Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (UU No 24 Tahun 2011).
BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan adalah badan
hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan
Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah.
Dasar Hukum
1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan
Sosial Kesehatan;
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 Tentang Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan
Kesehatan.

B. Visi dan Misi


Visi :
Terwujudnya Jaminan Kesehatan Yang Berkualitas Tanpa Diskriminasi
Misi :
1. Memberikan Layanan Terbaik Kepada Peserta Dan Masyarakat
2. Memperluas Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Mencakup Seluruh Penduduk
Indonesia
3. Bersama Menjaga Kesinambungan Finansial Program Jaminan Kesehatan
C. Kebijakan
Dasar yang digunakan BPJS Kesehatan dalam mengeluarkan aturan adalah ketentuan
Undang-Undang (UU) Nomor 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Khususnya, Pasal 24 ayat 3 yang menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan dapat mengembangkan
sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan sistem pembayaran
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas jaminan kesehatan. 3
pelayanan kesehehatan :
1. Terkait dengan pelayanan katarak,
2. Terkait dengan pelayanan persalinan dengan bayi lahir sehat
3. Terkait rehabilitasi medik dan fisioterapi

D. Isu terkini
1. Menkes Akui Iuran BPJS Kesehatan Tak Seimbang
Jakarta - Adanya ketimpangan antara pemasukan dan pengeluaran biaya BPJS Kesehatan
merupakan salah satu penyebab defisit. Sebab, masih banyak yang belum memahami
makna dari subsidi silang yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan.
Pembiayaan paling besar memang terdapat pada penyakit tidak menular seperti jantung
dan stroke yang memakan biaya BPJS Kesehatan hingga triliunan rupiah.
2. Kata Menkes soal 2 Obat Kanker Usus yang Tak Ditanggung BPJS Kesehatan
Jakarta - Pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tak
lagi menanggung obat kanker usus Bevacizumab dan Cetuximab. Menteri Kesehatan
(Menkes) Nila F Moeloek mengatakan pemerintah tetap memberi alternatif obat lain
untuk menggantikan dua obat yang tidak ditanggung tersebut.
3. BPJS Kesehatan keluarkan aturan baru urun biaya melalui Peraturan Menkes Nomor 51
Tahun 2018.
Melalui aturan baru urun biaya, kini BPJS Kesehatan mewajibkan pesertanya membayar
biaya tambahan tiap melakukan kunjungan. Aturan urun biaya ini menurut BPJS
Kesehatan dapat mengendalikan mutu dan biaya di fasilitas kesehatan. Dikutip dari
Kontan dan Kompas.com pada Jumat (8/1/2019), Kementrian Kesehatan secara resmi
menerbitkan Peraturan Menkes Nomor 51 Tahun 2018. Aturan tersebut nantinya
mengatur soal urun biaya dan juga selisih biaya untuk JKN-KIS.
4. Sejak 1 Januari 2019, BPJS Kesehatan sudah memutuskan kontrak kerja sama dengan 92
rumah sakit di berbagai daerah. Banyak masyarakat menganggap pemutusan kontrak ini
terkait dengan kondisi keuangan BPJS Kesehatan. Sejak didirikan, BPJS Kesehatan
memang menghadapi defisit arus kas. Pada 2014, defisitnya mencapai Rp 3,8 triliun dan
membengkak menjadi Rp 9,75 triliun pada 2017. Tahun lalu defisit BPJS Kesehatan
diperkirakan mencapai Rp 10,9 triliun.

Anda mungkin juga menyukai