F DENGAN
APPENDICTOMY
Lisna Nurwizy
NPM : 18200100100
JAKARTA
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. F
POST OP APPENDICITOMY
DI RUANG AMARILIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DEPOK
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. M
Umur : 44 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pengasinan, Depok
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Tanggal masuk RS : 04 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 05 Mei 2021
DX Medis : Appendictomy
1. Keluhan utama :
Klien mengatakan nyeri perut bekas sayatan operasi.
2. Riwayat kesehatan sekarang :
Klien datang ke RSUD Depok pada tanggal 04 Mei 2021 pukul 17.00 dengan
mengatakan keluhan nyeri perut kanan bawah dan muntah sebanyak 4 kali sejak kemarin
dengan pemeriksaan TTV TD : 132/89 mmhg, N 104 x menit, S 36,5°C, RR 22 x/ menit
dan dilakukan pemeriksaan Lab dan Radiologi. Setelah keluar hasil laboratorium dan
radiologi, klien di konsulkan ke dokter spesialis bedah, direncanakan utk dilakukan
operasi appendectomy. Dilakukan persiapan operasi dengan tes PCR covid 19,
dilakukan kosultasi kedokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis kandungan, dan
dokter spesialis anestesi, setelah ada hasil PCR nya negative klien dipindah ke ruangan
perawatan bedah Amailis, dan di lakukan operasi appendectomy tanggal 05 Mei 2021
jam 11.00. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 05 Mei 2021 pukul 15.30 WIB
pasien mengeluh nyeri pada bagian luka operasi terpasang infus RL 14 tpm/24 jam, hasil
observasi P : pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi Q : pasien mengatakan
nyeri seperti terbakar dan tertusuk-tusuk R : pasien mengatakan nyeri pada luka operasi
bagian perut kanan bawah S : skala nyeri 6 T : pasien mengatakan nyeri terus menerus
TTV : TD :140/80 mmHg S : 36,5 C N: 95x/menit RR : 20x/menit pasien terlihat lemas
dan berbaring.
d. Sistem Perkemihan
I : Abdomen simetris, tidak Nampak massa dan pulsasi, terpasang dower cateter
Pa : Ginjal tidak teraba, dan tidak ada nyeri tekan, kandung kemih dalam keadaaan
kosong
Pe : Tidak dilakukan pemeriksaan nyeri ketok ginjal karena pasien belum mampu
duduk
A : Tidak terdengar bunyi vaskuler aorta maupaun arteri renalis
e. Sistem Pencernaan
I : Terdapat luka post opersi appendectomy di perut kanan bawah, balutan
tidakrembes
Pa : Nyeri tekan di sekitaran daerah post operasi appendectomy
Pe : terdengar
A : bising usus 12 x / menit
f. Sistem Muskuloskeletal
I : Tidak ada perubahan warna kulit, pembengkakan, massa, maupun deformitas,
tidak tampak atrofi maupun hipertrofi
Pa : Sendi tidak teraba lembek
Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
g. Sistim Endokrin
I : Tidak ada perubahan warna kulit seperti hiperpigmentasi ataupun hipopigmentasi,
sianosis, dan jaundice , bentuk wajah simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid pada leher
A : Tidak ada murmur, suara nafas tambahan dan tidak ada peningkatan bising usus.
Pa : Tidak ada nyeri tekan, suhu teraba normal
Pe : Tidak ada pembesaran pankreas
h. Sistim sensori persepsi/Pengideraan
Mata : Bentuk mata simetris, penyebaran alis dan bulu mata sama, konjungtiva
ananemis, reflek cahaya (+), reflek pupil (+) terang mengecil, Ny. F dapat membaca
tulisan.
Telinga : Bentuk kedua telinga simetris, terdapat sedikit serumen, tidak tampak
inflamasi, lesi maupun benda asing. Ny. M dapat mendengar dengan baik
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan pada
hidung. Ny. M dapat membedakan bau minyak kayu putih dan bau kopi.
Mulut : tidak tampak lesi, mukosa bibir lembab, tidak ada perdarahan, tidak ada
nyeri tekan pada lidah. Ny. M dapat merasakan rasa gula, garam maupun asam.
Kulit : Tidak ada lesi pada kulit, terdapat stretchmark pada kulit perut.
Ny.M dapat merasakasn sentuhan halus menggunakan kapas dan sentuhan kasar
i. Sistim integument
I : Warna kulit sama pada semua area kulit tubuh, terdapat stretchmark pada perut,
tidak terdapat lesi dan ruam, warna kuku pink, CRT 2 detik.
Pa: Permukaan kulit terasa lembut, lembab dan hangat, turgor kulit baik, tidak ada
pitting edema.
j. Sistim imun dan hematologi
I : Ukuran tubuh normal, warna kulit normal.
Pa: Temperatur kulit hangat, turgor kulit baik,tidak ada edema, tidak ada petechie
k. Sistem Reproduksi
Tidak
7. Pengkajian Fungsional
1. Pola nutrisi : sebelum sakit klien makan 3 X sehari ,tidak ada pantangan
makan, di rumah sakit klien makan 3 x sehari diit bubur nasi di makan habis ½ porsi
2. Pola Eliminasi: sebelum sakit Klien BAB 1 kali sehari dan BAK 6-8 Kali
sehari, di rumah sakit sebelum op BAB 1 kali setelah diberikan dulcolac supp,
setelah operasi belum BAB , BAK masih terpasang dower kateter produksi urin
cukup
3. Pola istirahat dan tidur : saat di rumah tidur dari jam 22.00 sampai jam
04.30, saat di rumah sakit, tidur tidak teratur, sering terbangun saat dirasakan nyeri
daerah post op
4. Pola aktivitas : Saat di rumah melakukan aktivitas secara mandiri, di
rumah sakit aktifitas dibantu perawat dan keluarga .
5. Pola reproduksi dan social: Klien mempunyai suami dan 2 orang anak,
klien melakukan hubungan seksual rutin 2-3 kali seminggu
6. Pola penanggulangan stress : Jika ada masalah klien membicarakannya
bersama suami
7. Persepsi pasien terhadap penyakitnya : Klien berasumsi bahwa
penyakitnya adalah akibat kebanyakan sering makan cabe, dan setelah dioperasi
klien mau mengurangi makan pedas.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
9. Progam Terapi
IVFD RL 1 kolf/8 jam
Tramadol 3x 100 mg/IV
Cefotaxim 3x 1000 mg/IV
Ondansentron 4mg (jika muntah)
PCT drip 3x1000 mg/IV
Metronidaxol 2x 500 mg/IV
Riwayat operasi :
Jenis tindakan : Appendictomy
ASA II
Jenis pembiusan : spinal
Lokasi : Abd
ANALISA DATA
No Hari/ tgl Data fookus Etiology Problem
1 05 Mei DS Luka insisi Nyeri akut
2021 - Pasien mengatakan nyeri pada
luka operasi di perut Terputusnya
P : Nyeri post op kontunuitas
appendictomy, terasa sakit jaringan
walaupun beristirahat,
berkurang setelah diberikan Merangsang ujung
obat nyeri saraf bradikinin
Q : Nyeri dirasakan seperti dan serotonin
diiris iris
R : Nyeri dirasakan di area Stimulus di
luka post op dan menjalar thalamus
ke seluruh abdomen
S : Skala nyeri 6 (0-10) Disampaikan
T : Nyeri dirasakan terus melalui saraf
menerus eferen
- Pasien mengatakan tidak
bisa tidur karena Nyeri
merasakan sakit
DO
- Terdapat luka post
appendictomy di perut kanan
bawah
- Pasien tampak meringis
- TTV : TD 150/80 mmHg,
N 92x/m, RR 20x/m
- Therapi kolaboratif
Tramadol 3x100 mg
- Therapy paracetamol infus
3 x 500 mg
Tingkat nyeri
Manajemen nyeri
Indikator Kaji Target 1. Lakukan pengkajian nyeri yang R/ perubahan pada karakteristik nyeri berguna
- Nyeri 2 5 komperhensif (PQRST) untuk mengevaluasi dan intervensi lanjut
yang
dilaporkan 2. Observasi adanya petunjuk R/ ekspresi wajah meringis menunjukan adanya
- Ekspresi 2 5 nonverbal nyeri
wajah
- TTV 3 5
Skala outcome 3. Berikan informasi mengenai
R/ Menambah pengetahuan akan nyeri yang
1. Berat nyeri (penyebab nyeri,berapa
dirasakan
2. Cukup berat lama nyeri akan dirasakan dan
3. Sedang antisipasi)
4. Ringan 4. Pantau TTV
R/ Kenaikan TD dan N dapat menjadi indicator
5. Tidak ada
nyeri
16.00 1,2 - Melakukan pengkajian nyeri P : Nyeri post op appendictomy, terasa sakit walaupun beristirahat, berkurang setelah
PQRST diberikan obat nyeri
Q : Nyeri dirasakan seperti diiris iris
R : Nyeri dirasakan di area luka post op dan menjalar ke seluruh abdomen
S : Skala nyeri 6 (0-10)
T : Nyeri dirasakan terus menerus
17.30 1,2,3 - Mengajarkan teknik relaksi Ny. M mengatakan lebih nyaman setelah latihan
Kamis, 6 1,2,3
Mei 2021 1
15.00 - Mengukur TTV TTV: TD 130/80 mmHg, N 84x/m
RR 20x/m, t 36,4 0C
16.00 - Melakukan pengkajian nyeri P : Nyeri post op appendictomy, terasa sakit bila banyak bergerak, berkurang setelah
diberikan obat nyeri dan beristirahat
Q : Nyeri dirasakan seperti diiris iris
R : Nyeri dirasakan di area luka post op dan menjalar ke seluruh abdomen
S : Skala nyeri 5 (0-10)
T : Nyeri dirasakan terus menerus
16.30 1,2 - Membantu pasien untuk duduk - Klien duduk di sisi tempat tidur
di sisi tempat tidur
17.00 3 - melatih teknik relaksasi dan - Klien mengatakan nyeri berkurang
1 nafas dalam
- Memberikan makan sore - Klien makan bubur nasi habis ¾ porsi
19.00 3 - Memantau pemberian - Obat tramadol 100 mg diberikan di drip dalam RL 500 mg / 8jam
analgetik
- Obat diberkan secara bolus
3 - Menberikan obat cefotaxim
1000 mg
- Tetesan infus lancar
20.00 1 - Memberikan antibiotik
metronidazole 500 mg infus - Tetesan infus lancar
- Memberikan paracetamol 500
Klien mengatakan lebih nyaman dengan lampu dimatikan
mg infus
- Menciptakan lingkungan yang
nyaman
Jumat, 7 1,2,3 - Mengukur TTV TTV: TD 125/78 mmhg, N 80x/mnt, RR 18 x/mnt, S 36°C Lisna
Mei 2021 1,2
Jam
15.00 - Melakukan pengkajian nyeri P : Nyeri post op appendictomy, terasa sakit bila banyak bergerak, berkurang setelah
PQRST diberikan obat nyeri dan beristirahat
Q : Nyeri dirasakan seperti diiris iris
R : Nyeri dirasakan di area luka post op
S : Skala nyeri 4 (0-10)
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
15.30 2,3 - Melakukan perawatan luka - Luka kering, tidak terdapat tanda-tanda infeksi
16.30 1,2 - Menganjurkan teknik relaksasi - Klien mengatakan nyeri berkurang
2 - Mengajurkan pasien berjalan - Klien mau berjalan ke kamar mandi
ke kamar mandi
17.00 3 - Memantau asupan nutrisi dan - Klien makan habis 1 porsi
cairan
- Obat asam mefenamat 500 mg diminum peroral
19.00 1 - Memantau pemberian
analgetik
- Obat diberikan secara bolus
19.30 3 - Memberi antibiotik cefotaxim
100 mg IV
LEMBAR EVALUASI
Hari/tanggal/ jam No. DX Evaluasi ( SOAP ) TTD
Jumat, 7 Mei 1 S : - Pasien mengatakan luka bekas operasinya masih terasa sakit Lisna
2021 P : Nyeri post op open cholesistektomi, nyeri bertambah bila miring terlalu
lama
Q : Nyeri dirasakan seperti diiris iris
R : Nyeri dirasakan di area luka post op
S : Skala nyeri 4(0-10)
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
- Pasien mengatakan masih belum dapat beristirahat dengan tenang
O : - TTV: TD 125/78 mmhg, N 80x/mnt, RR 18 x/mnt, S 36.5°C
- Pasien tampak meringis
- Terdapat luka post op appendictomy di abdomen yang tertutup kassa
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
Tingkat nyeri
Indikator Kaji Target
- Nyeri yang dilaporkan 3 5
- Ekspresi wajah 4 5
- TTV 5 5
Jumat, 7 Mei 2 S : - Pasien mengatakan sudah kuat untuk jalan ke kamar mandi Lisna
2021 O : - TTV: TD 125/78 mmhg, N 80x/mnt, RR 18 x/mnt, S 36.5°C
- Pasien tampak meringis dengan skala nyeri 4
- Pasien terlihat sudah jalan ke kamar mandi
A : Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi
Tingkat nyeri
Indikator Kaji Target
- Nyeri yang dilaporkan 3 5
- Ekspresi wajah 4 5
- TTV 5 5
Pergerakan
Indikator Kaji Target
- Keseimbangan 5 5
- Gerakan sendi 5 5
- Gerakan otot 5 5
- Berjalan 5 5
- Bergerak dengan mudah 4 5
P : Hentikan intervensi
Jumat, 3 S: -
7 Mei 2021 O : - TTV: TD 150/80 mmHg, N 88x/m, RR 20x/m,t : 360C
- Terdapat luka post op appendictomy di abdomen yang tertutup kassa
- Kondisi balutan bersih, tidak ada rembesan darah ataupun cairan
- Luka tidak berbau
A : Masalah risiko infeksi belum terjadi
Keparahan infeksi
Indikator Kaji Target
- Nyeri 3 5
- Demam 5 5
- Kemerahan 5 5
- Luka yang berbau busuk 5 5
- Peningkatan leukosit 4 5
Penyembuhan luka: primer
Indikator Kaji Target
- Drainase purulen 5 5
- Erihtema di kulit sekitar 5 5
- Lebam di kulit sekitar 5 5
- Peningkatan suhu kulit 5 5
- Bau luka busuk 5 5