LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOG1 Tambahan
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOG1 Tambahan
ANESTESIA UMUM
Kelompok 1
UNIVERSITAS JEMBER
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu kedokteran sering digunakan suatu istilah anestesi untuk
penanganan suatu pembedahan di meja operasi, dalam proses anestesi atau
pembiusan sering dilakukan dengan tahapan yang terdiri dari beberapa
stadium yaitu stadium 1 sampai 4. Anestesi adalah suatu tindakan menahan
rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Ada beberapa anestesi yang menyebabkan hilangnya kesadaran
sedangkan jenis yang lain hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh
tertentu dan pemakaianya tetap sadar. Pembiusan lokal adalah suatu jenis
anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa
menyebabkan manusia kehilangan kesadaran. Obat bius ini bila digunakan
dalam operasi tidak membuat lama waktu penyembuhkan operasi. Anestesi
hanya dilakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokter
spesialis anestesiologis selama pembedahan berperan memantau tanda-tanda
vital pasien karena sewaktu-waktu dapat terjadi perubahan yang
memerlukan penanganan secepatnya.
Usaha menekan rasa nyeri pada tindakan operasi dengan
menggunakan obat telah dilakukan sejak zaman dahulu termasuk pemberian
alkohol dan opodium secara oral. Setiap obat anestesi mempunyai variasi
tersendiri bergantung pada jenis obat, dosis yang diberikan, dan keadaan
secara klinis. Anestetik yang ideal akan bekerja secara tepat dan baik serta
mengembalikan kesadaran dengan cepat segera sesudah pemberian
dihentikan. Selain itu, batas keamanan pemakaian harus cukup lebar dengan
efek samping yang sangat minimal. Tidak satu pun obat anestetik dapat
memberikan efek yang diinginkan tampa disertai efek samping, bila
diberikan secara tunggal.
Untuk mengerti pemahaman lebih lanjut untuk anestesi, percobaan
kali ini dilakukan suatu anestesi eter dengan hewan coba kelinci.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara anestesi umum menggunakan eter pada binatang
pecobaan.
2. Untuk mengetahui secara langsung efek obat anestesi pada hewan coba
secara visual (langsung).
3. Untuk mengetahui stadium anestesi yang terjadi melalui parameter-
parameter antara lain: respon nyeri, lebar pupil, jenis pernafasan,
frekuensi nafas, dan tonus.
4. Untuk menjelaskan stadium-stadium anestesi.
C. Manfaat
1. Mampu melakukan anestesi umum dengan menggunakan eter pada
kelinci percobaan.
2. Mampu mengamati stadium anestesi yag terjadi melalui parameter-
parameter antara lain: respon nyeri, lebar pupil, jenis pernafasan,
frekuensi nafas, dan tonus otot.
3. Mampu menjelaskan stadium-stadium anestesi.
II. ALAT DAN BAHAN
2.2 Alat
Penggaris
Senter
Kapas alcohol
Corong eter
Stopwatch
Stetoskop
Dyspossible syringe
Klem arteri
Ether
Hasilpemeriksaan;
1. TahapInduksi
Ket: hipersalivasi
2. TahapEksitasi
Lebar pupil: 1 cm
3. Tahap Operative
Ket: tonus otot (bergetar/kejang) meningkat saat memasuki tahap ini lalu lemas.
4. TahapParalisis
No data
a. Fisiologi Kelinci
• RR 30-60x/menit
• HR 180-250x/menit
• Diameter pupil: 0,8-1 cm
b. Dietil Eter
Merupakan salah satu jenis volatile anesthetic (anestesi inhalasi)yang
masuk melalui paru-paru dan dibawa oleh darah ke jaringan. Dietil eter
melepaskan katekolamin sehingga meningkatkan tekanan pembuluh arterial.
Efek dietil eter adalah berupa slow onset of central actiondi mana
solubilitynya di darah tinggi. Efek ini mengacu pada efek pada respirasi, reflex
activity, dan tahanan otot.Dibagi menjadi 4 tahapan berdasarkan peningkatan
kedalaman depresi SSP.
I. analgesia :
-Analgesia tanpa amnesia kemudian analgesia dan amnesia terjadi
II. excitement:
-Delirium dan excited (tapi amnesic)
-Respirasi iregular (volume dan rate)
-Mual muntah
-Uncontrolled movement segera diakhiri regular breathing
III. surgical anesthesia:
-Respirasi regular s/d berhentinya respirasi spontan
-Perubahan pada ocular movement, eye reflexes, dan diameter pupil tanda
peningkatan kedalaman anastesia
IV. medullary depression overdose
-Depresi berat terhadap pusat respirasi dan vasomotor hipotensi dan
kegagalan sirkulasi
-Withoutfull circulatory and respiratory support coma and death
VI. KESIMPULAN