PENGAUDITAN I
(Standar Pelaporan dan Laporan Auditor)
Dosen: Prof. Dr. I Wayan Ramantha, S.E, M.M., Ak., CPA
Disusun Oleh:
KELOMPOK XIII
1. I Gusti Ayu Agung Sintia Utami (1707532009)
2. Gusti Ayu Ega Pratiwi (1707532012)
3. I Gusti Agung Ayu Laksmi Devi (1707532018)
Laporan keuangan merupakan dokumen atau catatan mengenai informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Bagi
orang akuntansi, laporan keuangan merupakan sesuatu yang sangat umum. Namun, ada beberapa
orang pengguna tidak mengerti tentang laporan keuangan. Oleh karena itu, dibutuhkan penjelasan
atau penerjemahan dari seorang ahli agar orang-orang mengerti tentang laporan keuangan.
Penerjemahan atau penjelasan inilah yang dikenal dengan opini audit.
Audit adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi secara objektif untuk
menentukan tingkat kepatuhan asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun hasil dari audit
yakni berupa opini dari auditor atas laporan keuangan yang diperiksa. Opini audit inilah yang
mengungkapkan apakah laporan keuangan wajar atau tidak. Opini audit terdiri dari 4 (empat) jenis,
yaitu sebagai berikut:
Opini wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika auditor tidak menemukan kesalahan
yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan dan laporan keuangan dibuat sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK). Dengan kata lain, laporan keuangan akan
mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian jika memenuhi kondisi seperti berikut:
Opini wajar tanpa pengecualian dapat dimodifikasi menjadi opini wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan (modified unqualified opinion) ketika auditor harus menambah suatu
paragraf penjelasan dalam laporan auditnya. Keadaan yang membuat modifikasi ini, apabila terjadi
seperti:
Ada keraguan dari auditor atas konsep going concern perusahaan / entitas.
- Kurang konsisten perusahaan dalam menerapkan prinsip atau standar akuntansi yang
digunakan.
- Auditor ingin menekankan suatu hal.
- Auditor setelah memperoleh bukti yang cukup dan tepat menyimpulkan bahwa kesalahan
penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi adalah material tetapi tidak
pervasif terhadap laporan keuangan, atau
- Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat yang mendasari opini, tetapi auditor
menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi yang mungkin
timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat menjadi material tetapi tidak pervasif.
Audit harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor setelah melakukan pemeriksaan
memperoleh bukti yang cukup dan tepat kemudian menyimpulkan bahwa ada kesalahan penyajian,
baik secara individual maupun secara agregasi adalah material dan pervasif terhadap laporan
keuangan. Pervasif sendiri diartikan sebagai kesalahan yang akan membawa dampak kemana-
mana atau mendalam.
Opini tidak menyatakan pendapat diberikan auditor ketika auditor tidak memperoleh bukti yang
cukup dan tepat untuk mendasari opini, dan auditor tidak menyimpulkan bahwa pengaruh
kesalahan penyajian material yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan
keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.
Kriteria wajar dalam laporan auditor terdiri dari wajar tanpa syarat, wajar tanpa syarat
dengan paragraph penjelasan, wajar dengan pengecualian, tidak wajar dan tidak memberikan
pendapat (Darmawan: 2012).
diterbitkan bila :
1) Seluruh laporan keuangan neraca, laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas
telah lengkap.
2) Semua aspek dari ketiga standar umum telah dipatuhi dalam penugasan audit tersebut.
3) Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan auditor telah melaksanakan
penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu menyimpulkan
bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi.
4) Laporan keungan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5) Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan
sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasikan kalimat dalam laporan audit.
b. Wajar tanpa Syarat dengan paragraf penjelasan atau dengan Modifikasi Kalimat
(Unqulified Opinion with Explanatory Language)
ditambahkan apabila :
1) Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2) Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan.
3) Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4) Penekanan pada suatu masalah.
5) Laporan yang melibatkan auditor lainnya.
diterbitkan bila :
1) Pada saat auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan disajikan secara
wajar.
2) Jika auditor merasa yakin bahwa kondisi-kondisi yang dilaporkannya tersebut bersifat
material.
3) Auditor merasa tidak mampu mengumpulkan semua bukti audit yang diwajibkan dalam
standar profesional akuntan publik.
4) Pada saat lingkup audit sang auditor dibatasi baik oleh klien maupun oleh kondisi yang
ada, yang mencegah auditor untuk melaksanakan proses audit secara lengkap.
1) Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak menyajikan
secara wajar atas laporan keuangan.
2) Laporan keuangan tidak disusun berdasar standar akuntansi keuangan.
3) Ruang lingkup auditor dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya tidak dapat dikumpulkan.
4) Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka informasi yang
disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak
dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.
1) Adanya pembatasan yang sifatnya luar biasa terhadap lingkungan auditnya, kemudian
karena auditor tidak independen dalam hubungan dengan kliennya.
2) Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar
adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya
ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat (no opinion) karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai
kewajaran laporan keuangan auditan atau karena ia tidak independen dalam hubungannya
dengan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Persyaratan MAsing-masing Auditor. (2015). Dipetik 2019, dari Blogger:
http://fekool.blogspot.com/2015/04/persyaratan-masing-masing-auditor.html
https://www.jurnal.id/id/blog/4-jenis-opini-audit-laporan-keuangan-yang-wajib-anda-ketahui/
http://fekool.blogspot.com/2015/04/auditing-kriteria-wajar-dalam-laporan.html