Anda di halaman 1dari 39

AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL DAUN

SURIAN (Toona sinensis) PADA TIKUS BETINA Sprague Dawley


YANG DIINDUKSI 7,12-DIMETILBENZ(α)ANTRASENA

NINA BIN HATIM

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
ii

ABSTRAK

NINA BIN HATIM. Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Daun Surian (Toona
sinensis) pada Tikus Betina Galur Sprague-Dawley yang Diinduksi 7,12-
Dimetilbenz(α)Antrasena. Dibimbing oleh SYAMSUL FALAH dan POPI ASRI
KURNIATIN.

Daun surian (Toona sinensis) diketahui mengandung senyawa bioaktif yang


berkhasiat sebagai antikanker. Namun belum ada penelitian secara in vivo yang
membuktikan efektivitas antikankernya terhadap penurunan volume kanker
payudara pada tikus yang telah diinduksi kanker. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari aktivitas antikanker ekstrak etanol daun surian pada tikus yang
diinduksi senyawa 7,12-dimetilbenz(α)antrasena (DMBA). Sebanyak 20 ekor
tikus betina dibagi menjadi 5 kelompok (n=4) yaitu normal, kanker (kontrol
negatif), doxorubicin (kontrol positif), ekstrak I, dan ekstrak II. Induksi kanker
dilakukan satu kali dengan menyuntikkan senyawa DMBA dengan dosis 25
mg/Kg BB. Setelah itu, kelompok ekstrak I dan II diberikan ekstrak etanol daun
surian masing-masing 500 mg/Kg BB dan 750 mg/Kg BB secara oral selama 30
hari, sedangkan kelompok doxorubicin diberikan doxorubicin secara intravena
dengan dosis 2 μg/200 g BB seminggu sekali selama 3 minggu. Aktivitas
antikanker ditentukan dengan mengamati penurunan volume kanker payudara
yang dihitung berdasarkan jumlah nodul dan diameter kanker payudara yang
terbentuk. Volume kanker payudara kelompok doxorubicin mengalami penurunan
sebeasar 6.438 cm3. Sementara itu kelompok kanker, ekstrak I, dan ekstrak II
mengalami kenaikan volume kanker payudara yaitu berturut-turut sebesar 25.832
cm3, 25.836 cm3 dan 23.279 cm3. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian
ekstrak etanol daun surian tidak efektif menekan pertumbuhan kanker payudara.
iii

ABSTRACT

NINA BIN HATIM. Anticancer Activity of Surian (Toona sinensis) Leaf Ethanol
Extract in Sprague Dawley Female Rat Induced by 7,12-
Dimetilbenz(α)Antrasena. Under the supervision of SYAMSUL FALAH and
POPI ASRI KURNIATIN.

Surian leaves (Toona sinensis) contain bioactive compounds, which have been
reported as an anticancer agent. However, in vivo study of surian leaves as
anticancer has not been carried out. This research was conducted to investigate
anticancer activity of surian leaves ethanol extract in rats that had been induced
with 7,12-dimetilbenz(α)antrasena (DMBA). Twenty female rats were divided
into 5 groups (n=4), namely normal, cancer, doxorubicin, extract I and II groups.
Cancer induction was carried out once by injecting DMBA via intravena with a
dose of 25 mg/Kg BW. The extract I and II groups were administered orally by
surian leaves ethanol extract at 500 mg/Kg BW and 750 mg/Kg BW for 30 days,
meanwhile doxorubicin group was administered by doxorubicin once a week for 3
weeks at 2 μg/200 g BW via intravena. Anticancer activity was determined by
observing the decrease of tumor volume that was calculated based on number of
nodules and cancer diameter. Cancer volume of doxorubicin group decreased by
6.438 cm3. In the mean time, cancer, extract I, and extract II groups consecutively
increased by 25.832 cm3, 25.836 cm3 and 23.279 cm3 respectively. This results
showed that the extract was not effective in repressing cancer growth.
iv

AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL DAUN


SURIAN(Toona sinensis) PAD A TIKUS BETINA Sprague-Dawley
YANG DIINDUKSI 7,12-DIMETILBENZ(α)ANTRASENA

NINA BIN HATIM


G84080086

Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biokimia

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
v

Judul Skripsi : Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Daun Surian (Toona


sinensis) Pada Tikus Betina galur Sprague-Dawley Yang
Diinduksi 7,12-Dimetilbenz(α)Antrasena
Nama : Nina Bin Hatim
NIM : G84080086

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Syamsul Falah, S.Hut., M.Si Popi Asri Kurniatin,S.Si. Apt., M.Si.
Ketua Anggota

Diketahui

Dr. Ir. I Made Artika, M.App.Sc


Ketua Departemen Biokimia

Tanggal Lulus:
vi

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah


SWT atas segala karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini berjudul Aktivitas Antikanker Ekstrak
Etanol Daun Surian (Toona sinensis) Pada Tikus Betina galur Sprague-Dawley
Yang Diinduksi 7,12-Dimetilbenz(α)Antrasena. Kegiatan penelitian ini dilakukan
dari bulan Februari hingga Juni 2012, bertempat di Laboratorium Penelitian
Biokimia dan Laboratorium Hewan Coba Biokimia, FMIPA, IPB.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian penelitian ini, terutama kepada Dr. Syamsul Falah, S.Hut.,
M.Si selaku ketua pembimbing dan Popi Asri Kurniatin,S.Si. Apt., M.Si selaku
anggota pembimbing dalam memberikan saran, kritik, dan bimbingannya serta
orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi, dan
semangat bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih kepada
Pemda Maluku Tenggara yang membiayai pendidikan penulis selama di IPB dan
Dikti yang telah membiayai penelitian ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih orang-orang tercinta, Ayah,
Mama, ka Ona dan Ari, kepada rekan selama penelitian Aji, Edwin, Isul dan Yoan
atas kerjasama yang diberikan. Selain itu kepada rekan Biokimia 44, 45, 46,
Balsyuk, Brenda, Iciq, Adit, Naso, Udit, Rian, Aros, Dita, Echa, Ulan, teman-
teman Alaska, Yuli, Ipar, Chrisye, Chika, Adnan, Winda, Yaya, Tatut dan Odha
yang telah memberikan bantuan, kritik, dan saran bagi penulis. Semoga penelitian
ini mampu memberikan informasi dan manfaat bagi yang memerlukan.

Bogor, Juni 2012

Nina Bin Hatim


vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tual, Maluku Tenggara pada tanggal 17 September


1989 dari ayah Awat Bin Hatim dan ibu Dici Bugis. Penulis merupakan anak
kedua dari enam bersaudara. Pendidikan penulis dimulai dari SDN Islamic
Village Tangerang dan melanjutkan pendidikan ke Tsanawiyah Negeri Tual.
Penulis lulus tahun 2007 dari SMAN 1 Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara
dan pada tahun 2008 masuk IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD).
Penulis memilih mayor Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Penulis pernah aktif dalam organisasi kemasiswaan. Pada tahun 2010-2011
penulis aktif menjadi staf divisi C-Core Himpunan profesi Community of
Research and Education in Biochemistry (CREBs). Selama perkuliahan, penulis
pernah melaksanakan praktik lapangan di Laboratorium Teknologi Genetika,
Bioteknologi-BPPT dan menulis laporan ilmiah yang berjudul Deteksi GMO
(Genetically Modified Organism) pada Kedelai dan Produk Turunannya
Menggunakan Teknik PCR (Polymerase Chain Reaction).
viii

DAFTAR ISI

Halaman 
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix 
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x 
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 1 
Surian (Toona sinensis Roem) ............................................................................ 1 
Kanker Payudara ................................................................................................. 2 
7,12-Dimethylbenz(α)antrasena sebagai Karsinogen ......................................... 3 
Doxorubicin sebagai Obat Antikanker ................................................................ 4 
Tikus Sprague-Dawley sebagai Hewan Coba ..................................................... 5 
BAHAN DAN METODE ....................................................................................... 5 
Alat dan Bahan .................................................................................................... 5 
Metode ................................................................................................................ 5 
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 7 
Ekstrak Daun Surian ........................................................................................... 7 
Pengaruh Induksi DMBA terhadap Pembentukan Kanker Payudara ................. 7 
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Surian terhadap Perkembangan Kanker
Payudara .............................................................................................................. 9 
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 10 
Simpulan ........................................................................................................... 10 
Saran.................................................................................................................. 10 
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10 
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13 
ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Pohon surian ................................................................................................ 2
2 Metabolit aktif dari DMBA........................................................................... 4
3 Struktur senyawa doxorubicin ...................................................................... 5
4 Pengaruh perlakuan terhadap bobot badan .................................................. 8
5 Pengaruh perlakuan terhadap jumlah nodul kanker payudara .................... 9
6 Pengaruh perlakuan terhadap volume kanker payudara............................... 10
x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Ekstraksi sampel T.sinensis ............................................................................ 14
2 Rancangan percobaan.................................................................................... 15
3 Rendemen ekstrak daun surian ..................................................................... 16
4 Perhitungan dosis doxorubicin ...................................................................... 17
5 Perhitungan dosis DMBA ............................................................................. 18
6 Pengaruh perlakuan terhadap jumlah nodul kanker payudara ...................... 19
7 Pengaruh perlakuan terhadap bobot badan tikus SD..................................... 20
8 Pengaruh perlakuan terhadap diameter kanker payudara pada tikus ............ 23
9 Pengaruh perlakuan terhadap volume kanker payudara pada tikus .............. 27
10 persentase perubahan volume kanker payudara ............................................ 29
PENDAHULUAN alternatif yang mudah dan murah untuk
pengobatan kanker.
Kanker merupakan masalah utama Surian diduga memiliki potensi sebagai
kesehatan tidak hanya di negara maju namun antikanker. Beberapa penelitian menyebutkan
juga di negara berkembang. World Cancer tentang potensi ekstrak tanaman surian
Report melaporkan berdasarkan data The sebagai obat antikanker. Ekstrak daun
International Agency for Research on Cancer tanaman surian mempunyai efek dalam
tahun 2010, menyatakan kanker merupakan pengaturan siklus sel dan apoptosis (Hsu et al.
penyebab kematian nomor satu didunia. Data 2010). Ekstrak daun surian dilaporkan mampu
Organisasi Kesehatan Dunia (Global Cancer menghambat pertumbuhan sel kanker prostat
Statistics, WHO 2010) menunjukkan bahwa dan agen anti-proliferasi dalam sel kanker
tahun 2008 terdapat 24.6 juta penderita melalui pembangkitan spesies oksigen reaktif
kanker, 12.7 juta kasus baru, dan 6.7 juta (ROS) (Chen et al 2009). Penelitian ini
kematian akibat kanker jadi jika diprediksikan bertujuan menentukan dan menguji aktivitas
pada tahun 2030 akan ada 20-26 juta kasus antikanker ekstrak daun surian terhadap tikus
kanker baru dan 13-17 juta kematian akibat betina galur Sprague-Dawley yang diinduksi
kanker. Pada tahun 2011 diperkirakan 7,12-dimetilbenz(α)antrasena. Hipotesis
sebanyak 230480 kasus baru kanker payudara penelitian ini adalah ekstrak daun surian
ganas dan 57650 kanker payudara tidak ganas memiliki aktivitas antikanker. Penelitian ini
terjadi pada perempuan di Amerika Serikat. diharapkan memberi informasi tentang
Selain itu, sebanyak 2140 kasus baru kanker pengaruh ekstrak daun surian terhadap
payudara ganas juga terjadi pada pria. Sekitar aktivitas antikanker.
39520 perempuan di Amerika Serikat pada
tahun 2011 diramalkan meninggal dunia
akibat kanker payudara. Tingkat kematian TINJAUAN PUSTAKA
akibat kanker payudara pada perempuan di
Amerika Serikat lebih tinggi dibandingkan Surian (Toona sinensis Roem)
dengan kanker lainnya di samping kanker Surian (Toona sinensis Roem) merupakan
paru-paru (America Cancer Society 2012). tumbuhan yang tumbuh secara alami di Korea
Kanker dapat menyebabkan banyak gejala Selatan, Korea Utara, India, Myanmar,
yang berbeda, bergantung pada lokasinya dan Malaysia, dan Indonesia. Tanaman ini banyak
karakter dari keganasan dan metastasisnya. dijumpai di hutan-hutan primer maupun
Diagnosis kanker dilakukan dengan sekunder, dan ditemukan di sepanjang sungai,
pemeriksaan makroskopik jaringan yang bukit dan lereng-lereng dengan ketinggian
diperoleh dengan biopsi. Beberapa usaha 1200–2700 m di atas permukaan laut
pengobatan terhadap kanker telah dilakukan (Dharmawati 2002). T. sinensis mempunyai
secara intensif, yaitu dengan pembedahan, nama umum surian, di daerah Jawa dikenal
kemoterapi dan radioterapi, namun belum dengan nama surian sabrang, di daerah Karo
mampu secara efektif menanggulangi kanker. dikenal dengan nama ingul batu, dan di daerah
Meskipun pengobatan dengan cara-cara Sunda dikenal dengan surian beureum atau ki
tersebut cukup menolong penderita kanker beureum (Heyne 1987).
yang terdeteksi dini dan belum mengalami Surian merupakan keluarga tanaman
metastasis (Ganiswara 1995). Kegagalan yang Meliaceae dengan ordo Sapindales. Surian
sering terjadi dalam pengobatan kanker adalah tanaman spermatophyte yang termasuk
utamanya melalui kemoterapi, dikarenakan ke dalam divisi Magnoliophyta (tumbuhan
rendahnya selektifitas anti kanker dan belum berbunga) dan class Magnoliopsida dengan
jelasnya proses karsinogenesis. Kendala lain subclass Rosidae. Pohon surian berukuran
yang dihadapi dalam pengobatan kanker sedang sampai besar, dapat mencapai tinggi
adalah mahalnya biaya pengobatan. 25 m, diameter batangnya dapat mencapai 70
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, cm, kulit batangnya berwarna coklat dengan
penelitian dan pengembangan obat kanker tekstur permukaan yang licin. Daun surian
menjadi sangat penting untuk terus dilakukan. berbentuk oval dengan panjang 10-15 cm.
Upaya penemuan senyawa kemorepresif Musim bunga tanaman ini dua kali dalam
dalam rangka pengobatan kanker, merupakan setahun yaitu sekitar bulan Februari hingga
strategi baru yang menjanjikan. Senyawa Maret dan September hingga Oktober
kemorepresif dapat berupa bahan makanan (Djam’an 2002). Surian menghasilkan bunga
ataupun senyawa kimia baik natural pada musim panas, bunga dijumpai
(fitokimia) atau sintetik. Upaya ini merupakan diujung cabang, berukuran kecil dan
2

Gambar 1 Pohon surian (Ichsan 2011)

berwarna putih atau merah jambu pucat menunjukkan adanya senyawa golongan
(Dharmawati 2002). flavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid yang
Tanaman surian merupakan komoditas penting sebagai antioksidan (Djam’an 2002).
tanaman kayu rakyat yang paling populer di Ekstrak air daun tanaman surian memiliki
Jawa Barat. Surian banyak memiliki kegunaan efek antiproliferasi terhadap sel premyelocytic
mulai dari daun, kayu, akar, kulit, hingga manusia dengan cara menginduksi apoptosis
buahnya. Surian memiliki pertumbuhan yang (Hsu et al. 2010). Suplemen ekstrak daun,
cepat, mudah tumbuh di berbagai tempat juga akar, dan kulit kayu tanaman ini dilaporkan
harga jualnya cukup tinggi untuk mendukung mampu meningkatkan kemampuan
pendapatan petani. Kayunya sangat keras, memahami dan mengingat pada mencit yang
berwarna kemerahan, bernilai tinggi, serta diduga akibat mekanisme pertahanan
memiliki sifat kayu yang baik. Banyak antioksidan (Cheng et al. 2009). Jiang et al.
digunakan untuk pembuatan furnitur atau (2007) juga melaporkan bahwa daun tanaman
perabotan rumah (Djam’an 2002). Secara surian memiliki aktivitas antioksidan yang
empiris, masyarakat di Indonesia telah cukup tinggi dengan pemutusan aktivitas
menggunakan kulit, serbuk akar, dan daunya radikal bebas DPPH dan lipid peroksida.
sebagai obat tradisional (Zuhud et al. 2003).
Beberapa bagian pohon, terutama kulit dan Kanker Payudara
akarnya sering digunakan untuk ramuan obat, Kanker dianggap suatu kelompok penyakit
yaitu diare. Kulit dan buah surian dapat seluler dan genetik karena dimulai dari satu
digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri. sel yang telah mengalami mutasi DNA
Selain itu, petani menggunakan daun surian sebagai komponen dasar gen. Sel-sel yang
beureum untuk menghalau hama serangga mengalami kerusakan genetik tidak peka lagi
tanaman. Pohon surian beureum berperan terhadap mekanisme regulasi siklus sel
sebagai pengusir serangga (repellent) dan sehingga akan terus melakukan proliferasi
dapat digunakan sebagai insektisida (Djam’an tanpa kontrol (Silalahi 2006). Kanker adalah
2002). pertumbuhan sel-sel yang abnormal. Sel-sel
Surian memiliki banyak komponen kanker sangat cepat membelah meskipun
bioaktif yang dapat berperan sebagai ruang dan nutrisi terbatas. Kanker sangat
antioksidan, antikanker, dan antidiabetes. heterogen, yaitu lebih dari 100 jenis kanker
Daun tanaman surian sering digunakan secara telah diketahui saat ini dan dalam setiap organ
tradisional untuk mengobati disentri, terdapat berbagai subtipe kanker. Beberapa
dermatitis, dan enteritis (Hsu et al. 2010). kanker bersifat familial (keturunan),
Komponen fitokimia yang terkandung dari sedangkan lainnya bersifat sporadik (Nowell
hasil ekstrak daun surian diantaranya adalah et al. 2004).
β-karoten, lutein, askorbat, α-tokoferol, dan Kanker payudara merupakan salah satu
komponen fenolik seperti asam galat dan jenis kanker yang paling sering dijumpai pada
metil galat (Cheng et al. 2009). Di Taiwan, wanita. Kemunculannya dapat ditelusuri sejak
Toona sinensis umum digunakan sebagai zaman Yunani kuno melalui pengamatan yang
makanan untuk para vegetarian. Hasil dilakukan Hipocrates atas beberapa jenis
penapisan fitokimia simplisia daun surian kanker. Besarnya jumlah penderita penelitian
3

mendorong intensifnya akan topik ini, penurunan kemampuan pertahanan tubuh,


terutama pada aspek pengobatannya. Ada hingga kematian. Penelitian yang ada terus
beberapa mekanisme umum yang memicu mencoba mencari pengobatan yang efektif
tumbuhnya kanker. Sayangnya, etiologi dengan efek samping yang minimal.
(penyebab penyakit) kanker dalam suatu kasus Pengobatan kemoterapi ditujukan untuk
sulit diketahui secara pasti karena banyaknya menghancurkan sel kanker sehingga ukuran
faktor yang mempengaruhi pembentukkan, kanker mengecil dan kemunculannya setelah
perkembangan, dan tingkat keganasan kanker pengobatan dapat dicegah. Doxorubicin
payudara. Sebanyak 80% kanker yang merupakan salah satu obat kemoterapi yang
menyerang penduduk Amerika Serikat umum digunakan untuk menangani berbagai
disebabkan gaya hidup (minum-minuman jenis kanker. Imunoterapi merupakan upaya
keras, merokok, dan diet) serta bahan penggunaan senyawa tertentu untuk memicu
karsinogen yang terdapat di lingkungan kerusakan sel kanker oleh sistem pertahanan
(Dimarcio 1994). Beberapa faktor yang tubuh. Herceptin (trastuzumab) merupakan
berperan diantaranya adalah keberadaan gen obat imunoterapi yang banyak digunakan
p53, gen BRCA1 dan gen BRCA2 (Hahn & dengan target spesifik, yakni memblokade
Payne 2003). Faktor lain yang berperan dalam protein Her2/neu (Lewis 2003). Protein
memicu kanker payudara adalah keberadaan Her2/neu merupakan reseptor yang berfungsi
hormon estrogen yang abnormal, onkogen mendorong pembelahan sel. Terapi hormonal
(gen pemicu pembelahan sel secara berlebih), merupakan jenis terapi yang digunakan untuk
hilangnya gen supresor untuk tumor, dan pasien dengan kanker payudara jenis estrogen
keberadaan bahan karsinogen (Warren et al. positive receptor (ER+).
2002). Penuaan, riwayat keluarga penderita
kanker payudara, kehamilan pada usia lebih 7,12-Dimethylbenz(α)antrasena Sebagai
dari 35 tahun, menstruasi dini atau menopause Karsinogen
yang terlambat, konsumsi lemak jenuh, dan 7,12–dimethylbenz(α)antrhacene (DMBA)
penumpukan lemak berlebih (di paha serta merupakan senyawa prokarsinogen dengan
pinggul) juga merupakan faktor penanda rumus empiris C20H16 dan memiliki berat
resiko penyakit ini (Hahn & Payne 2003). molekul 256.34 g/mol. DMBA berbentuk
Keberadaan kanker payudara ditandai padat, berwarna kuning kehijau-hijauan.
dengan adanya benjolan, perubahan ukuran, Struktur kimia DMBA adalah 4 macam
kulit yang kemerahan, keberadaan areola cincin aromatik yang berikatan khas struktur
(lingkaran hitam di sekitar puting susu), ruam, polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH)
pengencangan atau pelonggaran payudara, dengan tiga cincin aromatik dan 2 subtituen
perbedaan ukuran kedua payudara, dan rasa metil. (Sigma-Aldrich 2007).
sakit di daerah payudara (Tjidarbumi 2002). DMBA merupakan senyawa karsinogen
Deteksi penyakit ini dapat dilakukan melalui spesifik untuk eksperimental kanker payudara
pemeriksaan mandiri payudara, pemeriksaan dan kanker kulit pada hewan percobaan, tetapi
fisik oleh dokter, mamografi, rotgen, MRI bukan merupakan karsinogen direct. Aktivitas
(magnetic resonance imaging), biopsi, karsinogenik dari DMBA terjadi melalui
pencitraan inframerah digital (PID), aktivasi metabolisme (biotransformasi) untuk
pemeriksaan darah, pencitraan PET (Positron menghasilkan karsinogenesis (Gambar 2).
Electron Transmission), dan pemeriksaan Jalur metabolisme DMBA melalui aktivasi
genetik (Hahn & Payne 2003). Kanker enzim sitokrom P450 membentuk proximate
payudara berdasarkan rekomendasi Komisi carcinogen dan ultimate carcinogen
Gabungan Amerika dapat dibagi menjadi (Dandekar et al 1986).
empat stadium mulai dari stadium satu (yang Sitokrom P-450 dan microsomal epoxide
paling ringan) hingga empat. Klasifikasi hydrolase (mEH) memetabolisme DMBA
didasarkan atas diameter kanker, metastasis, menjadi dua metabolit yaitu metabolit
kondisi kulit, dan banyaknya nodul kanker elektrofilik dan metabolit yang mampu
(Tjidarbumi 2002). membentuk DNA adduct (DNA yang
Pengobatan kanker dapat dibagi menjadi berikatan dengan senyawa karsinogenik).
tiga, yakni terapi radiasi, operasi, dan terapi sitokrom P-450 CYP1B1 mengoksidasi
adjuvan (pendamping). Terapi adjuvan dapat DMBA menjadi 3,4-epoxides yang diikuti
dibagi menjadi terapi hormonal, kemoterapi, dengan hidrolisis epoxides oleh mEH
dan imunoterapi (Hahn & Payne 2003). Efek membentuk metabolit proximate carcinogenic
samping pengobatan kanker beragam, mulai dan DMBA-3,4-diol. Metabolit ini nantinya
dari kerontokan rambut, pusing, mual, dioksidasi oleh CYP1A1 atau CYP1B1
4

Gambar 2 Metabolit aktif dari DMBA. (Smith et al 2000)

menjadi metabolit ultimate carcinogenic pembentukan radikal bebas semiquinon dan


(DMBA-3,4-diol-1,2 epoxide). radikal bebas oksigen melalui proses yang
Seperti yang terlihat pada Gambar 2, tergantung besi dan proses reduktif yang
metabolit aktif dari DMBA adalah DMBA- diperantarai enzim (Bruton et al 2005).
3,4-diol-1,2 epoxides yang mampu Doxorubicin dapat berinterkalasi dengan
membentuk DNA adduct. Metabolit DMBA DNA, secara langsung akan mempengaruhi
yang membentuk DNA adduct menentukan transkripsi dan replikasi. Doxorubicin mampu
mutasi dalam gen dan mampu mengendalikan membentuk komplek tripartit dengan
siklus sel, sehingga mendorong pembelahan topoisomerase II dan DNA. Topoisomerase II
sel kanker. Senyawa epoxide tersebut nantinya adalah suatu enzim yang bekerja mengikat
akan berikatan secara kovalen dengan gugus DNA dan menyebabkan utas gandanya
amino eksosiklik deoksiadenosin (dA) atau berpisah pada ujung 3′fosfat sehingga
deoksiguanosin (dG) pada DNA. Interaksi ini memungkinkan penukaran utas dan pelurusan
(DNA adduct) dapat menginduksi mutasi pada DNA superkoil. Pelurusan utas ini diikuti
gen-gen penting sehingga menyebabkan iniasi dengan penyambungan utas DNA oleh
kanker (Hakkak et al 2005) Kemampuan topoisomerase II. Topoisomerase ini sangat
metabolit DMBA yang merupakan ultimate penting fungsinya dalam replikasi dan
carcinogen berikatan dengan DNA salah perbaikan DNA. Pembentukan kompleks
satunya menyebabkan mutasi somatik dari tripartit tersebut akan menghambat
onkogen Harvey Ras-1 pada kodon 61 kanker penyambungan kembali utas DNA,
payudara dan kanker kulit (Dandekar et al menyebabkan penghambatan daur sel terhenti
1986). di fase G1 dan G2 serta memacu terjadinya
apoptosis (Gewirtz 1999). Adanya gangguan
Doxorubicin Sebagai Obat Antikanker pada sistem perbaikan utas ganda DNA akan
Doxorubicin yang memiliki nama dagang memicu kerusakan sel. Doxorubicin memiliki
Adriamycin merupakan antibiotik golongan gugus quinon yang mampu menghasilkan
antrasiklin yang banyak digunakan untuk radikal bebas baik pada sel normal maupun sel
terapi berbagai macam jenis kanker seperti kanker (Gewirtz 1999).
leukemia akut, kanker payudara, kanker Ada beberapa dosis yang digunakan dalam
tulang dan ovarium (Childs et al 2002). pengobatan. Dosis itu antara lain pemberian
Molekul penyusun obat ini mulanya infus 60 mg/m² selama 48-96 jam, pengobatan
diekstraksi dari Streptomyces peucetius galur 5-15 mg/m² per minggu dengan total kurang
caesius. Obat ini digunakan lewat pemberian dari 20 mg, dan terapi tiga minggu dengan
secara suntikan intra vena. Struktur dosis 20 mg/m² per minggu. Dosis yang
doxorubicin dapat dilihat pada Gambar 3. digunakan dalam penelitian adalah 20 mg/m²
Berbagai penelitian mengenai mekanisme per minggu untuk pemberian selama tiga
kerja doxorubicin telah dilakukan. Antibiotik minggu. Berdasarkan petunjuk pemakaian
antrasiklin seperti doxorubicin memiliki obat, efek samping penggunaan obat antara
mekanisme aksi sitotoksik melalui empat lain mual, muntah, alopecia (kerontokan
mekanisme yaitu penghambatan rambut), gangguan irama jantung, dan
topoisomerase II, interkalasi DNA sehingga neutropenia (penurunan jumlah sel darah
mengakibatkan penghambatan replikasi DNA putih). Akumulasi obat antara 500 hingga 550
dan RNA, pengikatan membran sel yang mg/m² meningkatkan resiko gangguan hati,
menyebabkan aliran dan transport ion, dan gagal jantung dan kematian.
5

bergantung pada suplai paakan tikus kommersial


sebesar 5 g/ 100
1 g BB/harri dan pemberrian air
secara ad libitum
l (bebaas), sekitar 10-12
mL/100 g BB/hari.
B Konndisi ideal ru
uangan
untuk pemeliiharaan tikus ini adalah suhhu 20-
22 C denggan perlakuann 12 jam siklus
gelap/terang.

BAH
HAN DAN M
METODE

Gambar 3 Struktur sennyawa doxorubbicin Alat dan Baahan


(Smith et al 2000) Bahan yaang digunakaan dalam pen nelitian
ini adalah 20 2 ekor tikuss putih betinaa galur
Tikus Spprague-Dawleey Sebagai Heewan Sprague Daw wley umur 277 hari, ekstrak k daun
Cobaa surian, dim metilbenz(α)anntrasena (DM MBA),
Hewan coba meruppakan hewann yang etanol 700 %, laarutan CMMC-Na
dikembangbbiakkan untukk digunakan sebagai (carboxymethhylcellulose natrium) 0.5%,
hewan uji coba.
c Tikus seering digunakan pada Doxorubicin, pakan tikus, minyak jaagung,
berbagai macam
m penelittian medis. Hal ini aquades, air minum
m isi ulaang, label, alaat tulis,
dikarenakann tikus meemiliki karakkteristik peralatan beddah, dan kertass saring Whatm mann.
genetik yanng unik, mudaah berkembanng biak, Alat-alat yang ddigunakan adalah
murah sertaa mudah untuuk mendapattkannya. rotavapor, syyringe 1 mL dan 3 mL, vortex, v
Tikus meruupakan hewaan yang melakukan spatula, timbbangan hewaan, neraca an nalitik,
aktivitasnyaa pada malam m hari (noccturnal). magnetic stirrrer, masker (ssekali pakai), sarung
Tikus meemiliki berbbagai galur yang tangan karet (sekali pakaai), wadah silinder
merupakan hasil
h pembiakkan sesama jeenis atau plastik, jangkka sorong, allat-alat gelas,,tissue,
persilangan.. Galur yangg sering diggunakan oven, dan perralatan bedah.
untuk penellitian adalah galur Wistarr, Long-
Metodee
Evans dann Sprague-D Dawley (SD)) (Ace
Ekstraksi Daaun Surian (B BPOM 2004)
Animal 2007).
Penyiapann sampel dilakukan dengan d
Tikus paada penelitiann ini diklasifiikasikan
memaserasi serbuk
s daun suurian kering dengan
d
sebagai kinngdom Animaalia, filum Chhordata,
etanol 70% dengan perbandingan 1:10.
kelas Mam malia, ordo Rodentia, famili
Maserasi terssebut dilakukkan selama 24 2 jam
Muridae, suub-Famili Muurinae, Genuss Rattus
sambil seseekali diadukk. Maserat yang
Spesies Rattus norveegicus, Galuur/Strain
diperoleh diipisahkan meenggunakan kertas
Sprague Daawley (Myress & Armitagee 2004).
saring. Maserat selanjjutnya dipek katkan
Kelebihannyya terletak pada ketenanggan dan
menggunakann rotary eevaporator sampai s
kemudahan penanganan.. Tikus betinna pada
diperoleh sammpel yang berbbentuk serbuk k.
usia 53-65 hari memilikki berat pada kisaran
Penyiapan Sampel Uji
150-199 g (L Lenoir et al. 2005).
2
Ekstrak serbuk daun surian dilaarutkan
Tikus SDS merupakaan jenis tikuus yang
dalam CMC-Na 0.5% sebelum digunakan.
umum digunnakan dalam penelitian mengenai
m
Campuran ekkstrak dikocokk apabila sudah h lama
toksikologi, reproduksi,, farmakologgi, dan
didiamkan, karena
k kecenderungannya untuk
analisis perrilaku (Ace Animal
A 2007)). Tikus
mengendap.
dengan nam ma latin Raattus norvegiicus ini
Pengkondisiaan Hewan Cooba
merupakan hasil persilanngan yang dilakukan
Semua tikus
t SD m mengalami ad daptasi
Harlan Inddustries Inc. terhadap tikuus yang
dalam kandanng percobaan selama dua minggu
m
berlainan sttrain sehinggaa menghasilkaan tikus
untuk menyerragamkan caraa hidup, makaan, dan
albino. K
Kelebihannya terletak pada
kondisi kanddang percobbaan. Semua tikus
ketenangan dan kemuudahan penaanganan.
diberikan pakkan komersiaal dan air secara ad
Dalam pennelitian karsinnogesis, umuur tikus
libitum. Alaas tikus beraasal serbuk gergaji
g
yang digunnakan antara 50-60 hari. Hal ini
kasar dan dillakukan pengggantian semin nggu 2
dikarenakann pada umurr tersebut, peengaruh
kali. Pencahaayaan mengguunakan cahayaa alami
bahan karrsinogen terrhadap difeerensiasi
(dari jendela)) dengan suhu ruang.
kelenjar payyudara palingg optimal (R Russo &
Pengelompok kkan Hewan Coba
Russo 20033). Tikus gaalur SD ini hanya
Tikus bettina sehat sejuumlah 20 ekorr acak
6

5 kelompok. Setiap kelompok berisi 4 ekor Penimbangan dan pemberian DMBA


tikus. Kelompok perlakuan tersebut adalah dilakukan secara hati-hati. Personel yang
tikus kelompok perlakuan normal, kontrol berada di ruangan timbang dan kandang harus
negatif, kontrol positif, dosis 1 dan dosis 2. menggunakan alas kaki tertutup, sarung
Uji Aktivitas Anti Kanker tangan, jas lab tangan panjang, dan kacamata
Tikus kelompok normal. Kelompok untuk mencegah kontak antara karsinogen
normal adalah kelompok tikus yang tidak dengan kulit. Alat-alat yang dipakai berulang
diberikan DMBA, tidak diberi doxorubicin, direndam dalam larutan detoxifier selama satu
dan tidak diberikan ekstrak daun surian. Tikus  hari kemudian dicuci menggunakan sabun.
pada kelompok ini diberi pakan standar dan Meja dan daerah lain tempat melakukan
air secara ad libitum selama masa penelitian. kegiatan pembuatan DMBA disemprot dengan
Tikus kelompok kontrol negatif. detoxifier, lalu alkohol dan dilap hingga
Kelompok kontrol negatif merupakan bersih. Detoxifier dibuat dengan melarutkan
kelompok perlakuan dimana tikus diinduksi 2% Na2S2O3 dalam bufer fosfat pH 8.0. Bufer
dengan DMBA. Tikus tidak diberikan fosfat didapat lewat pencampuran 16.73 g
doxorubicin maupun ekstrak daun surian. K2HPO4 dan 0.523 g KH2PO4 dalam air
Tikus diberikan pakan standar dan air secara hingga tepat 1 L.
ad libitum.
Tikus kelompok kontrol positif. Palpasi Kanker dan Penimbangan Tikus
Kelompok kontrol positif merupakan kontrol Setiap tikus (secara bergantian)
pembanding dimana tikus diinduksi dengan mengalami palpasi, yakni proses perabaan
DMBA dan diberi obat kanker, yakni yang dilakukan dengan menggunakan jari
doxorubicin dengan dosis 10 µg/Kg BB per pada sepanjang bagian dada. Hal ini dilakukan
setiap kali penyuntikan secara intra vena untuk mengetahui keberadaan benjolan yang
melalui pembuluh darah ekor (Lampiran 4). menjadi indikasi adanya kanker payudara.
Doxorubicin diberikan 3 kali, yakni pada hari Identifikasi harus dilakukan dengan hati-hati
ke- 2, ke-9, dan ke-16 (terhitung semenjak untuk membedakan kanker payudara dengan
kanker payudara pertama kali terdeteksi). tonjolan tertentu yang memang merupakan
Tikus kelompok dosis. Kelompok dosis bentuk alami morfologi tubuh tikus. Hal ini
adalah kelompok tikus yang diinduksi dengan memerlukan pengetahuan morfologi tikus
DMBA dan selanjutnya diberi perlakuan yang cukup baik. Perabaan dikerjakan dengan
berupa pemberian secara oral ekstrak daun memakai sarung tangan karet untuk menjaga
surian. Setiap tikus dalam kelompok ini keselamatan. Pekerjaan kemudian dilanjutkan
diberikan pakan standar dan air secara ad dengan menimbang bobot badan tikus
libitum, namun tidak diberikan doxorubicin. menggunakan timbangan hewan. Kedua
Kelompok dosis 1 diberi ekstrak daun surian proses ini dilakukan secara teratur setiap
dengan dosis 500 mg/ Kg BB/ hari dan Senin dan Kamis untuk semua tikus. Palpasi
kelompok dosis 2 diberi ekstrak daun surian tambahan bagi semua tikus dilakukan juga
dengan dosis 750 mg/ Kg BB/ hari. Ekstrak pada hari Sabtu untuk mengidentifikasi kanker
daun surian belum diberikan pada saat payudara yang tidak muncul di hari Senin dan
kemunculan kanker payudara (pada hari ke-1 Kamis.
masa perlakuan) yang terasa dengan ujung jari Kegiatan penimbangan dilakukan tiap hari,
pada saat palpasi. Ekstrak baru mulai sedangkan kegiatan palpasi dilakukan dua kali
diberikan secara oral pada hari berikutnya seminggu (senin dan kamis) terbatas pada
(hari ke-2). Ekstark daun surian diberikan setiap tikus yang sudah menderita kanker
sekali setiap hari selama 30 hari (mulai hari payudara (kelompok dosis 1 dan dosis 2,
ke-2 hingga hari ke-31 masa perlakuan). Tikus kontrol positif, dan kontrol negatif. Palpasi
mengalami  nekropsi pada hari ke-32 setelah dilakukan dengan meraba sekujur badan tikus
kanker payudara muncul. untuk mencari kanker payudara. Diameter
kanker payudara dan jumlah, kemudian ikut
Pemberian 7,12-imethylbenz(α)antrasena dicatat. Ketiga hal ini merupakan penanda
Dosis DMBA. Senyawa DMBA diberikan perkembangan kanker payudara. Dada tikus
pada tikus kontrol negatif, kontrol positif, (dimana kanker payudara kemungkinan
dosis 1 dan dosis 2. Total jumlah DMBA yang muncul) dibagi menjadi dua belas segmen.
diberikan adalah sebanyak 25 mg/100g BB/ Upaya ini adalah untuk memudahkan
tikus (Lampiran 5). Pemberian dibagi menjadi identifikasi letak dan penyebaran kanker
1 kali induksi. Senyawa DMBA diberikan payudara serta proses pencacatannya. Kanker
secara intra gastrol (melalui rongga perut). payudara yang tidak terletak persis di segmen
7

akan dicatat nomor letaknya berdasarkan letak Etanol yang memiliki LD50 sebesar 9000
segmen terdekat. Pengamatan kondisi kanker mg/Kg untuk pemberian oral pada tikus
payudara ini dilakukan setiap hari selama 32 (Acros Organics NV 2008). Melalui
hari terhitung semenjak kanker payudara pertimbangan toksisitas (LD50), etanol
pertama kali terdeteksi. Bulu-bulu yang digunakan sebagai pelarut dalam proses
berada didekat kanker payudara dipangkas ekstraksi.
agar kanker payudara dapat diukur dengan Metode maserasi dilakukan selama 1 x 24
akurat. Infeksi luka kulit akibat pemangkasan jam. Rendemen yang dihasilkan dari suatu
bulu dapat dicegah dengan mengoleskan proses ekstraksi akan meningkat seiring
Chloramphenicol pada bagian yang terluka. dengan peningkatan waktu ekstraksi. Hal ini
Diameter kanker payudara diukur disebabkan semakin lama waktu ekstraksi,
menggunakan jangka sorong dengan ketelitian semakin lama waktu kontak antara pelarut dan
0.05 mm. Pengukuran diameter setiap lingkar bahan baku sehingga proses penetrasi pelarut
kanker payudara dilakukan sebanyak dua kali. ke dalam sel bahan (sampel) akan semakin
Volume kanker payudara (v) setiap palpasi baik yang menyebabkan semakin banyaknya
dapat dihitung menggunakan rumus yang senyawa yang berdifusi keluar sel.
berikut V = 4/3p.(d1).(d2), dengan V = Rendemen ekstrak rata-rata dari 5 kali
volume kanker payudara, p = 22/7, serta d1 ulangan yang dilakukan diperoleh hasil dari
dan d2= diameter kanker payudara pada dua penelitian ini yakni rendemen surian sebesar
kali pengukuran, dengan d1> d2 (Veena et al 9.95%. Rendemen ekstrak daun surian dari
2006). hasil penelitian ini lebih kecil jika
Parameter Uji dibandingkan dengan hasil yang diperoleh
Data pengamatan meliputi jumlah nodul, Rahmawan (2011), yakni 13.11%.
diameter, serta bobot badan. Data yang Rendemen yang lebih tinggi ini disebabkan
digunakan pada tiap tikus adalah data total menggunakan pelarut etanol absolut , ukuran
volume kanker payudara dan rerata volume serbuknya 40-60 mess, dan diadakan
kanker payudara. Nilai total volume kanker pengulangan maserasi hingga diperoleh
payudara didapat dari penjumlahan volume larutan yang bening, sedangkan ekstrak daun
kanker payudara tikus (untuk setiap nodul surian pada penelitian ini menggunakan
kanker payudara yang muncul dalam 1 pelarut etanol 70%, ukuran serbuknya tidak
kelompok) pada setiap hari selama 30 hari ditentukan dan tidak dilakukan pengulangan
perlakuan. Rerata volume kanker payudara maserasi.
merupakan volume rata-rata dari setiap nodul
kanker payudara yang muncul pada setiap hari Pengaruh Induksi DMBA terhadap Bobot
dalam rentang 30 hari masa perlakuan. Masa Badan dan Pembentukan kanker payudara
perlakuan menggambarkan saat dimana Bobot badan adalah salah satu respon yang
kanker payudara mulai muncul (terhitung mengambarkan perkembangan tikus. Gambar
sebagai hari ke-1) hingga saat tikus dibedah 4 menunjukkan tidak adanya perbedaan
(hari ke-30). Masa penelitian merupakan berarti antara kecenderungan peningkatan
waktu yang dipakai selama penelitian, mulai bobot badan antara kelompok yang diberikan
dari ekstraksi hingga saat semua tikus ekstrak (dosis 1 dan dosis 2) terhadap
dinekropsi (baik memiliki kanker payudara kelompok perlakuan lain (normal, kontrol
maupun tidak memiliki kanker payudara). positif dan kontrol negatif). Kelompok
  perlakuan dosis 1 dan dosis 2 menunjukan
HASIL DAN PEMBAHASAN adanya kenaikan bobot badan namun
cenderung fluktuatif, berbeda dengan
kelompok perlakuan lain (normal, kontrol
Ekstrak Daun Surian
positif dan kontrol negatif). keadaan ini
Ekstraksi serbuk surian dilakukan dengan
tingkat stres yang dialami tikus kelompok
menggunakan metode maserasi. Pelarut yang
dosis 1 dan dosis 2 ekstrak daun surian jauh
digunakan dalam proses maserasi adalah
lebih tinggi dibandingkan tikus kontrol negatif
etanol 70%. Penggunaan etanol sebagai
dan kontrol positif. Stres dapat menyebabkan
pelarut disebabkan beberapa hal di antaranya,
penurunan nafsu makan yang berakibat lebih
kepolaran, toksisitas, dan mudah diperoleh.
lanjut terhadap ketidakstabilan bobot badan.
Sifat dari pelarut etanol yang tidak beracun
Tikus yang digunakan pada penelitian ini
menyebabkan etanol ditetapkan standar
didesain untuk terinduksi kanker payudara,
sebagai pelarut yang aman oleh Badan
sehingga dalam tahapan perlakuannya semua
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM 2005).
tikus, kecuali kelompok normal
8

250

200
bobot badan (gram)

150

100

50

0
0 5 10 15 20 25 30 35
hari ke‐

normal kontrol positif kontrol negatif dosis I dosis II

Gambar 4 Pengaruh perlakuan terhadap perkembangan bobot badan

Induksi DMBA dilakukan dengan dosis 25 karsinogen dengan kulit (topikal). Namun
mg/Kg BB tikus secara i.g. (intra gastric). pemilihan Prosedur penggunaan DMBA pada
Induksi dilakukan setelah masa adaptasi, model in vivo secara oral tidak dilakukan
nodul kanker payudara pertama muncul pada disebabkan keterbatasan DMBA yang
saat tikus berumur 106 hari (76 hari setelah tersedia, mahalnya harga DMBA dan sulit
induksi). Penelitian ini dilakukan dengan diperoleh.
pendekatan kuratif, yaitu pemberian ekstrak Respon jumlah nodul untuk setiap
daun surian dilakukan setelah muncul nodul perlakuan dapat diamati pada Gambar 5.
kanker payudara. Akibatnya, data waktu Jumlah nodul merupakan variabel yang dapat
muncul nodul kanker payudara tidak bisa dibandingkan tiap kelompok perlakuan. Tikus
dijadikan variabel pengamatan seperti halnya kelompok kontrol positif memiliki jumlah
pada penelitian in vivo dengan pendekatan nodul terendah dan tidak mengalami
preventif (sampel uji diberikan sebelum perubahan pada awal dan akhir perlakuan
dilakukan induksi DMBA). dibandingkan dengan tikus kelompok lain.
Prosedur penggunaan DMBA pada model Tikus kelompok positif diberi obat
in vivo secara oral akan pembentukan doxorubicin yang secara klinis terbukti efektif
pembuluh darah dan pembuluh kelenjar yang menekan pertumbuhan kanker payudara.
mengelilingi jaringan kanker payudara. Hal Kenyataan ini juga menggambarkan ekstrak
ini lebih menyerupai kondisi yang sebenarnya daun surian tidak mampu menekan metastasis
terjadi pada kanker yang diderita manusia yang ditandai jumlah nodul kanker payudara
(Motoyama et al. 2008). Manna et al.(2007) yang lebih banyak dan bertambah pada akhir
menyatakan bahwa pemberian DMBA secara perlakuan. Pemberian ekstrak daun surian
oral menghasilkan model kanker payudara pada tikus kelompok dosis 2 memiliki jumlah
yang muncul dari epitel sel duktal dengan nodul lebih tinggi dibandingkan tikus
aspek morfologi histogenesis seperti pada kelompok kontrol negatif dan dosis 1. Jumlah
kanker payudara manusia. Model ini juga total nodul kanker payudara pada awal
menyerupai patogenesis (proses pembentukan perlakuan untuk tikus dosis 1 adalah 7 nodul,
penyakit) pada manusia, dimana paparan sementara pada tikus kontrol negatif dan dosis
karsinogen berasal dari asupan makan dan 1 adalah masing-masing 6 nodul. Akhir
minum, bukan karena interaksi fisik perlakuan jumlah nodul untuk ketiga
9

10 9
8
8 7 7
6 6
6 5 5
4
2
0
Kontrol positif Kontrol negatif Dosis 1 Dosis 2

jumlah nodul sebelum perlakuan jumlah nodul setelah perlakuan

Gambar 5 Pengaruh perlakuan terhadap jumlah nodul kanker payudara

kelompok ini mengalami kenaikan menjadi 6 menerima asupan ektrak surian dalam
nodul, 8 nodul dan 9 nodul untuk masing- perlakuannya tidak mengalami penurunan
masing kelompok yaitu kontrol negatif, dosis volume kanker payudara.
1 dan dosis 2. Jika dilihat perkembangan volume kanker
Rendahnya laju pertumbuhan jumlah payudara yang terus meningkat selama masa
nodul tikus kelompok kontrol negatif perlakuan pada kelompok perlakuan dosis 1
dibandingkan dengan tikus kelompok dosis 1 dan kelompok dosis 2 dan tidak berbeda jauh
dan dosis 2 dapat diduga akibat rendahnya bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
stress yang diterima. Stres oleh Lyman dan negatif maka dapat dikatakan ekstrak daun
Burstein (2007) dinyatakan sebagai faktor surian dengan pelarut etanol tidak memiliki
yang membuat pengobatan kanker tidak aktivitas sebagai antikanker .
efektif. Hal ini dapat dimengerti bila tikus Kelompok doxorubicin digunakan sebagai
kelompok pemberian ekstrak daun surian kontrol positif untuk mengobati kanker dalam
(kelompok dosis 1 dan dosis 2) harus diberi penelitian Ranasasmita (2008). Doxorubicin,
ekstrak daun surian setiap hari hingga senyawa antibiotik antrasiklin, merupakan
sebanyak 2.5 mL sedangkan tikus kelompok obat yang secara luas digunakan dalam
kontrol negatif tidak dicekok dengan aquades. kemoterapi berbagai jenis kanker. Mekanisme
Patut diduga bila stres (akibat prosedur kerja senyawa ini sangat kompleks dan belum
penelitian) menyebabkan kanker lebih ganas diketahui secara terperinci. Secara umum,
dengan memicu metastasis, yang dapat dilihat doxorubicin berinteraksi dengan berinterkalasi
dari peningkatan jumlah nodul. Penurunan (menyisip) dalam DNA dan menghambat
jumlah nodul berarti penurunan laju biosintesis makromolekul. Kondisi ini lebih
metastasis (penyebaran kanker), salah satu lanjut akan menghambat kerja topoisomerase
tolak ukur dalam menilai keberhasilan suatu II yang berfungsi menguraikan utas DNA
obat dalam menekan keganasan kanker. untuk persiapan proses transkripsi.
Doxorubicin membuat kompleks
Pengaruh Pemberian Ekstrak daun surian topoisomerase II tetap stabil meski telah
terhadap Perkembangan Kanker mengudarkan pilinan ganda DNA. Hal ini
Penelitian ini menganalisis perkembangan membuat proses replikasi terhenti dengan sulit
kanker payudara pada tikus sebagai gambaran mengudarnya pilinan ganda DNA. Senyawa
pengaruh pemberian ekstrak daun surian ini juga menghambat kerja reverse
terhadap aktivitas antikanker. Perkembangan trankriptase. Senyawa dapat bekerja pada
volume kanker payudara rata-rata yang membran sel. (Smith et al 2000). Aktivitas
terukur pada awal perlakuan adalah dari antikanker dari kelompok ini, yang
kelompok kontrol negatif, kelompok dosis 1, ditunjukkan melalui penurunan volume
dan dosis 2 secara berurutan adalah 10.210 kanker payudara yaitu 8.468 cm3 menjadi
cm3, 9.093 cm3dan 9.851 cm3 kemudian 2.030 cm3 atau mengalami penurunan volume
meningkat menjadi 36.042 cm3, 34.930 sebesar 76% (Lampiran 9). Hasil ini sesuai
cm3dan 33.131cm3 (Gambar 6). Volume dengan penelitian lain yang menunjukkan
kanker payudara ketiga kelompok ini bahwa doxorubicin memiliki aktivitas
meningkat sebesar 253%, 284%, dan 236% antikanker. Ranasasmita (2008) melaporkan
(Lampiran 9). Dalam kata lain kelompok yang bahwa pemberian doxorubicin dapat
10

menurunkan volume kanker payudara pada kecil sehingga tidak cukup untuk menekan
tikus yang diinduksi DMBA. pertumbuhan kanker payudara pada tikus.
Ekstrak daun surian diketahui Penelitian Chen et al (2009) tidak
mengandung senyawa β-karoten, lutein, mengunakan ekstrak daun surian kasar
askorbat, α-tokoferol, asam galat dan metil melainkan mengunakan asam galat yg telah
galat (Cheng et al. 2009). Asam galat yang diisolasi dari ekstrak daun surian. Selain itu,
terkandung dalam ekstrak daun surian pada penelitian Chen et al (2009) dilakukan
merupakan golongan senyawa fenolik yang fraksinasi pada tingkat ekstraksi daun surian
diketahui memiliki aktivitas antikanker. sehingga senyawa-senyawa bioaktif yang
Penelitian Chen et.al (2009) melaporkan isolat mungkin terambil dengan pelarut selain etanol
asam galat dari ekstrak daun surian mampu akan terbawa. Fraksinasi tersebut meliputi
menghambat pertumbuhan sel kanker prostat lima tahapan berbeda yang akan menghasilkan
in vitro melalui pembangkitan reactive oxygen lima ekstrak yang berbeda pula.Pada
species (ROS). penelitian Chen et al (2009) juga uji aktivitas
Ekstrak daun surian dengan pelarut etanol antikanker juga dilakukan secara in vitro yaitu
diduga tidak mengandung asam galat atau pada sel kanker prostat manusia.
komponen asam galat yang diekstraksi terlalu
40

35

30
volume tumor (cm3)

25

20

15

10

0
0 5 10 15 20 25 30 35
hari ke‐
kontrol positif kontrol negatif dosis I dosis II

Gambar 6 Pengaruh perlakuan terhadap perkembangan volume kanker payudara

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Simpulan
Pemberian ekstrak etanol daun surian Acros Organics NV. 2008. Material safety
dosis 500 mg/Kg BB dan dosis 750 mg/Kg datasheet methyl alcohol.
BB tidak memiliki aktivitas antikanker pada http://avogadro.chem.iastate.edu/MS
tikus yang diinduksi DMBA. DS/methanol.htm [20 Mei 2012].
Saran American Cancer Society. 2012. Breast
Perlu dilakukan penelitian lanjutan Cancer Facts & Figures 2011-2012
berkaitan dengan optimasi ekstraksi daun [terhubung berkala].
surian untuk memperoleh rendemen yang http://www.who.int/about/copyright/
lebih tinggi sehingga diharapkan memiliki en/ [10 Maret 2012].
aktivitas antikanker yang lebih tinggi.
11

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik and daunorubicin. Biochem.


Indonesia. 2004. Monografi Ekstrak Pharmacol 57:727-741.
Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta:
Hahn DB, Payne WA. 2003. Focus on Health.
BPOM RI.
New York: Mc-Graww Hill.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Hakkak et al. 2005. Obesity promotes 7,12-
Indonesia. 2005. Gerakan Nasional
dimethylbenz(a)anthracene-induced
Minum Temulawak. Jakarta : BPOM
mammary tumor development in
RI.
female zucker rats. Breast Canc Res
Bruton L., Lazo JS, Parker KL. 2005. 7: 627-633.
Goodman & Gilman’s The
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna
Pharmacological Basis of
Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian
Therapeutics, 11th Edition,
dan Pengembangan Kehutanan
McGrawHill, Lange.
Departemen Kehutanan
Chen et al. 2009. Gallic acid, a major
Hsu et al. 2010. Toona sinensis extracts
component of Toona sinensis leaf
induced cell cycle arrest in the
extracts, contains a ROS-mediated
human lung large cell carcinoma. J.
anti-cancer activity in human prostate
Med Sci 26:68–75
cancer cells. j.canlet 5:40.
Jiang SH et al. 2007. Antioxidant properties
Cheng et al. 2009. Analysis of antioxidant
of the extract and subfractions from
activity and antioxidant constituents
old leaves of Toona sinensis Roem
of Chinese toon. Journal of
(Meliaceae). Food Biochemistry 33:
Functional Food 1: 253–259.
425-441.
Childs AC, Phaneuf SL, Dirks AJ, Phillips T,
Lenoir V et al. 2005. Preventive and curative
Leeuwenburgh. 2002. Doxorubicin
effect of melatonin on mammary
treatment in vivo causes cytochrome
carcinogenesis induced by
c release and cardiomyocyte
dimethylbenz [α]anthracene in the
apoptosis, as well as increased
female Sprague-Dawley rat. Breast
mitochondrial efficiency, superoxide
Canc Res 7: 470-476.
dismutase activity, and bcl-2:bax
ratio. Cancer Research 62:4592- Lewis R. 2003. Human Genetics: Concepts
4598. and Application. New York:
McGraw-Hill.
Dandekar S, Sukumar S, Zarbl H, Young L,
Cardiff R. 1986. Specific activation Lyman GH, Burstein HJ. 2007 Breast Cancer:
of the cellular Harvey-ras oncogene Translational Therapeutic Strategies.
in dimethylbenzanthracene-induced New York: Informa.
mouse mammary tumors. Mol Cell
Manna S, Chakraborty T, Damodaran S,
Biol 6:4104–4108.
Samanta K, Rana B, Chatterjee M.
Dharmawati FD. 2002. Informasi Singkat 2007. Protective role of fish oil
Benih. Bogor: Balai Penelitian dan (Maxepa) on early events of rat
Pengembangan Teknologi mammary carcinogenesis by
Pembenihan. modulation of DNA-protein
crosslinks, cell proliferation and p53
Djam’an DF. 2002. Toona sinensis (Blume)
expression. Canc Cell Int 7: 6.
Roem. Bogor: Indonesian Forest
Seed Project. Motoyama J et al. 2008. Hyperthermic
treatment of DMBA-induced rat
Ganiswara SG. 1995. Farmakologi dan
mammary cancer using magnetic
Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi
nanoparticles. Bio Mag Res Tech 6:2
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Nowell SA, Ahn J, Ambrosone CB. 2004.
Gene-nutrient interaction in cancer
Gewirtz DA. 1999. A critical evaluation of
etiology. Nutr Rev 62 : 427-434.
the mechanisms of action proposed
for the antitumor effects of the Rahmawan AJ. 2011. Bioaktivitas ekstrak
anthracycline antibiotics adriamycin etanol suren beureum (Toona
sinensis Roem) terhadap larva udang
12

Artemia salina Leach [skripsi]. Tjindarbumi D, Mangunkusumo R. 2002.


Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Cancer in Indonesia, present and
Pertanian Bogor. future. Jpn J Clin Oncol 32: 17-21.
Ranasasmita R. 2008. Aktivitas antikanker Veena K, Shanthi P, Achdanam P. 2006.
ekstrak etanol daun aglaia elliptica Anticancer effect of Kalpaamruthaa
blume pada tikus betina yang on mammary carcinoma in rats with
diinduksi 7,12- reference to glycoprotein
dimetilbenz(α)antrasena [skripsi]. components, lysosomal and marker
Bogor: Fakultas Matematika dan enzymes. Biol Pharm Bull 29: 565-
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut 569.
Pertanian Bogor.
Warren BS et al. 2002. Phytoestrogen and
Russo J, Russo IH. 2003. Mammary tumor Breast Cancer.
induction in animals as a model for http://www.envirocancer.cornell.edu
human breast cancer. Di dalam: [25 April 2012]
Allison MR, editor. The Cancer
World Health Organization. 2010. Global
Handbook. New York: Nature Press.
Cancer Statistics. [terhubung
Sigma-Aldrich. 2007. 7,12-Dimethylbenz[α] berkala].
anthracene. http://www.who.int/about/copyright/
http://www.sigmaaldrich.com. [26 en/ [10 Maret 2012].
April 2012]
Zuhud EAM, Siswoyo, Hikmat A, Sandra E,
Silalahi J. 2006. Antioksidan dalam diet dan Adhiyanto E. 2003. Buku Acuan
karsinogenesis. Cermin Dunia Umum Tumbuhan Obat Indonesia
Kedokteran 153:39-42. Jilid VIII. Bogor: Kerjasama Fakultas
Smith AD et al. 2000. Oxford Dictionary of Kehutanan IPB dengan Yayasan
Biochemistry and Molecular Biology. Sarana Wana Jaya Jakarta.
Revised Ed. London: Oxford
University Pr.
13

LAMPIRAN
14

Lampiran 1 Ekstraksi Sampel T.sinensis (BPOM 2004)

Serbuk daun surian

Ekstraksi dengan etanol 70%

Residu Filtrat

Penguapan pelarut dengan penguap


vakum putar

Ekstrak etanol daun surian


15

Lampiran 2 Rancangan Penelitian

Tikus sejumlah 20 ekor

Kontrol Kontrol Kontrol Dosis 1 (IV) Dosis 2(V)


Normal (I) Negatif (II) Positif (III)

Adaptasi hewan uji

Induksi DMBA pada kelompok II, III, IV dan V

Perlakuan : Kelompok I diberi pakan standar 30 hari


Kelompok II diberi pakan standar
Kelompok III diberi pakan standar dan diinjeksi doxorubicin
Kelompok IV diberikan pakan standar dan dicekok ekstrak daun surian 1
Kelompok IV diberikan pakan standar dan dicekok ekstrak daun surian 2

Nekropsi dan pengambilan


kanker payudara
16

Lampiran 3 Rendemen ekstrak daun surian

Ulangan Bobot sampel (g) Bobot ekstraksi (g) Rendemen (%)


1 100 9.85 9.85
2 100 10.12 10.12
3 100 9.94 9.94
4 100 9.93 9.93
5 100 9.89 9.89
Rata-rata 9.95
17

Lampiran 4 Perhitungan dosis doxorubicin pada tikus SD

Dosis doxorubicin
Dosis rekomendasi doxorubicin (PT.Ferron Par Pharmaceutical, Jakarta)
= 20 mg/m2 luas permukaan tubuh
Penduduk Indonesia yang umumnya memiliki BB 60 Kg dan tinggi badan 165 cm
akan memiliki luas permukaan tubuh 1.66 m2 (Ranasasmita 2008)

Dosis 20 mg/m2 obat yang diterima = 1.66 m2 x 20 mg/ m2


= 33.2 mg/m2/ 60Kg
= 0.55 mg/Kg BB
Konversi dosis ke tikus = 0.018* x 0.55 mg/Kg BB
= 0.0099 mg/Kg BB tikus
= 0.00198 mg/ 200 g BB tikus
= 1.98 μg/ 200 g BB
˜ 2.0 μg/ 200 g BB
Sediaan doxorubicin = 10 mg/ 5mL
= 2 mg/mL
= 2 μg/ μL
Pengenceran pencampuran 5 μL doxorubicin dan 45 μL akuabidestilata
Dosis injeksi 10 μL campuran doxorubicin/ 200 g BB tikus

*) keterangan : 0.018 = faktor konversi dosis manusia ke tikus


18

Lampiran 5 Perhitungan dosis DMBA pada tikus SD

Larutan DMBA konsentrasi 2.5 mg DMBA/mL = 125 mg DMBA .


50 mL minyak jagung
Dosis pemberian DMBA = 25 mg DMBA/Kg BB.
Contoh perhitungan:
Asumsi BB tikus = 200 g = 0.2 Kg
Volume induksi DMBA = 0.2 Kg x (25 mg DMBA/Kg BB) x (1 mL/2.5 mg
DMBA) = 2 mL larutan DMBA
19

Lampiran 6 Pengaruh perlakuan terhadap jumlah nodul kanker payudara

Kelompok perlakuan no tikus nodul awal nodul akhir


Kontrol positif 1 1 1
2 1 1
3 1 1
4 2 2
Jumlah 5 5
Kontrol negatif 1 1 1
2 2 2
3 2 3
4 1 1
Jumlah 6 7
Dosis 1 1 1 1
2 1 2
3 2 3
4 2 2
Jumlah 6 8
Dosis 2 1 2 3
2 2 2
3 1 1
4 2 3
Jumlah 7 9
20

Lampiran 7 Pengaruh perlakuan terhadap bobot badan tikus SD

Hari Normal (g) Kontrol positif (g)


Perlakuan 1 2 3 4 1 2 3 4
1 134 134 210 170 162 160 174 150
2 134 136 208 170 162 160 174 150
3 136 136 206 172 160 158 172 150
4 132 136 201 176 160 156 172 148
5 140 140 190 178 162 156 174 150
6 140 146 190 180 164 154 174 150
7 142 150 186 184 172 154 172 152
8 142 148 186 188 186 152 172 154
9 144 150 188 188 194 156 176 156
10 144 150 188 188 206 158 188 164
11 144 150 190 188 210 154 192 170
12 146 152 190 188 210 154 194 172
13 146 150 188 188 214 156 194 174
14 144 154 190 190 214 156 200 182
15 144 154 192 194 216 154 200 180
16 146 154 192 194 216 158 196 184
17 146 154 192 192 216 160 198 186
18 146 156 194 194 218 160 212 200
19 144 156 194 196 218 162 212 200
20 146 158 194 196 218 166 218 202
Rerata 142  148.2  193.45 185.7 193.9 157.2 188.2  168.7 
21

Lanjutan

Dosis 1 (g) Dosis 2 (g)


Hari
Perlakuan 1 2 3 4 1 2 3 4
1 172 148 178 152 164 160 164 112
2 176 157 186 158 180 172 172 116
3 176 160 186 162 182 180 176 116
4 168 164 192 170 190 184 180 118
5 168 168 194 176 192 184 186 118
6 176 168 196 170 200 186 186 118
7 184 166 192 174 194 184 184 120
8 192 172 192 173 198 184 186 124
9 196 180 194 182 202 186 184 128
10 200 182 194 188 206 188 186 128
11 204 182 196 188 208 184 186 130
12 208 184 194 188 208 186 184 132
13 208 184 200 186 210 184 188 128
14 210 186 200 188 214 188 188 128
15 212 186 204 192 216 190 190 130
16 212 188 202 196 218 194 192 130
17 214 188 202 214 214 198 192 130
18 214 188 212 212 216 194 190 132
19 216 194 214 214 216 196 194 132
20 216 196 219 214 218 198 194 134
Rerata 196.1  177.05  197.35 184.85 202.3 186 185.1  125.2
22

Lanjutan

Kontrol negatif (g)


Hari
Perlakuan 1 2 3 4
1 168 144 166 150
2 168 144 160 150
3 166 150 158 150
4 164 160 156 148
5 160 162 130 146
6 160 162 126 144
7 154 170 132 152
8 158 180 144 160
9 164 194 154 166
10 186 186 158 168
11 188 188 160 172
12 200 188 162 172
13 212 190 164 172
14 212 192 160 174
15 200 196 164 174
16 214 196 168 176
17 214 214 168 180
18 216 218 172 180
19 218 216 174 180
20 220 218 176 178
Rerata 187.1  183.4 157.6 164.6
23

Lampiran 8 Pengaruh perlakuan terhadap diameter kanker payudara pada tikus

Hari Kontrol Positif (cm)


Perlakuan d1 d2 d3 d4 (1) d4 (2)
1 1.31 1.31 1.42 1.34 0.92
2 1.33 1.31 1.45 1.42 0.94
3 1.33 1.31 1.5 1.43 0.94
4 1.32 1.3 1.51 1.45 0.98
5 1.3 1.32 1.48 1.38 1
6 1.32 1.31 1.32 1.14 1.02
7 1.31 1.31 1.36 1.2 1.05
8 1.28 1.31 1.38 1.21 1.02
9 1.28 1.31 1.34 1.15 1
10 1.28 1.31 1.28 1.11 0.98
11 1.27 1.31 1.12 1.13 0.94
12 1.26 1.28 1.12 1.1 0.9
13 1.26 1.28 1.1 1.09 0.88
14 1.26 1.27 1 0.98 0.88
15 1.26 1.25 1.12 0.96 0.82
16 1.27 1.25 1 0.88 0.82
17 1.27 1.25 1 0.89 0.79
18 1.26 1.24 1.11 0.81 0.75
19 1.25 1.24 1.16 0.75 0.72
20 1.25 1.24 1.12 0.72 0.73
21 1.25 1.2 1 0.73 0.7
22 1.22 1.14 1.03 0.71 0.66
23 1.12 1.13 0.98 0.7 0.53
24 1.19 1.09 0.91 0.64 0.42
25 1.2 1.03 0.83 0.55 0.4
26 1.17 0.95 0.87 0.49 0.3
27 1.21 0.86 0.81 0.35 0.22
28 1.17 0.77 0.78 0.27 0.19
29 0.94 0.74 0.72 0.14 0.17
30 0.95 0.71 0.7 0.12 0.17
Rataan 1.236 1.177 1.117 0.895 0.728
24

Lanjutan

Hari Kontrol negatf (cm)


Perlakuan d1 d2 (1) d2 (2) d3 (1) d3 (2) d3 (3)
1 1.43 1.35 1.25 1.31 1.21
2 1.43 1.35 1.25 1.41 1.23
3 1.43 1.35 1.24 1.41 1.25
4 1.44 1.36 1.26 1.41 1.27
5 1.44 1.36 1.27 1.4 1.27
6 1.43 1.36 1.27 1.43 1.26
7 1.43 1.36 1.27 1.4 1.25 0.62
8 1.43 1.39 1.29 1.43 1.28 0.65
9 1.44 1.39 1.29 1.43 1.3 0.68
10 1.43 1.45 1.31 1.43 1.32 0.69
11 1.44 1.47 1.33 1.43 1.31 0.69
12 1.44 1.47 1.38 1.43 1.33 0.71
13 1.44 1.47 1.38 1.44 1.35 0.75
14 1.45 1.53 1.4 1.45 1.37 0.79
15 1.47 1.59 1.4 1.45 1.39 0.83
16 1.48 1.59 1.42 1.45 1.4 0.84
17 1.48 1.64 1.44 1.45 1.44 0.85
18 1.48 1.67 1.44 1.47 1.48 0.88
19 1.5 1.59 1.52 1.47 1.52 0.92
20 1.51 1.66 1.53 1.47 1.56 0.92
21 1.55 1.7 1.52 1.98 1.56 0.98
22 1.72 1.72 1.55 1.56 1.63 1.05
23 1.77 1.75 1.56 1.59 1.64 1.1
24 1.82 1.78 1.58 1.64 1.69 1.16
25 1.94 1.73 1.63 1.69 1.71 1.2
26 2.01 1.76 1.65 1.81 1.79 1.23
27 2.13 1.74 1.72 1.92 1.83 1.28
28 2.34 1.81 1.78 2.13 1.92 1.36
29 2.56 1.81 1.77 2.25 1.98 1.41
30 2.79 2.12 1.98 2.37 2.03 1.58
Rataan 1.655 1.577 1.456 1.584 1.486 0.965
25

Lanjutan

Dosis 1 (cm)
Hari
Perlakuan d1 d2 (1) d2 (2) d3 (1) d3 (2) d3 (3) d4 (1) d4 (2)
1 1.52 1.03 1.79 0.63 1.31 1.22
2 1.52 1.09 1.79 0.66 1.33 1.22
3 1.59 1.09 1.79 0.61 1.35 1.23
4 1.56 1.12 1.83 0.65 1.38 1.24
5 1.56 1.18 1.87 0.68 1.45 1.27
6 1.59 1.22 1.94 0.69 1.39 1.25
7 1.6 1.28 1.89 0.72 0.59 1.4 1.28
8 1.65 1.3 1.89 0.75 0.62 1.45 1.31
9 1.61 1.25 1.74 0.79 0.65 1.48 1.35
10 1.65 1.28 1.86 0.8 0.65 1.51 1.37
11 1.68 1.25 1.85 0.82 0.64 1.54 1.37
12 1.7 1.3 0.47 1.89 0.84 0.68 1.58 1.39
13 1.75 1.35 0.61 1.9 0.85 0.7 1.51 1.42
14 1.75 1.43 0.72 1.88 0.89 0.74 1.52 1.45
15 1.72 1.49 0.83 1.87 0.89 0.77 1.56 1.49
16 1.72 1.51 0.95 1.9 0.9 0.82 1.62 1.53
17 1.83 1.6 1.38 1.95 0.91 0.84 1.62 1.53
18 1.82 1.65 1.45 2 0.93 0.83 1.7 1.59
19 1.76 1.71 1.52 2.05 0.93 0.88 1.72 1.6
20 1.62 1.78 1.68 2.01 0.95 0.92 1.78 1.63
21 1.89 1.78 1.7 2.09 1.03 1.09 1.72 1.65
22 1.9 1.84 1.71 2.23 1.06 1.17 1.78 1.66
23 1.92 1.82 1.74 2.33 1.11 1.26 1.81 1.68
24 1.98 1.88 1.75 2.45 1.15 1.38 1.85 1.72
25 2.11 1.86 1.74 2.45 1.23 1.43 1.87 1.75
26 2.34 1.89 1.77 2.5 1.27 1.49 1.87 1.74
27 2.54 1.98 1.8 2.43 1.27 1.52 1.85 1.77
28 2.56 2.11 1.83 2.59 1.31 1.6 1.89 1.79
29 2.58 2.27 1.89 2.75 1.33 1.66 1.91 1.82
30 2.66 2.38 1.94 2.88 1.37 1.69 1.96 1.84
Rataan 1.856 1.557 1.446 2.080 0.934 1.026 1.624 1.505
26

Lanjutan

Dosis 2 (cm)
Hari d4 d4
Perlakuan d1 (1) d1 (2) d1 (3) d2 (1) d2 (2) d3 d4 (1) (2) (3)
1 1.12 1.01 1.1 0.67 1.42 1.36 1.27
2 1.12 1.01 1.15 0.68 1.42 1.36 1.28
3 1.12 1.03 1.5 0.67 1.43 1.25 1.31
4 1.15 1.02 1.54 0.73 1.48 1.27 1.36
5 1.16 1.05 1.54 0.75 1.56 1.29 1.39
6 1.15 1.07 1.57 0.79 1.49 1.28 1.34
7 1.1 1.08 1.58 0.8 1.58 1.25 1.33
8 1.05 1.05 1.55 0.83 1.66 1.25 1.29
9 1.09 1.09 1.55 0.85 1.7 1.34 1.34
10 1.17 1.13 0.44 1.55 0.87 1.76 1.36 1.38
11 1.19 1.17 0.44 1.53 0.88 1.76 1.29 1.4
12 1.17 1.19 0.47 1.55 0.91 1.7 1.36 1.45 0.34
13 1.13 1.19 0.53 1.55 0.94 1.72 1.34 1.47 0.37
14 1.19 1.13 0.65 1.54 0.95 1.77 1.43 1.49 0.39
15 1.21 1.18 0.69 1.54 0.98 1.74 1.41 1.55 0.44
16 1.24 1.21 0.75 1.54 0.99 1.71 1.41 1.59 0.48
17 1.3 1.25 0.87 1.53 1.03 1.75 1.4 1.58 0.52
18 1.35 1.27 0.95 1.55 1.05 1.8 1.43 1.62 0.57
19 1.35 1.29 0.95 1.53 1.03 1.88 1.43 1.64 0.64
20 1.37 1.3 0.99 1.53 1.08 1.84 1.4 1.64 0.7
21 1.34 1.3 1.02 1.6 1.13 2.05 1.37 1.67 0.72
22 1.35 1.32 1.02 1.74 1.24 2.12 1.41 1.69 0.75
23 1.38 1.35 1.05 1.76 1.17 2.2 1.62 1.72 0.77
24 1.44 1.33 1.04 1.85 1.19 2.26 1.78 1.73 0.79
25 1.47 1.37 1.09 1.8 1.23 2.31 1.83 1.74 0.83
26 1.58 1.37 1.11 1.89 1.25 2.48 1.95 1.77 0.88
27 1.64 1.4 1.17 1.98 1.25 2.59 1.94 1.79 0.93
28 1.65 1.47 1.17 2 1.27 2.63 2.13 1.83 0.96
29 1.67 1.48 1.18 2.12 1.29 2.77 2.18 1.86 0.99
30 1.69 1.54 1.23 2.34 1.34 2.8 2.29 1.87 1.03
Rataan 1.298 1.221 0.895 1.637 0.995 1.913 1.514 1.546 0.689
27

Lampiran 9 Pengaruh perlakuan terhadap volume kanker payudara pada tikus

Kontrol positif (cm3) Kontrol negatif (cm3)


Hari ke
V1 V2 V3 V4 V1 V2 V3 V4
1 7.185 7.185 8.442 11.061 8.561 14.172 13.314 4.793
2 7.406 7.185 8.802 12.141 8.561 14.172 14.658 5.252
3 7.406 7.185 9.420 12.261 8.561 14.068 14.865 5.731
4 7.295 7.075 9.546 12.823 8.681 14.390 15.076 5.830
5 7.075 7.295 9.170 12.160 8.681 14.496 14.959 5.441
6 7.295 7.185 7.295 9.797 8.561 14.496 15.208 5.634
7 7.185 7.185 7.744 10.645 8.561 14.496 16.357 5.830
8 6.859 7.185 7.973 10.486 8.561 15.056 17.190 5.830
9 6.859 7.185 7.518 9.724 8.681 15.056 17.573 5.929
10 6.859 7.185 6.859 9.179 8.561 15.987 17.849 5.929
11 6.753 7.185 5.252 9.045 8.681 16.453 17.739 6.029
12 6.647 6.859 5.252 8.457 8.681 17.020 18.078 6.130
13 6.647 6.859 5.066 8.216 8.681 17.020 18.667 6.542
14 6.647 6.753 4.187 7.263 8.802 18.006 19.273 6.542
15 6.647 6.542 5.252 6.674 9.047 18.790 19.776 6.967
16 6.753 6.542 4.187 6.057 9.170 19.026 19.962 7.518
17 6.753 6.542 4.187 5.929 9.170 19.942 20.509 7.295
18 6.647 6.437 5.158 5.102 9.170 20.358 21.460 9.801
19 6.542 6.437 5.634 4.525 9.420 20.257 22.263 9.295
20 6.542 6.437 5.252 4.401 9.546 21.337 22.779 9.801
21 6.542 6.029 4.187 4.283 10.058 21.772 30.623 10.320
22 6.231 5.441 4.442 3.934 12.386 22.444 25.928 10.987
23 5.252 5.346 4.021 3.228 13.116 23.010 26.911 11.816
24 5.929 4.974 3.467 2.453 13.868 23.717 28.852 11.816
25 6.029 4.442 2.884 1.936 15.757 23.654 30.229 12.676
26 5.731 3.778 3.169 1.382 16.915 24.367 33.464 14.640
27 6.130 3.096 2.747 0.716 18.994 25.061 36.314 15.757
28 5.731 2.482 2.547 0.456 22.925 26.981 42.172 18.639
29 3.699 2.293 2.170 0.203 27.438 26.832 45.932 21.007
30 3.778 2.110 2.051 0.181 32.589 35.230 51.221 25.130
Jumlah 193.052 178.434 163.880 194.719 360.391 587.669 709.199 284.904
Rataan 12.455 11.512 10.573 12.562 12.013 19.589 23.640 9.497
28

Lanjutan

Dosis 1 (cm3) Dosis 2 (cm3)


Hari ke
V1 V2 V3 V4 V1 V2 V3 V4
1 9.673 4.442 15.076 7.185 9.523 6.945 8.442 14.496
2 9.673 4.974 15.238 7.406 9.523 7.473 8.442 14.603
3 10.584 4.974 14.972 7.630 9.693 11.299 8.561 13.726
4 10.189 5.252 15.790 7.973 9.893 12.160 9.170 14.496
5 10.189 5.830 16.576 8.802 10.249 12.284 10.189 15.056
6 10.584 6.231 17.750 8.089 10.330 12.933 9.295 14.377
7 10.718 6.859 18.583 8.206 9.949 13.131 10.452 13.947
8 11.398 7.075 18.920 8.802 9.232 12.943 11.537 13.509
9 10.852 6.542 17.057 9.170 9.948 13.083 12.099 15.035
10 11.398 6.859 18.933 9.546 11.888 13.227 12.969 15.717
11 11.816 6.542 18.859 9.929 12.470 13.043 12.969 15.173
12 12.099 8.000 19.845 10.452 12.585 13.525 12.099 17.030
13 12.822 9.188 20.190 9.546 12.451 13.758 12.386 17.138
14 12.822 10.732 20.406 9.673 13.044 13.708 13.116 18.493
15 12.386 12.179 20.439 10.189 13.952 13.950 12.676 19.193
16 12.386 13.324 21.320 10.987 14.922 14.032 12.242 19.872
17 14.021 18.691 22.341 10.987 16.786 14.242 12.822 19.790
18 13.868 20.201 23.252 12.099 18.161 14.674 13.565 20.909
19 12.969 21.915 24.458 12.386 18.376 14.242 14.797 21.537
20 10.987 25.081 24.237 13.265 19.037 14.684 14.174 21.518
21 14.955 25.365 27.704 12.386 18.949 16.064 17.594 21.705
22 15.114 26.417 31.255 13.265 19.281 19.113 18.817 22.636
23 15.434 26.543 34.534 13.716 20.219 18.700 20.263 25.856
24 16.413 27.619 38.640 14.329 20.616 20.258 21.384 28.408
25 18.639 27.160 40.026 14.640 21.879 19.899 22.340 29.580
26 22.925 28.072 42.214 14.640 23.468 21.497 25.750 32.278
27 27.011 29.978 41.147 14.329 25.197 22.955 28.085 32.792
28 27.438 32.660 45.987 14.955 26.176 23.499 28.959 36.874
29 27.868 36.529 50.604 15.273 26.676 25.784 32.124 38.484
30 29.623 39.472 54.541 16.084 28.221 30.442 32.823 41.037
Jumlah 446.854 504.706 790.895 335.941 482.693 473.547 480.141 645.266
Rataan 14.895 16.824 26.363 11.198 16.090 15.785 16.005 21.509
29

Lampiran 10 Persentase perubahan volume kanker payudara

Kelompok volume awal volume akhir % perubahan


Kontrol positif 8,468 2,030 76.023
Kontrol negatif 10,210 36,043 -253.005
dosis 1 9,094 34,930 -284.105
dosis 2 9,852 33,131 -236.302

Keterangan : tanda (-) menyatakan terjadi penambahan volume kanker payudara.

% perubahan = [(Vawal – Vakhir)/ Vawal] x 100%


= (8.468 – 2.030)/8.468 x100%
= 76.023 %
Jadi terjadi penurunan volume kanker payudara sebesar 76.023 % dari volume
awal.

Anda mungkin juga menyukai

  • Penurun Glukosa Kulit Surian PDF
    Penurun Glukosa Kulit Surian PDF
    Dokumen41 halaman
    Penurun Glukosa Kulit Surian PDF
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Sidang Lengkap
    Sidang Lengkap
    Dokumen85 halaman
    Sidang Lengkap
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Antidiabet Daun Surian PDF
    Antidiabet Daun Surian PDF
    Dokumen51 halaman
    Antidiabet Daun Surian PDF
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • G12 Dha
    G12 Dha
    Dokumen36 halaman
    G12 Dha
    Dewi Rahmayani Rahman
    Belum ada peringkat
  • Antihiperglikemik Daun Surian PDF
    Antihiperglikemik Daun Surian PDF
    Dokumen48 halaman
    Antihiperglikemik Daun Surian PDF
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Zendrato 1
    Zendrato 1
    Dokumen15 halaman
    Zendrato 1
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Zendrato 4
    Zendrato 4
    Dokumen22 halaman
    Zendrato 4
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Antihiperglikemik Kulit Surian PDF
    Antihiperglikemik Kulit Surian PDF
    Dokumen48 halaman
    Antihiperglikemik Kulit Surian PDF
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Zendrato 2
    Zendrato 2
    Dokumen2 halaman
    Zendrato 2
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepato 1111111 PDF
    Hepato 1111111 PDF
    Dokumen40 halaman
    Hepato 1111111 PDF
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Zendrato 3
    Zendrato 3
    Dokumen4 halaman
    Zendrato 3
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatopro 7
    Hepatopro 7
    Dokumen25 halaman
    Hepatopro 7
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatoprotektor 7
    Hepatoprotektor 7
    Dokumen24 halaman
    Hepatoprotektor 7
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Prosiding SimNasKBA 2012 PDF
    Prosiding SimNasKBA 2012 PDF
    Dokumen19 halaman
    Prosiding SimNasKBA 2012 PDF
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Struktur Kimia
    Struktur Kimia
    Dokumen5 halaman
    Struktur Kimia
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatoprotektor 5
    Hepatoprotektor 5
    Dokumen33 halaman
    Hepatoprotektor 5
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Histopatologi Hati DM
    Histopatologi Hati DM
    Dokumen41 halaman
    Histopatologi Hati DM
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatopro 5
    Hepatopro 5
    Dokumen32 halaman
    Hepatopro 5
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatoprotektor Daun Kari
    Hepatoprotektor Daun Kari
    Dokumen44 halaman
    Hepatoprotektor Daun Kari
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Lampiran - G11fme
    Lampiran - G11fme
    Dokumen19 halaman
    Lampiran - G11fme
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatoprotektor 1
    Hepatoprotektor 1
    Dokumen14 halaman
    Hepatoprotektor 1
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatoprotektor 4
    Hepatoprotektor 4
    Dokumen19 halaman
    Hepatoprotektor 4
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepato 111
    Hepato 111
    Dokumen6 halaman
    Hepato 111
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Ingul 2009 PDF
    Ingul 2009 PDF
    Dokumen71 halaman
    Ingul 2009 PDF
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatoprotektor 2
    Hepatoprotektor 2
    Dokumen2 halaman
    Hepatoprotektor 2
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatopro 3
    Hepatopro 3
    Dokumen6 halaman
    Hepatopro 3
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatopro 1
    Hepatopro 1
    Dokumen16 halaman
    Hepatopro 1
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatoprotektor 3
    Hepatoprotektor 3
    Dokumen5 halaman
    Hepatoprotektor 3
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat
  • Hepatopro 4
    Hepatopro 4
    Dokumen20 halaman
    Hepatopro 4
    Grace Anastasia Ginting Sinusinga
    Belum ada peringkat