Oleh:
Pembimbing:
dr. Afifa Ramadanti, Sp. A (K)
Journal Reading
Diagnosis Accuracy of Transcutaneous Bilirubinometry
in Very Preterm Newborns
Oleh:
Evlin Kohar, S. Ked 04054821820019
M. Farhan Habiburrahman, S.Ked 04054821820022
Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 30 April 2017 s.d. 9
Juli 2018.
1. Population
Populasi penelitian ini diambil dari Neonatal Intensive Care Units
(NICU) Rumah Sakit Universitas Grenoble Alpes,Rumah Sakit
Universitas Saint-Denis de la Reunion, dan Rumah Sakit Regional
Chambery di Prancis. Sampel penelitian ini adalah bayi preterm dengan
usia gestasi dibawah 30 minggu yang lahir pada bulan Maret 2013
sampai Agustus 2014 dengan satu atau lebih pertimbangan TSB pada 15
hari pertama kehidupan pada rumah sakit tersebut.
Bayi yang sedang fototerapi atau sudah mendapatkan tatalaksana
fototerapi merupakan kriteria inklusi pada penelitian ini.Pasien dengan
hiperbilirubinemia terkonjugasi merupakan kriteria eksklusi. Follow-up
dan tatalaksana mengenai hiperbilirubinemia dilakukan oleh tim NICU,
sesuai dengan protokol institusi yang berdasarkan 'National Institute for
Health and Clinical Excellence' (NICE) TSB normograms.
Data yang diambil berupakarakteristik sampel, antara lain usia
gestasi, berat badan lahir, jenis kelamin, warna kulit, jenis partus, dan
tatalaksana antibiotik. Karakteristik intrinsik pada saat pengukuran,
seperti usia dan berat badan bayi, nilai hemoglobin, dan kondisi kulit
berdasarkan zona pengukuran TcB, serta perawatan yang diberikan
(dukungan pernapasan, fototerapi dalam sebelumnya 12 jam, dan
pengobatan inotropik) juga didata.
2. Intervention
Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi pada subjek
penelitian.
3. Comparison
Pada penelitian ini dilakukan diagnosis akurasi TcB pada bayi
tanpa atau dalam fototerapi dengan mengambil sampel pada bayi baru
lahir yang memiliki data pada kedua kondisi tersebut. Peneliti menilai
sensitivitas, spesifisitas, positive predictive values (PPV), negative
predictive values (NPV), positive likelihood ratio (LR+), negative
likelihood ratio (LR-) dan 95% CI pada kedua kelompok. Korelasi
antara TcB dan TSB dinilai dengan metode Pearson pada analisis
regresi linear.
Peneliti juga menilai pengaruh karakteristik neonatal dapat
terhadap ketidakseimbangan TcB dan TSB pada bayi prematur yang
baru lahir dengan analisis mulivariat multilevel regresi logistik. P value
<0,05 dinyatakan secara signifikan berpengaruh.
4. Outcome
Hasil penelitian ini menyatakan TcB dapat digunakan sebagai
skrining hiperbilirubinemia dan monitoring bilirubin selama dan dalam
12 jam setelah fototerapi pada bayi yang sangat prematur dalam kondisi
yang stabil. Oleh karena itu, TcB dapat dijadikan sebagai first-line test
dalam skrining atau monitoring dan menghindari pemeriksaan bilirubin
secara invasif dalam kasus dengan hasil negatif.
5. Validity
a. Apakah fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian?
Ya, fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk secara lebih tepat
menganalisis akurasi BiliCheck sebagai penentu indikasi fototerapi
pada bayi prematur dengan usia gestasi <30 minggu dibandingkan
dengan pengukuran TSB (Total Serum Bilirubin). Kinerja diagnostik
dievaluasi dalam dua konteks yang berbeda, yaitu untuk tujuan
skrining (bayi tanpa fototerapi) dan pemantauan bilirubin (selama
fototerapi atau hingga 12 jam setelah fototerapi). Tujuan sekunder
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evolusi kinerja TcB
dalam 15 hari pertama kehidupan serta pengaruh karakteristik dari
bayi baru lahir terhadap keandalan TcB.
6. Importance
Apakah penelitian ini penting?
Ya, penelitian ini penting. Ikterus neonatal adalah kondisi yang
sangat sering, dan berpotensi berbahaya bagi bayi prematur.
Penentuan kadar bilirubin yang akurat penting untuk diagnosis dan
terapi. Metode pemeriksaan yang dianjurkan adalah total bilirubin
serum (TSB). Ikterus pada bayi prematur sering berkepanjangan dan
berulang sehingga diperlukan pengambilan sampel berulang, yang
dapat menyakitkan, memakan waktu, dan dapat menyebabkan bayi
kehilangan darah yang signifikan, terutama pada bayi dengan berat
lahir sangat rendah.
Neonatus prematur yang membutuhkan fototerapi juga perlu
sering dipantau kadar bilirubin setelah inisiasi pengobatan untuk
menilai responnya. Pengukuran Transcutaneus bilirubin (TcB) telah
terbukti menjadi metode noninvasif, cepat, tidak berbahaya, dan
dapat diandalkan untuk mengukur kadar TSB pada neonatus jangka
pendek dan jangka pendek.
7. Applicable
Apakah penelitian ini dapat diaplikasikan?
Ya, penelitian ini dapat diaplikasikan. Secara keseluruhan,
penelitian ini mengukur kegunaan TcB untuk skrining hiperbilirubinemia
dan pemantauan bilirubin selama dan dalam 12 jam setelah fototerapi pada
bayi yang sangat prematur dalam kondisi klinis yang stabil. Oleh karena
itu, pemeriksaan TcB dapat berguna sebagai tes lini pertama dalam
skrining / pemantauan sistematis dan menghindari pemeriksaan bilirubin
invasif.