Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH

RUMAH TANGGA DI PERUMAHAN KARYA PESONA MANDIRI


PEKANBARU
TAHUN 2015

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :
ABDURRAHMAN HAKIM
13.01.1.223

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman globalisasi ini persoalan lingkungan hidup disebabkan oleh


berbagai hal. Salah satunya pertumbuhan penduduk, pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi menyebabkan aktifitas ekonomi juga meningkat pesat, kegiatan
ekonomi yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup terutama pada lingkungan rumah tangga. Sehingga struktur dan
fungsi dasar ekosistem menjadi pendukung kehidupan menjadi rusak.
Limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-limbah
industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya. Limbah rumah tangga akan
mencemari selokan, sumur, sungai, dan lingkungan sekitarnya. Semakin besar
populasi manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya. Limbah rumah tangga
dapat berupa padatan (kertas, plastik dll.) maupun cairan (air cucian, minyak
goreng bekas, dll.).

Di antara limbah tersebut ada yang mudah terurai yaitu sampah organik
dan ada pula yang tidak dapat terurai. Limbah rumah tangga ada juga yang
memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa obat, baterai bekas, air aki. Limbah -
limbah tersebut tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3). Tinja, air cucian,
limbah kamar mandi dapat mengandung bibit - bibit penyakit atau pencemar
biologis (seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya) yang akan mengikuti aliran
air.

Saat ini pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah rumah


tangga tersebut sangat sulit untuk diatasi. Hal tersebut tidak dapat kita hindari
lagi, kenyataannya dapat kita lihat pada kehidupan sehari - hari. Gambarannya
dapat kita amati dengan jelas jika diamati secara langsung.
Selain itu pencemaran lingkungan oleh limbah rumah tangga tersebut
dapat terjadi karena tempat pembuangan limbah yang tidak mencukupi kapasitas,
lalu para ibu rumah tangga yang ingin selalu mengikuti perkembangan zaman.
Seperti banyaknya penggunaan bahan - bahan modern, hingga saat ini masih
belum banyak ditemukan bahan - bahan yang ramah lingkungan untuk digunakan
dalam kehidupan sehari - hari.

B. Rumusan Masalah

Pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga di Perumahan


Karya Pesona Mandiri mulai dari tersumbat nya aliran parit yang menyebabkan
terjadinya banjir apabila hujan dan dialiran limbah rumah tangga bisa jadi
berkembang nya bibit penyakit serta dapat tercemar nya air.

Dari uraian tersebut yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini


adalah Bagaimana pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga di
Perumahan Karya Pesona Mandiri ?

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga di Perumahan


Karya Pesona Mandiri tahun 2015 ?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan akibat
limbah rumah tangga di Perumahan Karya Pesona Mandiri tahun 2015 ?
3. Bagaimana cara mengatasi/mencegah pencemaran lingkungan akibat limbah
rumah tangga di Perumahan Karya Pesona Mandiri tahun 2015 ?
D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga di


Perumahan Karya Pesona Mandiri tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga di


Perumahan Karya Pesona Mandiri tahun 2015

a. Diketahui dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan akibat


limbah rumah tangga di Perumahan Karya Pesona Mandiri tahun 2015.

b. Diketahui cara mengatasi/mencegah pencemaran lingkungan akibat limbah


rumah tangga di Perumahan Karya Pesona Mandiri tahun 2015.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memperluas dan mengembangkan kemapuan peneliti menambah pengalaman,


wawasan dalam melakukan penelitian dan nantinya dapat diterapkan untuk
masyarakat. Serta menjadikan sebagai bentuk penerapan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dari Kesehatan Lingkungan, yang didasarkan dari teori yang sudah
dipelajari dan dibangku perkuliahan.

2. Bagi Masyarakat

Menjadikan motivasi bagi masyarakat untuk dapat menjaga kebersihan dan


keindahan lingkungan dengan baik sehingga meningkatnya derajat kesehatan
yang baik di wilayah tersebut.
3. Bagi STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Memberi sumbangan dan bahan dalam kajian ilmiah serta sebagai bahan
informasi bagi mahasiswa STIKes yang akan menulis atau meneliti ilmu
kesehatan masyarakat yang akan dating.

4. Bagi instasi yang terkait

Dapat menjadi bahan informasi bagi instasi terkait dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang di optimal di Kota Pekanbaru.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan ditinjau adalah pencemaran lingkungan


akibat limbah rumah tangga di Perumahan Karya Pesona Mandiri di Kota
Pekanbaru, dan mengetahui seperti apa pencemaran lingkungan akibat limbah
rumah tangga yang telah terjadi, maka dalam penelitian ini hanya akan dilihat 4
(empat) variable yaitu pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga,
bahaya yang ditimbulkan, cara mengatasinya, dan cara mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga.

G. Penelitian Sejenis

Penelitian sejenis yang berkaitan dengan topic penelitian penulis dapat


dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 1.1

Penelitian Sejenis

Keterangan Penelitian sekarang Astri


(2015) (2011)
Topik Analisis pencemaran Analisis pengelolan limbah
Penelitian lingkungan akibat limbah rumah tangga di Perumahan
rumah tangga di Riau Indah Lestari Tahun
Perumahan Karya Pesona 2011
Mandiri Tahun 2015
Desain Kualitatif Kualitatif
Variabel Pencemaran lingkungan Pengelolaan limbah rumah
akibat limbah rumah tangga, akibatnya
tangga, dampak yang
ditimbulkan, cara
mengatasi/mencegah
pencemaran lingkungan
Subjek Tokoh masyarakat Tokoh masyarakat
Tempat Perumahan Karya Pesona Perumahan Riau Indah
Mandiri Lestari
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Pencemaran Lingkungan

Pengertian pencemaran lingkungan menurut menurut UU Pokok


pengelolaan lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi dan komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Pengertian pencemaran lingkungan menurut SK menteri lingkungan


hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau
komponen lain ke dalam air/udara dan berubahnya tatanan (komposisi) air/udara
oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air atau udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat


merubah keadaan keseimbangan pada daur materi baik keadaan struktur maupun
fungsinya sehingga mengganggu keseimbangan. Penjelasan tersebut merupakan
pengertian pencemaran lingkungan ditinjau dari segi ilmu kimia lingkungan.

2. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah masuknya limbah kedalam tanah yang


diakibatkan fungsi tanah turun (menjadi keras dan tidak subur) sehingga tidak
mampu lagi mendukung aktifitas manusia.

Gejala pencemaran tanah dapat diketahui dari tanah yang tidak dapat
digunakan untuk keperluan fisik manusia. Tanah yang tidak dapat digunakan,
misalnya tidak dapat ditanami tumbuhan, tandus dan kurang mengandung air
tanah. Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah antara lain
pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme,
seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap
ke tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke
dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.

Pada saat ini hampir semua pemupukan tanah menggunakan pupuk


buatan atau anorganik. Zat atau unsur hara yang terkandung dalam pupuk
anorganik adalah nitrogen (dalam bentuk nitrat atau urea), fosfor (dalam bentuk
fosfat), dan kalium. Meskipun pupuk anorganik ini sangat menolong untuk
meningkatkan hasil pertanian, tetapi pemakaian dalam jangka panjang tanpa
dikombinasi dengan pupuk organik mengakibatkan dampak yang kurang bagus.

Dampaknya antara lain hilangnya humus dari tanah, tanah menjadi


kompak (padat) dan keras, dan kurang sesuai untuk tumbuhnya tanaman
pertanian. Selain itu, pupuk buatan yang diperjualbelikan umumnya mengandung
unsur hara yang tidak lengkapm terutama unsur-unsur mikro yang sangat
dibutuhkan tumbuhan dan juga pupuk organik mudah larut dan terbawa ke
perairan, misalnya danau atau sungai yang menyebabkan terjadinya eutrofikasi.

Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan


tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah, antara lain


sebagai berikut.

1. Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan


lebih dahulu, misalnya dengan dibakar.
2. Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukan proses daur
ulang, seperti kaca, plastik, kaleng, dan sebagainya.
3. Membuang sampah pada tempatnya.
4. Penggunaan pestisida dengan dosis yang telah ditentukan.
5. Penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman.

3. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuknya limbah kedalam air yang


mengakibatkan fungsi air tidak baik sehingga tidak lagi mampu mendukung
aktifitas manusia dan menyebabkan timbulnya masalah penyediaan air bersih.

Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna, bau, serta adanya
kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya. Bahan polutan yang dapat
menyebabkan polusi air antara lain limbah pabrik, detergen, pestisida, minyak,
dan bahan organik yang berupa sisa-sisa organisme yang mengalami pembusukan.

Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya


kandungan O2 yang terlarut. Ada 2 cara yang digunakan untuk menentukan kadar
oksigen dalam air, yaitu secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand)
dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Makin besar harga BOD makin tinggi
pula tingkat pencemarannya. Polusi air yang berat dapat menyebabkan polutan
meresap ke dalam air tanah yang menjadi sumber air untuk kehidupan sehari-hari
seperti mencuci, mandi, memasak, dan untuk air minum. Air tanah yang sudah
tercemar akan sulit sekali untuk dikembalikan menjadi air bersih. Pengenceran
dan penguraian polutan pada air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir
dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob. Penggunaan pupuk dan
pestisida yang berlebihan merupakan salah satu sumber pencemaran air. Pupuk
dan pestisida yang larut di air akan menyebabkan eutrofikasi yang mengakibatkan
ledakan (blooming) tumbuhan air, misalnya alga dan ganggang. Cara pencegahan
dan penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Cara pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada.


2. Sisa air buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu sebelum dibuang ke sungai.
3. Pembuangan air limbah pabrik tidak boleh melalui daerah pemukiman
penduduk. Hal ini bertujuan untuk menghindari keracunan yang mungkin
terjadi karena penggunaan air sungai oleh penduduk.
4. Setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang baik.

4. Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah masuknya limbah kedalam udara yang


mengakibatkan fungsi udara turun sehingga tidak mampu lagi mendukung
aktifitas manusia.

Adanya pencemaran udara ditunjukkan oleh adanya gangguan pada


makhluk hidup yang berupa kesukaran bernapas, batuk, sakit tenggorokan, mata
pedih, serta daun-daun yang menguning pada tanaman.

Zat-zat lain yang umumnya mencemari lingkungan, antara lain:

1. Oksida karbon (CO dan CO2) dapat mengganggu pernapasan, tekanan darah,
saraf, dan mengikat Hb sehingga sel kekurangan O2.
2. Oksida sulfur (SO2 dan SO3) dapat merusak selaput lendir hidung dan
tenggorokan.
3. Oksida nitrogen (NO dan NO2) dapat menimbulkan kanker.
4. Hidrokarbon (CH4 dan C4H10), menyebabkan kerusakan saraf pusat.
5. Ozon (O3) menyebabkan bronkithis dan dapat mengoksidasi lipida.

Cara pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran udara,


antara lain sebagai berikut.

a. Perlu dibatasi penggunaan bahan bakar yang menghasilkan CO.

b. Menerapkan program penghijauan di kota-kota untuk mengurangi tingkat


pencemaran.

c. Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah
yang kurang produktif.
d. Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke
udara bebas. Pembersihan dapat menggunakan alat tertentu, misalnya cottrell
yang berfungsi untuk menyerap debu. Meningkatnya kadar karbon dioksida di
atmosfer juga dapat membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup yang
ada di bumi ini. Konsentrasi karbon dioksida yang berasal dari sisa
pembakaran, asap kendaraan, dan asap pabrik dapat menimbulkan efek rumah
kaca (green house effect).

Efek rumah kaca dapat mengakibatkan:

1. Adanya pemanasan global yang mengakibatkan naiknya suhu di bumi.


2. Mencairnya es yang ada di kutub, sehingga mengakibatkan naiknya permukaan
air laut.
3. Tenggelamnya daratan (pulau) sebagai akibat dari mencairnya es di kutub.

5. Parameter Pencemaran Lingkungan

Untuk mengukur tingkat pencemaran disuatu tempat digunakan


parameter pencemaran. Parameter pencemaran digunakan sebagai indikator
(petunjuk) terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi.

Paramater Pencemaran, meliputi :

1. Parameter Fisik
Meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan, dan
radioaktivitas.
2. Parameter Kimia
Digunakan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan
logam berat.
a. Pengukuran pH air
Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan
pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari
6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik organik biasanya
menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Kapur menyebabkan kondisi
air menjadi lebih alkali (basa). Jadi, perubahan pH air tergantung kepada
bahan pencemarnya.
b. Pengukuran Kadar CO2
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar CO2 terlarut sangat
dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup dalam
air. Semakin banyak organisme di dalam air, semakin tinggi kadar karbon
dioksida terlarut (kecuali jika di dalam air terdapat tumbuhan air yang
berfotosintesis). Kadar gas CO dapat diukur dengan cara titrimetri.
c. Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut
Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 – 7 ppm (part per
million atau satu per sejuta; 1 ml oksigen yang larut dalam 1 liter air
dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm).
Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
1. Proses oksidasi (pembokaran) bahan-bahan organik.
2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan bakteri anaerob dari dasar
perairan.
3. Proses pernapasan organisme yang hidup di dalam air, terutama pada
malam hari.

Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik


dikenal sebagai parameter biokimia, contohnya adalah pengukuran BOD atau
KOB. Pengukuran BOD Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat,
protein) dapat diuraikan oleh bakteri air. Bakteri memerlukan oksigen untuk
mengoksidasikan zat-zat organik tersebut, akibatnya kadar oksigen terlarut di
air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik yang ada
diperairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan
semakin kecil kadar oksigen terlarut.

Banyaknya oksigen terlarut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasi


bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB / COD) atau
Biological Oksigen Demand, yang biasa disingkat BOD. Angka BOD
ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan oksigen
terlarut setelah air sampel disimpan selama 5 hari pada suhu 200C. Karenanya
BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja.

3. Parameter Biologi

Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang


peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Organisme
yang tahan akan tetap hidup. Siput air dan Planaria merupakan contoh hewan
yang peka pencemaran. Sungai yang mengandung siput air dan planaria
menunjukkan sungai tersebut belum mangalami pencemaran. Sebaliknya
cacing Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan
berkembang baik di lingkungan yang kaya bahan organik, meskipun species
hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaan cacing tersebut dapat
dijadikan indikator adanya pencemaran zat organik. Organisme yang dapat
dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator biologis.

6. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga merupakan limbah yang dihasilkan oleh satu


rumah atau beberapa rumah. Sumber limbah rumah tangga adalah sebagai berikut:

a. Limbah Organik
Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala
limbah yang mengandung unsur Karbon (C), sehingga meliputi limbah dari
mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja (feaces)
mengandung mikroba patogen, air seni (urine) umumnya mengandung
Nitrogen dan fosfor) sisa makanan (sisa-sisa sayuran, wortel, kol, bayam,
salada dan lain-lain) kertas, kardus, karton, air cucian, minyak goreng bekas
dan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi,
misalnya: sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3)
yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah
kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis
seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya. Namun secara teknis sebagian
orang mendefinisikan limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal dari
mahluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya bahan-bahan organik
alami namun sulit membusuk atau terurai, seperti kertas, dan bahan organik
sintetik (buatan) yang sulit membusuk atau terurai.

b. Limbah Anorganik
Berdasarkan pengertian secara kimawi, limbah yang tidak mengandung
unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas dan
almunium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca dan pupuk
anorganik (misalnya yang mengandung unsure nitrogen dan fospor). Limbah-
limbah ini tidak memiliki unsur karbon sehingga tidak dapat di urai oleh mikro
organisme. Seperti halnya limbah organik, pengertian limbah organik yang
sering diterapkan dilapangan umumnya limbah anorganik dalam bentuk padat
(sampah) agak sedikit berbeda dengan pengertian diatas secara teknis limbah
anorganik di definisikan sebagai limbah yang tidak dapat atau sulit terurai atau
busuk secara alami oleh miro organism pengurai. Dalam hal ini bahan organic
seperti plastic, karet, kertas, juga dikelompokan sebagai limbah anorganik.
Bahan-bahan tersebut sulit terurai oleh mikroorganisme sebab unsur karbonnya
membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang.

Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis ada 6


kelompok, yaitu:

1. Sampah Organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah
berupa bahan-bahan organic yang mudah busuk.

2. Sampah Anorganikdan organic tak membusuk (rubbish) yaitu limbah padat


anorganik atau organic cukup kering yang sulit terurai oleh mikro organisme,
sehingga sulit membusuk, misalnya kertas, plastik kaca dan logam.

3. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil
pembakaran.
4. Sampah bangkai binatang (bead animal), yaitu semua limbah yang berupa
bangkai binatang.

5. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang
berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan.

6. Sampah industry (industry waste), yaitu sebuah limbah padat buangan industri.

7. Dampak Limbah Rumah Tangga

Air tidak dapat di gunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, air yang
sudah tercemar dan ke mudian tidak dapat di gunakan lagi sebagai penunjang
kehidupan manusia, akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan
memakan waktu lama untuk memulihkannya, padahal air yang di butuhkan untuk
keperluan rumah tangga sangat banyak.

Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri, kalau air sudah
tercemari air tersebut tidak bisa di gunakan untuk keperluan industri usaha untuk
meningkatkan kehidupan manusia tidak akan tercapai. Air tidak dapat di gunakan
untuk keperluan pertanian, karna airnya sudah tercemar maka tidak bisa
digunakan lagi sebagai irigasi, untuk pengairan di persawahan dan kolam
perikanan, karena adanya senyawa anorganik yang mengakibatkan perubahan
drastis pada pH air.

Dampak dari pembungan limbah padat organik yang berasal dari


kegiatan rumah tangga, limbah padat organik yang didegradasi oleh
mikroorganisme akan menimbulkan bau yang tidak sedap (busuk) akibat
penguraian limbah tersebut menjadi yang lebih kecil yang di sertai dengan
pelepasan gas yang berbau tidak sedap. Limbah organik yang mengandung protein
akan menghasilkan bau yang tidak sedap lagi (lebih busuk) karena protein yang
mengandung gugus amin itu akan terurai menjadi gas ammonia.

Dampak dalam kesehatan yaitu dapat menyebabkan dan menimbulkan


penyakit, potensi bahaya kesehatan yang dapat di timbulkan adalah: penyakit
diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan yang tidak tepat. Penyakit kulit seperti kudis dan kurap.

Dampak pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga


diantaranya:

a. Berkurangnya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian besar


oksigen digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pembusukan sampah.
b. Sampah anorganik ke sungai, dapat berakibat menghalangi cahaya matahari
sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang
menghasilkan oksigen.
c. Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk
jangka waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai
organisme air.
d. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat
pada air sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng
gondok (Eichhornia crassipes).
e. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan
permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya
cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
f. Tumbuhan air (eceng gondok dan ganggang) yang mati membawa akibat
proses pembusukan tumbuhan ini akan menghabiskan persediaan oksigen.
g. Material pembusukan tumbuhan air akan mengendapkan dan menyebabkan
pendangkalan.

8. Peran Ibu Rumah Tangga dalam Mencegah Limbah Rumah Tangga

1. Memisahkan sampah organik dan sampah anorganik setiap kali membuang


sampah.

2. Mendaur ulang sampah yang masih bisa dipergunakan menjadi sesuatu yang
lebih bermanfaat.

3. Permukaan parit ditutup agar bau dari air tidak tercemar keudara.
4. Menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan.

5. Membuat kolam atau bak untuk pengolahan limbah cair.

6. Menanam pohon disekitar rumah.

7. Kurangi belanja.

9. Cara Mengatasi Pencemaran Limbah Rumah Tangga

Cara mengatasi pencemaran limbah rumah tangga yang efektif supaya


tidak merusak pada lingkungan dan menjadikan lingkungan tetap bersih dan
terhindar dari bibit penyakit yakni dengan cara:

a. Dengan cara di daur ulang


Di jual ke pasar loak atau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah-
rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-
apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang.
Dapat juga di jual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak atau
pemulung. Barang-barang yang dapat di jual antara lain kertas-kertas bekas,
Koran bekas, majalah bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang
rusak.

b. Dengan cara pembakaran


Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk di lakukan karena tidak
membutuhkan usaha yang keras. Cara ini bisa di lakukan dengan cara
membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan
minyak tanah lalu di nyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah
mudah dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi
yang cukup kecil, dapat di gunakan sebagai sumber energi baik untuk
pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.
c. Dengan cara pengomposan
Merupakan proses biokimia, yaitu zat organik dalam limbah di pecah,
menghasilkan humas yang bermanfaat untuk memperbaiki strutur tanah.

d. Pemisahan
Yaitu dengan cara pengambilan bahan tertentu kemudian diperoses lagi
sehingga mempunyai nilai ekonomis.

e. Dengan cara pembusukan


Limbah tersebut untuk mendapatkan kompos, pada proses ini, akan ada energi
organik yang terbuang dalam bentuk panas dan gas polusi yang terjadi
mencakup udara, tanah, dan air yang terjadi dari proses pembusuksn bahan
organik, karena aktivitas dari mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi
hewan dan manusia. Pencemaran secara kimia terjadi karena pelapisan ion
negatif dari pembusukan yang membuat gas-gas dan senyawa beracun.
Penumpukan sampah dengan ketebalan-ketebalan tertentu kemudian diurung
dengan tanah yang bisa disebut land fillsystem. Metode ini merupakan cara
yang paling diunggulkan sampai saat ini, sekalipun hanya dapat mengurai bau
dari 40%. Dan masalah ini tidak akan pernah tuntas mengingat bau adalah gas
yang bersifat ringan dan segera mengisi ruangan.
B. Kerangka Teori

1. Pengertian Pencemaran Lingkungan


2. Pencemaran Tanah
3. Pencemaran Air 1. Pencemaran

4. Pencemaran Udara Lingkungan

5. Parameter Pencemaran Lingkungan 2. Dampak Pencemaran


Pencemaran
6. Limbah Rumah Tangga Limbah Rumah
Limbah Rumah
7. Dampak Limbah Rumah Tangga Tangga
Tangga
8. Peran Ibu Rumah Tangga dalam 3. Mengatasi/Mencegah

Mencegah Limbah Rumah Tangga Pencemaran Limbah

9. Cara Mengatasi Pencemaran Limbah Rumah Tangga

Rumah Tangga

Gambar 2.1
Kerangka Teori
C. Kerangka Berfikir

Kerangka Fikir Pencmaran Lingkungan Akibat Limbah rumah Tangga


Di Perumahan Karya Pesona Mandiri Tahun 2015

Input Proses Output

1. Pencemaran Tanah
1. Pencemaran Lingkungan
2. Pencemaran Air
2. Dampak Pencemaran Limbah
3. Pencemaran Udara Pencemaran
Rumah Tangga
4. Dampak Limbah Rumah
3. Mengatasi/Mencegah
Pencemaran Tangga
Pencemaran Limbah Rumah
Limbah Rumah
Tangga
Tangga
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Design Penelitian

Penelitian ini mengunakan metode kualitatif deskriptif dengan observasi


langsung kelapangan dan wawancara mendalam untuk memperoleh informasi
sementara tentang Analisis Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Rumah
Tangga Di Perumahan Karya Pesona Mandiri Tahun 2015 yang dimulai dari
pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga, dampak limbah rumah
tangga, cara mengatasi/mencegah pencemaran limbah rumah tangga.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian dilaksanakan di Perumahan Karya Pesona Mandiri.

2. Waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan bulan November 2015.

C. Subjek Penelitian

Dalam pengambilan subjek/sampel yang menjadi informen dalam


penelitian ini terdiri dari 6 orang, yaitu satu (1) Ibu rumah tangga di Perumahan
Karya Pesona Mandiri, dan lima (5) orang mahasiswa di Perumahan Karya
Pesona Mandiri.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Istilah

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah pencemaran limbah rumah tangga :


a. Pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga
b. Dampak pencemaran limbah rumah tangga
c. Cara mengatasi/mencegah pencemaran limbah rumah tangga

2. Definisi Istilah

Tabel 3.1
Daftar Istilah

Variabel Definisi Istilah Cara Ukuran Alat Ukuran


Parameter Untuk mengukur tingkat Wawancara Daftar
Pencemaran pencemaran disuatu mendalam pertanyaan
tempat
Limbah organik Limbah yang dapat Wawancara Daftar
diuraikan secara mendalam pertanyaan
sempurna oleh proses
biologi
Limbah Limbah yang tidak Wawancara Daftar
anorganik memiliki nilai ekonomi mendalam pertanyaan
dan tidak dapat diolah
atau diubah kembali

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah


pedoman untuk mendapatkan jawaban yang sesuai dengan penelitian ini adalah
pedoman untuk mendapatkan jawaban yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilaksanakan adalah panduan wawancara yang berisikan pertanyaan yang
berhubungan dengan tujuan penelitian dan menggunakan alat bantu seperti
Handphone, alat tulis.
Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan penelitian adalah :

1. Wawancara yang dilakukan pada setiap sampel


2. Observasi

F. Pengolahan Data

Untuk menjaga kevaliditasan data yang telah diambil dari informasi


maka perlu dilakukan triangulasi data yaitu dengan cara :

1. Triangulasi Sumber
Dilakukan dengan cara membandingkan wawancara dan mengechek kembali
informasi yang diperoleh melalui narasumber yang berbeda-beda yaitu Satu (1)
Ibu rumah tangga di Perumahan Karya Pesona Mandiri, dan lima (5) orang
mahasiswa di Perumahan Karya Pesona Mandiri.
2. Triangulasi Metode
Melakukan perbandingan dengan hasil wawancara yang diperoleh dari
informasi dengan hasil observasi.
3. Triangulasi Teori
Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis
statement.
4. Triangulasi Data
Menggabungkan beberapa sub-tipe atau semua level analisis dengan
menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari situasi yang berbeda.
G. Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis isi (content


analisy) untuk mendapat informasi mendalam tentang pencemaran lingkungan
akibat limbah rumah tangga di Perumahan Karya Pesona Mandiri tahun 2015
sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data yang diperoleh dari informasi melalui wawancara


mendalam, observasi dan telaah dokumen.
2. Dari data yang telah terkumpul kemudian dibuat transkip data yaitu mencatat
seluruh data yang diperoleh seperti apa adanya tanpa membuat kesimpulan
tanpa menunggu.
3. Melakukan pemilihan data dengan mengelompokkan data dalam sub topic atau
variable.
H. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan sesuai dengan jadwal berikut :

Tabel 3.2
Jadwal Kegiatan Penelitian

NO Keterangan Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

1 Pembuatan Proposal
2 Ujian Proposal
3 Revisi Proposal
4 Penelitian
5 Konsultasi Hasil Penelitian
6 Ujian skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Supari.1983.Lingkungan Hidup dan kelestariannya.Balai Pustaka:jakarta


Himpunan Peraturan tentang pengendalian pencemaran
air.2004.Kementrian Negara Lingkungan Hidup.

Notoatmodjo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat-Ilmu Seni: Cetakan Pertama.


Jakarta: Rineka Cipta

Sumantri, A. (2010). Kesehatan Lingkungan, (Eds Revisi). Jakarta Kencana


Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai