Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Pelayanan Fisioterapi Islami

“Gerakan Solat Sebagai Bentuk Pelayanan Fisioterapi Islami”

Disusun Oleh :
Putri Istiqomah
(202210490311132)
M Ikhsan Syafi’i
(202210490311130)
M Rizal
(202210490311137)

PROGRAM ALIH JENJANG STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
Pengertian Pelayanan Fisioterapi

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu

dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi

tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,

peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan

komunikasi.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun

2015 Tentang Standar Pelayanan Fisioterapi pasal 1 ayat 4, fasilitas pelayanan kesehatan

adalah suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya

pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan

oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat.

Pada pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, fisioterapis berperan dalam perawatan

pasien dengan berbagai gangguan neuromuskuler, musculoskeletal, kardiovaskular, paru,

serta gangguan gerak dan fungsi tubuh lainnya. Fisioterapis juga berperan dalam pelayanan

khusus dan kompleks, serta tidak terbatas pada area rawat inap, rawat jalan, rawat intensif,

klinik tumbuh kembang anak, klinik geriatri, unit stroke, klinik olahraga, dan atau

rehabilitasi.

Fisioterapis dalam melaksanakan praktik mandiri berperan dalam memberikan

pelayanan fisioterapi tingkat pertama (primer) atau tingkat lanjutan, sesuai dengan

kompetensi dan kewenangannya. Pelayanan fisioterapi terdapat di puskesmas, rumah sakit

umum, rumah sakit khusus, dan praktek mandiri.


Pelayanan Kesehatan Islami

Pada dasarnya sistem asuhan fisioterapi selaras dengan sistem asuhan medik dan

keperawatan. Pengertian sederhana tentang pelayanan kesehatan yang Islami adalah segala

bentuk kegiatan asuhan medik dan asuhan keperawatan yang dibingkai dengan kaidah-

kaidah Islam. Islam telah mengajarkan praktek hubungan sosial dan kepedulian terhadap

sesama dalam suatu ajaran khusus, yakni akhlak, yang diamalkan atau dipraktekkan harus

mengandung unsur aqidah dan syari’ah. Praktek pelayanan kesehatan di rumah sakit

merupakan bagian kecil dari pelajaran dan pengalaman akhlak.

Melaksanakan pelayanan kesehatan profesional yang Islami terhadap individu,

keluarga, kelompok maupun masyarakat dengan berpedoman kepada kaidah-kaidah Islam,

yang mencakup:

1. Menerapkan konsep, teori dan prinsip dalam keilmuan yang terkait dengan

asuhan medik dan asuhan keperawatan dengan mengutamakan pedoman

pada Al-Qur’an dan Hadits,

2. Melaksanakan asuhan medik dan asuhan keperawatan dengan

menggunakan pendekatan Islami melalui kegiatan kegiatan pengkajian yang

berdasarkan bukti (evidence-based healthcare).

3. Mempertanggungjawabkan atas segala tindakan dan perbuatan yang

berdasarkan bukti (evidence-based healthcare).

4. Berlaku jujur, ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada pasien baik secara

individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat dan semata-mata

mengharapkan ridho Allah.


5. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dan menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan yang

berorientasi pada asuhan medik dan asuhan keperawatan yang berdasarkan

bukti (evidence-based healthcare).

Pengertian Shalat

Secara sederhana, shalat adalah ritual keagamaan yang terdapat dalam perintah

rukun Islam yang lima. Sebagai bagian dari ritual keagamaan, shalat menempati posisi

penting dalam aspek peribadatan yang dilaksanakan lima waktu setiap hari dari rentang

waktu subuh hingga malam.

Shalat merupakan pendekatan Fisioterapi Islami karena :

1. Setiap sikap dan perubahan dalam gerak serta sikap tubuh pada saat

melaksanakan shalat adalah yang paling sempurna dalam memelihara kondisi

kesehatan. Adapun manfaat kesehatan dari rukun Islam yang kedua ini adalah

sebagai berikut :

 Takbiratul Ihram

Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan.

Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh.

Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya

oksigen menjadi lancar. Posisi tersebut juga dapat mencegah terjadinya kelainan

perputaran udara dua bahu dan punggung sementara pengulangan secara rutin dapat

menyembuhkan kelainan- kelainan yang terjadi (Jalaal Syafii,2009)


 Rukuk

Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae)

sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran

darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut

berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah

latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

 I’tidal

Itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk

berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di

dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya,

pencernaan menjadi lebih lancar.

 Sujud

Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak

menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini

berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan

tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur

ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud

memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

 Duduk iftirasy

Saat iftirasy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus

Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan

penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit

menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostat) dan saluran vas

deferens.
 Salam

Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan

ini mencegah sakit kepala, gangguan pada leher (stiff neck) dan menjaga kekencangan

kulit wajah.

2. Meskipun Dalam Keadaan Sakit, Seseorang Tetap Bisa Melakukan Shalat

Orang yang sakit mempunyai hukum-hukum tersendiri dalam masalah shalat,

karena ia berada dalam kondisi yang harus dijaga menurut pandangan syariat Islam.

Allah SAW berfirman, “Allah menghendaki bagi kamu kemudahan dan bukan

menghendaki kepayahan.” [Surah Al-Baqarah: 185], dan Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya agama itu adalah kemudahan”. Berdasarkan kaidah asasi ini, Allah

SWT memberikan keringanan kepada orang-orang yang udzur dalam masalah ibadah

sesuai dengan keudzuran mereka, agar tetap beribadah kepada Allah SWT tanpa

merasa susah payah.

3. Shalat merupakan Aktivitas Sehari-hari, Maka Sangat Dekat Peran Fisioterapis Dalam

Pendekatan Shalat

Adapun peran fisioterapis dalam pendekatan shalat yaitu dengan melakukan

intervensi terhadap pasien melalui tindakan seperti mengajarkan bagaimana

postur dan gerakan shalat yang benar. Selain itu fisioterapis juga bisa mengajak

pasien untuk shalat berjamaah sehingga shalat yang benar dapat terlaksana

secara otomatis. Pelatihan tata cara gerakan shalat juga dapat dilakukan sebagai

tindakan preventif terhadap penyakit.

Apabila pasien dalam keadaan tidak bisa berdiri secara tegak ataupun

susah untuk melakukan gerakan – gerakan shalat secara normal, fisioterapis


tetap bisa membimbing pasien dalam hal bacaan shalat, agar tetap bisa

dilaksanakan dengan khusyuk. Tentunya dengan penjelasan terlebih dahulu kepada

pasien sesuai tuntunan Al-Qur’an dan hadist.

4. Gerakan Shalat seperti latihan/exercises

Sebelum melakukan exercise ini hendaknya lakukan pemanasan terlebih

dahulu untuk peregangan otot dan mencegah terjadinya kontraksi/cedera pada

otot. Adapun penjelasan dari setiap gerakan adalah sebagai berikut :

 Lapang Dada

Awali dengan posisi tubuh berdiri tegak, dua lengan diputar ke belakang

semaksimal mungkin, rasakan keluar dan masuk nafas dengan rileks. Saat dua lengan

diatas kepala jari kaki dijinjit. Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kebugaran

serta berguna bagi penderita asma, gejala jantung koroner, dan stres.

 Tunduk Syukur

Gerakan ini diilhami darigerakan ruku’. Setelah melakukan gerakan lapang dada,

posisi tubuh berdiri tegak, tarik nafas dalam –dalam secara rileks, lalu tahan sambil

membungkukkan badan ke depan.(napas dada)semampunya. Tangan berpegangan

pada pergelangan kaki sampai punggung terasa tertarik atau teregang. Wajah

menengadah sampai terasa tegang dan panas. Gerakan ini akan mempermudah

persalinan ibu hamil yang melakukan secara rutin, juga dapat menyembuhkan

berbagai penyakit yang menyerang ruas tulang punggung belakang, migrain, dan

vertigo.

 Duduk Perkasa

Posisi ini diilhami dari gerakan sujud pada shalat. Mulailah menarik napas dalam-

dalam dengan menggunakan pernapasan dada lalu tahan, sambil membungkukkan


badan kedepan dan dua tangan mencengkram kedua mata kaki, wajah menegadah

sampai terasa tegang dan panas. Sujud dengan posisi duduk perkasa ini akan

membantu mereka yang menderita migrain, vertigo, pusing, mual kolestrol, dan lain-

lain.

 Duduk Pembakaran

Untuk melalkukan duduk pembakaran, awalnya posisikan tubuh kita pada duduk

perkasa, telapak tangan pada pangkal paha, tumit disamping gluteus, angkat gluteus

dan titik pembakaran di telapak kaki luar tertekan. Posisi ini sangat baik dikombinasikan

dengan duduk perkasa. Lakukan sambil menahan rasa panas, pegal di pangkal

lutut,hingga engkel mati rasa, telapak kakimerah membara, biasanya seetelah 15-20

menit proses pembakaran akan berfungsi. Manfaat dari pengaplikasian teknik ini dapat

mencegah stres, stroke, dan serangan jantung.

5. Mengurangi Masalah Fleksibilitas Bagi Lansia

Fleksibilitas sendi dan kekuatan otot yang baik pada lanjut usia sangatlah penting

untuk menjalankan aktifitas sehari-hari secara mandiri dan mencegah roboh pada

lanjut usia. Olahraga yang dilakukan dengan teratur mampu meningkatkan

fleksibilitas sendi. Gerakan sholat yang benar dapat bermanfaat untuk meningkatkan

fleksibilitas sendi pada lanjut usia.Hasil penelitian bahwa fleksibilitas sendi pada

lansia sebelum diamati adalah 26,46 cm. Setelah diberi intervensi tentang gerakan

sholat yang benar selama 4 minggu meningkat secara signifikan menjadi 26,90 cm.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wahyudi. 2000. Perawatan Gerontik. EGC. Jakarta.

Easton, K. 1999. Gerontology Rehabilitation Nursing, W.B. Sauders, Philadelphia.

Jenkins, L., 2005, Maximizing Range of Motion In Older Adult. The Journal on active

aging, Vol 4 third ed, 50-55.

Kisner, C. and Colby, LA., 1996. Therapeutic Exercise Foundations and Techiques, F.A.

Davis, Philadelphia.

Josaputra, K.T. (2005).Interaksi Antara Proses Menua, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta :

Bhratara Karya Aksara.

Nana Sudjana, 2013. CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru.

Soeprapto, W. (2006). Penyakit tulang dan sendi pada usia lanjut dan cara

penanggulangannya. Dalam Prodjodisastro, S., Puspadi, J., dan Suwondo (eds):

kumpulan makalah symposium permasalahan kesejahteraan dan penanggulangannya

pada usia lanjut. Jakarta: RSUD Angkatan Darat Gatot Soebroto.

Hamid, YA. (2008) Buku Ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta: Widya

Medika.

Anda mungkin juga menyukai