Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Disusun Untuk Mmemenuhi Perbaikan Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Yang di ampuh Ns.Racmawati Hunawa, M.Kep

OLEH

KELOMPOK 1

KELAS A

RATNIYATI MA’RUF (841416100)

NUR ALVIAH SALEH (841416065)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kelompok
Sehat”, guna memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN JIWA II.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa menurut undang – undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014
merupakan suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental,
spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikaan kontribusi
untuk komunitasnya. Menurut Riyadi dan Purwanto (2013), kesehatan jiwa suatu kondisi
perasaan sejahtera secara subyektif, suatu penilaian diri tentang perasaan mencakup aspek
konsep diri, kebugaran dan kemampuan pengendalian diri.

Menurut Australia Health Minister, Mentsl Health Nursing Prative, dalam Yosep
dalam Herman (2011), Kesehatan jiwa kemampuan individu dalam kelompok dan
lingkungannya untuk berinteraksi dengan yang lain dengan cara untuk mengapai
kesejahteraan, perkembangan yang optimal, dengan menggunakan kemampuan mental nya (
kognisi, afeksi, relasi ) memiliki prestasi individu serta kelompok nya konsisten dengan
hukum yang berlaku.
Menurut Keliat, dkk dalam Prabowo (2014), kesehatan jiwa suatu kondisi mental
sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagian yang utuh dari
kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri
menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya. Mampu menghadapi stress kehidupan dengan
wajar, mampu bekerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definissi dari kelompok kesehatan jiwa
2. Bagaimana Karakteristik jiwa yang sehat
3. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa
4. Apa saja cirri-ciri seseorang yang sehat jiwa
C. Tujuan
1. Agar mengetahui definisi dari kelompok kesehatan jiwa
2. Agar mengetahui karakteristik jiwa yang sehat
3. Agar mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa
4. Agar mengetahui macam-macam faktor kesehatan mental
5. Agar mengtahui cirri-ciri seseorang yang sehat
BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI KESEHATAN JIWA


WHO (2005) mendefinisikan kesehatan sebagai suatu keadaan lengkap
kesejahteraan fisik, mental dan sosial serta bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan. Dari definisi kesehatan tersebut, kesehatan mental atau jiwa sangat jelas
terintegrasi didalamnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesehatan tanpa
kesehatan jiwa. Menurut UU RI no. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, yang
dimaksud dengan “Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut mampu
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,
dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya” (Kemenkes RI, 2014).
Tiga pemikiran utama untuk meningkatkan kesehatan yaitu, kesehatan jiwa
merupakan bagian integral dari kesehatan; kesehatan jiwa adalah lebih dari tidak
adanya penyakit mental; dan kesehatan jiwa memiliki hubungan yang erat dengan
kesehatan fisik serta perilaku. Kesehatan jiwa merupakan pondasi untuk kesejahteraan
dan keefektifan fungsi kehidupan bagi individu dan komunitas (WHO, 2005).

2. KARAKTERISTIK JIWA YANG SEHAT


Kementrian Kesehatan RI (2012) menyebutkan individu dengan jiwa yang sehat
memiliki beberapa karakteristik, diantaranya :
1) Menerima dirinya apa adanya dengan kriteria mampu mengatasi perasaan-
perasaan negatif atau positif dengan baik, memiliki harga diri yang
normal, tidak merendahkan maupun menyombongkan dirinya, dan dapat
menerima kehidupannya dengan baik.
2) Memiliki hubungan yang baik dengan orang lain dengan kriteria dapat
mencintai dan dicintai, tidak berbuat curang maupun dicurangi oleh orang
lain, memiliki rasa kepercayaan terhadap orang lain, tidak meremehkan
pendapat orang lain, dan menjadi bagian dari kelompok.
3) Mampu menjalani kehidupannya secara terarah dengan kriteria memiliki
tujuan hidup yang realistis, dapat mengambil keputusan, memiliki rasa
tanggung jawab, dan menjalani pekerjaannya dengan senang hati.

3. FAKTOR-FKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN JIWA


Kesehatan jiwa atau psikologis tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik
individu saja, tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi serta lingkungan
dimana orang tersebut berada. Berikut ini penjabaran dari faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap kesehatan jiwa dan kesejahteraan menurut WHO (2012) :
1) kteristik dan perilaku individu
KaKararakteristik dan perilaku individu berhubungan dengan kecerdasan
emosional dan kecerdasan sosial yang dimilikinya, serta dipengaruhi oleh faktor
genetiknya. Kecerdasan emosional berhubungan dengan pembawaan seseorang
serta kemampuan belajar untuk menghadapi perasaan dan pikiran serta mengelola
dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kecerdasan sosial yaitu kapasitas
untuk menghadapi dunia sosial disekitarnya seperti mengambil bagian dalam
kegiatan sosial, bertanggung jawab atau menghormati pendapat orang lain. Dan
faktor genetik yang mempengaruhi karakteristik dan perilaku individu yaitu
bawaan individu semenjak lahir, seperti kelainan kromosom misalnya down’s
syndrome, atau cacat intelektual yang disebabkan oleh paparan saat masih di
kandungan serta kekurangan oksigen ketika dilahirkan.
2) Keadaan sosial dan ekonomi
Kapasitas seorang individu untuk mengembangkan resiko masalah
kesehatan jiwa sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial mereka sendiri, dimana
lingkungan sosial tersebut mengharuskan mereka untuk untuk terlibat secara
positif dengan anggota keluarga, teman, ataupun kolega, dan mencari nafkah
untuk diri mereka dan keluarga. Selain itu, keadaan sosial ekonomi, seperti
kesempatan yang terbatas atau hilang untuk memperoleh pendidikan dan
pendapatan, serta stres pekerjaan dan pengangguran.
3) Keadaan lingkungan
Lingkungan sosial budaya dan geopolitik dimana individu berada juga
mempengaruhi diri mereka sendiri, rumah tangga, serta status kesehatan mental
dan kesejahteraannya. Keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi
diantaranya yaitu tingkat akses ke kebutuhan pokok dan jasa, misalnya air,
pelayanan kesehatan esensial, dan aturan hukum; paparan yang mendominasi
keyakinan sosial, budaya, sikap atau praktik; kebijakan ekonomi yang dibentuk di
tingkat nasional, misalnya sedang berlangsungnya krisis keuanganan global.
WHO juga menjelaskan bahwa kesehatan mental dan gangguan mental
umum sebagian besar dibentuk oleh lingkungan sosial, ekomomi, dan fisik tempat
individu tersebut menetap (WHO, 2014). Faktor-faktor di atas dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan jiwa seseorang, sehingga dapat menjadi stresor
bagi individu. Individu dengan jiwa yang sehat mampu mengontrol dirinya untuk
menghadapi stresor yang ada serta selalu memiliki pikiran yang positif tanpa
adanya tekanan fisik dan psikologis (Nasir & Muhith, 2011).

4. CIRI-CIRI SESEORANG YANG SEHAT JIWA


1. Merasa senang terhadap dirinya serta
 Mampu menghadapi situasi
 Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
 Puas dengan kehidupannya sehari-hari
 Mempunyai harga diri yang wajar
 Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula
merendahkan
2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta
 Mampu mencintai orang lain
 Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
 Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
 Merasa bagian dari suatu kelompok
 Tidak “mengakali” orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain
“mengakah” dirinya
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta
 Menetapkan tujuan hidup yang realistis
 Mampu mengambil keputusan
 Mampu menerima tanggungjawab
 Mampu merancang masa depan
 Dapat menerima ide dan pengalaman baru
 Puas dengan pekerjaannya

Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untuk
mengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi
hingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan terutama
keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat.
Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri yaitu
bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir, cara
berperan, dan cara bertindak.

1. Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung :


 Menemukan kepuasan dalam hidup
 Membina hubungan yang erat dan sehat
 Menetapkan tujuan dan mencapainya
 Menghadapi maju mundurnya kehidupan
 Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalah
2. Penilaian diri seseorang negatif apabila seseorang cenderung :
 Merasa hidup ini sulit dikendalikan
 Merasa stress
 Menghindari tantangan hidup
 Memikirkan kegagalan

3. Beberapa upaya untuk membangun penilaian diri :


 Seseorang harusjujur terhadap diri sendiri.
 Berupaya menilai diri sendiri dan belajar menerima semua kekurangan dan
kelebihannya
 Bersedia memperbaiki diri sendiri untuk mengatasi kekurangannya
 Menetapkan tujuan dan berusaha mencapai dengan tidak membandigkan diri
sendiri dengan orang lain
 Selalu berusaha mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan tetapi
tidak boleh terlalu memaksakan diri sendiri
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan jiwa menurut undang – undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014
merupakan suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental,
spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikaan kontribusi
untuk komunitasnya. Menurut Riyadi dan Purwanto (2013), kesehatan jiwa suatu kondisi
perasaan sejahtera secara subyektif, suatu penilaian diri tentang perasaan mencakup
aspek konsep diri, kebugaran dan kemampuan pengendalian diri.
Menurut Keliat, dkk dalam Prabowo (2014), kesehatan jiwa suatu kondisi mental
sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagian yang utuh dari
kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan
ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya. Mampu menghadapi stress kehidupan
dengan wajar, mampu bekerja.
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo Eko. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta : Nuhamedika


AH. Jusuf. (2015). Buku Ajaran Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan : Jagakarsa.
Kholil Lur Rochman. (2010). Kesehatan Mental. Puworkerto : Fajar Medika.

Anda mungkin juga menyukai