DIABETES MELITUS
Di Susun Oleh:
P1337420217032
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS
A. DEFINISI
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau sensitivitas insulin atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi ronis mikrovaskuler, makrovaskuler dan
neuropati (Yuliana elin, 2009).
Diabetes Melitus adalah penyakit hipergikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensivititas sel
terhadap insulin (Corwin, 2009), sedang menurut Mansjoer, 2007 Diabetes
Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai
lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
B. ETIOLOGI
Diabetes Melitus tipe 1
Diabetes Melitus yang tergantung insulin dengan pennghancuran sel-sel
beta pangkreas yang disebabkan oleh:
- Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecendrungan genetik kearah terjadinya
diabetes tipe 1.
- Faktor Imunoogi (autoimun beta)
- Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta
Diabetes Melitus tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetetes tipe II : usia,
obesitas, riwayat keluarga.
D. PATOFIOLOGI
Diabetes Melitus Tipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk
menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh
proses autoimun . Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa
yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada di dalam
darah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial.
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak
dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya
glukosa tersebut muncul dalam urine (glukosaria). Ketika glukosa yang
berlebihan diekresikan ke dalam urine, ekskresi akan disertai pengeluran
cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis
osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan dari kehilangan cairan berlebihan,
pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa
haus (polidipsia)
Gangguan
Gangren basah Gangren kering perfusi jaringan
Peningkatan kadar Potensial
glukosa dalam terjadinya
darah penyebaran Thrombosis/emboli
Thrombosis/emboli
infeksi
Penyumbatan arteri
(Mendadak) Penyumbatan arteri
glukoneogenesis
(perlahan)
Suplai O2 dan
hiperosmolaritas darah ekstremitas
Gangguan
integritas
Kalori keluar Iskemia jaringan
jaringan Infeksi
(layu,anemic,
Nekrosis jaringan warna hitam)
Rasa lapar
Medulla spinalis
Terdapat luka
Kurang informasi tentang Hypothalamus
proses penyakit, diet,
perawatan dan pengobatan Perawatan luka tdk
efektif
Otak
Cemas
Berbau busuk, layu,
anemic, warna Keterbatasan
hitam mobilitas fisik
Ggg. Rasa
nyaman
Gangguan
gambaran diri
E. Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes yang utama menurut Smeltzer dan Bare (2012:1220),
adalah sebagai berikut :
1. TipeI Diabetes Mellitustergantung insulin (Insulin Dependent Diabetes
Mellitus)
2. Tipe IIDiabetes mellitustidak tergantung insulin (Non-Insulin
Dependent Diabetes Mellitus)
3. Diabetes Mellitusyang berhubungan dengan sindrom lainnya.
4. Diabetes MellitusGestasional (GestasionalDiabetes Mellitus).
Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut PERKENI (2016) adalah
yang sesuai dengan anjuran klasifikasi diabetes mellitus American
Diabetes Association (ADA) yang membagi klasifikasi diabetes
mellitus menjadi 4 kelompok yaitu diabetes mellitus tipe 1, diabetes
mellitus tipe 2, diabetes mellitus tipe lain, dan diabetes mellitus
gestasional (Shahab, 2016). Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan karena
terjadinya destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolute seperti autoimun (melalui proses imunologik) dan idiopatik
(Shahab, 2006).
Diabetes mellitus tipe 2 bervariasi mulai dari yang dominan resistensi
insulin disertai defesiensi insulin relative, sampai yang terutama defek
sekresi insulin disertai resistensi insulin (Shahab, 2006).
F. PENATALAKSANAAN
1. Diet
Prinsip diet DM adalah :
a. Jumlah sesuai kebutuhan
b. Jadual diet ketat
c. Jenis : boleh dimakan atau tidak
Dalam melaksanakan diet DM sehari –hari hendaklah diikuti pedoman
3 J yaitu:
a. Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau
ditambah.
b. Jadual diet harus sesaui dengan intervalnya.
c. Jenis makanan yang harus dihindari.
2. Latihan
Latihan teratur setiap hari bagi penderita DM untuk meningkatkan
kepekatan insulin, apabila dikerjakan 1 ½ jam sebelum makan, berarti
pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan kegemukan
atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas
insulin terhadap reseptor.Tujuan latihan antara lain :
a. Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore.
b. Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen.
c. Meningkat kadar kolestero –high density lipoprotein.
d. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang
e. Menurunkan kolesterol total dan trigeserida dalam darah
3. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan
kepada penderita DM melalui berbagai cara atau media misalnya :
leaflet, poster, kaset video, serta diskusi kelompok.
4. Obat
a. Obat OAD (obat anti diabetes) Obat Hiperglikemik Oral (OHO)
b. Insulin
Cara pemberian insulin melalui suntikan subkutan, insulin reguler
mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam setelah suntikan subkutan.
5. Cangkok pankreas
Pendekatan terbaru untuk cangkok adalah segmental dari donor hidup
saudara kembar identik
G. FOKUS PENGKAJIAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses
keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :
a) Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu
dalammenentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt
diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan
laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
2. Anamnese
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk
rumah sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya
nyeri pada luka.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta
upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas.
Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa
digunakan oleh penderita.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga
yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat
menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
f. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita.
3. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan dan tanda – tanda vital.
b. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah,
gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda,
diplopia, lensa mata keruh.
c. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
d. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM
mudah terjadi infeksi.
e. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
f. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
g. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
h. Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
i. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa
>120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
c. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat
melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ),
merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
d. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang
sesuai dengan jenis kuman.
5. Analisa Data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan
analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data
subyektif dan data obyektif dan berpedoman pada teori Abraham Maslow
yang terdiri dari:
1. Kebutuhan dasar atau fisiologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan cinta dan kasih sayang
4. Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat diambil
kesimpulan tentang masalah keperawatan dan kemungkinan
penyebab, yang dapat dirumuskan dalam bentuk diagnosa
keperawatan meliputi aktual, potensial, dan kemungkinan.
6. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri ( biologi, kimia, fisik,
psikologis ).
b. Resiko Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor
mekanik, luka post operasi debridement.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka post debridement.
d. Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akut.
e. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
penurunan berat badan.
7. Intervensi Keperawatan
Diagnosa I : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (
biologi, kimia, fisik, psikologis ).
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
8. Evaluasi
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis
yaitu :