Anda di halaman 1dari 4

FORMULIR RESUME PROPOSAL PENELITIAN

KOMISI ETIK RISET DAN PUBLIKASI ILMIAH


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

1. Peneliti Utama (title, unit penelitian):

Multisenter: √ Tidak Ya

2. Judul Penelitian:
Pengaruh Pemberian ASI dan Terapi Massage Field Terhadap Kadar Bilirubin Serum
Total pada Neonatus Dengan Hiperbilirubin di Ruang Peristi RSUD Kota Depok.

3. Subyek: Bidan √ pasien Perawat Hewan

4. Perkiraan waktu penelitian yang dapat diselesaikan untuk tiap subyek


Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan tahun – bulan tahun dengan

perincian sebagai berikut:

a. Penelitian Tahap I :
Mengajukan surat ijin

Alokasi waktu pada tahap I selama 1 bulan

b. Penelitian Tahap II :
Pengenalan penelitian kepada responde, menjelaskan tujuan dan prosedur
pemberian Asi dan terapi massage field yang akan dilakukan. Menjelaskan
pengisian lembar inform concent dan observasi yang akan dilakukan.

Alokasi waktu pada tahan II selama 5-15 menit

c. Penelitian Tahap III:


Melakukan observasi pemberian Asi dan intervensi terapi massage field selama 3
hari sebelum dilakukan pemberian asi dan terapi massage field dari hasil kadar
bilirubin serum total dan setelahnya.

5. Ringkasan usulan penelitian yang mencakup tujuan penelitian, manfaat/relevansi


dari hasil penelitian, dan alasan/motivasi untuk melakukan penelitian (ditulis dalam
bahasa yang mudah dipahami oleh orang yang bukan tenaga kesehatan)

5.1 Ringkasan usulan penelitian:


1. Judul : Pengaruh Pemberian ASI dan Terapi Massage Field Terhadap Kadar Bilirubin
Serum Total pada Neonatus Dengan Hiperbilirubin di Ruang Peristi RSUD Kota Depok.
2. Latar Belakang : Bayi baru lahir telah melalui transisi di intrauterine menuju ke
ekstrauterine (Lowdermilk, 2013). Oleh karena itu, sistem tubuh bayi harus mampu
beradaptasi Survival (Lowdermrilk, 2013).Bayi baru lahir mengalami transisi kehidupan
dari kehidupan intrauterine menuju ke kehidupan ekstrauterin (Lowdermilk, 2013).
Sehingga sistem tubuh bayi harus dapat menyesuaikan diri agar dapat bertahan hidup
(Lowdermrilk, 2013). Perubahan ini dapat menjadi salah satu ancaman mortalitas bagi
bayi terutama pada bayi di bawah usia 28 hari (WHO, 2017). Hiperbilirubin salah satu
Fenomena Klinis yang paling sering ditemukan pada neonatus (IDAI, 2019). Terjadi
Peningkatan fisiologis pada tingkat bilirubin pada bayi baru lahir, terhitung 60% dari bayi
pada usia tersebut Tampak kekuningan pada> 35 minggu kehamilan. Tapi, 3%-5% dari
kejadian ikterik tidak termasuk dalam kasus non fisiologis dan berisiko untuk terjadinya
kerusakan neurologis bahkan kematian (Maisels, 2012 dan Pediatri,2007). Menurut
Latief,dkk tahun 2012 hiperbilirubinemia adalah kondisi dimana terjadi peningkatan
Kadar Bilirubin dalam darah > 5 mg/dl dan mengacu pada Kadar Bilirubin Serum Total.

Kejadian Hiperbilirubinemia dapat disebabkan karena ketidakberhasilan pemberian ASI


dikarenakan bilirubin direk yang sudah mencapai usus tidak dapat berikatan dengan
faktor Makanan, jadi bilirubin langsung tidak bisa keluar Dengan mekonium. Bilirubin
direk didalam usus akan diubah menjadi bilirubin indirek yang akan di serap kedalam
darah dan terjadi peningkatan sirkulasi enterohepatic (Wong, et. al,2009: IDAI, 2013).
Menyusui dengan sukses Ditentukan oleh faktor ibu dan bayi. Proses menyusui terhambat
karena produksi asi yang tidak mencukupi dan ibu tidak sering memberi kesempatan pada
neonatusnya untuk menyusu (Rohsiswatmo, 2013). Menurut NANDA (North American
Nursing Diagnosis Association) bahwa salah satu penyebab kejadian ikterik neonatorum
adalah keterlambatan pengeluaran meconium (NANDA, 2018). Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) tahun 2013 Terlambatnya Pengeluaran Meconium sebelum 24jam
menjadi masalah pertama karena gagalnya keluar meconium akibat dari kegagalan
migrasi sel ganglion ke pleksus mukosa dan pleksus minterikus usus besar yang dapat
menyebabkan Obstruksi. Meconium normal berwarna hitam kehijauan, sedikit lengket
dan dalam jumlah yang cukup( IDAI, 2013 ). Salah satu tindakan keperawatan dalam
mencegah kejadian Hiperbilirubinemia adalah dengan meningkatkan eliminasi usus, yaitu
dengan meningkatkan kontrol gerakan usus (Nursing Outcomes Classification,
2013)Penataklasaannya dengan pemberian Asi dan terapi massage Field.

3. Rumusan Masalah : Dari Latar Belakang tersebut didapatkan Rumusan Masalah yaitu :
“Pengaruh Pemberian Asi dan Terapi Massage Field terhadap kadar bilirubin serum total
pada neonatus dengan hiperbilirunemia diruang Peristi RSUD Kota Depok?”

4. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian ASI dan Terapi Massage Field terhadap kadar
bilirubin serum total pada neonatus dengan hiperbilirunemia diruang Peristi RSUD Kota
Depok.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden (usia, paritas, Pendidikan) pada ibu dengan
Pengaruh Pemberian ASI dan Terapi Massage Field terhadap kadar bilirubin serum
total masage field terhadap Kadar billirubin Serum Total pada neonatus dengan
hiperbilirunemia diruang Peristi RSUD Kota Depok.
b. Mengetahui kadar bilirubin serum total bayi sebelum Pemberian ASI dan Terapi
Massage Field pada neonatus dengan hiperbilirunemia di uang Peristi RSUD Kota
Depok
c. Mengetahui kadar bilirubin serum total bayi setelah Pemberian ASI dan Terapi
Massage Field pada neonatus dengan hiperbilirunemia diruang Peristi RSUD Kota
Depok.
d. Mengetahui Pengaruh Pemberian ASI dan Terapi Massage Field terhadap kadar
bilirubin serum total pada neonatus dengan hiperbilirunemia diruang Peristi RSUD
Kota Depok.

5. Metoda Penelitian : Observasi

6. Lokasi Penelitian : RSUD Kota Depok

7. Sampel Penelitian : 15 Neonatus dengan hiperbilirubin diruang Peristi RSUD Kota Depok

8. Pengumpulan Data : Menggunakan Lembar observasi

9. Tahapan Kegiatan Pengumpulan Data : setelah data dikumpulkan melalui penelitian maka
akan dilakukan pengolahan data.

10. Prosedur Kerja : peneliti memberikan penjelasan ke responden (ibu bayi) dan responden
(ibu bayi) menandatangani inform consent lalu peneliti melakukan observasi pemberian
asi dan terapi massage field terhadap kadar bilirubin serum total pada neonatus dengan
hiperbilirubinemia diruang peristi.

11. Masalah Etik yang mungkin timbul : setelah dilakukan terapi massage field kadar
bilirubin serum total pada neonatus turun atau kembali normal.

12. Prosedur eksprimen (frekuensi, interval, dan jumlah total segala tindakan invasive yang
akan dilakukan, dosis dan cara pemberian obat, isotope, radiasi, atau tindakan lain) :
Observasi pemberian Asi dan terapi Massage Field oleh perawat 2x/hari pagi dan sore
hari, pemeriksaan kadar bilirubin serum total sebelum dilakukan pemberian Asi dan terapi
massage field. Pemeriksaan Kadar bilirubin serum total setelah 3 hari dilakukan
pemberian asi dan terapi massage field. Setelah 3 hari dilakukan pemberian asi dan terapi
massage field kadar bilirubin serum total turun atau kembali normal.

13. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung : tidak ada

14. Pengalaman yang terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan yang akan diterapkan :
tidak ada

15. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan dapat memberi manfaat untuk subyek
yang bersangkutan : responden mengetahui cara pemberian asi dan terapi massage field
yang akan diterapkan setelah pulang

16. Bagaimana cara memilih penderita / sukarelawan sehat ? sesuai kriteria inklusi dan
ekslusi
17. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, jelaskan hubungan antara peneliti utama
dengan subyek yang diteliti untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Pemberian ASI dan
Terapi Massage Field Terhadap Kadar Bilirubin Serum Total pada Neonatus Dengan
Hiperbilirubin di Ruang Peristi RSUD Kota Depok.

18. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit, jelaskan diagnosis dan nama dokter yang
bertanggung jawab merawatnya. Bila menggunakan orang sehat, jelaskan cara
pengecekan kesehatannya, diagnosis Hiperbilirubinemia dan dokter yang bertanggung
jawab adalah dokter anak RSUD kota Depok sesuai DPJP

19. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping dan komplikasi bila
ada : tidak ada

20. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan bagaimana cara
memberitahukan dan mengajak subyek : dengan cara dijelaskan tujuan dan
menandatangani inform concent(lampirkan surat persetujuan penderita)

21. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, apakah subyek dapat ganti rugi bila ada
gejala efek samping ? tidak ada

22. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, apakah subyek diasuransikan ? tidak ada

6. Nama tim peneliti :

Organisasi Pelaksana :

Peneliti : Lisna Nurwizy


Komisi Pembimbing

Ketua/dosen pembimbing : Ns. Rina Afrina, SKep. MKM

7. Tempat dan waktu penelitian

RSUD Kota Depok penelitian dilakukan Desember 2020

Jakarta, Desember 2020

Peneliti Utama

Lisna Nurwizy

Anda mungkin juga menyukai