Fisiologi Berkemih
Fisiologi Berkemih
13
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO 4
KELOMPOK 11
Anni M.N Ziha Ul Haq 1018011113
Abigail Pheilia Y.T 1018011033
Fadhly Hendarsyah 1018011058
Igus Ulfa Yaze 1018011012
Laili Hasanah 1018011013
Meta Sakina 1018011076
Nyimas Annisa M.A 1018011086
Ratu Adini Yandi 1018011092
Toni A.Pinem 1018011099
Zelvi Ninaprilia 1018011130
Hapsoro wibisono 1018011028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan diskusi toturial ini.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Blok Pre Medical Basic
Science. Kepada para dosen yang terlibat dalam mata kuliah dalam blok ini, kami mengucapkan
terima kasih atas segala pengarahan yang telah diberikan sehingga kami dapat menyusun laporan
ini dengan baik.
Tiada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini, baik dari segi isi, bahasa, analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami
mohon maaf atas segala kekurangan tersebut. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan kami. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan, guna kesempurnaan laporan ini dan perbaikan bagi kita semua.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
SKENARIO 4
“Miksi in Sahara”
STEP 1
1. Ekstrim = perbedaan yang sangat jauh
2. Miksi = proses di mana kandung kencing akan mengosongkan dirinya waktu sudah penuh
dgn urine.
STEP 2
1. Jelaskan anatomi dan histology system urinaria !
2. Jelaskan bagaimana mekanisme pembentukan urine !
3. Bagaimana mekanisme miksi !
4. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi miksi !
5. Mengapa pada siang hari kita pipis lebih sedikit dari pada malam hari ?
STEP 3
1. Anatomi dan histologi sistem urinaria
A. Ginjal
terdiri dari 3 jaringan :
a. kapsul fibrosa
b. lemak peritonial
c. fascia renalis
bagian anterior sebelah sinitra berhubungan dengan lamdung dan yeyunum
bagian anterior sebelah dekstra berhubungan dengan colon ascenden , ileum , hepar.
B. Vesica urinaria
- terdiri dari leher dan corpus
- terdiri atas sel epitel transisional
- pada saat keadaan terisi menjadi sel epitel gepeng, sedangkan pada keadaan kosong menjadi kotak
– kotak atau kolumnar
- pada pria terletak di belakang simphisis pubis di depan rektum, sedangkan pada wanita terletak
di bawah uterus
- memiliki 4 dinding :
a. serosa
b. otot detrusor
c. submukosa
d. mukosa
C. Uretra
uretra pada laki – laki lebih panjang dari pada wanita. Panjang uretra pada laki-laki sekitar 20 cm,
sedangkan pada wanita sekitar 4 cm
pada laki – laki terletak di dekat prostat, sedangkan pada wanita dekat dengan uterus dan vagina
2. mekanisme pembentukan urine
a. filtrasi
terjadi di glomerulus dan kapsul bowman
b. reabsorpsi
terjadi di tubulus kontortus proximal, lengkung henle, tubulus kontortus distal
c. sekresi dan eksresi
terjadi di tubulus pengumpul
3. Mekanisme miksi
Setelah proses panjang di nefron ginjal, urin yang telah selesai masuk ke vesika urinaria karena
adanya dorongan dari otot-otot detrusor ureter. Kemudian, jika urin itu telah penuh dan
menyebabkan peregangan vesika urinaria, maka hal ini akan menjadi petunjuk bagi saraf vesika
urinaria pada plexus sacralis S2-4 untuk menyampaikan ke medula spinalis dan kembali ke vesiak
urinaria sebagai suatu refleks miksi untuk relaksasi sfingter interna. Namun, pada kenyataannya
kita masih dapat menahan kerja plexus sacralis, karena terdapat sfingter eksterna yang dikontrol
oleh saraf pudendus, dan meneruskan impuls ke otak, kembali ke sfingter eksterna. Pada saat
terjadi miksi, sfingter eksterna relaksasi, otot-otot detrusor memendek.
a. hormonal
b. emosi
c. suhu
5. Karena pada suhu dingin terjadi vasokonstriksi dan pada suhu panas terjadi vasodilatasi, maka
tubuh akan melakukan termoregulasi terhadap tubuh. Oleh krena itu pada siang kita pipis lebih
sedikit dari pada malam hari
STEP 4
1. Anatomi dan histologi sistem urinaria
A. Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra
thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit
lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
Fungsi ginjal
Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, b)
mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam
dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum,
kreatinin dan amoniak.
Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di
bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat
lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis,
puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah,
pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang
diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan
bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan
ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle,
tubulus distal dan tubulus urinarius.
Pendarahan
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, arteri
ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria interlobularis kemudian
menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae
aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut
arteriolae eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.
Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang
masuk ke ginjal.
terdiri dari 3 jaringan :
kapsul fibrosa
lemak peritonial
fascia renalis
bagian anterior sebelah sinitra berhubungan dengan lamdung dan yeyunum
bagian anterior sebelah dekstra berhubungan dengan colon ascenden , ileum , hepar.
B. Vesica urinaria
terdiri dari leher dan corpus
terdiri atas sel epitel transisional
pada saat keadaan terisi menjadi sel epitel gepeng, sedangkan pada keadaan kosong menjadi kotak
– kotak atau kolumnar
pada pria terletak di belakang simphisis pubis di depan rektum, sedangkan pada wanita terletak di
bawah uterus
memiliki 4 dinding :
1. serosa
2. otot dtrusor
3. submukosa
4. mukosa
5.
C. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air
kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
1. Urethra pars Prostatica
2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
3. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra
terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran
ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis
dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
3. Lapisan mukosa.
D. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ±
25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian
lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke
dalam kandung kemih.
3. Mekanisme miksi
Setelah proses panjang di nefron ginjal, urin yang telah selesai masuk ke vesika urinaria karena
adanya dorongan dari otot-otot detrusor ureter. Kemudian, jika urin itu telah penuh dan
menyebabkan peregangan vesika urinaria, maka hal ini akan menjadi petunjuk bagi saraf vesika
urinaria pada plexus sacralis S2-4 untuk menyampaikan ke medula spinalis dan kembali ke vesiak
urinaria sebagai suatu refleks miksi untuk relaksasi sfingter interna. Namun, pada kenyataannya
kita masih dapat menahan kerja plexus sacralis, karena terdapat sfingter eksterna yang dikontrol
oleh saraf pudendus, dan meneruskan impuls ke otak, kembali ke sfingter eksterna. Pada saat
terjadi miksi, sfingter eksterna relaksasi, otot-otot detrusor memendek.
1. Hormon
ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior
yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel (
Frandson,2003 )
Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus
ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium,
dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003)
Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons radang,
pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada
ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal ( Frandson, 2003)
Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume
darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson, 2003)
Renin
Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus jukstaglomerularis pada
:
1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
4. Innervasi ginjal dihilangkan
5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )
Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan
mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya
angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II; dan ini
efeknya menaikkan tekanan darah (sherwood, 2001).
2. Zat - zat diuretik
Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka
akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.
3. Suhu internal atau eksternal
Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume urin.
4. Konsentrasi Darah
Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi air di ginjal
mengingkat, volume urin menurun.
5. Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.
5. Karena pada suhu dingin terjadi vasokonstriksi dan pada suhu panas terjadi vasodilatasi, maka
tubuh akan melakukan termoregulasi terhadap tubuh. Oleh krena itu pada siang kita pipis lebih
sedikit dari pada malam hari
STEP 5
Learning Objective
1. Mekanisme pembentukan urine
2. Pengaruh Na dan Cl terhadap ekskresi urine
3. Histology sitem urinaria
4. Batas anatomi ginjal
5. Fenomena kebelet
STEP 6
Guyton.A.C, 1996.Teksbook of Medical Physiology, philadelpia. Elsevier saunders.
Sherwood, Lauree. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Hall, Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC
Junqueira, Luiz Carloz, Jose Karneiro. 2007. Histologi Dasar edisi 10. Jakarta : EGC
L.Moore,Keith.2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : EGC
Sobotta. 2007. Atlas Anatomi. Jakarta : EGC
Dorland. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC
STEP 7
Ureter
Selaput lendir ureter membentuk lipatan memanjang (longitudinal) dengan epithel banyak baris.
Pada tunika propria sebagaimana pada bangsa burung banyak ditemukan limfosit.
Tunika muskularis terdiri atas otot polos, lapis terluar adalah adventitia. Ureter sebelum memasuki
ginjal bercabang menuju lobus. Ureter sebenarnya pendek dan lurus, bermuara kedalam uredeum
medial dari duktus deferens pada hewan jantan, dan medial dari oviduktus pada hewan betina.
URETRA
Berupa saluran yang menyalurkan urine dari kantong seni keluar tubuh. Pada hewan jantan akan
mengikuti penis, sedangkan pada hewan betina mengikuti vestibulum.
Sistem Urinaria pada Unggas
Beberapa perbedaan dengan mamalia tampak jelas antara lain :
1. Bentuk ginjal yang agak komplek, terdiri atas tiga sampai empat lobus
2. Tidak memiliki vesika urinaria dan urethra jadi urine dari ureter langsung masuk kloaka (urodeum)
3. Urine yang dihasilkan agak kental, sedangkan pada mamalia bersifat lebih cair.
4. Pada ayam terdapat sepasang ginjal multilober yang erat hubungannya dengan kilumna vertebralis
dan ilia, terletak pada bagian kaudal dari paru-paru. Warnanya kecoklatan dan konsistensinya
lunak sehingga mudah rusak pada proses pengeluaran dari tempatnya.
3. Batas anatomi ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu
di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih
rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak
ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub
atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah
processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal
kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan
posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.
Syntopi ginjal
Ginjal kiri Ginjal kanan
Anterior Dinding dorsal gaster Lobus kanan hati
Pankreas Duodenum pars descendens
Limpa Fleksura hepatica
Vasa lienalis Usus halus
Usus halus
Fleksura lienalis
Posterior Diafragma, m.psoas major, m. quadratus lumborum, m.
transversus abdominis(aponeurosis), n.subcostalis,
n.iliohypogastricus, a.subcostalis, aa.lumbales 1-2(3), iga 12
(ginjal kanan) dan iga 11-12 (ginjal kiri).
0
Tambahkan komentar
pineMedical
everything about me
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
MAY
21
A.
Profil Saya
Nama : Toni Alie Ngena Pinem
Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.