Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Operasi Himpunan


Operasi himpunan adalah operasi yang dikenakan terhadap himpunan. Biasanya kita
mengenl operasi bilangan seperti tambah (+), kurang (-), kali (x), dan bagi (:).

2.2 Jenis – Jenis Operasi Himpunan


1. Operasi Himpunan Gabungan (Union)
A ∪ B = B ∪ A disebut sifat komutatif gabungan. (A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C)
disebut sifat asosiatif gabungan.
A∪∅=A
A∪U=U
A∪A=A
A ∪ A’ = U disebut sifat komplemen gabungan.

2. Operasi Himpunan Irisan (Intersection)


A W B = B W A disebut sifat komutatif irisan.
AWA=A
AW=∅
AWU=A
A W A’ = ∅ Disebut sifat komplemen irisan.
(A W B) W C = A W (B W C) disebut sifat asosiatif irisan.

3. Operasi Himpunan Distributif


A ∪ (B W C) = (A ∪ B) W (A ∪ C) disebut sifat distributif gabungan terhadap
irisan. A W (B ∪ C) = (A W B) ∪ (A W C) disebut sifat distributif irisan terhadap
gabungan.

4. Operasi Himpunan Selisih


A–A=∅
A-∅=A
A – B = A W B’
A – (B ∪ C) = (A – B) W (A – C)
A – (B W C) = (A – B) ∪ (A – C)
5. Operasi Himpunan Komplemen
(A’)’ = A
U’ = ∅
∅=U
A ∪ A’ = U
A W A’ = U
A W A’ = ∅

6. Banyaknya Anggota
n(A) + n(B) K n(A ∪ B)
n(A ∪ B) = n(A) + n(B) – n(A W B)
n(A ∪ B ∪ C) = n(A) + n(B) + n(C) – n(A W B) – n(B W C) – n(C W A) + n(A W
B W C)
n(A) + n(B) = n(A ∪ B) + n(A W B)
n(A) + n(B) + n(C) = n(A ∪ B ∪ C) +n(A W B) + n(A W C) + n(B W C) – n(A W
B W C).

2.3 Pengertian Relasi Antar Himpunan


Pengertian relasi adalah hubungan. Sedangkan himpunan adalah kumpulan benda atau
objek – objek atau lambang – lambang yang mempunyai arti yang dapat didefinisikan dengan jelas
mana yang merupakan anggota himpunan dan mana yang bukan anggota himpunan. Dan relasi
antar himpunan adalah hubungan antara dua himpunan atau lebih.

2.4 Jenis – jenis Relasi Antar Himpunan Relasi

1. Himpunan Bagian Notasi

Himpunan A adalah himpunan bagian dari himpunan B, jika setiap anggota A adalah
anggota B. Relasi ini dinyatakan dengan notasi A c B.
Contoh :
a) H = {1,3,5} , Q = {1,3,5,7,9}
H adalah himpunan bagian dari Q, Karena 1,3,5 yang merupakan anggota H juga
menjadi anggota Q. Maka dapat ditulis H c Q.
b) D = {a,i,o,e} , E = {a,i,u,e,,o}
D adalah himpunan bagian dari E, karena a,i,o,e yang merupakan anggota D juga
menjadi anggota E. Maka dapat ditulis D c E.
c) G = {bilangan bulat genap} dan B = {bilangan bulat genap}. Maka G c B.
2. Himpunan Sama

Dua himpunan A dan B adalah sama, jika setiap elemen A adalah elemen B, dan setiap
elemen B adalah elemen A. Biasanya ditulis dengan A = B.
Contoh :
a) A = {1,2,3,4,5} dan B = {5,4,3,2,1}, maka himpunan A = himpunan B atau A = B,
karena setiap anggota A juga menjadi anggota B dan setiap anggota B menjadi
anggota A.

3. Himpunan Lepas

Dikatakan dua himpunan lepas A dan B lepas jika dan hanya jika kedua himpunan
tersebut tidak ada anggota keduanya sama. Biasanya ditulis dengan A || B.
Contoh :
a) x = himpunan bilangan bulat positif dan y = himpunan bilangan bulat negatif,
karena anggota x tidak ada yang menjadi anggota di y, maka x dan y dikatakan
lepas (A || B).
b) A = {1,2,3,4} dan B = {6,7,8,9} karena anggota A tidak ada yang menjadi anggota
B, maka A lepas dengan B (A || B).

4. Himpunan Berpotongan

Himpunan A dan B dikatakan berpotongan jika dan hanya jika ada angota A yang
menjadi angota dari B.
Contoh :
a) A = {1,2,3,4,5} dan B = {0,5,6,7,8}, maka himpunan A dan himpunan B
Berpotongan, karena ada anggota A menjadi anggota B yakni 5.
5. Himpunan Setara / Ekuivalen

Dua himpunan A dan B disebut setara jika bilangan cardinal himpunan A sama dengan
bilangan himpunan B atau n(A) = n(B).
Contoh :
a) A = {susu,teh,sirup} dan B = {mangga,jeruk,apel}, dari kedua himpunan tersebut yang
sama adalah banyak anggotanya, yaitu sama – sama tiga, dapat ditulis n(A) = 3 dan n(B) =
3, jadi n(A) = n(B) = 3.

Anda mungkin juga menyukai