Anda di halaman 1dari 14

A L

R N 2 3
JU 3 1 1
1

SI 090
T A 4 1

E N 20 2
2

ES -

P R A
H
M

A S T
IQ
O

U G IS
T UT
I
R
P
IDENTITAS JURNAL
• Judul Artikel : Akses Awal Fisioterapis Untuk Bayi dengan Diagnosa Cerebral
Palsy (CP)
• Nama Penulis : Linnea Hekne, Cecilia Montgomery, Kine Johansen
• Terbit : 25 Juni 2021
• Nama Jurnal : PLOS ONE
TUJUAN PENELITIAN
• Mengetahui bayi dengan diagnosa CP apakah memiliki akses yang sama untuk
ditangani oleh fisioterapis secara tepat waktu.
• Mempelajari lebih lanjut tentang karakteristik klinis bayi dengan diagnosa CP.
• Melihat perbedaan riwayat klinik antara bayi CP yang secara tepat waktu
dirujuk oleh dokter neonatologi (Dokter Spesialis yang Menangani bayi usia 0-
28 hari) dengan yang dirujuk oleh tenaga kesehatan lain dan ditangani
fisioterapis di usia dibawah 5 bulan dan diatas 5 bulan.
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
• Populasi : Semua bayi yang lahir di Kota Uppsala pada tahun 2010-2016,
sebanyak 28,691 bayi
• Sampel : Bayi dengan diagnosa CP pada tahun 2019 sebanyak 38 bayi (diagnosa
dari Swedish National Cerebral Palsy Surveillane Program and Registry, dan 19
bayi (diagnosa dari Electronic Medical Chart System) total n=57 bayi.
• Sebanyak 18 bayi baru pindah ke kota Uppsala pada usia 1 tahun dengan
diagnosa CP tidak dimasukkan. Jadi total sampel adalah 39 bayi.
DESIGN PENELITIAN
Jurnal ini dilakukan penelitian secara retrospektif yang artinya penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara objektif dengan melihat kejadian di masa lampau.
TEKNIK SAMPLING
Non Probability Sampling (peneliti memilih anggota untuk penelitian) dengan
Purposive Sampling (peneliti memilih subjek yang dianggap representative
terhadap suatu populasi).
ALAT UKUR PENELITIAN
Menggunakan usia kehamilan , jumlah faktor resiko yang diketahui dapat
mempediksi terjadinya CP dan Gross Motor Function Classification System.
- Usia kehamilan dikategorikan menjadi :
• Extremely Paterm (Bayi Prematur yang lahir pada usia kandungan 22-27 minggu)
• Very Paterm (Bayi Prematur yang lahir pada usia kandungan 28-32 minggu)
• Moderately Paterm (Bayi Prematur yang lahir pada usia kandungan 32-36 minggu)
• Full Term (Bayi cukup bulan yang lahir pada usia kandungan 37-42 minggu)
- Faktor resiko kejadian CP (Kelahiran Prematur, Infeksi, Kejang sebelum usia 5 bulan)
- GMFCS (Gross Motor Function Classification System), dikategorikan menjadi :
• GMFCS level I
• GMFCS level II
• GMFCS level III
• GMFCS level IV
• GMFCS level V
PROSEDUR PENELITIAN
• Menggunakan penelitian deskriptif untuk mengkarakteristikan sampel dan
disajikan dalam bentuk jumlah dan persentase.
• Mann Whitney U Test untuk membandingkan usia (bulan) pada kunjungan
pertama ke fisioterapis (Uji non parametris yang digunakan untuk mengetahui
perbedaan median 2 kelompok bebas apabila skala data variabel terikatnya
adalah ordinal atau interval/radio tetapi tidak berdistribusi normal.
• Analisi regresi linier untuk mengeksplorasi hubungan antara usia (bulan) pada
kunjungan pertama ke fisioterapis.
• Chi square untuk menganalisa keparahan gangguan motrorik.
• SPSS
HASIL PENELITIAN
• 39 bayi dengan diagnosa CP yang lahir antara 2010-2016 di Kota Uppsala memberikan
prevelensi 1.4 kejadian CP/1000 kelahiran atau 5.4 kejadian CP/tahun. (1 bayi
didiskualifikasikan karena tidak mewakili sisa sampel – karena tenaga kesehatan tidak
melakukan kontrol rutin sehingga bayi ini sangat terlambat bertemu dengan fisioterapis.
Jadi total n=38.
• Bayi laki-laki 17 bayi, bayi perempuan 21 bayi.
• 22 bayi lahir cukup bulan, rata-rata usia kandungan 38 minggu. 16 bayi lainnya lahir
lebih muda dari usia kandunga 38 minggu.
• Dari 38 bayi, 22 bayi dirujuk ke fisioterapis oleh dokter neonatologi dan secara rutin di
follow-up.
• 16 bayi dirujuk oleh tenaga kesehatan lain (7 dari dokter syaraf anak dan 9 dari Child
Health Service). Jadi total 25 bayi yang dirujuk ke fisioterapis sebelum usia koreksi 5
bulan.
• Bayi yang dirujuk oleh dokter neonatologi, pertama kali ke fisioterapis pada usia 2
bulan, sedangkan yang dirujuk oleh tenaga kesehatan lai pada usia 7.5 bulan.
• Bayi yang dirujuk oleh dokter neonatologi adalah bayi yang lahir dengan usia
kandungan yang lebih muda, yang mana meningkatkan resiko CP.
• Perbedaan yang terlihat adalah 14 bayi yang dirujuk oleh dokter neonatologi didiagnosa
CP Bilateral (CP Quadriplegi dan Diplegi) dan 11 bayi yang dirujuk oleh tenaga
kesehatan lai didiagnosa CP Unilateral (Hemiplegi)
KESIMPULAN
• Bayi dengan diagnosa CP memiliki akses yang tidak setara antara satu dengan
yang lain.
• Beberapa anak dengan CP resiko rendah akan dirujuk ke fisioterapis lebih lama
dibanding dengan CP resiko tinggi. Dalam hal ini usia kandungan yang menjadi
tolak ukurnya.
• Sebaliknya bayi dengan CP resiko tinggi akan dinilai motoriknya selama
beberapa bulan pertama awal kehidupan yang mana hal ini efektif dalam
mengidentifikasi diagnosa lebih awal.
• Untuk memberikan perawatan yang setara, semua tenaga kesehatan harus ikut
andil dalam pengambilan diagnosa, tentunya harus ada pelatihan yang tepat
dan menggunakan metode penelitian berbasis bukti.
• Fisioterapis harus tersedia dan ikut andil sebelum adanya diagnosa medis.
KETERBATASAN JURNAL
• Hasil yang didapat merupakan sebuah penelitian dari Kota Kecil di Swedia.
Namun, prevelensinya mirip dengan angka yang dilaporkan di tempat lain,
artinya sampel merupakan sampel yang representatif.
• Tetapi jika sampel yang diambil lebih besar, tentunya akan ada perbedaan yang
signifikan secara statistik antara tingkat keparahan motorik dan akses awal ke
fisioterapis atau setelah usia koreksi 5 bulan.
• Anak temuda dalam penelitian ini adalah anak yang berumur 2 tahun yang
artinya tidak semua anak yang didiagnosa CP dapat diidentifikasi (tidak ada
anak yang berusia lebih dari 2 tahun diidentifikasi).
• Desain retrospektif membatasi akses penelii tuntuk meneliti rumah sakit lain.

Anda mungkin juga menyukai