DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
ii
ABSTRAK
NINA BIN HATIM. Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Daun Surian (Toona
sinensis) pada Tikus Betina Galur Sprague-Dawley yang Diinduksi 7,12-
Dimetilbenz(α)Antrasena. Dibimbing oleh SYAMSUL FALAH dan POPI ASRI
KURNIATIN.
ABSTRACT
NINA BIN HATIM. Anticancer Activity of Surian (Toona sinensis) Leaf Ethanol
Extract in Sprague Dawley Female Rat Induced by 7,12-
Dimetilbenz(α)Antrasena. Under the supervision of SYAMSUL FALAH and
POPI ASRI KURNIATIN.
Surian leaves (Toona sinensis) contain bioactive compounds, which have been
reported as an anticancer agent. However, in vivo study of surian leaves as
anticancer has not been carried out. This research was conducted to investigate
anticancer activity of surian leaves ethanol extract in rats that had been induced
with 7,12-dimetilbenz(α)antrasena (DMBA). Twenty female rats were divided
into 5 groups (n=4), namely normal, cancer, doxorubicin, extract I and II groups.
Cancer induction was carried out once by injecting DMBA via intravena with a
dose of 25 mg/Kg BW. The extract I and II groups were administered orally by
surian leaves ethanol extract at 500 mg/Kg BW and 750 mg/Kg BW for 30 days,
meanwhile doxorubicin group was administered by doxorubicin once a week for 3
weeks at 2 μg/200 g BW via intravena. Anticancer activity was determined by
observing the decrease of tumor volume that was calculated based on number of
nodules and cancer diameter. Cancer volume of doxorubicin group decreased by
6.438 cm3. In the mean time, cancer, extract I, and extract II groups consecutively
increased by 25.832 cm3, 25.836 cm3 and 23.279 cm3 respectively. This results
showed that the extract was not effective in repressing cancer growth.
iv
Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biokimia
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
v
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Syamsul Falah, S.Hut., M.Si Popi Asri Kurniatin,S.Si. Apt., M.Si.
Ketua Anggota
Diketahui
Tanggal Lulus:
vi
PRAKATA
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 1
Surian (Toona sinensis Roem) ............................................................................ 1
Kanker Payudara ................................................................................................. 2
7,12-Dimethylbenz(α)antrasena sebagai Karsinogen ......................................... 3
Doxorubicin sebagai Obat Antikanker ................................................................ 4
Tikus Sprague-Dawley sebagai Hewan Coba ..................................................... 5
BAHAN DAN METODE ....................................................................................... 5
Alat dan Bahan .................................................................................................... 5
Metode ................................................................................................................ 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 7
Ekstrak Daun Surian ........................................................................................... 7
Pengaruh Induksi DMBA terhadap Pembentukan Kanker Payudara ................. 7
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Surian terhadap Perkembangan Kanker
Payudara .............................................................................................................. 9
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 10
Simpulan ........................................................................................................... 10
Saran.................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Pohon surian ................................................................................................ 2
2 Metabolit aktif dari DMBA........................................................................... 4
3 Struktur senyawa doxorubicin ...................................................................... 5
4 Pengaruh perlakuan terhadap bobot badan .................................................. 8
5 Pengaruh perlakuan terhadap jumlah nodul kanker payudara .................... 9
6 Pengaruh perlakuan terhadap volume kanker payudara............................... 10
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Ekstraksi sampel T.sinensis ............................................................................ 14
2 Rancangan percobaan.................................................................................... 15
3 Rendemen ekstrak daun surian ..................................................................... 16
4 Perhitungan dosis doxorubicin ...................................................................... 17
5 Perhitungan dosis DMBA ............................................................................. 18
6 Pengaruh perlakuan terhadap jumlah nodul kanker payudara ...................... 19
7 Pengaruh perlakuan terhadap bobot badan tikus SD..................................... 20
8 Pengaruh perlakuan terhadap diameter kanker payudara pada tikus ............ 23
9 Pengaruh perlakuan terhadap volume kanker payudara pada tikus .............. 27
10 persentase perubahan volume kanker payudara ............................................ 29
PENDAHULUAN alternatif yang mudah dan murah untuk
pengobatan kanker.
Kanker merupakan masalah utama Surian diduga memiliki potensi sebagai
kesehatan tidak hanya di negara maju namun antikanker. Beberapa penelitian menyebutkan
juga di negara berkembang. World Cancer tentang potensi ekstrak tanaman surian
Report melaporkan berdasarkan data The sebagai obat antikanker. Ekstrak daun
International Agency for Research on Cancer tanaman surian mempunyai efek dalam
tahun 2010, menyatakan kanker merupakan pengaturan siklus sel dan apoptosis (Hsu et al.
penyebab kematian nomor satu didunia. Data 2010). Ekstrak daun surian dilaporkan mampu
Organisasi Kesehatan Dunia (Global Cancer menghambat pertumbuhan sel kanker prostat
Statistics, WHO 2010) menunjukkan bahwa dan agen anti-proliferasi dalam sel kanker
tahun 2008 terdapat 24.6 juta penderita melalui pembangkitan spesies oksigen reaktif
kanker, 12.7 juta kasus baru, dan 6.7 juta (ROS) (Chen et al 2009). Penelitian ini
kematian akibat kanker jadi jika diprediksikan bertujuan menentukan dan menguji aktivitas
pada tahun 2030 akan ada 20-26 juta kasus antikanker ekstrak daun surian terhadap tikus
kanker baru dan 13-17 juta kematian akibat betina galur Sprague-Dawley yang diinduksi
kanker. Pada tahun 2011 diperkirakan 7,12-dimetilbenz(α)antrasena. Hipotesis
sebanyak 230480 kasus baru kanker payudara penelitian ini adalah ekstrak daun surian
ganas dan 57650 kanker payudara tidak ganas memiliki aktivitas antikanker. Penelitian ini
terjadi pada perempuan di Amerika Serikat. diharapkan memberi informasi tentang
Selain itu, sebanyak 2140 kasus baru kanker pengaruh ekstrak daun surian terhadap
payudara ganas juga terjadi pada pria. Sekitar aktivitas antikanker.
39520 perempuan di Amerika Serikat pada
tahun 2011 diramalkan meninggal dunia
akibat kanker payudara. Tingkat kematian TINJAUAN PUSTAKA
akibat kanker payudara pada perempuan di
Amerika Serikat lebih tinggi dibandingkan Surian (Toona sinensis Roem)
dengan kanker lainnya di samping kanker Surian (Toona sinensis Roem) merupakan
paru-paru (America Cancer Society 2012). tumbuhan yang tumbuh secara alami di Korea
Kanker dapat menyebabkan banyak gejala Selatan, Korea Utara, India, Myanmar,
yang berbeda, bergantung pada lokasinya dan Malaysia, dan Indonesia. Tanaman ini banyak
karakter dari keganasan dan metastasisnya. dijumpai di hutan-hutan primer maupun
Diagnosis kanker dilakukan dengan sekunder, dan ditemukan di sepanjang sungai,
pemeriksaan makroskopik jaringan yang bukit dan lereng-lereng dengan ketinggian
diperoleh dengan biopsi. Beberapa usaha 1200–2700 m di atas permukaan laut
pengobatan terhadap kanker telah dilakukan (Dharmawati 2002). T. sinensis mempunyai
secara intensif, yaitu dengan pembedahan, nama umum surian, di daerah Jawa dikenal
kemoterapi dan radioterapi, namun belum dengan nama surian sabrang, di daerah Karo
mampu secara efektif menanggulangi kanker. dikenal dengan nama ingul batu, dan di daerah
Meskipun pengobatan dengan cara-cara Sunda dikenal dengan surian beureum atau ki
tersebut cukup menolong penderita kanker beureum (Heyne 1987).
yang terdeteksi dini dan belum mengalami Surian merupakan keluarga tanaman
metastasis (Ganiswara 1995). Kegagalan yang Meliaceae dengan ordo Sapindales. Surian
sering terjadi dalam pengobatan kanker adalah tanaman spermatophyte yang termasuk
utamanya melalui kemoterapi, dikarenakan ke dalam divisi Magnoliophyta (tumbuhan
rendahnya selektifitas anti kanker dan belum berbunga) dan class Magnoliopsida dengan
jelasnya proses karsinogenesis. Kendala lain subclass Rosidae. Pohon surian berukuran
yang dihadapi dalam pengobatan kanker sedang sampai besar, dapat mencapai tinggi
adalah mahalnya biaya pengobatan. 25 m, diameter batangnya dapat mencapai 70
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, cm, kulit batangnya berwarna coklat dengan
penelitian dan pengembangan obat kanker tekstur permukaan yang licin. Daun surian
menjadi sangat penting untuk terus dilakukan. berbentuk oval dengan panjang 10-15 cm.
Upaya penemuan senyawa kemorepresif Musim bunga tanaman ini dua kali dalam
dalam rangka pengobatan kanker, merupakan setahun yaitu sekitar bulan Februari hingga
strategi baru yang menjanjikan. Senyawa Maret dan September hingga Oktober
kemorepresif dapat berupa bahan makanan (Djam’an 2002). Surian menghasilkan bunga
ataupun senyawa kimia baik natural pada musim panas, bunga dijumpai
(fitokimia) atau sintetik. Upaya ini merupakan diujung cabang, berukuran kecil dan
2
berwarna putih atau merah jambu pucat menunjukkan adanya senyawa golongan
(Dharmawati 2002). flavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid yang
Tanaman surian merupakan komoditas penting sebagai antioksidan (Djam’an 2002).
tanaman kayu rakyat yang paling populer di Ekstrak air daun tanaman surian memiliki
Jawa Barat. Surian banyak memiliki kegunaan efek antiproliferasi terhadap sel premyelocytic
mulai dari daun, kayu, akar, kulit, hingga manusia dengan cara menginduksi apoptosis
buahnya. Surian memiliki pertumbuhan yang (Hsu et al. 2010). Suplemen ekstrak daun,
cepat, mudah tumbuh di berbagai tempat juga akar, dan kulit kayu tanaman ini dilaporkan
harga jualnya cukup tinggi untuk mendukung mampu meningkatkan kemampuan
pendapatan petani. Kayunya sangat keras, memahami dan mengingat pada mencit yang
berwarna kemerahan, bernilai tinggi, serta diduga akibat mekanisme pertahanan
memiliki sifat kayu yang baik. Banyak antioksidan (Cheng et al. 2009). Jiang et al.
digunakan untuk pembuatan furnitur atau (2007) juga melaporkan bahwa daun tanaman
perabotan rumah (Djam’an 2002). Secara surian memiliki aktivitas antioksidan yang
empiris, masyarakat di Indonesia telah cukup tinggi dengan pemutusan aktivitas
menggunakan kulit, serbuk akar, dan daunya radikal bebas DPPH dan lipid peroksida.
sebagai obat tradisional (Zuhud et al. 2003).
Beberapa bagian pohon, terutama kulit dan Kanker Payudara
akarnya sering digunakan untuk ramuan obat, Kanker dianggap suatu kelompok penyakit
yaitu diare. Kulit dan buah surian dapat seluler dan genetik karena dimulai dari satu
digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri. sel yang telah mengalami mutasi DNA
Selain itu, petani menggunakan daun surian sebagai komponen dasar gen. Sel-sel yang
beureum untuk menghalau hama serangga mengalami kerusakan genetik tidak peka lagi
tanaman. Pohon surian beureum berperan terhadap mekanisme regulasi siklus sel
sebagai pengusir serangga (repellent) dan sehingga akan terus melakukan proliferasi
dapat digunakan sebagai insektisida (Djam’an tanpa kontrol (Silalahi 2006). Kanker adalah
2002). pertumbuhan sel-sel yang abnormal. Sel-sel
Surian memiliki banyak komponen kanker sangat cepat membelah meskipun
bioaktif yang dapat berperan sebagai ruang dan nutrisi terbatas. Kanker sangat
antioksidan, antikanker, dan antidiabetes. heterogen, yaitu lebih dari 100 jenis kanker
Daun tanaman surian sering digunakan secara telah diketahui saat ini dan dalam setiap organ
tradisional untuk mengobati disentri, terdapat berbagai subtipe kanker. Beberapa
dermatitis, dan enteritis (Hsu et al. 2010). kanker bersifat familial (keturunan),
Komponen fitokimia yang terkandung dari sedangkan lainnya bersifat sporadik (Nowell
hasil ekstrak daun surian diantaranya adalah et al. 2004).
β-karoten, lutein, askorbat, α-tokoferol, dan Kanker payudara merupakan salah satu
komponen fenolik seperti asam galat dan jenis kanker yang paling sering dijumpai pada
metil galat (Cheng et al. 2009). Di Taiwan, wanita. Kemunculannya dapat ditelusuri sejak
Toona sinensis umum digunakan sebagai zaman Yunani kuno melalui pengamatan yang
makanan untuk para vegetarian. Hasil dilakukan Hipocrates atas beberapa jenis
penapisan fitokimia simplisia daun surian kanker. Besarnya jumlah penderita penelitian
3
BAH
HAN DAN M
METODE
akan dicatat nomor letaknya berdasarkan letak Etanol yang memiliki LD50 sebesar 9000
segmen terdekat. Pengamatan kondisi kanker mg/Kg untuk pemberian oral pada tikus
payudara ini dilakukan setiap hari selama 32 (Acros Organics NV 2008). Melalui
hari terhitung semenjak kanker payudara pertimbangan toksisitas (LD50), etanol
pertama kali terdeteksi. Bulu-bulu yang digunakan sebagai pelarut dalam proses
berada didekat kanker payudara dipangkas ekstraksi.
agar kanker payudara dapat diukur dengan Metode maserasi dilakukan selama 1 x 24
akurat. Infeksi luka kulit akibat pemangkasan jam. Rendemen yang dihasilkan dari suatu
bulu dapat dicegah dengan mengoleskan proses ekstraksi akan meningkat seiring
Chloramphenicol pada bagian yang terluka. dengan peningkatan waktu ekstraksi. Hal ini
Diameter kanker payudara diukur disebabkan semakin lama waktu ekstraksi,
menggunakan jangka sorong dengan ketelitian semakin lama waktu kontak antara pelarut dan
0.05 mm. Pengukuran diameter setiap lingkar bahan baku sehingga proses penetrasi pelarut
kanker payudara dilakukan sebanyak dua kali. ke dalam sel bahan (sampel) akan semakin
Volume kanker payudara (v) setiap palpasi baik yang menyebabkan semakin banyaknya
dapat dihitung menggunakan rumus yang senyawa yang berdifusi keluar sel.
berikut V = 4/3p.(d1).(d2), dengan V = Rendemen ekstrak rata-rata dari 5 kali
volume kanker payudara, p = 22/7, serta d1 ulangan yang dilakukan diperoleh hasil dari
dan d2= diameter kanker payudara pada dua penelitian ini yakni rendemen surian sebesar
kali pengukuran, dengan d1> d2 (Veena et al 9.95%. Rendemen ekstrak daun surian dari
2006). hasil penelitian ini lebih kecil jika
Parameter Uji dibandingkan dengan hasil yang diperoleh
Data pengamatan meliputi jumlah nodul, Rahmawan (2011), yakni 13.11%.
diameter, serta bobot badan. Data yang Rendemen yang lebih tinggi ini disebabkan
digunakan pada tiap tikus adalah data total menggunakan pelarut etanol absolut , ukuran
volume kanker payudara dan rerata volume serbuknya 40-60 mess, dan diadakan
kanker payudara. Nilai total volume kanker pengulangan maserasi hingga diperoleh
payudara didapat dari penjumlahan volume larutan yang bening, sedangkan ekstrak daun
kanker payudara tikus (untuk setiap nodul surian pada penelitian ini menggunakan
kanker payudara yang muncul dalam 1 pelarut etanol 70%, ukuran serbuknya tidak
kelompok) pada setiap hari selama 30 hari ditentukan dan tidak dilakukan pengulangan
perlakuan. Rerata volume kanker payudara maserasi.
merupakan volume rata-rata dari setiap nodul
kanker payudara yang muncul pada setiap hari Pengaruh Induksi DMBA terhadap Bobot
dalam rentang 30 hari masa perlakuan. Masa Badan dan Pembentukan kanker payudara
perlakuan menggambarkan saat dimana Bobot badan adalah salah satu respon yang
kanker payudara mulai muncul (terhitung mengambarkan perkembangan tikus. Gambar
sebagai hari ke-1) hingga saat tikus dibedah 4 menunjukkan tidak adanya perbedaan
(hari ke-30). Masa penelitian merupakan berarti antara kecenderungan peningkatan
waktu yang dipakai selama penelitian, mulai bobot badan antara kelompok yang diberikan
dari ekstraksi hingga saat semua tikus ekstrak (dosis 1 dan dosis 2) terhadap
dinekropsi (baik memiliki kanker payudara kelompok perlakuan lain (normal, kontrol
maupun tidak memiliki kanker payudara). positif dan kontrol negatif). Kelompok
perlakuan dosis 1 dan dosis 2 menunjukan
HASIL DAN PEMBAHASAN adanya kenaikan bobot badan namun
cenderung fluktuatif, berbeda dengan
kelompok perlakuan lain (normal, kontrol
Ekstrak Daun Surian
positif dan kontrol negatif). keadaan ini
Ekstraksi serbuk surian dilakukan dengan
tingkat stres yang dialami tikus kelompok
menggunakan metode maserasi. Pelarut yang
dosis 1 dan dosis 2 ekstrak daun surian jauh
digunakan dalam proses maserasi adalah
lebih tinggi dibandingkan tikus kontrol negatif
etanol 70%. Penggunaan etanol sebagai
dan kontrol positif. Stres dapat menyebabkan
pelarut disebabkan beberapa hal di antaranya,
penurunan nafsu makan yang berakibat lebih
kepolaran, toksisitas, dan mudah diperoleh.
lanjut terhadap ketidakstabilan bobot badan.
Sifat dari pelarut etanol yang tidak beracun
Tikus yang digunakan pada penelitian ini
menyebabkan etanol ditetapkan standar
didesain untuk terinduksi kanker payudara,
sebagai pelarut yang aman oleh Badan
sehingga dalam tahapan perlakuannya semua
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM 2005).
tikus, kecuali kelompok normal
8
250
200
bobot badan (gram)
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30 35
hari ke‐
Induksi DMBA dilakukan dengan dosis 25 karsinogen dengan kulit (topikal). Namun
mg/Kg BB tikus secara i.g. (intra gastric). pemilihan Prosedur penggunaan DMBA pada
Induksi dilakukan setelah masa adaptasi, model in vivo secara oral tidak dilakukan
nodul kanker payudara pertama muncul pada disebabkan keterbatasan DMBA yang
saat tikus berumur 106 hari (76 hari setelah tersedia, mahalnya harga DMBA dan sulit
induksi). Penelitian ini dilakukan dengan diperoleh.
pendekatan kuratif, yaitu pemberian ekstrak Respon jumlah nodul untuk setiap
daun surian dilakukan setelah muncul nodul perlakuan dapat diamati pada Gambar 5.
kanker payudara. Akibatnya, data waktu Jumlah nodul merupakan variabel yang dapat
muncul nodul kanker payudara tidak bisa dibandingkan tiap kelompok perlakuan. Tikus
dijadikan variabel pengamatan seperti halnya kelompok kontrol positif memiliki jumlah
pada penelitian in vivo dengan pendekatan nodul terendah dan tidak mengalami
preventif (sampel uji diberikan sebelum perubahan pada awal dan akhir perlakuan
dilakukan induksi DMBA). dibandingkan dengan tikus kelompok lain.
Prosedur penggunaan DMBA pada model Tikus kelompok positif diberi obat
in vivo secara oral akan pembentukan doxorubicin yang secara klinis terbukti efektif
pembuluh darah dan pembuluh kelenjar yang menekan pertumbuhan kanker payudara.
mengelilingi jaringan kanker payudara. Hal Kenyataan ini juga menggambarkan ekstrak
ini lebih menyerupai kondisi yang sebenarnya daun surian tidak mampu menekan metastasis
terjadi pada kanker yang diderita manusia yang ditandai jumlah nodul kanker payudara
(Motoyama et al. 2008). Manna et al.(2007) yang lebih banyak dan bertambah pada akhir
menyatakan bahwa pemberian DMBA secara perlakuan. Pemberian ekstrak daun surian
oral menghasilkan model kanker payudara pada tikus kelompok dosis 2 memiliki jumlah
yang muncul dari epitel sel duktal dengan nodul lebih tinggi dibandingkan tikus
aspek morfologi histogenesis seperti pada kelompok kontrol negatif dan dosis 1. Jumlah
kanker payudara manusia. Model ini juga total nodul kanker payudara pada awal
menyerupai patogenesis (proses pembentukan perlakuan untuk tikus dosis 1 adalah 7 nodul,
penyakit) pada manusia, dimana paparan sementara pada tikus kontrol negatif dan dosis
karsinogen berasal dari asupan makan dan 1 adalah masing-masing 6 nodul. Akhir
minum, bukan karena interaksi fisik perlakuan jumlah nodul untuk ketiga
9
10 9
8
8 7 7
6 6
6 5 5
4
2
0
Kontrol positif Kontrol negatif Dosis 1 Dosis 2
jumlah nodul sebelum perlakuan jumlah nodul setelah perlakuan
kelompok ini mengalami kenaikan menjadi 6 menerima asupan ektrak surian dalam
nodul, 8 nodul dan 9 nodul untuk masing- perlakuannya tidak mengalami penurunan
masing kelompok yaitu kontrol negatif, dosis volume kanker payudara.
1 dan dosis 2. Jika dilihat perkembangan volume kanker
Rendahnya laju pertumbuhan jumlah payudara yang terus meningkat selama masa
nodul tikus kelompok kontrol negatif perlakuan pada kelompok perlakuan dosis 1
dibandingkan dengan tikus kelompok dosis 1 dan kelompok dosis 2 dan tidak berbeda jauh
dan dosis 2 dapat diduga akibat rendahnya bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
stress yang diterima. Stres oleh Lyman dan negatif maka dapat dikatakan ekstrak daun
Burstein (2007) dinyatakan sebagai faktor surian dengan pelarut etanol tidak memiliki
yang membuat pengobatan kanker tidak aktivitas sebagai antikanker .
efektif. Hal ini dapat dimengerti bila tikus Kelompok doxorubicin digunakan sebagai
kelompok pemberian ekstrak daun surian kontrol positif untuk mengobati kanker dalam
(kelompok dosis 1 dan dosis 2) harus diberi penelitian Ranasasmita (2008). Doxorubicin,
ekstrak daun surian setiap hari hingga senyawa antibiotik antrasiklin, merupakan
sebanyak 2.5 mL sedangkan tikus kelompok obat yang secara luas digunakan dalam
kontrol negatif tidak dicekok dengan aquades. kemoterapi berbagai jenis kanker. Mekanisme
Patut diduga bila stres (akibat prosedur kerja senyawa ini sangat kompleks dan belum
penelitian) menyebabkan kanker lebih ganas diketahui secara terperinci. Secara umum,
dengan memicu metastasis, yang dapat dilihat doxorubicin berinteraksi dengan berinterkalasi
dari peningkatan jumlah nodul. Penurunan (menyisip) dalam DNA dan menghambat
jumlah nodul berarti penurunan laju biosintesis makromolekul. Kondisi ini lebih
metastasis (penyebaran kanker), salah satu lanjut akan menghambat kerja topoisomerase
tolak ukur dalam menilai keberhasilan suatu II yang berfungsi menguraikan utas DNA
obat dalam menekan keganasan kanker. untuk persiapan proses transkripsi.
Doxorubicin membuat kompleks
Pengaruh Pemberian Ekstrak daun surian topoisomerase II tetap stabil meski telah
terhadap Perkembangan Kanker mengudarkan pilinan ganda DNA. Hal ini
Penelitian ini menganalisis perkembangan membuat proses replikasi terhenti dengan sulit
kanker payudara pada tikus sebagai gambaran mengudarnya pilinan ganda DNA. Senyawa
pengaruh pemberian ekstrak daun surian ini juga menghambat kerja reverse
terhadap aktivitas antikanker. Perkembangan trankriptase. Senyawa dapat bekerja pada
volume kanker payudara rata-rata yang membran sel. (Smith et al 2000). Aktivitas
terukur pada awal perlakuan adalah dari antikanker dari kelompok ini, yang
kelompok kontrol negatif, kelompok dosis 1, ditunjukkan melalui penurunan volume
dan dosis 2 secara berurutan adalah 10.210 kanker payudara yaitu 8.468 cm3 menjadi
cm3, 9.093 cm3dan 9.851 cm3 kemudian 2.030 cm3 atau mengalami penurunan volume
meningkat menjadi 36.042 cm3, 34.930 sebesar 76% (Lampiran 9). Hasil ini sesuai
cm3dan 33.131cm3 (Gambar 6). Volume dengan penelitian lain yang menunjukkan
kanker payudara ketiga kelompok ini bahwa doxorubicin memiliki aktivitas
meningkat sebesar 253%, 284%, dan 236% antikanker. Ranasasmita (2008) melaporkan
(Lampiran 9). Dalam kata lain kelompok yang bahwa pemberian doxorubicin dapat
10
menurunkan volume kanker payudara pada kecil sehingga tidak cukup untuk menekan
tikus yang diinduksi DMBA. pertumbuhan kanker payudara pada tikus.
Ekstrak daun surian diketahui Penelitian Chen et al (2009) tidak
mengandung senyawa β-karoten, lutein, mengunakan ekstrak daun surian kasar
askorbat, α-tokoferol, asam galat dan metil melainkan mengunakan asam galat yg telah
galat (Cheng et al. 2009). Asam galat yang diisolasi dari ekstrak daun surian. Selain itu,
terkandung dalam ekstrak daun surian pada penelitian Chen et al (2009) dilakukan
merupakan golongan senyawa fenolik yang fraksinasi pada tingkat ekstraksi daun surian
diketahui memiliki aktivitas antikanker. sehingga senyawa-senyawa bioaktif yang
Penelitian Chen et.al (2009) melaporkan isolat mungkin terambil dengan pelarut selain etanol
asam galat dari ekstrak daun surian mampu akan terbawa. Fraksinasi tersebut meliputi
menghambat pertumbuhan sel kanker prostat lima tahapan berbeda yang akan menghasilkan
in vitro melalui pembangkitan reactive oxygen lima ekstrak yang berbeda pula.Pada
species (ROS). penelitian Chen et al (2009) juga uji aktivitas
Ekstrak daun surian dengan pelarut etanol antikanker juga dilakukan secara in vitro yaitu
diduga tidak mengandung asam galat atau pada sel kanker prostat manusia.
komponen asam galat yang diekstraksi terlalu
40
35
30
volume tumor (cm3)
25
20
15
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35
hari ke‐
kontrol positif kontrol negatif dosis I dosis II
LAMPIRAN
14
Residu Filtrat
Dosis doxorubicin
Dosis rekomendasi doxorubicin (PT.Ferron Par Pharmaceutical, Jakarta)
= 20 mg/m2 luas permukaan tubuh
Penduduk Indonesia yang umumnya memiliki BB 60 Kg dan tinggi badan 165 cm
akan memiliki luas permukaan tubuh 1.66 m2 (Ranasasmita 2008)
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Dosis 1 (cm)
Hari
Perlakuan d1 d2 (1) d2 (2) d3 (1) d3 (2) d3 (3) d4 (1) d4 (2)
1 1.52 1.03 1.79 0.63 1.31 1.22
2 1.52 1.09 1.79 0.66 1.33 1.22
3 1.59 1.09 1.79 0.61 1.35 1.23
4 1.56 1.12 1.83 0.65 1.38 1.24
5 1.56 1.18 1.87 0.68 1.45 1.27
6 1.59 1.22 1.94 0.69 1.39 1.25
7 1.6 1.28 1.89 0.72 0.59 1.4 1.28
8 1.65 1.3 1.89 0.75 0.62 1.45 1.31
9 1.61 1.25 1.74 0.79 0.65 1.48 1.35
10 1.65 1.28 1.86 0.8 0.65 1.51 1.37
11 1.68 1.25 1.85 0.82 0.64 1.54 1.37
12 1.7 1.3 0.47 1.89 0.84 0.68 1.58 1.39
13 1.75 1.35 0.61 1.9 0.85 0.7 1.51 1.42
14 1.75 1.43 0.72 1.88 0.89 0.74 1.52 1.45
15 1.72 1.49 0.83 1.87 0.89 0.77 1.56 1.49
16 1.72 1.51 0.95 1.9 0.9 0.82 1.62 1.53
17 1.83 1.6 1.38 1.95 0.91 0.84 1.62 1.53
18 1.82 1.65 1.45 2 0.93 0.83 1.7 1.59
19 1.76 1.71 1.52 2.05 0.93 0.88 1.72 1.6
20 1.62 1.78 1.68 2.01 0.95 0.92 1.78 1.63
21 1.89 1.78 1.7 2.09 1.03 1.09 1.72 1.65
22 1.9 1.84 1.71 2.23 1.06 1.17 1.78 1.66
23 1.92 1.82 1.74 2.33 1.11 1.26 1.81 1.68
24 1.98 1.88 1.75 2.45 1.15 1.38 1.85 1.72
25 2.11 1.86 1.74 2.45 1.23 1.43 1.87 1.75
26 2.34 1.89 1.77 2.5 1.27 1.49 1.87 1.74
27 2.54 1.98 1.8 2.43 1.27 1.52 1.85 1.77
28 2.56 2.11 1.83 2.59 1.31 1.6 1.89 1.79
29 2.58 2.27 1.89 2.75 1.33 1.66 1.91 1.82
30 2.66 2.38 1.94 2.88 1.37 1.69 1.96 1.84
Rataan 1.856 1.557 1.446 2.080 0.934 1.026 1.624 1.505
26
Lanjutan
Dosis 2 (cm)
Hari d4 d4
Perlakuan d1 (1) d1 (2) d1 (3) d2 (1) d2 (2) d3 d4 (1) (2) (3)
1 1.12 1.01 1.1 0.67 1.42 1.36 1.27
2 1.12 1.01 1.15 0.68 1.42 1.36 1.28
3 1.12 1.03 1.5 0.67 1.43 1.25 1.31
4 1.15 1.02 1.54 0.73 1.48 1.27 1.36
5 1.16 1.05 1.54 0.75 1.56 1.29 1.39
6 1.15 1.07 1.57 0.79 1.49 1.28 1.34
7 1.1 1.08 1.58 0.8 1.58 1.25 1.33
8 1.05 1.05 1.55 0.83 1.66 1.25 1.29
9 1.09 1.09 1.55 0.85 1.7 1.34 1.34
10 1.17 1.13 0.44 1.55 0.87 1.76 1.36 1.38
11 1.19 1.17 0.44 1.53 0.88 1.76 1.29 1.4
12 1.17 1.19 0.47 1.55 0.91 1.7 1.36 1.45 0.34
13 1.13 1.19 0.53 1.55 0.94 1.72 1.34 1.47 0.37
14 1.19 1.13 0.65 1.54 0.95 1.77 1.43 1.49 0.39
15 1.21 1.18 0.69 1.54 0.98 1.74 1.41 1.55 0.44
16 1.24 1.21 0.75 1.54 0.99 1.71 1.41 1.59 0.48
17 1.3 1.25 0.87 1.53 1.03 1.75 1.4 1.58 0.52
18 1.35 1.27 0.95 1.55 1.05 1.8 1.43 1.62 0.57
19 1.35 1.29 0.95 1.53 1.03 1.88 1.43 1.64 0.64
20 1.37 1.3 0.99 1.53 1.08 1.84 1.4 1.64 0.7
21 1.34 1.3 1.02 1.6 1.13 2.05 1.37 1.67 0.72
22 1.35 1.32 1.02 1.74 1.24 2.12 1.41 1.69 0.75
23 1.38 1.35 1.05 1.76 1.17 2.2 1.62 1.72 0.77
24 1.44 1.33 1.04 1.85 1.19 2.26 1.78 1.73 0.79
25 1.47 1.37 1.09 1.8 1.23 2.31 1.83 1.74 0.83
26 1.58 1.37 1.11 1.89 1.25 2.48 1.95 1.77 0.88
27 1.64 1.4 1.17 1.98 1.25 2.59 1.94 1.79 0.93
28 1.65 1.47 1.17 2 1.27 2.63 2.13 1.83 0.96
29 1.67 1.48 1.18 2.12 1.29 2.77 2.18 1.86 0.99
30 1.69 1.54 1.23 2.34 1.34 2.8 2.29 1.87 1.03
Rataan 1.298 1.221 0.895 1.637 0.995 1.913 1.514 1.546 0.689
27
Lanjutan