BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi puskesmas dalam pengelolaan, pengaturan dan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di tingkat wilayah (Kabupaten /
Kota).
2. Untuk mengetahui pelayanan atau program yang diberikan oleh puskesmas
dan siapa sasaran program serta tujuan program.
3. Untuk mengetahui apakah program tersebut dilakukan secara aktif (rutin
tanpa permintaan) atau sesuai dengan permintaan atau kondisi sasaran.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BUPATI
DINAS KESEHATAN
KAB/KOTA RSUD
CAMAT
UNIT
Retno Ayu Larasati o3o2oo39
FUNGSIONAL
PUSTU / Bidan 7
Desa
Progsus IKK - Diagnosa Komunitas
Garis Komando
Garis Koord. Fungsi
Garis Koord Pembangunan
Tata kerja Puskesmas diatur sebagai berikut :
Dalam melaksanakan tugasnya Puskesmas melaksanakan koordinasi Vertikal
berupa Konsultasi ke Dinas Kesehatan dan RSUD
Dalam melaksanakan tugasnya Puskesmas koordinasi Horizontal dengan para
pihak terkait (Stakeholders)
Puskesmas melaksanakan pembinaan kepada Unit fungsional dibawahnya
seperti Pustu, Pusling, Bidan di desa.
4. KESLING
5. Pencegahan Penyakit Menular
6. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
7. Pengobatan
b. Pelayanan Penunjang:
1. Perawatan Kesehatan
2. Usaha Kegiatan Gigi
3. Usaha Kesehatan Sekolah
4. Usaha Kesehatan Jiwa
5. Laboratorium
6. Pencatatan dan Pelaporan
BAB 3
PEMBAHASAN
itu terjadi atau apa yang merupakan penyebab suatu kondisi sakit atau
kemalangan. Pada sebagian masyarakat, terutama di kalangan orang tua dan
berpendidikan rendah masih menganggap bahwa penyakit-penyakit tertentu
disebabkan oleh hal-hal yang bersifat supranatural dan pelanggaran dari suatu
pantangan yang berlaku di daerah tersebut. Hal ini mempengaruhi masyarakat
dalam mencari pertolongan pengobatan kepada dukun terutama dalam keadaan
mendadak dan pada penyakit tertentu, Sudardi (2002).
Dari data beberapa propinsi, kebanyakan penduduk di pedesaan kurang
memanfaatkan fasilitas kesehatan modern yang ada. Kemungkinan besar karena
masalah terbatasnya fasilitas yang ada dan jarak fasilitas yang cukup jauh.
Sumber lainnya yakni Puskesmas, praktek paramedik (perawat/bidan),
toko obat, dokter praktek dan apotik. Peran Posyandu dan Pos Obat Desa (POD)
sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan ternyata sangat kecil. Hal ini
mungkin karena warung merupakan tempat penjualan obat yang paling mudah
dicapai oleh masyarakat, baik karena jaraknya dekat maupun dengan uang yang
sedikit sudah bisa memperoleh obat. Biasanya obat-obat yang dijual di warung
dan toko obat adalah untuk keluhan sakit yang diketahui jelas oleh orang awam
seperti demam, batuk, pegal linu, sakit kepaladan lain-lain. Dengan cukup
banyaknya masyarakat yang mendapatkan obat dari warung dan toko obat, dapat
diperkirakan bahwa fenomena pengobatan sendiri cukup tinggi di kalangan
masyarakat di Jawa dan Bali. Hasil ini sesuai dengan informasi yang diperoleh
SUSENAS 1992 bahwa pengobatan sendiri menduduki pilihan pertama (47,26%)
masyarakat dalam mencari tempat/cara berobat.
3.11 Budaya
Budaya (culture) didefinisikan sebagai tingkah laku, pola-pola,
keyakinan dan semua produk dari kelompok manusia tertentu yang diturunkan
dari generasi ke generasi, Santrock (2003).
Di antaranya komunikasi, cara dan pola pikir masyarakat, faktor internal
lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau
revolusi dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim,
peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat selain karena faktor-faktor di
atas juga dapat di pengaruhi oleh persepsi yang berbeda mengenai persepsi sakit
dan penyakit, Notoatmodjo (1993). Masyarakat menganggap bahwa sakit adalah
keadaan individu yang mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan
rasa tidak nyaman. Masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam tiga
bagian yaitu :
1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia.
2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).
Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke
dua, dapat digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan
makan, dan bantuan tenaga kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus
dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-lain.
Pengobatan sendiri adalah upaya yang dilakukan orang awam untuk
mengatasi sakit atau keluhan yang dialaminya, tanpa bantuan tenaga ahli medis/
iv. ISPA
ISPA masih menjadi penyakit utama penyebab kematian bayi dan
balita di Indonesia. Dari beberapa hasil kegiatan SKRT diketahui
bahwa 80 sampai 90 % dari seluruh kasus kematian ISPA
disebabkan pnemonia. Pnemonia merupakan penyebab kematian
pada balita dengan peringkat pertama hasil dari Surkesnas 2001.
Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran
pernapasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan
tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita
pnemonia balita yang ditemukan.
v. Kusta
Meskipun Indonesia mencapai eliminasi kusta pada pertengahan
tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta maih menjadi salah satu
masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dengan masih
tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia dan merupakan
negara dengan urutan ketiga penderita terbanyak didunia.
b) Penyakit Menular yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
i. Tetanus Neonatorum
Penanganan kasus tetanus neonatorum memang tidak mudah tetapi
juga bukannya tidak mungkin untuk dicegah. Yang terpenting
adalah upaya pencegahannya melalui pertolongan persalinan yang
higienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil.
ii. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan
kejadian luar biasa (KLB).
iii. Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang kasusnya relatif rendah.
Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program
imunisasi.
iv. Polio
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah
dilakukan melalui gerakan imunisasi polio, yang ditindaklanjuti
kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan sebagian besar masalah
kesehatan masyarakat dapat diatasi.
2. Kualitas pelayanan kesehatan : angka kematian di rumah sakit, tingkat
penggunaan tempat tidur, infeksi di rumah sakit
5. Kunjungan Bayi
Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 34
puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Jombang menunjukkan
cakupan kunjungan bayi baru pada sarana pelayanan kesehatan dalam hal
ini puskesmas di tahun 2007 adalah sebesar 12.691 atau 56,20%.
3.15.2 Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan
remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang
dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah
dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja. Dari kompilasi data
indikator kinerja SPM bidang Kesehatan menunjukkan bahwa cakupan deteksi
tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah sebesar 13.54 %, siswa SD/MI yang
diperiksa sebesar 13.38 %, dan pelayanan kesehatan remaja sebesar 50.65.
sebesar 9.187 (34.14 %) dan jumlah usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sebesar 10.630 (30.11%).
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER
Nama : ..........................................................................................................
..................
Alamat : ..........................................................................................................
..................
Usia : ..........................................................................................................
..................
1. Jenis kelamin?
a. Pria
b. Wanita
2. Status perkawinan?
a. Belum menikah
b. Menikah
c. Janda/duda
3. Pekerjaan?
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Swasta
c. Petani
d. Tidak bekerja
4. Tingkat pendidikan?
a. Tidak sekolah
b. Lulus SD
c. Lulus SLTP
d. Lulus SLTA
e. Lulus Perguruan Tinggi
8. Alat transportasi apa yang Anda gunakan untuk mencapai Pusat Pelayanan
Kesehatan tersebut?
a. Kendaraan pribadi, sebutkan ...
b. Kendaraan umum, sebutkan ...