Anda di halaman 1dari 21

Pediatrics And Neonatology (2018) 59, 3-14

Screening Of Congenital
Hypothyroidism In Preterm, Low Birth
Weight And Very Low Birth Weight
Neonates
A Systematic Review
Mahin Hashemipour, Silva Hovsepian, Arman Ansari,
Mojtaba Keikha, Pooyan Khalighinejad, Negar Niknam

Oleh :
Stefhani Gista Luvika

Pembimbing:
Dr.dr.Asri Purwanti, MPd, Sp.A(K)
Dr.dr.Agustini Utari, Msi.Med, Sp.A(K)
dr. Stephanie Adelia, Sp.A
Tingkat kejadian HK
Hipotiroidisme kongenital
meningkat secara signifikan
(HK) adalah penyebab paling
selama dua dekade terakhir.
umum dari keterbelakangan
Faktor yang diduga
mental yang dapat dicegah
berhubungan adalah tingginya
pada anak-anak.
angka kelahiran bayi prematur.

Angka kejadian HK lebih Prevalensi HK pada bayi cukup


tinggi pada bayi prematur dan bulan sebesar 1:4000,
berat badan lahir rendah sedangkan pada bayi BBLSR
(BBLR) karena kurangnya <1500 g sebesar 1:400, namun
perkembangan aksis hanya sepertiga yang
hipotalamisepituitari. terdiagnosis melalui skrining.
Dalam beberapa tahun terakhir,
Beberapa penelitian menyarankan
tingkat kelangsungan hidup bayi
skrining pada bayi baru lahir dengan
BBLSR dan BBLASR telah
BBLR harus diulang, sedangkan
meningkat karena peningkatan
penelitian lain merekomendasikan
perawatan neonatal, yang
strategi lain, termasuk menurunkan
mengakibatkan kejadian HK yang
batas skrining TSH dan lain-lain.
lebih tinggi.

Oleh karena itu penulis mencoba


untuk mengambil kesimpulan
menggunakan tinjauan sistematis dari
beberapa penelitian terkait mengenai
skrining dan diagnosis dini HK
terutama pada bayi prematur, untuk
mengurangi tingkat kasus negatif
palsu
Metode Penelitian
Pers • Penelitian telah disetujui oleh dewan peninjau pediatri dan komite etika
etuju regional Isfahan University of Medical Sciences
an
Etik

• Semua penelitian yang melaporkan protokol program skrining HK dan


Krit diterbitkan dalam bahasa Inggris tanpa batasan waktu hingga Desember
eria 2015 disertakan.
Ink
ulsi
Krit • Studi yang dilaporkan sebagai abstrak konferensi, letter to editor serta
eria studi tanpa teks lengkap tidak disertakan.
Eks
klus
i
Metode Penelitian
• Pencarian menggunakan database elektronik internaional dengan kata kunci
([Congenital Hypothyroidism AND Screening AND Thyroxin AND Thyroid
Pencar Stimulating Hormone AND Low Birth Weight AND Premature]) termasuk
ian dan PubMed, Scopus, dan Google Scholar.
Seleksi

• Dua peneliti meninjau semua judul dan abstrak satu per satu serta meringkas
hasil terkait.
• Jika tidak didapatkan titik temu keputusan antara dua peneliti, maka peneliti
ketiga, ahli endokrinologi pediatrik di bidang skrining HK, yang mengambil
Pemilihan dan keputusan.
evaluasi • Kualitas dokumen mengenai protokol skrining, metode pengambilan dan
penelitian ukuran sampel serta proses evaluasi variabel dievaluasi oleh dua ahli di
bidang skrining HK.
Pada penelitian ini, 1452
makalah (PubMed: 617; Scopus:
714; Google Scholar: 121)
diidentifikasi melalui pencarian
database elektronik. 194 artikel
dinilai kelayakannya, dan
terdapat 36 artikel yang
memenuhi syarat.
Kadar TSH > 10 mU/L pada
minggu ke-2 kelahiran secara
Menurut penelitian, kadar TSH
diagnostik bermakna dan
yang normal dalam 3 – 6 hari
kadar TSH 10 mU/L - 15 mU/L
setelah lahir tidak selalu berarti
menunjukkan hipotiroidisme
fungsi kelenjar tiroid normal.
dengan kenaikan delayed rise
of TSH.

Kadar FT4 dan T4 menjadi


normal 2 – 8 minggu setelah
kelahiran.
Beberapa rekomendasi untuk meningkatkan sensitivitas skrining HK pada bayi prematur,
yaitu
• Melakukan skrining ulang (38,9%)
• Menurunkan cut-off skrining TSH (11,11%)
• Menggunakan cut-off kadar TSH sesuai dengan usia kehamilan ibu. (8,3%)
Beberapa penelitian (13,9%) merekomendasikan penggunaan TSH dan T4 untuk skrining
bayi prematur

Dua penelitian merekomendasikan penundaan waktu program skrining pada bayi


prematur.

Satu penelitian tidak mengkonfirmasi adanya skrining ulang pada bayi prematur.

Penelitian lainnya tidak memiliki rekomendasi untuk skrining HK dan hanya melaporkan
temuan mereka mengenai waktu normalisasi TSH dan T4 dalam penelitian ini.
Prosedur skrining HK saat ini
adalah dengan pemeriksaan kadar
TSH, kadar T4 yang dilanjutkan • Memiliki peluang untuk melewatkan diagnosis
dengan TSH, serta kadar TSH dan delayed rise of TSH.
T4 yang di lakukan hanya sekali
saat lahir

Pada penelitian Lee et al. dan


Muhammad et al didapatkan bahwa • Disarankan untuk mengukur FT4 dan TSH pada
skrining yang hanya mengukur tes skrining primer dan melakukan skrining ulang
kadar TSH tidak memiliki untuk meningkatkan sensitivitas sehingga
kemampuan untuk mendiagnosis diagnosis delayed rise of TSH tidak terlewat.
transient hypothiroidism.

• Hal ini sulit diterapkan karena hasil penelitian


Penelitian Zhu, Adams dan Kok et
yang cukup bervariasi mengenai kadar normal
al. menganjurkan pengukuran
TSH sesuai usia kehamilan, sulitnya
kadar TSH sesuai dengan usia
mengintepretasikan hal tersebut serta cutoff point
kehamilan.
yang berbeda pada populasi yang beragam.
Mengreli dkk  cutoff kadar TSH >
20 mU/L dapat menyebabkan • Penurunan cutoff TSH menjadi 10-12 mU/L mengurangi
terlewatnya 40% kasus bayi tingkat kasus negatif palsu
prematur dengan HK.

Sirinvasan et al menurunkan cutoff


• Penurunan cutoff TSH dapat membuat skrining HK
TSH menjadi 6 mU/L dan dilakukan hanya sekali yaitu saat lahir, dan jika didapatkan
menjadikan neonatus dengan kadar hasil suspek HK maka neonatus akan dilakukan skrining
TSH 6 – 20 mU/L sebagai suspek ulang saat usia kehamilan 36 minggu.
HK.

Korada et al menyampaikan bahwa


dengan menurunkan cutoff TSH • Tidak diperlukan skrining ulang
menjadi 6 mU/L maka tidak ada
kasus HK yang akan terlewat

Bijarnia  penurunan tingkat batas • Meningkatkan beban finansial dan psikologis pada sistem
TSH menjadi 6 mU/L meningkatkan kesehatan dan keluarga bayi
positif palsu sebesar 28 kali lipat, • Cutoff 10 mU/L dapat meningkatkan hasil tes skrining untuk
sementara beberapa kasus HK hipotiroidisme kongenital, baik pada bayi cukup bulan
masih terlewatkan. maupun prematur.
Bayi dapat memiliki profil tiroid yang normal pada hari-hari pertama
kehidupannya

Metode lain Kapasitas fungsional tiroid bayi prematur mencapai tingkat yang
sama dengan bayi baru lahir matur pada usia 4-6 minggu.
yang
disarankan
adalah Sumbu hipotalamisepituitari pada bayi BBLR, berkembang pada
pengulangan usia sekitar 2 minggu dan pada usia tersebut sisa T4 ibu sudah
tes skrining menghilang
namun waktu Pengukuran kadar TSH pada usia dua minggu dapat mengevaluasi
yang paling transient hypothyroxinemia of prematurity dan memprediksi
tepat untuk terjadinya delayed rise in TSH.
tes kedua
Pada penelitian kadar FT4 dan TSH pada BBLR yang berusia satu-
masih dua dan empat minggu, didapatkan bahwa TSH mencapai tingkat
diperdebatkan maksimum rata-rata pada usia 2-4 minggu
Disarankan agar pengobatan dimulai segera setelah diagnosis HK
dipastikan.
Berikut hal – hal yang direkomendasikan untuk mengoptimalkan sensitivitas tes skrining
terutama untuk kelompok neonatus yang berisiko tinggi :

TSH normal pada hari-hari pertama kehidupan pada bayi prematur tidak dapat menyingkirkan
kemungkinan adanya HK.

Skrining ulang pada bayi prematur, BBLR, dan BBLSR pada usia dua minggu, dengan
mengukur kadar TSH dan FT4 secara bersamaan dan mempertimbangkan TSH = 10
mU/L sebagai cuttoff untuk kasus positif dan suspek HK.

T4 dan FT4 akan kembali ke tingkat normal setelah 2-8 minggu dan 4-12 minggu pada
bayi BBLR dan bayi BBLASR.

Konsentrasi T4 bebas sangat stabil setelah minggu pertama kehidupan meskipun konsentrasi
TSH sangat bervariasi (0,8-2,6 ng/dL).
Berikut hal – hal yang direkomendasikan untuk mengoptimalkan sensitivitas tes skrining
terutama untuk kelompok neonatus yang berisiko tinggi :

Kadar TSH 10-15 mU/L setelah episode kadar TSH normal dapat
mengindikasikan terjadinya peningkatan TSH yang tertunda dan
meningkatkan kemungkinan diagnosis CH permanen atau sementara

Kadar TSH yang normal pada hari ke 3 sampai ke 6 kehidupan tidak


selalu berarti fungsi tiroid normal.

Kadar TSH menurun pada minggu ke 5 hingga ke 14 kehidupan.

Dianjurkan agar tes skrining diulang pada minggu ke-2, ke-6, dan ke-10
kehidupan.
Berikut hal – hal yang direkomendasikan untuk mengoptimalkan sensitivitas tes skrining
terutama untuk kelompok neonatus yang berisiko tinggi :

Bayi dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu harus dirawat


selama 6 minggu meskipun kadar TSH mereka normal.

Tingkat TSH ≥20 mU/L bersamaan dengan tingkat T4 bebas berapa


pun memerlukan pengobatan.

Kadar T4 bebas <0,7 ng/dL pada minggu ke-3 hingga ke-6


kehidupan dengan kadar TSH ≥10 mU/L memerlukan pengobatan.

TSH 10-20 mU/L dengan FT4 normal pada dua kali pemeriksaan
memerlukan pengobatan
Terima kasih
MOHON ASUPAN

Anda mungkin juga menyukai