Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit biasanya mengalami variasi yang jauh lebih dalam pola debit
pasien dari pola penerimaan. Alasan utama untuk ini adalah cara kita mengelola
proses seperti putaran bangsal, tes rawat inap, farmasi dll. Hal ini menyebabkan
panjang sangat bervariasi dan tak terduga tinggal (LOS), bahkan di antara pasien
yang dirawat dengan kondisi yang sama . Umumnya, pembuangan puncak pada hari
Jumat dengan palung selama akhir pekan. Situasi ini diperparah oleh kenyataan
bahwa pasien dirawat tujuh hari seminggu (darurat), tetapi biasanya habis lima hari
seminggu. Namun, kita dapat mengontrol proses discharge (dan karena variasi dalam
LOS) .
Mengurangi panjang kapasitas tinggal rilis dalam sistem tetapi memerlukan
perencanaan yang proaktif dari seluruh proses perawatan, serta perencanaan debit
aktif. Anda dapat melakukan hal ini memiliki jalur yang jelas perawatan atau model
aliran melalui sistem untuk kondisi tertentu. Sebuah contoh yang baik dari kondisi
volume tinggi untuk jalur tersebut adalah penggantian panggul total. Jalur ini
perawatan juga harus mencakup perkiraan tanggal debit, mana pasien harus
menyadari.

Rata-rata lama rawatan seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan


gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosis tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu
pengamatan lebih lanjut). Lama tinggal (LOS) berarti jumlah hari yang anggota
tinggal di fasilitas rawat inap selama satu episode rawat inap. Hari tinggal di rumah
sakit sebagai pasien rawat inap yang dihitung dengan mengurangi hari masuk dari
hari debit. Lama tinggal dari orang yang masuk rumah sakit dan meninggalkan
rumah sakit sebagai pasien rawat inap pada hari yang sama adalah satu hari.

Pemecahan masalah :
 Gunakan metode debit prediktif untuk mengurangi variasi dan untuk membantu
menghilangkan penundaan
 Mencoba untuk kelancaran permintaan dari ahli bedah di seluruh minggu (
bahkan permintaan untuk tempat tidur HDU )
 Menetapkan tanggal yang direncanakan untuk debit pada hari penerimaan atau
pra – masuk , jika mungkin , menggunakan protokol / jalur untuk kondisi umum
 Libatkan pasien dan keluarga atau wali mereka dalam perencanaan debit
sehingga mereka siap dan dapat membuat pengaturan mereka sendiri
 Gunakan pemicu visual, misalnya tanggal diharapkan terlihat debit
 Libatkan pelayanan sosial awal jika diperlukan.

Mendalangi debit :
 Menetapkan debit membuat putaran bangsal rutin minimal sekali sehari
 Pertimbangkan perawat yang dipimpin discharge (lihat perawatan berbasis
protokol )
 Mengidentifikasi lead -in waktu yang diperlukan , misalnya tes dan hasil tes
ketersediaan , obat-obatan , transportasi dll Pastikan bahwa mereka tidak tahan
debit
 Rencanakan sekitar lead -in kali
 Cocokkan waktu debit dengan tempat tidur waktu yang diperlukan pada setiap
jam.
BAB II
ISI

AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient
discharged during the period under consideration”. AVLOS adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang
ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).

Rumus:

AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Average Length of Stay (AvLOS)

Lama Dirawat (LOS) adalah jumlah hari kalender dari saat masih dirawat sampai
keluar dari perawatan. Lama Dirawat seorang pasien dihitung dengan mengurangkan tanggal
keluar dikurangi tanggal masukapabila masih dalam satu bulan (tambahkan hari berikutnya
bila melewati batas bulan). Pasien masuk dan keluar pada hari yang sama dapat dihitung satu
hari.

Total LOS atau Discharge Days Total Lama Dirawat/∑ LOS (Discharge Days) adalah
jumlah lama dirawat (hasil) dari semua kelompok pasien yang keluar selama periode
tertentu. Total LOS diperlukan untuk menghitung rata-rata lamaperawatan.

Average Length Of Stay (AvLOS) Rata-rata lama perawatan ini menggambarkan rata-
rata lama rawat inap pasien yang dipulangkan selama periode tersebut. Atau rata-rata
lamadirawat seorang pasien. AvLOS merupakan total lamanya dirawat (termasuk pasien
yang meninggal, tidak termasuk BBL dibagi jumlah pasien keluar termasuk pasien
meninggal, tidak termasuk BBL).

AvLOS ideal adalah 3-12 hari. Apabila AvLOS lebih dari 12 hari, kemungkinan
penyebabnya antara lain:
1. Pasien kronis dirawat di rumah sakit yang diperuntukkan pasien akut.
2. Adanya kelemahan dalam pelayanan medis antara lain komplikasi/tidak ada kemajuan
hasil.
3. Ada individu dokter yamg suka menunda layanan. Manfaat penghitungan AvLOS
antara lain:

a. Untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit.

b. Untuk mengukur mutu pelayanan rumah sakit bila diterapkan pada suatu diagnosis.
(Wuryanto, 2004)

Contoh :

1. Penghitungan LOS (lama dirawat) seorang pasien di RSUD Sragen yaitu dengan cara
mengurangi (tanggal keluar-tanggal masuk) + 1 hari.

Misalnya: ada pasien datang pada tanggal 8 juni 2008 dan keluar rumah sakit tanggal 11
juni 2008, jadi LOS (lama dirawatnya) yaitu 3 hari + 1 hari = 4 hari.

2. Jumlah Pasien Keluar Hidup dan Mati di RSUD Sragen

Tabel 1 Data Rekapitulasi Jumlah Pasien Keluar Hidup dan Mati RSUD Sragen
Triwulan IV Tahun 2008

No Pasien Keluar Hidup dan mati Menurut Pasie n ∑


Periode Golongan Umur Keluar Pasie n
Triwulan 28 1 5- 15- 0- 45 65+ Menurut Keluar
IV th ≤ hr- 4 th 14 th 24 th (H&M) - 64 th th Seks
2
2008 ≤1 25-44 th
8 hr
th

Lk Pr

1. Okt - - - 4 6 3 5 1 9 10 19

2. Nov - - - 6 5 - 1 2 5 9 14

3. Des - - 1 5 7 3 4 2 7 15 22

Jmlh - - 1 15 18 6 10 5 21 34 55

Sumber data: RL-2a1 periode triwulan IV tahun 2008


3. Total LOS dan AvLOS Berdasarkan Golongan Umur Pada Kasus TyphoidFever di RSUD
Sragen

Tabel 2. Data Total LOS dan AvLOS Berdasarkan Golongan Umur Pada Kasus
Typhoid Fever RSUD Sragen Periode
Triwulan IV tahun 2008

5-14 th 6 9 2 5 4 5
7 1
15-24 th 6 1 3 6 5 5
2 3 6
25-44 th 4 2 2 1 6 6
6 3
45-64 th 4 6 1 4 4 7
9 6
65 ke atas 1 4 8 2 8 6
5
Sumber data primer periode tahun 2008

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa jumlah rerata lamadirawat (AvLOS)


golongan umur 0 hr-≤1 tahun tidak terdapat pasien Typhoid Fever. Golongan umur 1-4
tahun terdapat 1 pasien perempuan dengan AvLOS 6 hari. Golongan umur 5-14 tahun
terdapat 15 pasien, 6 laki-laki dengan AvLOS 4 hari dan 9 perempuan dengan AvLOS 5
hari. Golongan umur 15-24 tahun terdapat 18 pasien, 6 laki-laki dengan AvLOS 5 hari dan
12 perempuan dengan AvLOS 5 hari.

Golongan umur 25-44terdapat 6 pasien, 4 lakilaki dengan AvLOS 6 hari dan 2


perempuan dengan AvLOS 6 hari. Golongan umur 45-64 terdapat 10 pasien, 4 laki-laki
dengan AvLOS 4 hari dan 6 perempuan dengan AvLOS 7 hari. Golongan umur 65 ke atas
terdapat 5 pasien, 1 Laki-laki dengan AvLOS 8 hari dan 4 pasien dengan AvLOS 6 hari.

4. Total Lamanya Dirawat dan AvLOS Berdasarkan Jenis Kelamin pada Kasus Typhoid Fever
di RSUD Sragen
Tabel 3. Data Total LOS dan AvLOS Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Kasus Typhoid Fever
RSUD Sragen Periode
Triwulan IV Tahun 2008

Jenis Pasien ΣLama Rerata


Kelamin keluar Dirawat Lama
(LOS) Dirawat
(AvLOS)
Perempuan 34 207 6

Laki-laki 21 113 5

Sumber data primer periode tahun 2008

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah rerata lama dirawat (AvLOS) pada jenis
kelamin perempuan adalah 6 hari. Sedangkan pada jenis kelamin laki-laki adalah 5 hari.

B.Pembahasan

Total LOS dan AvLOS Berdasarkan Golongan Umur dan JenisKelamin pada Kasus Penyakit
Typhoid Fever:

1.Anak

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa pasien typhoid fever padaumur 0-≤28 hari, 28 hari-≤1 tahun
tidak terdapat pasien dengan penyakit typhoid fever. Dan pada umur 1-4 tahun terdapat 1 pasien
dengan jenis kelamin perempuan dengan AvLOS 5 hari.

Penyakit Typhoid Fever jarang terjadi pada umur 0-≤28 hari, 28 hari-≤1 tahun dan 1-4 tahun karena
gejala klinis pada anak umumnya lebih ringan dan lebih bervariasi dibandingkan dengan
orang dewasa, misalnya batuk, flu, diare dan gasteroenteritis. Walaupun gejala demam tifoid
padaanak lebih bervariasi, tetapi secara garis besar terdiri dari demam satu minggu/lebih, terdapat
gangguan saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.

Pada golongan umur 5-14 tahun terdapat 15 pasien, 6 laki-lakidengan AvLOS 4 hari dan 9 perempuan
dengan AvLOS 5 hari. Pada umur ini diantaranya terdapat pasien yang mempunyai penyakit komplikasi
dan penyakit-penyakit lainnya.
Perforasi usus halus dilaporkan dapat terjadi pada 0,5-3%, sedangkan perdarahan usus pada 1-10%
kasus demam tifoid pada anak. Penyulit/komplikasi ini biasanya terjadi pada minggu ke-3 sakit, walau
pernah dilaporkan terjadi pada minggu pertama. Komplikasi didahului dengan penurunan suhu, tekanan
darah dan peningkatan frekuensi nadi. Pada perforasi usus halus ditandai oleh nyeri abdomen lokal pada
kuadran kanan bawah akan tetapi dilaporkan juga nyeri yang menyelubung. Kemudian akan diikuti
muntah, nyeri pada perabaan abdomen, defancemuskulare, hilangnya keredupan hepar dan tanda-tanda
peritonitis yang lain. Beberapa kasus perforasi usus halus mempunyai manifestasi klinis yang tidak jelas.

Pada golongan umur 0 hari-14 tahun AvLOSnya sudah efisienantara 4-5 hari. Hal ini menunjukkan
tingkat penggunaan tempat tidur (BOR) di rumah sakit tinggi, maka TOInya menjadi rendah dan BTO
makin tinggi.

2.Dewasa

Pada golongan umur 15-24 tahun terdapat 18 pasien, 6 laki-lakidengan AvLOS5 hari dan 12
perempuan dengan AvLOS 5 hari. Jumlah pasien keluar pada penyakit typhoid fever pada umur ini paling
tinggi pada jenis kelamin perempuan dibanding dengan laki-laki. Pada jenis kelaminperempuan sering
terkena penyakit typhoid fever karena faktor keseharian perempuan yang sering terkena kontak langsung
pada anak.

Padaumur ini mulainya gejala tersembunyi. Gejala awal demam,malaise, anoreksia, mialgia, nyeri
kepala dan nyeri perut berkembang selama 2-3 hari. Walaupun diare berkonsistensi mungkin ada selama
awal perjalanan penyakit, konstipasi kemudian menjadi gejala yang lebihmencolok. Mual dan muntah
adalah jarang dan memberi kesan komplikasi, terutama jika terjadi pada minggu kedua atau ketiga.
Batukdan epistaksis mungkin ada. Kelesuan berat dapat terjadi pada beberapaanak. Demam yang terjadi
secara bertingkat menjadi tidak turun-turun dantinggi dalam satu minggu, sering mencapai

40 ˚C (104˚F).

Pada golongan umur 25-44 tahun terdapat 6 pasien, 4 laki-lakidengan AvLOS 6 hari dan 2 perempuan
dengan AvLOS 6 hari. Pada umur 45-64 tahun terdapat 10 pasien, 4 lakilaki dengan AvLOS 3 hari dan 6
perempuan dengan AvLOS 7 hari. Pada umur 45-64 tahun angkaAvLOSnya termasuk tinggi karena pada
umur ini terdapat pasien yang mempunyai penyakit-penyakit lain selain penyakit typhoid fever.

Pada golongan umur 45-64 tahun kasus typhoid fever biasanya disertai oleh penyulit atau komplikasi,
sehingga lama parawatannya lebih lama.Pada golongan umur 15-64 tahun AvLOSnya termasuk tinggi
yaitu7 hari pada jenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan tingkat penggunaan tempat tidur (BOR)
di rumah sakit rendah, maka TOInya menjadi tinggi dan BTO makin rendah. Angka LOS lebih
dipengaruhi pada mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga medis serta didukung peralatan
dan fasilitas yang disediakan di rumah sakit. Maka jika mutu perawatan dan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga medis tersebut ditingkatkan secara langsung akan menaikkan angka kunjungan
pasien rawat inap ke rumah sakit.

3.Orang Tua

Pada golongan umur 65 tahun ke atas terdapat 5 pasien, 1 Laki-laki dengan AvLOS 8 hari dan 4 pasien
dengan AvLOS 6 hari. Pada golongan umur 65 tahun ke atas AvLOSnya tinggi yaitu hari pada jenis
kelamin laki-laki. Hal ini menunjukkan tingkat penggunaantempat tidur (BOR) di rumah sakit rendah.
Fasilitas kesehatan meliputi bangsal rawat inap, alat-alat pemeriksaan kesehatan yang disediakan, fasilitas
kesehatan (pelayanan obat dan pembayaran biaya rumah sakit) mempunyai pengaruh yang besar terhadap
minat pasien lama untukberkunjung ulang ke rumah sakit. Dengan semakin meningkatnya angka
kunjungan pasien rawat inap ke rumah sakit maka tingkat penggunaan tempat tidur di rumah sakit secara
otomatis juga akan meningkat. Sehingga TOInya menjadi tinggi dan BTO makin rendah.

Anda mungkin juga menyukai