Limbah Urea
Limbah Urea
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
*) Nitroselulosa adalah suatu senyawa yang sangat mudah terbakar yang terbentuk
oleh nitrating selulosa yang terhubung dengan asam nitrat atau agen nitrating kuat
lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pupuk urea merupakan reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan ammonia
(NH3). Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Ketiga bahan
baku tersebut meruapakan kekayaan alam yang terdapat di Sumatera Selatan. Pada
proses pembuatan amoniak dengan tekanan rendah dalam reaktor (150 atmosfir) yaitu
dengan reaksi reforming merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 dan metanasi.
Reaksi reforming ini dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu :
Tingkat Pertama :
Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui pipa-pipa vertikal
dalam dapur reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
CH4 + H2O → CO + 3H2
Tingkat Kedua :
Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di
dalam reformer kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi
reforming dan untuk memperoleh campuran gas yang mengandung nitrogen.
CH4 + O2 → CO2 + 2H2O
2CO + 4H2O → CO + H2
Lalu campuran gas sesudah reforming, direaksikan dengan H2O di dalam converter
CO untuk mengubah CO menjadi CO2
CO + H2O → CO2 + H2
CO2 yang terjadi dalam campuran gas diserap dengan K2CO3
K2CO3 + CO2 + H2O → KHCO3
larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan CO2 sebagai bahan baku pembuatan
urea. Setelah CO2 dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus
dihilangkan yaitu dengan cara mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali
Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda pada
tekanan 150 atmosfir dan kemudian dialirkan ke dalam converter amoniak.
N2 + 3H2 ---> 2NH3
Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3 (cair), kedua senyawa ini direaksikan dalam
reaktor urea dengan tekanan 200-250 atmosfer.
2NH3 + CO2 → NH2COONH4 + Q
amoniak karbon dioksidaammonium karbamat
NH2COONH4 → NH2CONH2 + H2O + Q
Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu 25 menit. Proses selanjutnya
adalah memisahkan urea dari produk lain dengan memanaskan hasil reaksi
(urea,biuret, ammonium karbamat, air dan amoniak kelebihan) dengan penurunan
tekanan, dan temperatur 120-165 oC, sehingga ammonium karbamat akan terurai
menjadi NH3 dan CO2, dan kita akan mendapatkan urea berkonsentrasi 70-75%.
B. Dampak limbah cair industri pupuk urea
Limbah cair yang dihasilkan oleh proses produksi dari industri pupuk urea
dapat menimbulkan adanya rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air
bersih, akibat adanya amoniak dalam limbah cair tersebut
Bahan beracun yang terkandung dalam limbah cair industri pupuk mampu
merusak sel hewan terutama pada classis mamalia termasuk manusia, akibat
adanya amoniak. Apabila senyawa amoniak dalam konsentrasi yang tinggi
masuk dalam perairan dapat membahayakan kehidupan hewan, biota air,
maupun manusia disekitarnya. Misalnya dampak amoniak pada ikan dapat
menyebabkan kerusakan pada insang, sehingga konsekuensi respirasi ikan
akan terganggu. insang penting untuk keseimbangan asam-basa dalam
pengaturan pH darah ikan serta untuk pertukaran ion seperti natrium dan
klorida dalam darah. Oleh karena itu, kerusakan insang akan mengganggu
terjadinya sejumlah proses penting dalam metabolisme ikan. Amoniak juga
menyebabkan kerusakan kulit, sirip, dan usus. Paparan amoniak yang lebih
kronis menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, mematiakan sistem
kekebalan serta merusak sistem syaraf.
1. Equalisasi
Yaitu pengolahan air limbah yang berfungsi untuk meratakan beban pencemar
air limbah (mencampur untuk menjadi lebih homogen) serta untuk
mengurangi atau mengendalikan variasi karakteristik air limbah agar tercapai
kondisi optimum untuk proses lebih lanjut.
2. Netralisasi
Yaitu suatu proses pengolahan air limbah yang digunakan untuk menetralkan
asam atau basa karena beberapa limbah industri umumnya bersifat asam atau
basa, sehingga memerlukan netralisasi sebelum dialirkan ke proses lebih
lanjut atau dibuang ke badan air penerima.
4. Pengolahan biologi
Yaitu suatu proses pengelolaan air limbah yang bertujuan untuk mengurangi
zat organik melalui mekanisme oksidasi biologis. Pengolahan secara biologi
terdiri dari:
a) Kolam aerasi
Yaitu kolam yang diberikan perlakuan aerator sehingga akan mampu untuk
meningkatkan oksigen terlarut dalam air limbah tersebut sehingga dapat
mencukupi kebutuhan mikroba
Yaitu pengolahan air limbah dengan cara menghilangkan nitrat melalui proses
biologis
c) Lumpur aktif
d) Trickling filter
Yaitu kumpulan benda padat yang berbentuk silinder, pada tempat tersebut di
berikan kerikil, pasir dan substrat untuk menyaring air limbah yang akan
disemprotkan dari atas silinder tersebut. Pada kerikil dan pasir tersebut akan
membentuk lapisan biofilm sehingga mampu untuk mendegradasi bahan
organik yang berada pada air limbah tersebut
Meskipun (NH2)2CO dan NH3-N tidak termasuk senyawa B3, limbah cair
pabrik pupuk urea dapat menimbulkan kerusakan ekosistem air yang sangat serius.
Sampai saat ini, pengolahan limbah cair pabrik pupuk urea dilakukan dengan proses
nitrifikasi-denitrifikasi heterotrofik dalam kolam-kolam terbuka. Karena kadar COD
limbah cair ini rendah, proses nitrifikasi-denitrifikasi heterotrofik tersebut
memerlukan banyak masukan sumber karbon, dalam hal ini adalah metanol. Selain
itu, kinerja proses tidak terkendali ketika terjadi fluktuasi karakteristik limbah yang
ekstrim. Teknologi yang diterapkan berbasis pada penggabungan activated
microalgae dan nitrifikasi-denitrifikasi autotrofik untuk menguraikan limbah cair urea
kadar tinggi dan ammonia kadar tinggi. Microalgae merupakan mikroba autotrof yang
mampu memanfaatkan (NH2)2CO dan NH3-N sebagai sumber nitrogen (sumber N)
dan gas karbon dioksida (CO2) sebagai sumber karbon (sumber C). Dalam skala besar
mikroalgae selalu berasosiasi dengan bakteria/mikroba lain. Pada dasarnya, interaksi
bakterialgae mampu memurnikan air sungai.
A. KESIMPULAN
Pupuk urea merupakan reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan ammonia
(NH3). Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Meskipun
(NH2)2CO dan NH3-N tidak termasuk senyawa B3, limbah cair pabrik pupuk urea
dapat menimbulkan kerusakan ekosistem badan air yang sangat serius. Sampai saat
ini, pengolahan limbah cair pabrik pupuk urea dilakukan dengan proses
nitrifikasidenitrifikasi heterotrofik dalam kolam-kolam terbuka.
B. SARAN
Diharapkan agar para industri khusunya industi pupuk urea agar dapat
mengelolah limbah yang dihasilkannya dengan baik sehingga dapat menjaga
ekosistem badan air.
DAFTAR PUSTAKA
Ea kosman anwar dan husein suganda. 2002. Pupuk limbah industry. Online
(www.bloger.kebumen.info.com).