Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Riset Industri Vol. V, No.

2, 2011, Hal 161-174

MEMBRAN ALGINAT SEBAGAI PEMBALUT LUKA PRIMER DAN MEDIA


PENYAMPAIAN OBAT TOPIKAL UNTUK LUKA YANG TERINFEKSI
ALGINATES MEMBRANE AS PRIMARY WOUND DRESSING AND TOPICAL DRUG DELIVERY
SYSTEM FOR INFECTED WOUND
Theresia Mutia1, Rifaida Eriningsih1, Ratu Safitri2
1
Balai Besar Tekstil Bandung
2
Mikrobiologi – UNPAD
theresia.mutia@yahoo.com

ABSTRAK

Alginat sampai saat ini belum dimanfaatkan untuk tekstil medis, terutama sebagai produk alternatif pembalut luka
primer. Dari penelitian terdahulu diperoleh membran alginat berdaya serap tinggi, bersifat anti bakteri dan dapat
mempercepat penyembuhan luka, namun bukan antibiotik. Penelitian ini adalah penelitian lanjutan yang
bertujuan untuk membuat membran alginat yang mengandung obat (Basitrasin dan Neomisin), agar dihasilkan
membran dengan kualitas lebih baik, karena dapat menyembuhkan luka yang terinfeksi. Oleh karenanya
diperlukan penelitian lanjutan. Pengujian yang dilakukan meliputi uji fisika, analisa gugus fungsi dan struktur
mikro serta uji pre klinis.
Penelitian ini berhasil mendapatkan membran yang dapat mempercepat penyembuhan luka yang terinfeksi.
Diharapkan, produk ini dapat digunakan untuk mensubstitusi kebutuhan pembalut luka impor. Dengan demikian,
apabila bahan bakunya berasal dari sumber daya alam yang ada, maka selain akan lebih ekonomis lagi,
diharapkan terciptanya diversifikasi produk yang mempunyai nilai tambah.
Dari hasil uji ternyata kualitas produk dipengaruhi oleh kondisi proses. Semakin besar konsentrasi alginat,
membran semakin kuat, berat dan tebal, namun mulurnya berkurang. Membran memenuhi beberapa kriteria
sebagai pembalut luka dan media penyampaian obat topikal, yaitu berdaya absorpsi tinggi, berpori, memiliki sifat
fisik yang memadai, dan dapat mempercepat penyembuhan luka yang terinfeksi.
Kata kunci: tekstil medis, pembalut luka primer, media penyampaian obat topikal, alginat, Sargassum Sp

ABSTRACT

Alginates have not been utilized optimally as alternative medical textile products, especially for primary wound
dressing. From previous studies is resulted alginates membrane with high absorption, antibacterial properties and
able to increase wound healing, yet it is not an antibiotic substance. This research is an extension from previous
research that attempted to make alginates membrane which contains antibiotic substances (Bacitracin and
Neomycin), in order to produce a higher quality membrane, because can accelerate infected wound healing.
Therefore is required further research. Testing of the membrane include of physical properties, functional group
and micro structure analysis and pre clinical test.
This study has been successfully made membrane that can increase infected wound healing. Hopefully, this
product can be used for medical purposes as primary wound dressings and substitute products import. Besides
using natural resources material is more economical and also improving added value.
Product quality is affected by process conditions. Higher alginates concentration produces stronger, heavier and
thicker membrane, but decrease the elasticity. Besides, the product meets some criterion for primary wound
dressing and as topical drug delivery system which has a high absorption capacity, porous, adequate physical
properties and can accelerate infected wound healing.
Keywords: medical textile, primary wound dressing, topical drug delivery system, alginates, Sargassum Sp

PENDAHULUAN berkembang lebih pesat lagi, diantaranya


pembalut luka [1,2,3]. Pembalut luka selain
berfungsi untuk menutupi/ melindungi
Kombinasi antara teknologi tekstil dan
jaringan baru, juga diharapkan dapat
pengetahuan di bidang medis telah
mempercepat proses penyembuhan luka.
menghasilkan suatu hal baru yang disebut
Berdasarkan cara pembuatan, pembalut
tekstil medis. Perkembangannya rata-rata
luka dibagi menjadi produk tenun (kain kasa,
pertahun adalah sekitarr 36%, dan hal
perban) dan produk non-woven (lembaran,
tersebut ditujukan untuk memenuhi tuntutan
lapisan tipis/ membran dan komposit),
konsumen yang semakin tinggi terhadap
sedangkan berdasarkan cara peng-
kualitas produk. Pangsa pasar khusus,
gunaannya dibagi menjadi primary dressing
termasuk tekstil medis diperkirakan akan

161
Membran Alginat Sebagai Pembalut……….( Theresia Mutia dkk)

(yang kontak dengan luka) dan secondary elastis, antibakteri dan nontoksik, tidak
dressing (digunakan setelah pembalut menyebabkan alergi, bersifat non-carcinogenic,
utama). Primary dressing harus menyerap biodegradable dan biocompatible, karena
cairan luka, menjaga suhu/ kelembaban dapat terurai menjadi gula sederhana dan
sekitar luka, mampu mengatur uap air dan dapat diabsorpsi oleh tubuh. Diketahui pula
gas yang keluar dari luka, sehingga luka bahwa penyembuhan luka 30% - 50% lebih
menjadi lembab dan penyembuhan menjadi cepat apabila digunakan pembalut luka
lebih cepat [1,4,5,6,7]. Persyaratan utama alginat [4, 5, 6, 7, 8,9].
primary dressing yaitu nontoksik, tidak Alginat (Gambar 1) yang terkandung dalam
menyebabkan alergi, mudah disterilkan, rumput laut coklat banyak digunakan di
mempunyai sifat mekanik memadai (kuat, berbagai bidang, termasuk tekstil medis [5].
elastis), biodegradable dan biocompatibility Secara ekonomis penggunaan alginat
(kesesuaian alami) [8]. produksi dalam negeri akan lebih murah dan
Pembalut luka primer umumnya merupakan mengurangi ketergantungan pada produk
produk komposit yang dilapisi oleh lapisan impor. Di Indonesia rumput laut tersebar di
tipis yang berfungsi sebagai pelindung luka seluruh pantai dan merupakan sumber
agar mudah dilepaskan, sehingga tidak pendapatan bagi masyarakat pesisir dan
merusak jaringan baru (Tabel 1). Produk mulai dibudidayakan dalam areal yang tidak
yang sesuai dengan persyaratan tersebut terlau luas di daerah Nusa Tenggara, Bali,
antara lain alginat, karena mempunyai daya pantai utara Laut Jawa, perairan maluku dan
absorpsi yang tinggi, dapat menutup luka Irian Jaya [10]. Namun potensi alam ini
dan menjaga keseimbangan lembab di belum digunakan secara optimal, guna
sekitar luka, mudah digunakan/dihilangkan, meningkatkan perekonomian.

Tabel 1. Pembalut Luka Alginat Komersial

Merk dagang Keterangan


Sorbsan SA A flat non-woven pad/Layer
(9 x 11 cm) alginate fiber bonded centrally
(Maersk Medical) onto polyurethane foam, coated
with acrylic adhesive
Sorbagolon Nonwoven calcium
( 5 x 5 cm) alginate fiber
(Hartmann)

Tegagel ( = Sorbsan)
Nonwoven dressing
(pressuring the carded wed
Gambar 1. Asam Alginat [5]
with pressure roller)
Curasorb Made by needle punching
(Kendall Healthcare) nonwoven felt

Pada penelitian terdahulu, telah berhasil zat kimia sebagai zat aditif), sedangkan
dibuat benang dan membran alginat dengan membran prosesnya lebih sederhana dan
menggunakan bahan baku rumput laut lokal tidak memerlukan peralatan tersebut,
[9,11,12]. Produk tersebut, terutama sehingga lebih ekonomis dan menghemat
membran diharapkan dapat digunakan waktu. Selain itu, tidak diperlukan proses
sebagai produk alternatif tekstil medis, pemutihan untuk proses ekstraksinya.
karena sesuai dengan persyaratan yang Dengan demikian, apabila bahan bakunya
berlaku dan mempercepat penyembuhan berasal dari sumber daya alam yang ada,
luka serta tidak menyebabkan iritasi kulit maka selain akan lebih ekonomis lagi,
[9,12]. Produk serupa umumnya berupa diharapkan terciptanya diversifikasi produk
komposit yang memerlukan beberapa yang mempunyai nilai tambah. Penelitian
peralatan untuk fabrikasinya (antara lain lanjutan ini bertujuan untuk mendapatkan
Wet Spinning Machine, Needle Punch atau membran dengan kualitas yang lebih baik,
Carding Machine dan Pressure Roller serta karena berfungsi juga sebagai media

162
Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 161-174

penyampaian obat topikal untuk luka yang efeknya terhadap penyembuhan luka
terinfeksi. dengan melihat pertumbuhan jaringan baru.
Hal ini diperlukan, karena luka yang kronis Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah
akan mengeluarkan cairan dan seringkali membran alginat yang mengandung obat
terkontaminasi oleh bakteri, sehingga dapat berfungsi pembalut luka dan media
mengganggu proses penyembuhan luka. penyampaian obat topikal, yang mampu
Khususnya penderita yang terlalu lama meningkatkan efek penyembuhan luka,
berbaring, terutama pada lansia/penderita terutama luka yang terinfeksi
tulang belakang/ penderita diabetes [1]. Diharapkan dari hasil penelitian yang
Penelitian yang serupapun telah dilakukan, sederhana ini dapat diperoleh suatu produk
namun dengan menggunakan alginat impor yang dapat memenuhi syarat sebagai tekstil
dan masih berkisar antara karakterisasi medis, sehingga di masa yang akan datang
sifat-sifatnya, sedangkan uji pre klinis dapat diaplikasikan ke industri untuk
lengkap yang sangat diperlukan berupa uji mensubstitusi pembalut luka import yang
sterilisasi, uji iritasi, uji khasiat dan efeknya dapat memberikan nilai tambah karena
terhadap penyembuhan luka belum adanya diversifikasi produk.
mendapat perhatian khusus [13, 14]. Oleh
karenanya diperlukan serangkaian percobaan METODE PENELITIAN
dan pengujian, untuk mengakomodasi strategi
dalam optimasi teknologi pembuatan produk di
Bahan
atas, dengan menggunakan bahan baku
sumber daya alam lokal.
Rumput laut coklat (dari Pameungpeuk –
Dari uraian di atas, maka dilakukan
Garut), soda kostik, soda abu, soda kue,
penelitian pembuatan membran alginat yang
hidrogen peroksida, asam klorida,
mengandung senyawa yang aktif terhadap
alkohol, kalsium klorida, Basitrasin dan
bakteri gram positif (Basitrasin) dan gram
Neomisin (p.a.grade), sedian bakteri E. Coli
negatif (Neomisin), yang berfungsi sebagai
dan S. Aureus, 6 ekor kelinci albino jantan
pembalut luka primer dan media penyampaian
(3 ekor/kelompok dosis).
obat topikal guna mengobati luka yang
terinfeksi oleh bakteri gram positif
(Staphylococcus aureus) dan gram negatif Peralatan
(Escherichia coli).
Penelitian ini dilakukan bersama dengan Peralatan gelas lengkap, cawan petri,
tenaga ahli di bidangnya, yaitu peneliti yang neraca analitis, Hot plate, Magnetic stirrer,
berpengalaman di bidang Farmakologi dan saringan (No. 140 = 0,106 mm), kertas
Toksikologi dari ITB dan Mikrobiologi dari saring, dan oven, Ionizer, , , jarum suntik
UNPAD. Adapun bahan baku yang digunakan biasa dari syringe 5 ml, Laminar Airflow
adalah rumput laut jenis Sargassum Sp dari (ruang kerja untuk melakukan tindakan pada
Pameungpeuk - Garut dan dibuat tanpa melalui kelinci) dan kandang restrainer untuk kelinci.
proses pemutihan (relatif lebih ekonomis).
Selain itu, dilengkapi pula dengan uji kimia Metode
dan fisika {analisa gugus fungsi (FTIR),
analisa struktur permukaan (SEM), sifat Pembuatan membran dilakukan sesuai
fisika (kekuatan, mulur, daya basah, dengan diagram alir (Gambar 2), yaitu
ketebalan)} dan uji pre klinis (uji resistensi ekstraksi alginat dari rumput laut coklat,
terhadap bakteri dan uji khasiat). dilanjutkan dengan pembuatan membran.
Uji resistensi diperlukan untuk mengetahui Penelitian ini diawali dengan oleh percobaan
daya tahannya terhadap bakteri, sedangkan pendahuluan dengan memvariasikan
uji khasiat diperlukan untuk mengetahui beberapa parameter yang berpengaruh
kemampuan produk untuk berfungsi sebagai terhadap hasil uji, sehingga diperoleh data
media penyampaian obat topikal, dan untuk menentukan arah penelitian
berikutnya.

163
Membran Alginat Sebagai Pembalut……….( Theresia Mutia dkk)

Pengujian Uji khasiat [19,20]


Pada pengujian ini digunakan 6 ekor
Pengujian yang dilakukan, yaitu iIdentifikasi kelinci albino jantan (3 ekor/ kelompok
natrium alginat, menurut DEPKES‟74 dan dosis), yang diletakkan pada ruang
Chemical Codex ‟81[15], rendemen alginat, pemeliharaan hewan, pada suhu (24
viskositas (Viscometer Brookfield), analisa 2) C dengan kelembaban relatif (70-80)
gugus fungsi (Perkin Elmer Spectrum one %. Pencahayaan adalah 12 jam terang/
FTIR – Spectrometer ) [16], daya 12 jam gelap. Pakan konvensional dan
serap/absorpsi terhadap air [17], analisa air minum diberikan secara ad libitum
struktur mikro (Scanning Electron (secukupnya). Adapun pengujiannya
Microscope - JEOL JSM-6360LA), kekuatan adalah sebagai berikut :
tarik dan mulur serat (SNI 08-0276-1989,
Dalam Laminar Airflow, kelinci
dengan alat Fafegraph M Test), ketebalan
percobaan dicukur rambutnya pada
(Thickness Gauge), uji pre klinis {Uji
bagian punggung, kemudian dipilih
resistensi terhadap bakteri [18] dan Uji
dua bagian pada punggung kiri, dan
khasiat [19,20] }
disuntik bakteri E. coli 0,05 ml dengan
Adapun cara uji resistensi terhadap bakteri kekeruhan 25%T. Perlakuan yang
dan uji khasiat, diuraikan di bawah ini. sama untuk bagian kanan yang
Uji resistensi terhadap bakteri [18] disuntik dengan bakteri S. aureus 0,1
Metode yang digunakan adalah metode ml dengan kekeruhan 25%T. Satu
difusi, dan bakteri yang digunakan bagian kiri diobati dengan membran
bersifat patogen, yaitu E. coli dan S dan satu bagian lain digunakan
aureus (Gambar 12a.). Munculnya zona sebagai kontrol. Hal yang sama
hambat/ zona bening mengelilingi contoh dilakukan untuk punggung bagian
uji mengindikasikan kesensitivitasan kanan.
organisme terhadap sampel tersebut. Selanjutnya membran ditutupi kain
Dengan membandingkan diameter dari kasa, dan kain kasa diberi plester
zona bening dengan standar, maka dapat untuk mencegah terlepasnya kain
ditentukan organisme apa yang rentan kasa dari kulit, selanjutnya ditutupi
atau yang resisten (Tabel 2) [18]. dengan plastik dan kemudian seluruh
badannya dibungkus dengan kain
Tabel 2. Tingkat Kekuatan Antibakteri [18] kasa pembalut. Satu hari setelah
perlakuan pembalut dibuka dan
lempeng membran diangkat kemudian
Diameter Zona Resistensi dilakukan pengamatan terhadap
Bening (DZB) Mikroorganisme adanya eritema (pemerahan), edema
(pembengkakan) dan nanah. Selanjutnya
> 20 mm Sangat sensitif membran ditempelkan kembali seperti
prosedur diatas. Pengamatan diulangi
10 – 20 mm Sensitif setiap hari sampai sembuh.

5 – 10 mm Kurang sensitif

< 5 mm Resisten

164
Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 161-174

Rumput laut coklat


Larutan Alginat dan obat
Na 2CO3 Ekstraksi

Filtrat
Tuangkan
ke cawan petri
CaCl2 Gel

Aduk, saring, bilas Imersi dalam


kalsium klorida
HCl Gel

NaHCO3 Aduk, saring, bilas


Membran
Alkohol Aduk, saring, dioven, haluskan, saring
(mess tertentu)

Pengujian
B ubuk N a- al gi nat (untuk uji pre klinis,
disterilkan dahulu
dengan alat Ionizer)

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Membran

HASIL DAN PEMBAHASAN 1600 cm-1 dan 1000 - 1100 cm-1 (gugus
aromatik), 1605 – 1466 cm-1 (gugus C – C),
2900 - 3000 cm-1 dan 900 – 675 cm-1(C-
Bubuk Alginat
H ”stretching” dan C-H ”bending” ), 3600 -
3200 cm-1 dan 1420 - 1330 cm-1(O-
Dari hasil penelitian terdahulu [9], diketahui H”‟streching” dan O-H ”bending” ), 1260 –
hasil ekstraksi setelah diidentifikasi adalah 1000 cm-1 (gugus C - O) , 3500 cm-1 dan
positif alginat dan rendemennya berkisar 1600 cm-1 (karbonil), 1400 cm-1 (gugus
antara 24 - 27%. Selain itu, melalui analisa aromatik (R - O- R). Adapun asam alginat
gugus fungsi dengan alat FTIR (Gambar 3), (Gambar 1) merupakan polimer alam
produk tersebut mengandung senyawa dengan gugus aromatik (R-O-R) yang
organik yang setelah dianalisa ternyata mengandung gugus - OH, - COOH dan - C-
menunjuk kepada struktur kimia alginat [16]. H, - C = C - dan - C = O [5]. Dengan
Dari Gambar tersebut diketahui produk yang demikian produk hasil ekstraksi tersebut
diuji mempunyai serapan pada panjang positif menunjuk kepada struktur kimia
gelombang tertentu, yaitu pada 3100-3000 alginat [16].
cm-1 (pita uluran C – H aromatik), 1400 – Da t e: 9 /3 0 /2 0 1 0

1 .97
1 .9

1 .8

1 .7

1 .6

1 .5

1 .4

1 .3

1 .2

A 1 .1

1 .0

0 .9

0 .8

0 .7

0 .6

0 .5

0 .4

0 .28
4 00 0.0 3 00 0 2 00 0 1 50 0 1 00 0 4 50 .0
cm-1

Gambar 3. Spektra FTIR Alginat

165
Membran Alginat Sebagai Pembalut……….( Theresia Mutia dkk)

Untuk mengetahui kualitas larutan alginat kalsium klorida akan membentuk lapisan
dari hasil ekstraksi rumput laut coklat, maka tipis berupa membran dari gel alginat [5],
dilakukan uji viskositas dan hasilnya seperti terlihat pada Gambar 5. Membran
disajikan pada Gambar 4. berupa garam kalsium tersebut akan
membentuk suatu gel apabila kontak
dengan luka yang basah, karena terjadinya
pertukaran ion kalsium dari dalam bahan
tersebut dengan ion natrium dari cairan luka.
[5].

Gambar 4. Pengaruh Waktu Terhadap


Viskositas (Alginat 3%)

Dari Gambar tersebut diketahui bahwa


viskositas larutan natrium alginat akan Gambar 5. Membran Alginat
bertambah setelah disimpan selama satu
hari, karena proses pembentukan gel Sifat Fisika Membran
(penggelembungan) akan sempurna setelah
disimpan selama 24 jam. Hal ini terjadi
Dari percobaan terdahulu diketahui bahwa,
karena larutan polisakarida dalam air akan
parameter yang berpengaruh terhadap sifat
membentuk hidrokoloid yang bersifat non
fisika produk antara lain konsentrasi larutan
Newtonian yang pseudoplastis, sehingga
viskosa dan koagulan serta waktu imersi,
untuk mendapatkan viskositas yang tinggi
yaitu semakin tinggi konsentrasi larutan
dan rata diperlukan waktu satu hari [21].
alginat/koagulan dan waktu imersi sampai
Selanjutnya viskositas akan menurun
batas tertentu, maka kekuatan membran
karena terjadi degradasi secara biologi
akan semakin tinggi [9]. Oleh karena produk
karena adanya aktivitas mikroba, yaitu jamur
akhirnya nantinya hanya akan digunakan
[22].
sebagai pembalut luka yang relatif tidak
memerlukan kekuatan tarik yang tinggi,
Membran Alginat maka pemilihan kondisi optimal disesuaikan
dengan keperluan tersebut. Sehubungan
Ion kalsium dalam koagulan kalsium klorida dengan itu, pada percobaan selanjutnya
dapat mengubah larutan natrium alginat digunakan larutan alginat 3%, sedangkan
menjadi kalsium alginat yang merupakan kagulannya adalah 10%. Adapun hasil uji
gel. Ion tersebut berperan sebagai fisikanya disajikan pada Gambar 6. Dari
pembentuk gel. Pembentukan gel tersebut gambar tersebut diketahui bahwa semakin
disebabkan oleh terbentuknya khelat ion berat membran yang dibuat, kekuatan tarik
kalsium dengan rantai poliguluronat dari cenderung naik, namun kekuatannya
alginat. Oleh karenanya, larutan alginat semakin rendah.
apabila direndam dalam larutan koagulasi

166
Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 161-174

Gambar 6. Kekuatan Tarik Dan Mulur Membran Vs Berat Larutan Alginat Awal

Untuk percobaan selanjutnya digunakan sajikan pada Gambar 7. Dari Gambar


membran dengan menggunakan larutan awal tersebut diketahui bahwa semakin lama
7,5 gram yang dibubuhi obat berupa anti biotik waktu perendaman sampai batas tertentu,
dengan dosis 2 dosis, yaitu kombinasi maka air yang terserap semakin banyak
Neomisin dan Basitrasin dosis rendah dan pula.
dosis tinggi [23]. Produk akhirnya mempunyai Selain itu terlihat bahwa setelah 5 menit
kekuatan tarik, mulur, tebal dan berat kering dalam keadaan basah, membran akan
rata-rata berturut-turut adalah 578 g, 8,84%, mengalami perbesaran ≥ 150%, sebagai
0,25 mm dan 0,2 gram. akibat terserapnya molekul air. Dari
pengujian tersebut dapat disimpulkan
Daya Serap bahwa membran memiliki daya serap
yang relatif besar.
Untuk mengetahui daya serapnya, maka
dilakukan pengujian dan hasilnya di-

Membran kering Membran basah

Gambar 7. Daya Serap Membran dan Foto Mikroskopi (Pembesaran 400 x)

Analisa gugus Fungsi polipeptida siklik dan aminoglukosida


(Gambar 8). Untuk mengetahui karakteristik
Membran alginat yang mengandung obat zat-zat yang digunakan dan produk akhirnya
merupakan kombinasi dari senyawa alginat, yang berupa membran, maka dilakukan
Basitrasin dan Neomisin. Alginat merupakan analisa gugus fungsi dengan alat FTIR dan
senyawa polisakarida, sedangkan Basitrasin hasilnya disajikan pada Gambar 3, 9 dan 10.
dan Neomisin merupakan senyawa

167
Membran Alginat Sebagai Pembalut……….( Theresia Mutia dkk)

Gambar 8. Struktur Kimia Basitrasin (kiri) dan Neomisin (kanan)


Dat e: 7/12/2011 Dat e: 7/12/2011

4 .01 4 .61

4 .4
3 .8
4 .2

3 .6 4 .0

3 .8
3 .4
3 .6

3 .2 3 .4

3 .2
3 .0
3 .0

2 .8 A 2 .8
A

2 .6
2 .6
2 .4

2 .4 2 .2

2 .0
2 .2
1 .8

2 .0 1 .6

1 .4
1 .8

1 .63 1 .11
4 00 0.0 3 00 0 2 00 0 1 50 0 1 00 0 4 50 .0 4 00 0.0 3 00 0 2 00 0 1 50 0 1 00 0 4 50 .0
cm-1 cm-1

Gambar 9. Spektra FTIR Basitrasin (kiri) dan Neomisin (kanan)


Dat e: 7 /1 2 /2 0 1 1

4 .82

4 .5

4 .0

3 .5

3 .0

2 .5
A

2 .0

1 .5

1 .0

0 .5

0 .17
4 00 0.0 3 00 0 2 00 0 1 50 0 1 00 0 4 50 .0
cm-1

Gambar 10. Spektra Membran Alginat yang Mengandung Obat (Bacitracin dan neomisin)

Dari spektra FTIR membran alginat yang pada struktur kimia alginat, Basitrasin dan
mengandung obat (Gambar 10) diketahui Neomisin. Dengan demikian dapat dikatakan
produk yang diuji mempunyai serapan pada bahwa produk akhir berupa membran tersebut
panjang gelombang tertentu, yang menunjuk memiliki kandungan senyawa organik yang

168
Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 161-174

menunjuk pada struktur kimia alginat, memungkinkan udara untuk keluar masuk
Basitrasin dan Neomisin. melalui media tersebut, sehingga apabila
digunakan oleh sebagai produk tekstil
medis misalnya sebagai pembalut luka,
Analisa struktur mikro
maka produk ini dapat berfungsi untuk
meneruskan gas (oksigen, dan lainnya)
Analisa struktur mikro terhadap produk dari udara atau dari luka. Selain itu,
hasil percobaan ini dilakukan dengan apabila ukuran porinya sekitar 1 m,
menggunakan alat Scanning Electron maka membran cukup untuk melindungi
Microscope (SEM) dan hasilnya disajikan luka dari penetrasi bakteri dan sangat
pada Gambar 11. efisien untuk penyerapan cairan [6].
Dari Gambar tersebut terlihat bahwa
membran memiliki pori-pori, sehingga

Dilihat dari atas Dilihat dari samping


Gambar 11. Struktur Mikro Membran (SEM, perbesaran 2500 X)

Hasil Uji Resistensi Terhadap Bakteri bakteri patogen, yaitu E. coli dan S. aureus
Patogen (Gambar 12a). Pemilihan terhadap bakteri
tersebut antara lain adalah karena banyak
Dari penelitian terdahulu diketahui membran terdapat di sekeliling kita dan menyebabkan
alginat bersifat anti bakteri, tapi tidak anti berbagai penyakit, antara lain infeksi pada
jamur dan bukan merupakan antibiotik [9, jaringan kulit [24, 25] dan hasilnya disajikan
22]. Untuk itu dalam upaya memperbaiki pada Gambar 12b.
kualitas produk, maka ditambahkan obat Dari hasil uji resistensi terhadap bakteri
berupa antibiotik yang diharapkan dapat tersebut, diketahui bahwa bakteri tidak
mengobati luka yang terinfeksi, baik oleh dapat tumbuh pada produk tersebut dan
bakteri gran positif maupun negatif. Oleh terlihat adanya daerah zonasi di sekitar
karena itu, untuk mengetahui sifat cakram membran alginat, sehingga dapat
resistensinya terhadap bakteri, maka disimpulkan bahwa membran bersifat anti
dilakukan percobaan dengan menggunakan bakteri.

12a . E. Coli (kiri) dan S. aureus (kanan) 12b. E. Coli (kiri) dan S. aureus (kanan)

Gambar 12. Bakteri Yang Digunakan dan Hasil Uji Resistensi Terhadap Bakteri

169
Membran Alginat Sebagai Pembalut……….( Theresia Mutia dkk)

Uji khasiat Pada Kulit Kelinci Albino menunjukkan peningkatan keparahan dari
Jantan hari pertama sampai ke 3 dan pada hari ke
5 masih menunjukkan infeksi yang ditandai
Kulit manusia dewasa merupakan sekitar dengan adanya pemerahan, pembengkakan
10% dari berat badan normal. Fungsi kulit dan nanah, sedangkan yang ditempeli
adalah sebagai pengatur suhu tubuh, dengan membran yang mengandung obat
mengatur hilangnya air tubuh melalui (Neomisin dan Basitrasin) menunjukkan
keringat, tempat penyimpanan nutrisi untuk pengurangan pemerahan, nanah dan
sementara, tempat sintesis vitamin, dan pengurangan pembengkakan. Pada
fungsi utamanya adalah untuk proteksi. penelitian ini digunakan dua dosis yaitu
Kebijakan lembaga-lembaga seperti FDA dosis rendah dan dosis tinggi [23].
dan EPA di Amerika Serikat, OECD dan Penyembuhan terlihat pada hari ke 5 untuk
EEC di Eropa secara internasional dosis rendah terhadap S. aureus, pada 2
menunjukkan bahwa identifikasi bahan- ekor kelinci sembuh sempurna dan pada 1
bahan kimia yang berbahaya bagi kulit dan ekor kelinci terlihat jaringan parut bekas
perlindungan terhadap masyarakat dari infeksi (kulit belum rata) tetapi tidak ada
pendedahan terhadap bahan-bahan kimia nanah dan tidak ada pemerahan, pada dosis
tersebut menduduki prioritas utama [19]. tinggi.
Infeksi kulit dapat disebabkan oleh bakteri Infeksi S. aureus sembuh pada hari ke 4
gram positif, bakteri gram negatif, jamur dan pada 1 ekor kelinci, sedangkan untuk kulit
virus. Pada infeksi kulit dapat terjadi yang diinfeksi dengan E.coli dengan dosis
pemerahan, pembengkakan dan rendah penyembuhan lebih cepat yaitu hari
terbentuknya nanah. Oleh karena itu pada ke 4 (pada 2 kelinci sebuh sempurna dan
uji antimikroba untuk pengobatan kulit, pada 1 kelinci terlihat jaringan parut bekas
reduksi pemerahan, pembengkakan dan infeksi). Infeksi membaik pada setiap hari
pembentukan nanah dapat digunakan pengamatan dibandingkan bagian kontrol
sebagai parameter kesembuhan infeksi kulit yang tidak diobati pada kelinci yang sama.
[20]. Untuk mengetahui apakah membran Adanya variasi kecepatan kesembuhan
alginat yang mengandung obat dapat dalam satu kelompok dosis yang sama
berfungsi ganda, yaitu sebagai pembalut menunjukkan bahwa pertahanan tubuh
luka primer dan sebagai media setiap kelinci berbeda. Basitrasin aktif
penyampaian obat topikal, maka dilakukan terhadap bakteri gram positif, sedangkan
pengujian terhadap kelinci albino jantan Neomisin lebih efektif untuk bakteri gram
yang terinfeksi oleh bakteri gram positif dan negatif. Sebagai bakteri gram positif dipilih
negatif, yang dilakukan sesuai dengan Staphylococcus aureus dan sebagai bakteri
standar yang berlaku [19,20]. Antibiotik yang gram negative dipilih Escherichia coli,
digunakan sebagai obat yaitu Basitrasin karena kedua bakteri tersebut dapat
(mengganggu sintesis dinding sel bakteri menginfeksi kulit. Kesembuhan
gram positif) dan Neomisin (mengganggu menunjukkan bahwa Neomisin dan
sintesis protein bakteri gram negatif) dan Basitrasin dilepaskan dari membran ke kulit
hasilnya disajikan pada Tabel 3 dan 4. kelinci, berarti membran yang digunakan
berfungsi sebagai pembalut luka primer dan
Dari hasil pengujian diketahui bahwa, kulit
sebagai media penyampaian obat topikal,
kelinci yang diinfeksi dengan suspensi E.
sehingga dapat mempercepat
coli (25% T) sebanyak 0,05 ml dan kelinci
penyembuhan luka.
lain yang diinfeksi dengan 0,1 ml suspensi
S. aureus (25% T) sebanyak 0,1 ml

170
Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 161-174

Tabel 3. Hasil Pengamatan Diameter Rata – Rata Kulit Kelinci


(Disuntik S. aureus 0,1 ml)

Dosis rendah Dosis tinggi


Hari Diameter yang
ke- Diameter Diameter yang Diameter
tidak diobati
yang diobati (cm) tidak diobati (cm) yang diobati (cm)
(cm)
1 0,63 ± 0,15 1,10 ± 0,17 0,93 ± 0,12 1,37 ±0,15
2 0,43 ± 0,12 1,00 ± 0,44 0,87 ± 0,23 1,03 ± 0,15
3 0,37 ± 0,21 1,07 ± 0,81 0,57 ± 0,12 0,87 ± 0,15
4 0,2 ± 0,2 ± 0,4 ± 1,0 ±
5 0,1 ± 0,2 ± 0,2 ± 1,0 ±

Tabel 4. Hasil Pengamatan Diameter Rata – Rata Kulit Kelinci (Disuntik E.coli 0,05 ml)

Dosis rendah Dosis tinggi


Hari
ke- Diameter Diameter yang Diameter Diameter yang
yang diobati (cm) tidak diobati (cm) yang diobati (cm) tidak diobati (cm)
1 1,20 ± 0,17 1,90 ± 0,17 1,23 ± 0,25 1,73 ± 0,25
2 1,00 ± 0,00 1,90 ± 0,17 1,00 ± 0,00 1,83 ± 0,29
3 0,53 ± 0,15 1,43 ± 0,12 0,40 ± 0,17 1,53 ± 0,38
4 0,2 *) 0,87 ± 0,12 0,2 *) 1,03 ± 0,38
5 0 0,37 ± 0,15 0 0,63 ± 0,35

Catatan : *) dua ekor sudah sembuh

Aspek Teknologi, Ekonomis Dan sehingga lebih menghemat waktu dan biaya.
Kemungkinan Diterapkan Di IKM Oleh karenanya hasil penelitian ini
kemungkinan masih berpeluang diterapkan
Dari hasil survei literatur diketahui bahwa oleh IKM.
pada umumnya pembalut luka komersial Sumber daya alam, seperti rumput laut
berbahan baku alginat atau serat hidrogel coklat apabila dikelola dengan baik,
lainnya, berasal dari produk nonwoven atau memungkinkan untuk mensuplai kebutuhan
komposit, seperti terlihat pada Tabel 1. industri pengolah alginat dalam negeri.
Produk tersebut umumnya berasal dari Selanjutnya dengan sedikit setuhan
serat/benang alginat hasil pemintalan basah teknologi dan disertai dengan sarana dan
(Wet Spinning), kemudian diproses menjadi prasarana yang dibutuhkan, maka bahan
produk nonwoven atau komposit secara tersebut dapat diubah menjadi produk yang
fisika (misalnya melalui proses needle mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi,
punch), kimia (dengan menggunakan misalnya untuk keperluan medis, antara lain
perekat) atau fisika-kimia (perekat dan sebagai pembalut luka primer. Adapun
”roller press”). Adapun pada penelitian ini beberapa keuntungan yang mungkin dapat
produk pembalut luka alginat dibuat diperoleh antara lain : Meningkatkan
langsung menjadi suatu lapisan film tipis perekonomi rakyat di daerah asal sumber
(membran), tanpa harus melalui proses bahan baku, terbukanya peluang usaha
fabrikasi serat/benang dan proses lainnya. baru, meningkatnya penggunaan sumber
Jadi prosesnya lebih sederhana dan daya alam yang terbarukan, terciptanya
ekonomis, karena tidak memerlukan diversifikasi produk, tersedianya produk
peralatan lain, seperti Wet Spinning, alat pembalut luka primer produksi dalam negeri
Needle Punch atau Roller Press. Selain itu dengan harga yang lebih terjangkau,
bahan bakunya berupa bubuk alginatpun menghemat devisa negara untuk substitusi
tidak perlu memalui proses pemutihan, pembalut luka impor.

171
Membran Alginat Sebagai Pembalut……….( Theresia Mutia dkk)

Untuk itu perlu diciptakan peluang untuk SARAN


melakukan upaya substitusi pembalut luka
impor dengan produk buatan lokal, misalnya Untuk mengetahui sampai berapa lama
dimulai dari pemerintah; dalam hal ini efektivitas pembalut tersebut sebagai
pemerintah yang bertindak sebagai penentu produk yang bersifat antibiotik dan efeknya
kebijakan, sebagai mitra bagi dunia usaha terhadap penyembuhan luka yang terinfeksi,
dalam menyediakan sarana dan prasarana maka diperlukan pengujian lanjutan. Hal ini
yang diperlukan dan juga sebagai penting, karena untuk menetapkan batas
konsumen produk dalam negeri. kadaluarsa dari produk tersebut, terutama
Adapun pada Tabel A pada Lampiran 1 apabila produk tersebut akan diproduksi dan
dipaparkan kemungkinan prospek dipasarkan.
pembuatan produk tersebut dalam kaitannya
dengan ketersediaan sumber bahan baku Ucapan terima kasih
dan penguasaan teknologi dengan
menggunakan analisa SWOT (Strength,
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
Opportunity, Weakness, Threaten) [26] . Dari
terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Elin Yulinah
Tabel tersebut terlihat peta prediksi
Sukandar dari Sekolah Farmasi ITB dan dan
kekuatan dan kelemahan, peluang dan
Cipta Gilang Kencana dari Fakultas
kemungkinan ancaman yang akan terjadi
Mikrobiologi UNPAD atas bantuannya dalam
dalam upaya merintis pembuatan produk ini.
menyelesaikan penelitian ini.
Namun demikian dengan meminimalkan
kekurangan dan ancaman serta
meningkatkan kekuatan dan peluang DAFTAR PUSTAKA
tersebut di atas, diharapkan kemungkinan
terealisasinya pembuatan produk ini di Edward, J.V., “et.al., “The Future of Modified
Indonesia menjadi cukup besar, sehingga Fibers” , Southern Regional Research
dapat membantu IKM dalam hal Center, New Orleans, 2006.
diversivikasi produk dan menaikkan nilai Norman, N. Li, Advance Membrane
tambahnya. Technology and Application, John
Willey & Sons, New Jersey, 2008.
KESIMPULAN Walker, V., “Proceeding of Medical Textile
Conference”, Bolton institute,
1. Karakteristik membran dipengaruhi oleh U.K.Publishing Co., Cambridge, 1999.
kondisi proses, yaitu semakin besar Qin, Y., “Absorption Characteristic of
konsentrasi alginat, membran yang Alginate Wound Dressings”, Journal
dihasilkan semakin berat, kuat dan tebal, of Applied Polymer Science, Vol . 91,
namun mulurnya berkurang. 2004.
Mury, J.M. , et.al, “Alginate fibers”,
2. Membran alginat mempunyai daya
Biodegradable and Sustainable Fibers,
absorpsi yang tinggi, berpori dan
edited by R.S. Black Burn, Woodhead,
merupakan antibiotik yang berfungsi
Manchester, 2005
sebagai pembalut luka primer dan media
Heenan, A, “ Alginates: an effective primary
penyampaian obat topikal
dressing for exuding wounds”.
3. Membran terbukti mempercepat
Nursing Standard. 22, 7, June 22,
penyembuhan luka dan berhasil
2007
menangani infeksi kulit yang disebabkan
Thomas, A, et.al., “Alginates from Wound
oleh bakteri gram positif dan gram
Dressing Activate Human Macrophages
4. Potensi rumput laut coklat adalah cukup to Secrete Tumor Nectrosis Factor -
besar, dan apabila produk olahannya Alpha, Biomaterials, 2000, 21, 1797 –
dimanfaatkan sebagai produk tekstil medis, 1802
maka selain akan menaikkan nilai Morgan, D., “Wounds – What Should a
tambahnya, diharapkan dapat men- Dressing Formulary Include”, Hosp.
substitusi produk impor. Pharm., 2002, 9, p.261-266.

172
Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 161-174

Theresia Mutia, “Pemanfaatan Rumput Laut Third Edition, John Willey & Sons,
Coklat untuk Tekstil Kesehatan”, New York, 1975
Kegiatan Penelitian Tahun 2009, Qin Y. et. Al. September, Alginate Fibers.
Balai Besar Tekstil, Bandung, 2009. Man made Fiber Year Book , 1996.
Taurino, M., dkk., “Budidaya dan Pengolahan Jawelz, M. A., Mikrobiologi Kedokteran,
Rumput Laut, Edisi Ketiga,Argo Media Edisi 20, EGC, Jakarta, 1995.
Pustaka, Jakarta, 2008. Anonymous, “OECD Guidelines for the
Theresia Mutia, dkk, “Pemanfaatan Rumput Testing of Chemiscals, 404 : Acute
Laut Coklat sebagai Bahan Baku Skin Irritation/Corrosiom”, April, 2002.
Kasa Pembalut Luka (Wound Hayes, A.W., “Principles and Methods of
Dressing)”, Arena Tekstil, Vol. 24. No. Toxicology”, Second Ed., Raven
1, Balai Besar Tekstil, Bandung, Press Ltd., new York, 1989.
Agustus, 2009 Mathur, Atul & Paras Mal Sand, ”Textile Print
Theresia, dkk. “Penggunaan Membran Paste Thickener from Polysacharida”,
Alginat Sebagai Produk Tekstil Medis Scince Tech. Entrepreneur, Rajasthan,
Pembalut Luka Primer Pada Kelinci June, 2006.
Albino Jantan”, Arena Tekstil, Vol. 26, Theresia mutia, dkk., “Potensi Anti Mikroba
No. 2, Balai Besar Tekstil, Bandung, Membran Alginat Sebagai Produk
2011. Alternatif Tekstil Medis Pembalut
Bangun, Hakim, et.al., “Pembuatan Membran Luka”, Balai Besar Tekstil, Bandung,
Alginat Sebagai System Penyampaian 2009.
Obat Topikal Baru : Povidon Iodium Anonimous, Informasi Specialite Obat
Sebagai Model Obat”, Media Farmasi, Indonesia, Penerbit Ikatan Sarjana
10 (2), 2002, (174 -182) Farmasi Indonesia, 2008.
Bangun, Hakim, et.al., “Pembuatan Anonymous. Bakteri.
Membran Alginat Sebagai System http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri,
Penyampaian Obat Topikal Baru : diakses 27/08/09
Asam Salisilat Sebagai Model Obat”, Schlegel, Hans.G., „„Mikrobiologi Umum„„,
Dep.Farmakologi USU, Medan, 4 Edisi Keenam, Diterjemahkan oleh
Maret, 2005 Tedjo Baskoro, Gadjah Mada
Winarno, F.G., Teknologi Pengolahan University Press. , Yogyakarta, 1994.
Rumput Laut. Pusbang tepa/FTDC Soerjono, dkk, ”Pemecahan Masalah Dan
IPB, Bogor, 1985 Pengambilan Keputusan”, Bahan Ajar
Silverstein, R.M., et. al., Spectrometric Diklat Pim IV, LAN RI, 2004
Identification of Organic Compound,

173
Membran Alginat Sebagai Pembalut……….( Theresia Mutia dkk)

Lampiran 1
Tabel A. Analisa SWOT Untuk Pembuatan Membran Alginat

No. Keterangan
Strength Opportunity Weakness Threaten
(kekuatan) (kesempatan) (kelemahan) (Ancaman)

1. Bahan baku tersedia Meningkatkan kualitas - Sarana dan prasarana (Modal Produk impor
dalam jumlah yang SDA yang tersedia Kerja) belum tersedia dengan kualitas
cukup - Tingginya biaya inventasi dan tinggi (sampai
(melimpah bunga Bank yang berskala
disepanjang pantai) - Adanya ”hidden cost” nano)
2. Merupakan sumber Dapat meningkatkan SNI untuk pembalut luka Pasar dikuasai
daya alam yang ekonomi kerakyatan berbahan dasar alginat, belum oleh pedagang
terbarukan tersedia tertentu
3. Umur tanaman 1 -3 Peneliti dapat - Belum optimalnya Konsumen yang
bulan dapat dipanen mengaplikasikan hasil pembudidayaan rumput laut lebih menyukai
penelitiannya - SDM pengelola rumput laut produk impor
masih rendah
4 Harganya relatif Adanya koordinasi Belum optimalnya informasi Kualitas rumput
murah antara produsen kepada para petani rumput laut laut yang
alginat, petani rumput dan produsen alginat mengenai heterogen
laut dan peneliti prospek ini (rendemennya
variatif)
5. Sudah ada industri Dapat mensubstitusi Belum optimalnya koordinasi Ketergantungan
penghasil alginat produk impor diantara pengepul rumput laut pada kondisi dan
cuaca alam
6. Teknologinya Mengurangi cadangan Belum optimalnya pelatihan Adanya cemaran
sederhana devisa negara dalam hal pembudidayaan industri yang
(untuk produk tenun rumput laut coklat dan berpengaruh
dan nirtenun pengelolaan paska panen terhadap
produktivitas budi
daya rumput laut
7. SDM yang memadai Harga produk relatif Rendahnya bidang pemasaran Belum adanya
lebih murah hasil-hasil produksi SDA standar harga
untuk rumput laut
dan produk
olahannya
(alginat)
8. Riset dan literatur Memenuhi Konsumen pembalut luka yang Biaya-biaya tak
tersedia kebutuhan/konsumsi Memilih menggunakan produk terduga (hidden
dalam negeri akan impor cost)
produk tersebut

174

Anda mungkin juga menyukai