Anda di halaman 1dari 11

Antropologi Kesehatan

November 4, 2015Anthropology

Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti


“manusia”, dan logos yang berarti ilmu. Menurut
Koentjaraningrat (1981 : 11) antropologi berarti
“ilmu tentang manusia.” Antropologi kesehatan
adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit
dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993).

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi


perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya
dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-
cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah
kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986;
1-3).

Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai


konfrontasi manusia dengan penyakit dan keadaan
sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem
medis dan obat-obatan) dibuat oleh kelompok
manusia untuk berhubungan dengan bahaya
penyakit pada manusia sekarang ini. (Landy, 1977).
Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga
generalisasi yang pada umumnya disetujui oleh ahli
antropologi, yaitu:

1. Penyakit dalam beberapa bentuk merupakan


kenyataan universal dari kehidupan menusia. Ini
terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat dan
masyarkaat,

2. Kelompok manusia mengembangkan metode


dan peran-peran yang teralokasi, sama dengan
sumber daya dan struktur mereka untuk meniru
dengan atau merespon penyakit,

3. Kelompok manusia mengembangkan beberapa


set kepercayaan, pengertian dan persepsi yang
konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk
menentukan atau menyadari penyakit. Menurut
Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan budaya
yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda
pula terhadap kesehatan dan penyakit, dan juga
berbeda ketika memperlakukan si pasien.

SEJARAH ANTROPOLOGI KESEHATAN

Tahun 1849

Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka,


yang pada tahun 1849 menulis apabila kedokteran
adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun
yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan
hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk
menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam
manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat
melihat struktur sosial yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat
ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian
tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan
dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi
Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru
memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi
yang cemerlang.

Tahun 1953

Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian


Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan yang
ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in
Medicine”. Tulisan ini merupakan tour the
force yang cemerlang , tetapi meskipun telah
menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah
menciptakan suatu subdisiplin baru.

Tahun 1963

Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul


“Antropologi Kesehatan” dan Paul membicarakan
“Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel
mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-
benar menghargai implikasi dari penelitian-
penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu
antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin
Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya
tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang
berjudul Medical Behaviour Science yang
berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000
judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut
tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem
medis bagi Antropologi.

Budaya merupakan hasil karya manusia.


Budaya lahir akibat adanya interaksi dan pemikiran
manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mereka hasilkan. Budaya manusia
juga akan ikut berkembang dan berubah dari masa
ke masa. Hal ini terjadi pula pada budaya kesehatan
yang ada pada masyarakat. Budaya kesehatan akan
mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu
pengetahuan yang pesat dan teknologi yang semakin
canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda
dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan
mendatang.

Perkembangan teknologi menjadi salah satu


faktor perubahan budaya kesehatan dalam
masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat dahulu saat
akan melakukan persalinan minta bantuan oleh
dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat
ini masyarakat lebih banyak yang mendatangi bidan
atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba
canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana
keadaan calon bayi mereka di dalam kandungan
melalui USG. Saat ini masyarakat lebih memaknai
kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan yang
diberikan melalui penyuluhan dan promosi
kesehatan membuat masyarakat mengetahui
pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa
melakukan berbagai macam kegiatan yang
bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang
lain.

PALEOPATOLOGI

Ahli-ahli patologi, anatomi dan ahli-ahli antropologi


fisik sudah mempelajari banyak mengenai penyakit-
penyakit dan luka-luka pada manusia purba. Pada
umumnya, hanya penyakit-penyakit yang
menunjukkan bukti-bukti yang nyata pada tulang
saja yang dapat di identifikasikan. Teknik terbaru
dalam penyaki-penyakit manusia purba adalah
penggunaan kotoran manusia (coprolites) yang
apabila disusun kembali dapat memberikan
informasi yang tiada ternilai mengenai ada atau
tidaknya parasit-parasit intestin. Coprolite juga
memberikan informasi yang menarik mengenai jenis
makanan manusia purba, terutama mengenai biji-
bijian dan jenis gandum lain yang dimakannya.
Penyebab timbulnya sakit dari manusia purba yaitu
oleh jenis-jenis patogen dan faktor-faktor lingkungan
yang jumlahnya lebih sedikit dari yang dialami
manusia modern. Dan juga disebabkan oleh
hubungan manusia yang akrab dengan ternak-
ternak, yang mungkin sekali menularkan patogen
baru.

PENYAKIT DAN EVOLUSI

Pada tahun-tahun terakhir, orang Amerika telah


membaca penyakit baru bagi mereka yang dikenal
sebagai anemia sel-sabit (sickle-cell anemia).
Penyakit tersebut di tandai oleh sel darah merah
yang mengambil bentuk sabit (sickle), tidak bulat
seperti biasanya dan bersifat genetik.

MAKANAN DAN EVOLUSI

Di desa Heliconia yang di teliti di Colombia,


menemukan bahwa manusia baru mencapai tinggi
maksimum setelah umur 26 tahun (Stini 1971 : 1025).
Walaupun laki-laki maupun wanita mencapai
proporsi tubuh yang normal, penduduk tersebut di
tandai oleh “miniaturisasi umum” yaitu
pengurangan yang proporsional dalam ukuran tubuh
pada semua warga populasi yang mempunyai
sumber-sumber protein yang amat terbatas akan
bersifat adaptif. Berkurangnya ukuran tubuh sperti
yang terdapat di kalangan banyak petani di daerah
tropik. “lebih nampak sebagai suatu contoh dari
evolusi yang sedang dalam proses, yakni suatu
contoh tentang penyesuaian atau plastisitas manusia,
dari pada sebagai adaptasi murni dalam artian
genetik” (Ibid, 1027).

EPIDEMIOLOGI

Para ahli epidemiologi, memandang tugas mereka


sebagai “membuat korelasi-korelasi dalam hal
insiden penyakit dalam usaha menetapkan petunjuk
tentang pola-pola penyebab penyakit yang kompleks,
atau tentang kemungkinan-kemungkinan dalam
pengawasan penyakit” (Clausen 1963 : 142). Korelasi
antara penyakit-penyakit terutama ditetapkan
melalui sarana berbagai survei penduduk, untuk
menemukan hubungan antara timbulnya penyakit
dengan adanya faktor-faktor biologi, fisik dan sosial.
Tujuan utama dari epidemiologi adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi
timbulnya semua ancaman kesehatan.

MISTERI KURU

Penyakit kuru ditemukan pada sekelompok


penduduk yang mempunyai kesatuan linguistik,
yakni penduduk Fore Selatan di Dataran Tinggi
Timur, Papua Nugini. Penyakit kuru menunjukkan
karakteristik epidemiologis yang tidak lazim.
Penderitanya sama sekali terbatas pada kaum wanita
dan anak-anak saja,walaupun kaum laki-laki muda
kadangkala terkena, hal itu tidak membahayakan
kesehatan para laki-laki dewasa. Penyakit kuru juga
tidak pernah ditularkan pada orang Eropa.

Penyakit kuru ditandai oleh deteriorisasi progresif


pada pusat sistem syaraf yang mengarah pada
kelumpuhan total, dan sering kali, ketidakmampuan
untuk menelan. Kematian umumnya terjadi antara 6
hingga 12 bulan setelah munculnya gejala-gejal
pertama. Belum ditemukan pengobatan yang akan
menahan atau menyembuhkan penyakit kuru.
Pemecahan penyakit kuru ditemukan oleh suatu
gabungan penelitian yaitu Carleton Gajdusek.
Dengan demikian kuru mempunyai ciri sebagai
penyakit makhluk manusia pertama yang disebabkan
oleh virus yang bekerja secara lamban.

EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN


Kebudayaan adalah sistem keseimbangan yang rumit
yang tidak akan berubah begitu saja, sehingga
inovasi yang nampaknya baik bagi suatu bidang
(misalnya pertanian) kemudian menimbulkan
perubahan-perubahan kedua dan ketiga di bidang
lain (misalnya kesehatan) yang dampaknya melebihi
keuntungan yang diharapkan. Hampir selalu
terdapat konsekuensi-konsekuensi yang tak terduga
pada inovasi yang terencana” (Foster 1962 : 79 – 86),
beberapa diantaranya ada yang baik, namun banyak
yang kemudian menjadi tidak di inginkan.

Du Bos menyatakan model “ konsekuensi yang tak


terduga” yang berorientasi budaya ini dengan istilah
ekologi. Derajat kesehatan yang umumnya rendah
dan penyakit-penyakit khusus, yang menghambat
pembangunan secara serius.

BEBERAPA UNSUR UNIVERSAL DALAM SISTEM-


SISTEM MEDIS

 Sistem medis adalah bagian integral dari


kebudayaan-kebudayaan

Kepercayaan terhadap penyakit pada banyak


masyarakat sangat terjalin erat dengan magic dan
religi sehingga tidak mungkin untuk memisahkan
keduanya. Mitologi mungkin penting untuk
menjelaskam kosmologi, dewa-dewa supranatural
dan makhluk-makhluk lain yang di duga
mendatangkan penyakit. Pranata-pranata sosial
tercermin dalam peranan dukun serta hubungan
mereka dengan pasien dan keluarganya. Singkatnya,
sistem medis tidak dapat dimengerti semata-mata
hanya dari artinya sendiri, hanya apabila mereka
dilihat sebagai bagian dari keseluruhan pola-pola
kebudayaan barulah sistem medis dapat diapahami.
Sitem medis adalah bagian-bagian dari kebudayaan
pada tingkatan yang lebih abstrak, yang dalam isi
maupun bentuknya mencerminkan pola-pola dan
nilai-nilai yang kurang nampak.

 Penyakit ditentukan oleh kebudayaan

Di Amerika Serikat orang telah biasa untuk berpikir


tentang penyakit dalam rangka kuman dan virus-
virus yang kita asumsikan sebagai keadaan biologis
yang tetap, suatu kondisi patologis yang dibuktikan
dengan hasil-hasil tes laboratorium pemeriksaan
klinis lain. Dari pandangan budaya, penyakit adalah
pengakuan sosial bahwa seseorang itu tidak bisa
menjalankan peran normanya secara wajar, dan
bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap situasi
tersebut.

Dan harus dibedakan antara


penyakit (disaese) sebagai suatu konsep patologi,
dan penyakit (illness) sebagai suatu konsep
kebudayaan. Cara lain untuk menunjukkan
perbedaannya yaitu dengan mengatakan bahwa
dokter ingin menyembuhkan penyakit (disaese)
tetapi ia menangani penyakit (illness), karena
biasanya yang mendorong kita untuk mencari
pertolongan adalah kerusakan fungsi tubuh dan
bukan karena hadirnya penyakit patogen.
 Semua sistem-sistem medis memiliki segi-segi
penceghan dan pengobatan

Di Amerika Serikat, dikotomi formal antara


pengobatan preventif (kesehatan masyarakat) dan
pengobatan kuratif (klinis, sebagian besar dari
sektor swasta) cenderung untuk menyebabkan kita
merasa bahwa berbagai masyarakat sederhana yang
tidak memiliki pembagian tersebut kurang memiliki
kosep-konsep pencegahan. Pengobatan preventif
berlandaskan atas dasar-dasar hukum (kesehatan
masyarakat dalam arti yang paling sempit),
umumnya penduduk-penduduk non-Barat tidak
memiliki pranata-pranta kesehatan masyarakat.

Namun di kalangan penduduk non-Barat, pada


umumnya pengobatan preventif lebih merupakan
tindakan individu dari pada tindakan badan-badan
hukum, merupakan tingkah laku individu yang
secara logis mengikuti konsep tentang penyebab
penyakit, yang sambil menjelaskan mengapa orang
jatuh sakit, juga sekaligus mengajarkan tentang apa
yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit
itu.

 Sistem medis memiliki sejumlah fungsi

“Apakah fungsi dari suatu sistem medis? “ adalah


untuk memulihkan kesehatan pasien kembali, jika
mungkin. Dengan sistem-sistem budaya yang
kompleks lainnya dalam suatu masyarakat, sistem
medis memenuhi sejumlah fungsi yang penting bagi
kesejahteraan kebudayaan, dimana meraka menjadi
bagian darinya; fungsi-fungsi yang sering tidak
dikenal oleh anggota-anggota masyarakat itu sendiri,
tetapi yang adaptif dari dalam arti bahwa hal itu
meningkatkan kesejahteraan kelompok yang
bersangkutan. Sistem teori penyakit adalah lebih
jauh dari sekedar penjelasan yang sederhana
mengenai sebab-sebab penyakit. seperti halnya

1. Suatu Sistem Teori Penyakit Memberikan


Rasional Bagi Pengobatan

2. Suatu Sistem Teori Penyakit Menjelaskan


“Mengapa”

3. Sistem-sistem Teori Penyakit Seringkali


Menjalankan Peran Kuat dalam Memberi Sanksi dan
Dorongan Norma-norma Budaya Sosial dan Moral.

Anda mungkin juga menyukai