur intra Vena dengan kabul
berukuran 16 atau 18.
8. Mulai penatalaksanaan dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi segera
setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan di tujuan rujukan. Semua
resusitasi, penanganan kegawatdaruratan dilakukan sebelum
memindahkan pasien.
9. Periksa kelengkapan alat dan kelengkapan yang akan digunakan untuk
merujuk, dengan memperhatikan juga kemungkinan yang dapat terjadi
selama transportasi.
10. Selalu siap sedia untuk kemungkinan terburuk.
11. Nilai kembali kondisi pasien sebelum merujuk, meliputi:
a. Keadaan umum pasien
b. Tanda vital ( nadi, tekanan darah, suhu, pernapasan )
c. Djj
d. Presentasi
e. Dilatasi serviks
f. Letak janin
g. Kondisi ketuban
h. Kontraksi uterus: kekuatan, frekuensi, durasi.

11
G. Perlengkapan

Perlengkapan dan modalitas transportasi secara spesifik dibutuhkan untuk


melakukan rujukan tepat waktu ( kasus kegawatdaruratan obstetricians ).
Pada dasarnya, perlengkapan yang digunakan untuk proses rujukan ibu
sebaiknya memiliki kriteria:

a. Akurat
b. Ringan, kecil, dan mudah dibawa
c. Berkualitas dan berfungsi baik
d. Permukaan kasar untuk menahan gerakan akibat percepatan dan getaran
e. Dapat diandalkan dalam keadaan cuaca ekstrim tanpa kehilangan
akurasinya
f. Bertahan dengan baik dalam perubahan tekanan jika di gunakan dalam
pesawat terbang
g. Mempunyai sumber listrik sendiri ( baterai ) tanpa menggangu sumber
listrik kendaraan

PERLENGKAPAN UMUM

a. Formulir rujukan ibu ( diisi lengkap, siapkan juga cadangan )


b. Tandu ( stretched )
c. Stetoskop
d. Termometer
e. Baskom muntah
f. Lampu senter
g. Stignomanometer ( digital lebih baik )
h. Doppler ( bila tidak ada, gunakan stetoskop janin )
i. Infusion pump ( tenaga baterai)
j. Sarung tangan steril ( 3 pasang, berbagai ukuran )
k. Pembalut wanita, diutamakan pembalut khusus
l. Lubrikan steril
m. Larutan antiseptik

12
CAIRAN DAN OBAT-OBATAN

a. 1000 ml 5% D/W
b. 1000 Ringer laktat
c. 1000 NaCL 0,9% asering
d. Cairan koloid
e. Soluset atau aburet
f. Plaster
g. Torniket
h. Masing-masing sepasang kanur intra Vena 16, 1i dan 20
i. Butterfly ( Kanula IV tipe kupu-kupu ukuran 21 )
j. Spuit dan jarum
k. Swab alkohol
l. Mg so4 1g ampul
m. Ca glukonas
n. Oksitosin 10unit/ml
o. Rgometrin 0,2 mg/ml
p. 2 ampul diazetpam 10mg/ ampul
q. Tablet mifedipin 10 mg
r. Lidokain 2%
s. Epinetrin
t. Sulfasatfopin
u. Diazetpam
v. Cairan dan obat-obatan lain sesuai kasus yang dirujuk

PERLENGKAPAN PERSALINAN STERIL

a. Sarung tangan steril/DTT


b. 1 gunting episiotomi
c. 1 gunting tali pusat
d. 1 buah penghisap lendir Delle atau suction mekanis dengan kateter
berukuran 10 Free
e. 2 buah klem tapi pusat

13
f. Benang tali pusat steril/DTT atau penjepit tali pusat
g. 2 buah kantong plastik
h. 6 buah kasa steril/DTT 4x4
i. 1 lembar Duk steril/kain bersih
j. Slimut bayi ( 2 buah )
k. Selimut ibu

PERLENGKAPAN RESUSITASI BAYI

a. Laringoskop bayi dengan Blade ukuran 0 dan 1


b. Self inflating bag dan Sungkup oksigen untuk bayi, berukuran 0,1 dan 2
c. Pipa endotrakeal dengan stylet dan konektor, berukuran 2,5 sampai 5
d. 3 buah ampul epinetrin 1:10000 1ml peramlu
e. Spuit 1ml dan 2ml
f. Jarum ukuran 20 dan 25
g. Pipa orogastrik
h. Gunting dan plester
i. Tabung oksigen kecil lengkap

PERLENGKAPAN RESUSITASI DEWASA

Pastikan tenaga kesehatan mampu menggunakan alat-alat dibawah ini:

a. Tabung oksigen lengkap


b. Self inflating back dan Sungkup oksigen
c. Airway nomor 3
d. Laringoskop dan Blade untuk dewasa
e. Pipa endotrakeal 7-7,5 mm
f. Suction dan kateter ukuran 14 Free

H. Kendaraan

Kendaran yang dipakai untuk merujuk ibu dalam rujukan tepat waktu harus
disesuaikan dengan Medan dan kondisi lingkungan menuju tujuan rujukam.

14
Berikut ini adalah contoh tampilan desain ambulans sederhana dapat
digunakan untuk merujuk ibu .

1. Penumpang
2. pengemudi
3. Meja dan
4. Lemari
5. Perlengkapan
6. tenaga kesehatan
7. lemari dan obat
8. tenaga kesehatan dan penumpang
9. tempat tidur dan pasien

G. Rujukan Kebidanan

Sistem rujukan dalam mekanisme pelayanan obstretic adalah suatu


pelimpahan ranggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan
yang timbal balik secara vertical maupun horiontal. Rujukan vertical yaitu
rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit yang telah lengkap. Rujukan
horizontal yaitu konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada dalam satu
rumah sakit.
1. Tujuan rujukan:
a. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of
knowledge and skil) melalui pendidikan dan pelatihan antara pusat dan
daerah
b. Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-
baiknya.
c. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap.
2. Rujukan dan pelayanan kebidanan
a. Rujukan kasus patologis pada kehamilan, persalinan dan nifas.
b. Pengiriman orang sakitdari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang
lebih lengkap.

15
c. Pengiriman bahan laboratorium
d. Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai,
kembalikan dan kirimkan ke unit semula, jika perlu disertai dengan
keterangan yang lengkap (surat balasan)
e. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus
ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
3. Pelimpahan pengetahuan dan keterampilan
a. Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih
lengkap atau rumah sakit pendidikan.
b. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita,
diskusi kasus dan demonstrasi operasi.
4. Rujukan informasi medis:
a. Menjalin kerjasama dalam sistem pelaporan data-data prameter
pelayanan kebidanan, terutama mengenai kematian maternal dan
prenatal.
b. Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan
advis rehabilitas kepada unit yang mengirim.
5. Keuntungan sistem rujukan
a. Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan
keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak
kasus yang dapat dikelola di desanya masing-masing.
b. Masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli.
c. Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien berarti
bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara
psikologis memberi rasa aman pada pasien dan keluarganya.

I. Pelayanan Obsteri

Dalam memberi pelayanan kasus gawat darurat yang akan dirujuk beberapa
hal yang harus diperhatikan antara lain:

16
1. Stabilitas penderita
2. Pemberian oksigen, infuse intra vena dan transfuse darag
3. Pemberian obat-obatan (antibiotic, analgetik dan toksoid tetanus)

Stabilitas penderita dan rujukan yang cepat dan tepat sangat penting dalam
menyelamatkan pasien dari kasus gawat darurat, tidak peduli jenjang atau
tingkat pelayanan kesehatan itu. Kemampuan tempat pelayanan kesehatan
untuk segera merujuk pasien ke jenjang pelayanan yang lebih tinggi sangat
menentukan upaya penyelamatan kehidupan pasien kehidupan pasien dengan
kasus yang gawat.

Prinsip umum dalam merujuk adalah pasien harus di dampingi oleh tenaga
yang terlatih sehingga cairan intravena dan oksigen dapat terus diberikan.
Apabila pasien tidak didampingi oleh tenaga terlatih maka pendamping harus
diberi petunjuk bagaimana menangani cairan intravena dalam perjalanan.
Dalam perjalanan ke tempat rujukan, pasien harus dijaga agar tetap dalam
kondisi hangat dan kakinya harus dalam posisi yang lebih tinggi khususnya
dalam kasus pendarahan.

Ringkasan riwayat pasien yang disertakan harus mencakup riwayat penyakit,


penilaian kondisi pasien yang dibuat pada saat kasus diterima perujuk dan
tindakan atau pengobatan yang telah diberikan misalnya pasien telah
mendapatkan antibiotic penisilin pada pukul 17.00.

1. Langkah-langkah perujukan
a. Mengkaji kebutuhan klien untuk pelayanan dari departemen lain di
rumah sakit lain. Pertimbangan kebuthan klien saat ini dan pasca
perawatan di rumah sakit.
b. Dapatkan pesanan yang dibutuhkan klien untuk rujukan dan
komunikasikan dengan departemen yang bersangkutan tentang
kebutuhan perawatan kesehatan khusus klien yang akan memengaruhi
terapi

17
c. Jelaskan padaa klien bahwa ahliterapi dari departemen lain akan
berkunjung
d. Konsultasikan pelayanan rujukan tentang implikasi perawatan yang
berhubungan dengan tindakan yang diharuskan.
e. Tentukan luasnya kebutuhan klien yang akan dipenuhi oleh pelayanan
rujukan
f. Catat informasi tentang tipe rujukan dan frekuensu kunjungan dalam
kardeks dan rencana asuhan.
2. Petugas Obstretri
Petugas obstetri adalah orang yang biasa memeriksa wanita hamil atau
memberi pertolongan selama persalinan dan masa nifas.
Pada dasarnya ada dua jenis petugas obstetri:
a. Mereka yang mendapat pendidikan formal (ahli obstetrik, dokter umum
atau bidan)
b. Mereka yang mendapat keterampilannya dari orang tuanya secara
tradisional (paraji)
3. Dukun
Adalah mereka yang dapat mengobati berbagai macam penyakit dengan
cara-cara tradisional. Khusus untuk yang menolong persalinan biasanya
disebut dukun beranak, paraji dan lain-lain.
4. Dokter umum dan ahli
Dokter umum mempunyai pengetahuan yang lebih luas tetapi dalam
obstetric seringkali mereka memiliki keterampilan yang sama.
Saat ini ada dua jenis bidan yaitu mereka yang mendapat pendidikan
khusus selama tiga tahun dan perawat yang kemudian didikan selama satu
tahun mengenai kebidanan dan disebut sebagai perawat bidan. Baik dokter
umum maupun bidan bekerja lebih higienis dengan ruang lingkup hampir
mencakup seluruh golongan masyarakat.
5. Dokter ahli:
Dilihat dari segi pelayanan tenaga ahli ini sangat terbatas kegunaanya.
Namun mereka dapat memperluas fungsinya dengan bertindak sebagai

18
konseptor program obstetric yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh
dokter umum atau bidan.
J. Perlunya Mempersiapkan Perujukan
Siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan dan perawatan dan
hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke
fasilitas rujukan. Rujuk bayi yang menunjukkan tanda-tanda infeksi,
kelihatan tidak sehat, tidak memberi reaksi yang baik terhadap resusitasi dan
mengalami kesulitan bernapas yang berkepanjangan. Lakukan pula rujukan
terhadap bayi yang tidak dapat memulai dan atau melanjutkan upaya untuk
menyusui.
Indikasi perujukan ibu
1. Ketuban pecah dengan mekonium kental
2. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulam (kurang dari 37 minggu
usia kehamilan)
3. Ketuban pecah lama (lebih kurang 24 jam)
4. Riwayat seksio seksaria
5. Ikterus
6. Perdarahan pervaginam
7. Anemia berat
8. Preeklamsia/hipertensi dalam kehamilan
9. Gawat janin
10. Kehamilan gemeli

19
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas


pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung
jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal
maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau,
rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Tujuannya agar pasien
mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan

B. Saran

Kami sebagai penulis bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritikannya, agar
menjadi lebih baik lagi, dan kami harap pembuatan makalah ini dapat
memberi manfat bagi para pembaca dan pengetahuan wawasan yang lebih
luas mengenai “kosistem rujukan kebidanan komunitas”

20
DAFTAR PUSTAKA
Ratna Dewi Pudiastuti. (2011). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta :
Nuha Medika

Syafrudin dkk. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Kementrian Kesehatan. (2014). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas


Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai