SKRINING HIPOTIROID
KONGENITAL
Disampaikan Pada
Orientasi Skrining Hipotiroid Kongenital Bagi
Tenaga Kesehatan Lombok Tengah, 23
Oktober 2019
A. Latar Belakang SHK 1
• Anak yang sehat dan cerdas adalah modal dasar dan aset
penting pembangunan bangsa.
• Tidak semua anak dapat tumbuh menjadi sehat dan cerdas
karena berbagai faktor. Salah satu diantaranya terjadi pada
anak yang lahir dengan kelainan Hipotiroid Kongenital (HK).
• Terlambat diobati akan menyebabkan pertumbuhan &
perkembangan bayi menjadi terhambat sehingga
menimbulkan kecacatan .
• Skrining Hipotiroid Kongenital adalah deteksi dini dan jika
diobati sejak dini maka tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak
normal
Analisis Situasi Nasional
• Hasil pemeriksaan SHK Tahun 2000 – 2015, dari 271.131 bayi
baru lahir dilakukan SHK, kadar TSH tinggi 167 bayi
TERIMA KASIH
PENGORGANISASIAN
SKRINING HIPOTIROID
KONGENITAL
(SHK)
KEMENKES POKJANAs
ALGORITMA KERJA
TIM SKRINING HK DINKES PROVINSI Pokja Provinsi
48-72 JAM
SETELAH MAKSIMAL
3 – 4 JAM MAKSIMAL MAKSIMAL MAKSIMAL
LAHIR 24 JAM 7 HARI 7 HARI
4 HARI 3 HARI 3-4 HARI
Hasil Pelacakan
Pengambilan Pengeringan Pengiriman Pemeriksaan
SH itif Ke Rumah TERDIAGNOSIS
BAYI Sampel Sampel Penyimpanan Sampel K Pos
Diinformasikan HIPOTIROID
Sampel Bayi,
LAHIR Darah Darah Sampel Dari Ke KONGENITAL
Di Lab Konsul Sp.A
Tumit Bayi Untuk Fasyankes Pengirim MENDAPAT
Di Atas Rujukan Dan
Pengiriman Ke Lab Sampel TERAPI
Kertas 2x Seminggu Tes Konfirmasi
Saring Kolektif Rujukan
PENANGGUNG JAWAB
FASYANKES LABORATORIUM PUSKESMAS
Sp.A di
WILAYAH
RUJUKAN SHK DOMISILI RS
BAYI 6
Dalam mendukung kelancaran pelaksanaan SHK, perlu
ada jejaring kemitraan yang merupakan jejaring kerjasama.
Pada tahap pengembangan program, perlu dibuat
Kelompok Kerja (pokja) SHK baik di tingkat pusat maupun
di daerah.
Pokja bersifat adhoc, berfungsi untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan program SHK di fasilitas
pelayanan kesehatan dan di laboratorium SHK serta
memperkuat upaya peningkatan program SHK sampai
menjadi program nasional
Pusat
Kegiatan yang dilakukan melipu5 :
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan SHK dengan laboratorium
SHK, dinas kesehatan provinsi dan pokjada melalui
mekanisme kerja jejaring Pokjanas SHK.
2. Melakukan pengembangan dan penetapan kebijakan
nasional program SHK.è diupayakan masuk dalam Paket
Persalinan (JKN)
3. Merencanakan dan mengadakan kebutuhan program SHK
melalui APBN atau sumber dana lain yang Mdak mengikat.
4. PelaMhan fasilitator (Training of Trainer/ToT) SHK untuk
tenaga kesehatan daerah.
5. Melakukan monitoring dan evaluasi program SHK
Provinsi
1. Menyusun perencanaan kegiatan SHK
2. Penyediaan kebutuhan program SHK melalui APBN, APBD atau sumber
dana lainnya yang Mdak mengikat.
3. Mendukung penyiapan fasilitator SHK, melaMh tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan, dan tenaga kesehatan di Mngkat kabupaten/
kota.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi program SHK.
5. Bekerjasama dengan Pokjada untuk mendukung pelaksanaan program SHK
di Mngkat provinsi yaitu :
• Advokasi program SHK kepada penentu kebijakan
• Sosialisasi program SHK
• Koordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota dan fasilitas
pelayanan kesehatan dalam pelacakan pasien dengan hasil skrining Mnggi
agar dapat dilakukan tes konfirmasi.
5. Melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota dan
laboratorium SHK, termasuk pembuatan kontrak kerjasama.
7. Melakukan kompilasi dan pengolahan data pelaksanaan program SHK dari
kabupaten/kota untuk dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan.
Kabupaten / Kota
1. Merencanakan dan menyediakan kebutuhan program SHK dengan dana APBD
atau sumber dana lainnya yang Mdak mengikat.
2. Melakukan pelaMhan SHK bagi tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang berada di wilayah kerjanya.
3. Mendorong fasilitas pelayanan kesehatan swasta dan masyarakat yang mampu
untuk melaksanakan SHK secara mandiri
4. Melakukan monitoring dan evaluasi program SHK.
5. Bekerjasama dengan pihak terkait untuk mendukung pelaksanaan program SHK,
melalui:
– advokasi program SHK kepada penentu kebijakan
– sosialisasi program SHK
– Koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan fasilitas pelayanan
kesehatan dalam pelacakan pasien dengan hasil skrining Mnggi agar dapat
dilakukan tes konfirmasi.
6. Melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan laboratorium SHK,
termasuk pembuatan kontrak kerjasama.
7. Melakukan kompilasi dan pengolahan data pelaksanaan program SHK dari
fasilitas pelayanan kesehatan, untuk dilaporkan kepada dinas kesehatan
provinsi.
Fasyankes
S
e
d
a
n
g
k
2. Logistik SHK
Meliputi obat dan alat kesehatan serta sarana
penunjang yang dibutuhkan dal
a m melaksanakan skrining hipoMroid
kongenital di fasilitas pelayanan kesehatan.
Obat dan Alat kesehatan :
1. Kertas saring
2. Lancet,
3. Kapas alcohol 70%,
4. Kasa steril
5. Sarung tangan
6. Rak pengering specimen darah,
7. Safety box/kotak limbah tajam
Plester
8.
Sarana penunjang :
• amplop untuk mengirim darah
spesimen
• formulir pencatatan dan pelaporan
PERSIAPAN ALAT
Periksa kondisi lancet/kertas saring Periksa kondisi Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima (Catatlah kondisinya baik, rusak). Bila rusak segera
dikembalikan
ke pengirim.
Periksa dan catat kedaluarsa Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima.
Formulir pencatatan ini sebaiknya dipergunakan untuk satu jenis logistik/tidak dicampur dengan logistik
lain. Jumlah penyesuaian adalah jumlah sisa logistik dari hari ke hari.
Lampiran 3
Pencatatan logistik di
Fasyankes
Pengelolaan Logistik
Kondisi diterima
Jumlah
Nama Jumlah Tanggal Tanggal Jumlah Sisa
No Tanggal Jumlah Keluar/ Ket
Dagang diterima Jumlah Baik Ket Kadaluarsa Keluar/ dipakai Penyesuaian kumulatif
rusak Dipakai
Periksa kondisi lancet/kertas saring Periksa kondisi Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima (Catatlah kondisinya baik, rusak). Bila rusak segera
dikembalikan
ke pengirim.
Periksa dan catat kedaluarsa Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima.
Formulir pencatatan ini sebaiknya dipergunakan untuk satu jenis logistik/tidak dicampur dengan logistik
lain. Jumlah penyesuaian adalah jumlah sisa logistik dari hari ke hari.
Lampiran 4
Pencatatan logistik di Kab/Kota
Pengelolaan Logistik
4. Pemantauan dan Evaluasi Logistik
– Pemantauan logistik dilakukan untuk menjamin agar
logistik selalu tersedia dalam kondisi baik.
– Evaluasi logistik dilakukan agar kesalahan-kesalahan dalam
pengelolaan logistik tidak terulang.
Tujuannya adalah logistik tersedia dalam kondisi baik, jumlah
cukup, Mdak terjadi kelebihan pasokan, dan tidak terjadi
kerusakan logistik sebelum masa kadaluarsa berakhir serta
meminimalkan logistik yang terbuang akibat kesalahan/
kegagalan dalam pengambilan spesimen darah
3. Pencatatan dan Pelaporan SHK
Pencatatan
1. Pencatatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Pencatatan di Laboratorium SHK
3. Pencatatan di Dinas Kesehatan
A. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
B. Dinas Kesehatan Propinsi
Pelaporan
1. Laporan Pelaksanaan di tingkat Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
2. Laporan Pelaksanaan di tingkat Kabupaten/Kota
3. Laporan Pelaksanaan di tingkat Propinsi
Pencatatan
1. Pencatatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pencatatan pemantauan status kesehatan dan pelayanan
kesehatan seMap bayi menggunakan kohort bayi.
Pencatatan pengambilan dan hasil spesimen darah SHK
dimasukkan pula dalam kohort bayi di puskesmas. Data
yang dimasukkan adalah tanggal pengambilan spesimen
SHK, hasil SHK (normal, perlu tes konfirmasi, tes gagal),
hasil tes konfirmasi diagnosMk (normal, Mnggi), tanggal
mendapatkan pengobatan HK, pada kolom keterangan
dapat diisi keterangan bila bayi Mdak berhasil dilacak atau
pengobatan terlambat
MASA NEONATAL
Kunjungan
PENCAT
n ATDI FASYANKES
KUNJUNGAN
Tahun.......,.. ,11,11 .... , .................... BAYI Tahun ........................................
Saal Neonatal AN ........
Perta Kedu Ketig
Lahir ma, a, a, Ja F M A M Ju Jul Ag S O N D Ja F M A M Ju Ju Ag S O N D
s.d 6s.d Harl hari
n eb ar pr ei n s ep kt ov es n eb ar pr ei n l s ep kt ov es
5ja 48 ke ke
1
m 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 t3 3 3 3
0 ja
1 32s.d 8 3s.d 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7
'
m 7 28
Lampiran 5
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan Pelaporan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kota
IdenMtas Bayi IdenMtas Ibu/Ayah Asal Pengiriman (diisi nama fasyankes pengirim) Kadar TSH Tindak Lanjut
Hasil Dilakukan Tanggal Hasil Tes Dilakuka Keteranga
No
Pemeriksa tes n
Tanggal Jenis Kelamin (L/ Telepon/Hp/ Rumah Rumah Puskesmas dilakukan Konfirma n
Nama Nama Alamat Klinik an Skrining konfirmasi
Lahir P) Email Sakit Bersalin tes si (+/-) Pengobat
(Ya/Tidak) konfirma an (Y/T)
si
Lampiran 8
4. Monitoring Evaluasi
Monitoring
Tujuan : untuk memperbaiki pelaksanaan
program apabila ditemukan kegiatan yang tidak
sesuai dengan standar serta dilakukan secara
terus menerus untuk memantau hasil
pelakasanaan SHK.
4.
4. Monitoring
Monitoring Evaluasi
Evaluasi
Evaluasi
èdilakukan secara berjenjang.
Pokjanas mengevaluasi kegiatan program SHK di
Mngkat provinsi, Pokjada mengevaluasi
kegiatan program SHK di Mngkat kabupaten/
kota. Selanjutnya koordinator di kabupaten/
kota mengevaluasi kegiatan pelaksanaan
program SHK di fasilitas pelayanan kesehatan
pelaksana
Kesimpulan
• Peran pemerintah, pemda dan masyarakat sangat penting untuk
meningkatkan akses dan cakupan pelayanan SHK
• Koordinasi dan kerjasama jejaring SHK secara berjenjang untuk
memperoleh dukungan pelaksanaan SHK
• Dalam pengelolaan logisMk Alat kesehatan harus terpisah dari
bahan lain yang dapat mengkontaminasi
• Monitoring SHK dilakukan secara terus menerus untuk memantau
hasil pelaksanaan skrining, pengobatan HK, serta logistik SHK
TERIMA KASIH