PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
ABDURRAHMAN HAKIM
13.01.1.223
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di antara limbah tersebut ada yang mudah terurai yaitu sampah organik
dan ada pula yang tidak dapat terurai. Limbah rumah tangga ada juga yang
memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa obat, baterai bekas, air aki. Limbah -
limbah tersebut tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3). Tinja, air cucian,
limbah kamar mandi dapat mengandung bibit - bibit penyakit atau pencemar
biologis (seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya) yang akan mengikuti aliran
air.
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Masyarakat
Memberi sumbangan dan bahan dalam kajian ilmiah serta sebagai bahan
informasi bagi mahasiswa STIKes yang akan menulis atau meneliti ilmu
kesehatan masyarakat yang akan dating.
Dapat menjadi bahan informasi bagi instasi terkait dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang di optimal di Kota Pekanbaru.
G. Penelitian Sejenis
Penelitian Sejenis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Pencemaran Lingkungan
2. Pencemaran Tanah
Gejala pencemaran tanah dapat diketahui dari tanah yang tidak dapat
digunakan untuk keperluan fisik manusia. Tanah yang tidak dapat digunakan,
misalnya tidak dapat ditanami tumbuhan, tandus dan kurang mengandung air
tanah. Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah antara lain
pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme,
seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap
ke tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke
dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.
3. Pencemaran Air
Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna, bau, serta adanya
kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya. Bahan polutan yang dapat
menyebabkan polusi air antara lain limbah pabrik, detergen, pestisida, minyak,
dan bahan organik yang berupa sisa-sisa organisme yang mengalami pembusukan.
4. Pencemaran Udara
1. Oksida karbon (CO dan CO2) dapat mengganggu pernapasan, tekanan darah,
saraf, dan mengikat Hb sehingga sel kekurangan O2.
2. Oksida sulfur (SO2 dan SO3) dapat merusak selaput lendir hidung dan
tenggorokan.
3. Oksida nitrogen (NO dan NO2) dapat menimbulkan kanker.
4. Hidrokarbon (CH4 dan C4H10), menyebabkan kerusakan saraf pusat.
5. Ozon (O3) menyebabkan bronkithis dan dapat mengoksidasi lipida.
c. Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah
yang kurang produktif.
d. Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke
udara bebas. Pembersihan dapat menggunakan alat tertentu, misalnya cottrell
yang berfungsi untuk menyerap debu. Meningkatnya kadar karbon dioksida di
atmosfer juga dapat membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup yang
ada di bumi ini. Konsentrasi karbon dioksida yang berasal dari sisa
pembakaran, asap kendaraan, dan asap pabrik dapat menimbulkan efek rumah
kaca (green house effect).
1. Parameter Fisik
Meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan, dan
radioaktivitas.
2. Parameter Kimia
Digunakan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan
logam berat.
a. Pengukuran pH air
Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan
pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari
6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik organik biasanya
menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Kapur menyebabkan kondisi
air menjadi lebih alkali (basa). Jadi, perubahan pH air tergantung kepada
bahan pencemarnya.
b. Pengukuran Kadar CO2
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar CO2 terlarut sangat
dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup dalam
air. Semakin banyak organisme di dalam air, semakin tinggi kadar karbon
dioksida terlarut (kecuali jika di dalam air terdapat tumbuhan air yang
berfotosintesis). Kadar gas CO dapat diukur dengan cara titrimetri.
c. Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut
Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 – 7 ppm (part per
million atau satu per sejuta; 1 ml oksigen yang larut dalam 1 liter air
dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm).
Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
1. Proses oksidasi (pembokaran) bahan-bahan organik.
2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan bakteri anaerob dari dasar
perairan.
3. Proses pernapasan organisme yang hidup di dalam air, terutama pada
malam hari.
3. Parameter Biologi
a. Limbah Organik
Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala
limbah yang mengandung unsur Karbon (C), sehingga meliputi limbah dari
mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja (feaces)
mengandung mikroba patogen, air seni (urine) umumnya mengandung
Nitrogen dan fosfor) sisa makanan (sisa-sisa sayuran, wortel, kol, bayam,
salada dan lain-lain) kertas, kardus, karton, air cucian, minyak goreng bekas
dan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi,
misalnya: sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3)
yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah
kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis
seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya. Namun secara teknis sebagian
orang mendefinisikan limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal dari
mahluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya bahan-bahan organik
alami namun sulit membusuk atau terurai, seperti kertas, dan bahan organik
sintetik (buatan) yang sulit membusuk atau terurai.
b. Limbah Anorganik
Berdasarkan pengertian secara kimawi, limbah yang tidak mengandung
unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas dan
almunium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca dan pupuk
anorganik (misalnya yang mengandung unsure nitrogen dan fospor). Limbah-
limbah ini tidak memiliki unsur karbon sehingga tidak dapat di urai oleh mikro
organisme. Seperti halnya limbah organik, pengertian limbah organik yang
sering diterapkan dilapangan umumnya limbah anorganik dalam bentuk padat
(sampah) agak sedikit berbeda dengan pengertian diatas secara teknis limbah
anorganik di definisikan sebagai limbah yang tidak dapat atau sulit terurai atau
busuk secara alami oleh miro organism pengurai. Dalam hal ini bahan organic
seperti plastic, karet, kertas, juga dikelompokan sebagai limbah anorganik.
Bahan-bahan tersebut sulit terurai oleh mikroorganisme sebab unsur karbonnya
membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang.
1. Sampah Organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah
berupa bahan-bahan organic yang mudah busuk.
3. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil
pembakaran.
4. Sampah bangkai binatang (bead animal), yaitu semua limbah yang berupa
bangkai binatang.
5. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang
berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan.
6. Sampah industry (industry waste), yaitu sebuah limbah padat buangan industri.
Air tidak dapat di gunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, air yang
sudah tercemar dan ke mudian tidak dapat di gunakan lagi sebagai penunjang
kehidupan manusia, akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan
memakan waktu lama untuk memulihkannya, padahal air yang di butuhkan untuk
keperluan rumah tangga sangat banyak.
Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri, kalau air sudah
tercemari air tersebut tidak bisa di gunakan untuk keperluan industri usaha untuk
meningkatkan kehidupan manusia tidak akan tercapai. Air tidak dapat di gunakan
untuk keperluan pertanian, karna airnya sudah tercemar maka tidak bisa
digunakan lagi sebagai irigasi, untuk pengairan di persawahan dan kolam
perikanan, karena adanya senyawa anorganik yang mengakibatkan perubahan
drastis pada pH air.
2. Mendaur ulang sampah yang masih bisa dipergunakan menjadi sesuatu yang
lebih bermanfaat.
3. Permukaan parit ditutup agar bau dari air tidak tercemar keudara.
4. Menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan.
7. Kurangi belanja.
d. Pemisahan
Yaitu dengan cara pengambilan bahan tertentu kemudian diperoses lagi
sehingga mempunyai nilai ekonomis.
Rumah Tangga
Gambar 2.1
Kerangka Teori
C. Kerangka Berfikir
1. Pencemaran Tanah
1. Pencemaran Lingkungan
2. Pencemaran Air
2. Dampak Pencemaran Limbah
3. Pencemaran Udara Pencemaran
Rumah Tangga
4. Dampak Limbah Rumah
3. Mengatasi/Mencegah
Pencemaran Tangga
Pencemaran Limbah Rumah
Limbah Rumah
Tangga
Tangga
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Subjek Penelitian
1. Variabel Penelitian
2. Definisi Istilah
Tabel 3.1
Daftar Istilah
E. Instrumen Penelitian
F. Pengolahan Data
1. Triangulasi Sumber
Dilakukan dengan cara membandingkan wawancara dan mengechek kembali
informasi yang diperoleh melalui narasumber yang berbeda-beda yaitu Satu (1)
Ibu rumah tangga di Perumahan Karya Pesona Mandiri, dan lima (5) orang
mahasiswa di Perumahan Karya Pesona Mandiri.
2. Triangulasi Metode
Melakukan perbandingan dengan hasil wawancara yang diperoleh dari
informasi dengan hasil observasi.
3. Triangulasi Teori
Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis
statement.
4. Triangulasi Data
Menggabungkan beberapa sub-tipe atau semua level analisis dengan
menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari situasi yang berbeda.
G. Analisis Data
Tabel 3.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
1 Pembuatan Proposal
2 Ujian Proposal
3 Revisi Proposal
4 Penelitian
5 Konsultasi Hasil Penelitian
6 Ujian skripsi
DAFTAR PUSTAKA