Malaria
Malaria
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
muntah, diare ringan, serta dapat disertai dengan gangguan kesadaran sampai
coma.
perjalanan waktu, banyak kasus malaria dilaporkan dari seluruh dunia. Ada 4
tropika termasuk yang paling berat diantara keempat jenis malaria (Brook,
pada tahun 2008 terdapat 267 kasus dan empat orang diantaranya meninggal
1
DATA PASIEN PENDERITA MALARIA DI RSSA PONTIANAK DARI BULAN
Januari - - - 1 3 15 7 - 19 7 26 -
Februari - - - - 6 8 3 2 19 - 19 -
Maret - - - - 4 4 3 - 9 2 11 -
April - 1 - 1 6 11 2 1 15 7 22 -
Mei - - - - 6 16 5 1 26 2 28 1
Juni - - - 1 7 9 5 - 16 6 22 1
Juli - - 1 2 7 15 1 1 17 10 27 -
Agustus - - - 1 3 17 6 1 22 6 28 -
September - - 1 2 6 8 4 - 11 10 21 -
Oktober - - - 3 6 10 7 2 20 8 28 1
November - - - - 1 5 2 - 3 5 8 1
Desember - - - - 4 14 4 1 21 2 23 -
2
Berdasarkan hal tersebut maka penulis merasa tertarik untuk
B.Ruang Lingkup
dilakukan.
C. Tujuan penulisan
Askep pada pasien dengan Malaria Falciparum sesuai dengan teori yang
didapat.
3
3. Meningkatkan kemampuan perawat dalam menciptakan hubungan
D. Metode penulisan
menganalisa data dan menarik kesimpulan dari suatu kasus yang diamati.
1. Study kasus
2. Study kepustakaan
3. Study Dokumentasi
4
E. Sistematika penulisan
penulisan.
evaluasi keperawatan.
BAB III : PENGAMATAN KASUS yang terdiri dari Bagian ini menguraikan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB II
LANDASAN TEORITIS
1. Definisi
oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan
6
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik,
2. Anatomi Fisiologi
7
Darah adalah cairan didalam pembuluh darah yang berfungsi
sebagai transportasi nutrien dan O 2 dari usus dan paru-paru kapada sel
semua itu peran penting yang dilakukan darah yaitu dalam pengaturan
suhu tubuh karena dengan cara konduksi ia membawa panas tubuh dari
pusat produksi panas (hepar dan otot) ke permukaan tubuh dan akhirnya
bagian yaitu bagian yang padat dan bagian yang cair, yang cair disebut
a. Eritrosit
8
120 hari untuk kemudian dihancurkan di organ limpa. Pada proses
kimia yang terdiri atas molekul Hem yang mempunyai ion Fe yang terkait
transportasi O2. jumlah HB pada laki-laki 14-16 gr% dan pada wanita 12-
14 gr%.
b. Leukosit
cara menghancrkan antigen (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada lima
9
c. Trombosit
keping yang mereupakan bagian kecil dari sel besar yang membuatnya
dikeluarkan bila terjadi kerusakan dinding pembuluh darah. Zat ini juga
d. Plasma
Plasma terdiri dari 91-92% air yang berperan sebagai medium transfor
fibrinogen, juga ada unsur natrium, kalsium, kalium, fosfor, besi, asam
10
merupakan 53 % dari seluruh protein serum, berperan dalam
3. Etiologi
fever.
plasmodium malariae, oleh karena parasit ini dapat tetap dalam donor
4. Patofisiologi
11
malaria lainnya. Sebelum mencapai erotrosit parasit pertama kali masuk
sel-sel hati.
puing eritrosit ini dilepaskan didalam plasma, hemolisis dari eritrosit ini
kadang terjadi nekrotis dalam sel hati, dalam sum-sum tulang, otak dan
organ-organ lainnya.
Delapan belas jam setelah parasit memasuki eritosit, sel-sel ini saling
melekat satu sama lain dan melekat pada pembuluh darah, terutama jika
sirkulasi lambat. Sel yang melekat itu terfiksasi dan tidak mampu kembali
12
5. Tanda dan Gejala
itu penyakit ini cendrung untuk beralih dari keadaan akut ke keadaan
menahun.
Malaria Falciparum
Gejala awal : nyeri kepala, pegal linu dan nyeri pinggang, lengan dan
b. Demam ringan
6. Pemeriksaan Diagnostik
13
7. Penatalaksanaan medik
a. Perawatan
dalam darah.
b. Diet
cukup mengandung kalori, tinggi protein serta cukup zat besi untuk
c. Obat
1) Kuinin (kina)
2) Mepakrin
3) Klorokuin, Amodiakuin
4) Proquanil, Klorproquanil
5) Primaquin
6) Pirimetamin
8) Kuinolin metanol
9) Antibiotik.
14
8. Komplikasi
afasia.
empedu
g. “Black Water Fever”, yaitu urine menjadi merah tua atau hitam karena
15
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
pembuangan sampah.
bergantungan.
7) Nyeri epigastrik.
c. Pola eliminasi
16
4) BAB lancar/sembelit/normal.
1) Cepat lelah
3) Suhu meningkat
4) Bradikardia
5) Mudah sesak
bangunan.
1) Cendrung tidur
2) Sakit kepala
17
g. Pola persepsi dan konsep diri
2) Penurunan libido
2. Diagnosa Keperawatan
18
c. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik
hypertermi
3. Perencanaan Keperawatan
Intervensi :
1) Observasi tanda-tanda vital tiap 3-4 jam atau lebih bila ada
indikasi tertentu.
19
3) Beri minum yang banyak (2-3 liter/hari) jika tidak ada kontra
indikasi.
kooperatif
keringat
antimalaria.
20
Hasil yang diharapkan:
disediakan
Intervensi
nutrisi
21
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antiemetik
dalam pengobatan.
Intervensi :
22
4) Jelaskan pentingnya istirahat dalam proses penyembuhan
penyembuhan.
hypertermi.
tidur
tidak adekuat
23
Intervensi
penyebabnya.
waktu tidur.
24
Intervensi
dirinya
kondisi klien
kebutuhan dirinya
f. Perencanaan Pulang
25
4) Kuatnya support sistem dirumah
kelambu).
c. Dokomentasi :
1) Status klinik
26
8) Rencana pulang
1) Parasitemia
3) Anemia
4) Malaria cerebral
7) Hypotensi
8) Edema paru.
27
28
BAB III
PENGAMATAN KASUS
Gang Teluk Intan No 50, bekerja sebagai ibu rumah tangga, pasien baru menikah 1
bulan yang lalu, dan sebelumnya. Pasien bekerja di Malaysia sebagai TKW.
Sekarang pasien tinggal bersama suami dan kedua orang tua di Siantan, pada
tanggal 18 Maret 2009 pasien mengalami demam tinggi disertai menggigil, mual,
Siantan dan mendapat obat. Setelah ± 1 minggu pasien tidak kunjung sembuh juga,
pasien dan suami memutuskan untuk kembali ke Puskesmas dan dari dokter
Maret 2009 di IGD pasien langsung dianjurkan untuk opname dan pasien masuk ke
ruangan St. Markus kemudian satu hari kemudian pasien dipindahkan ke ruangan
Pada saat pengkajian tanggal 30 Maret 2009, pasien sudah dirawat selama 5
hari dengan keluahan demam / pusing, mual, muntah, anorexia, badan lemah,
demam timbul tidak teratur, kadang setiap hari dan sudah 2 hari ini demam tidak
timbul lagi, mengkaji keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran
29
tts/mnt, observasi tanda-tanda vital, TD : 100/70 mmHg, Suhu : 36,5ºC, N : 72
x/mnt, dari hasil pemeriksaan pada tanggal 28 Maret 2009 pasien positif Malaria
kooperatif.
30
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
No. RM :
1. IDENTIFIKASI
I. KLIEN
Agama/Suku : Islam
Pendidikan : SMP
31
Alamat rumah : Jalan Khatulistiwa, Siantan Hilir. Gang Teluk
Intan No 50
Intan No 50
2. DATA MEDIK
3. Keadaan Umum
a. Kesadaran
32
Kuantitatif
- Respon Bicara :5 15
- Respon Membuka Mata : 4
M.A.P : 80 mmHg
c. Suhu : 36,5°C
Irama : Teratur
Irama : Teratur
Jenis : Dada
33
III. PENGUKURAN
34
IV. Genogram
2
1
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Tinggal serumah
: Pasien
35
4. PENGKAJIAN POLA GORDON
Catatan :
-------------------------
-------------------------
------------------------
Catatan :
-------------------------
-------------------------
------------------------
a. Data subjektif
serius, dan tidak pernah sampai dirawat di Rumah Sakit. Jika demam
36
memperoleh perawatan dan pengobatan. Saya tinggal di Komplek
b. Data obyektik
1. Observasi
37
II. KAJIAN NUTRISI METABOLIK
a. Data Subyektif
liter / ahri selama ini saya tidak pernah ada pantangan atau diit”.
Semenjak sakit saya makan kurang, tidak ada selera dan hanya
b. Data obyektif
1. Observasi
2. Pemeriksaan Fisik
38
- Lidah : Bersih, Tonsil : Baik.
- Abdomen
Inspeksi : Datar
Perkusi :-
Edema : Negatif
Icterik : Negatif
39
Tanda-tanda radang : Tidak ada.
3. Pemeriksaan diagnostik
- Laboratorium :
- Cek Paket
3. Terapi :
a. Data subyektif
diare, tetapi sekarang sudah tidak ada masalah sekarang sudah normal,
saya buang air 1 kali sehari, sedangkan buang air kecil lancar bisa 4 –
40
b. Data objektif
2. Pemeriksaan fisik
Kanan : Negatif
Fisura : Negatif
Hamoroid : Negatif
2. Terapi :
a. Data subyektif
41
2. Keadaan sejak sakit :
oleh suami”.
b. Data obyektif
1. Observasi
- Aktivitas harian :
Makan :0
Mandi :2
Berpakaian :2
Kerapian :0
Ambulasi :0
42
2. Pemeriksaan Fisik
detik
Stridor : Negatif
Cyanosisi : Negatif
Perkusi : Sonor.
dengan baik.
tambahan.
- Jantung
43
Klien menggunakan alat pacu jantung : Negatif.
Thrill : Negatif
kiri.
Murmur : Negatif
HR : 80 x/mnt.
A. Renalis : Negatif
A. Femoralis : Negatif
44
Uji kekuatan otot Kiri :4
Kanan : 4
Kanan : Positif
Columna vertebralis
dan kanan
Terapi :
a. Data Subjektif
kadang terjaga tengah malam untuk buang air kecil, tidur siang
45
kadang-kadang ½ jam, serta tidak pernah menggunakan obat tidur”.
b. Data obyektif
1. Observasi
a. Data subyektif
46
Data obyektif
2. Pemeriksaan fisik
- Penglihatan
Cornea : Bersih
Pupil : Isokor
Tekanan Intra Okuler (TIO) : Tekanan bola mata kiri dan kanan baik
- Pendengaran
47
- N. VIII Pendengaran : Baik, pasien tidak ada gangguan
pendengaran.
a. Data subyektif
Data obyektif
1. Observasi
2. Pemeriksaan fisik
48
VIII. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
a. Data subyektif
b. Data Objektif
1. Observasi :
a. Data subyektif
49
Tidak ada masalah reproduksi atau seksualita
b. Data obyektif
1. Observasi
2. Pemeriksaan fisik
TERHADAP STRESS
a. Data subyektif
Pasien mengatakan sedih dan cemas dengan keadaanya saat ini dan
b. Data obyektif
1. Observasi
50
2. Pemeriksaan fisik
Duduk : - mmHg
Berdiri : - mmHg
HR : 80 x/mnt
a. Data subyektif
51
Data obyektif
1. Observasi
( Debora )
52
ANALISA DATA
nafsu makan”.
pahit”.
disediakan”.
DO :
yang disediakan
53
- BB sebelum sakit : 50 kg, TB : 155
cm.
- BB saat sakit : 46 kg
saya lemah”.
mandi sendiri”.
keluarga”.
DO :
tempat tidur
54
- Observasi TD : 100/70 mmHg, S :
nyeri”.
DO :
55
DIAGNOSA KEPERAWATAN
56
RENCANA KEPERAWATAN
Rencana Tindakan
Kolaborasi, Penyuluhan
1 Perubahan nutrisi kurang Kebutuhan nutrisi - Pasien dapat 1. Kaji status nutrisi, BB, 1. Status nutrisi dan
dari kebutuhan tubuh yang dapat terpenuhi menghabiskan TB, adanya mual, keluhan-keluhan
berhubungan dengan mual, sesuai kebutuhan makanan sesuai muntah dan kurang tersebut dapat Debora
muntah dan anorexia yang tubuh setelah dengan porsi nafsu makan. mempengaruhi
tindakan ( 1 porsi )
mengurangi mual.
P : 16 x/mnt
RENCANA KEPERAWATAN
Rencana Tindakan
Kolaborasi, Penyuluhan
II Intoleransi aktivitas yang Intoleransi - Pasien dapat 1. Kaji keluhan dan 1. Mengindentifikasi
badan saya lemah”. vital dalam 3. Anjurkan kepada 3. Memberi rasa aman
- Observasi TD :
100/70 mmHg, S :
36,5ºC, N : 72 x/mnt,
P : 16 x/mnt
- Ambulasi dibantu
sebagian oleh
Rencana Tindakan
Kolaborasi, Penyuluhan
III Resiko tinggi infeksi Resiko tinggi - Tidak terjadi 1. Observasi tanda-tanda 1. Mengetahui keadaan
yang berhubungan infeksi dapat infeksi akibat vital ( Suhu, nadi, TD akut infeksi pada
invasif yang ditandai oleh dilakukan prosedur invasif 2. Anjurkan pada pasien 2. Mengidentifikasi Debora
selama 3 x 24 jam
DS : Nadi : 76 x/mnt, infus. berikutnya.
100/70 mmHg, S :
36,5ºC, N : 72 x/mnt,
P : 16 x/mnt
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Nama
Tgl DP Waktu Pelaksanaan Keperawatan
Jelas
sering.--------------------------------------------------
dilanjutkan.--------------------------------------------
via infus.-----------------------------------------------
tersedia.------------------------------------------------
: 80 x/mnt.---------------------------------------------
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Nama
Tgl DP Waktu Pelaksanaan Keperawatan
Jelas
80 x/mnt.----------------------------------------------
diperbolehkan pulang.-------------------------------
EVALUASI KEPERAWATAN
30 Maret I 13.00 S:
masih kurang”.
yang disediakan”.
O:
teratasi
1,2,3,4,5,6,7,8 dilanjutkan
II 13.00 S:
O:
belum teratasi
1,2,3,4,5,6 dilanjutkan
nyeri”.
O: Debora
infeksi.
terjadi
no 3 distop
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/Umur : Ny. S / 22 tahun
31 Maret I 13.00 S:
sudah ada”.
yang diberikan”.
O:
1,2,3,4,5,6,7,8 di stop
II 13.00 S:
- Pasien mengatakan, ”badan sudah
dibantu suami”.
O:
rileks
teratasi
1,2,3,4,5,6 di stop
tanda-tanda infeksi.
terjadi
P : Rencana tindakan keperawatan
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Ruang lingkup pembahasan kasus ini adalah sesuai dengan proses keperawatan
a. Pengkajian
karena dapat menyerang otak, ginjal dan gangguan atau kerusakan hati.
Demam pengamatan kasus pada Ny. S yang berusia 22 tahun,
muntah, tidak ada nafsu makan, lidah terasa pahit, hanya mampu makan ½
porsi dari yang disediakan, pada saat bangun dari tempat tidur, badan saya
lemah, tidak mampu mandi sendiri, semua kebutuhan dibantu oleh suami dan
keluarga, tangan yang terpasang infus kadang terasa nyeri”. Pasien makan
sakit : 50 kg, BB saat sakit : 46 kg, Pasien tampak berbaring lemah di tempat
(10³/ul).
Adanya perbedaan antara konsep dasar medis dan dalam kasus nyata
medis digambarkan lebih berat dari kondisi nyata yang penulis amati dan
terlebih lagi pada saat pengambilan kasus ini pasien sudah mendapatkan
b. Diagnosa Keperawatan
dapatkan, yaitu :
hypertermi
dalam kasus nyata Ny. S dikarenakan data yang diperoleh tidak mencukupi
hypertermi
invasif
c. Rencana Keperawatan
ada dan disesuaikan dengan kondisi pasien. Tujuan ditetapkan mengacu pada
keperawatan yang telah diangkat dan yang menjadi alat ukurnya adalah
status nutrisi baik atau teratasi, intoleransi aktivitas teratasi, resiko tinggi
infeksi teratasi.
d. Pelaksanaan Keperawatan
tanda vital, memberi posisi yang nyaman bagi klien, menganjurkan pasien
untuk beristirahat dan membatasi aktifitas, membantu ADL pasien yang tidak
yaitu :
”tidak ada keluhan mual dan muntah lagi, nafsu makan sudah ada,
lembab.
dengan Pasien mengatakan, ”badan sudah lebih segar dan rileks, Pasien
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pasien Ny. S dengan Malaria Falciparum hampir dapat mencapai hasil yang
optimal. Akan tetapi peran keluarga terutama pasien sendiri sangat besar
ringannya penyakit. Peran perawat diperlukan saat pasien sembuh dan pulang
sehingga pasien dan keluarga dapat meneruskan apa yang telah dilakukan di
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, yang
menyerang semua bentuk eritrosit mulai dari retikulosit sampai eritrosit yang
Dan juga peran perawat harus menjelaskan kepada klien dan keluarga
hindari tempat atau rumah yang terlalu berdekatan, buat rumah dengan
yaitu :
”tidak ada keluhan mual dan muntah lagi, nafsu makan sudah ada,
lembab.
dengan Pasien mengatakan, ”badan sudah lebih segar dan rileks, Pasien
suami”. Pasien tampak lebih segar dan rileks, Pasien sudah mampu
1. Untuk Tim Kesehatan : agar kerjasama antara tim kesehatan selalu dibina
pihak rumah sakit untuk bisa menambah tenaga kerja terlatih di ruang
Asuhan Keperawatan.
5. Untuk pasien : diharapkan mau bekerja sama dengan perawat dalam hal