Anda di halaman 1dari 14

Intan termasuk dalam kelompok bahan galian yang terbentuk secara alami di kedalaman tertentu

dari permukaan bumi, termasuk dalam kelompok mineral Carbon sebagai mineral utama
penyusun intan (diamond).
Mineral Carbon terdapat di alam dengan 3 bentuk dasar, yaitu sebagai :
1. Diamond (Intan)- Sangat Keras, dengan kristal (berwarna) jernih
2. Graphite- Lunak, berwarna hitam, tersusun dari (unsur) carbon murni, struktur
molekulernya tidak padat sekuat diamond (intan), hal tersebutlah yang menjadikan graphite
lebih lunak dibandingkan diamond.
3. Fullerite, merupakan mineral yang terbuat dari molekul yang berbentuk bulat sempurna
yang tersusun dari 60 atom Carbon
Intan terbentuk pada kedalaman 100 mil (161 Km) di bawah permukaan bumi, pada batuan yang
cair pada bagian mantel bumi yang memiliki temperature dan tekanan tertentu yang
memungkinkan untuk merubah (mineral) carbon menjadi intan

Kebanyakan intan yang kita temukan sekarang merupakan hasil pembentukan proses jutaan-
milyar tahun yang lalu, erupsi magma yang sangat kuat membawa intan-intan tersebut ke
permukaan, membentuk pipa kimberlite, penamaan kimberlite berasal dari penemuan pertama
pipa tempat intan berada tersebut di daerah Kimberley, Afrika Selatan.
Intan juga dapat ditemukan di dasar sungai sebagai endapan yang kita sebut sebagai endapan
intan alluvial, pada dasarnya intan type alluvial juga berasal dari pipa Kimberlite purba yang
kemudian mengalami proses geologi lanjutan berupa pengangkutan oleh air atau glacier yang
berlangsung pada jutaan-milyar tahun yang lalu, sehingga intan-intan yang berasal dari pipa
kimberlite tersebut terbawa bermil-mil jauhnya dari tempat asalnya dan kemudian terendapkan di
dasar sungai.

Intan ditemukan di alam dalam bentuk batu yang masih kasar, sehingga harus melalui beberapa
proses terlebih dahulu agar tercipta sebagai perhiasan yang berkilau untuk kemudian menjadi
barang yang komersil.

Keterdapatan Intan di Kalimantan


plume tectonics dan pipa intan kimberlite: Kalimantan case.
Anthony Evans dalam bukunya, “An Introduction to Economic Geology and Its Environmental
Impact” (Blackwell Science, 1997) menulis kadar2 intan di pipa kimberlite/lamproite di seluruh
dunia. Yang paling miskin (kimberlit Lesotho : 0,309 karat/ton) - yang paling kaya (Argyle AK1
Lamproite di Australia Barat punya kadar intan 4 karat/ton). Bandingkan dengan kadar intan
Pamali intrusive breccia yang hanya 0,0035 karat/ton. Bagaimana intan Martapura bisa punya
kadar 0,47 karat/ton ? Rasanya, proses enrichment pun tak akan mendongkrak kadar sampai
134 kali bukan ? Lalu, dari mana asal intan Martapura ?

Melihat peta penyebaran intan di seluruh dunia (Evans, 1997), jelas tergambar di situ bahwa
deposit intan yang besar selalu berasosiasi dengan daerah continental craton (> 1500 Ma old).
Teori terbaru sekarang tentang origin of diamonds adalah bahwa intan bukanlah hasil kristalisasi
magma di intrusi ultrabasa (akan in-situ), tetapi bahwa intan adalah ex-situ, mereka adalah
mineral2 di upper mantle yang terbawa hot plume mantle yang sedang up-welling. Maka, intan
bukanlah fenokris, tetapi xenokris.
Mengherankan, sejak Koolhoven (1935) menulis laporannya tentang asal intan Kalimantan (”Het
Primaire Voorkomen van den Zuid-Borneo Diamant” - Primary Occurrences of the South
Kalimantan Diamond), riset tentang ini tak mengalami kemajuan yang signifikan sampai saat ini
pun.

Prof. Adjat Sudradjat, di dalam bukunya, “Teknologi dan Manajemen Sumberdaya MIneral” (ITB,
1999) masih menulis bahwa asal intan Kalimantan ini tak diketahui dari mana. Lima puluh tahun
sebelumnya (1949), van Bemmelen pun mengindikasikan hal yang sama. Memang, Koolhoven
(1935) menyebutkan bahwa a pipe of ultrabasic rock yang disebutnya “Pamali intrusive breccia”
adalah sumber intan di Kalimantan Selatan. Tetapi, semua buku menuliskan bahwa kadar intan
di breksi Pamali (bukan Pemali seperti di Jawa Tengah ya..) sangat kecil, jauh di bawah kadar
intan yang ditemukan di endapan placer-nya. Kata Pak Soetarjo Sigit dkk di bukunya “Mineral
Deposits of Indonesia” (1962), tidak ekonomis menambang intan di breksi Pamali itu.

Ini kadar2 intan di Kalimantan Selatan (van Bemmelen, 1949 vol IB) : pipa ultrabasa breksi
intrusif Pemali : 0,0035 karat/ton (1 karat intan = 0,20 g), enriched top soil Pamali : 0,035
karat/ton, diamond bearing gravels placer deposits : 0,47 karat/ton. Nah, intan terbesar yang
pernah ditemukan di endapan plaser itu adalah yang ditemukan di desa Cempaka, Kal Sel
seberat 166 karat (33 gram). Cukup besar, hampir sebanding dengan intan Kohinoor kepunyaan
raja Lahore, India sebelum dibelah (186 karat), tetapi jauh lebih kecil dibandingkan intan terbesar
yang pernah ditemukan di Afrika Selatan, intan Cullinan (3024 karat - 602 gram) yang kata buku
Munaf (1956) - Ensiklopedia Indonesia (termasuk ensiklopedia Indonesia pertama) dihadiahkan
pemerintah AfSel ke raja Inggris Edward VII.

Nah, benarkah Koolhoven bahwa breksi intrusif Pamali itu sumber primer intan di Martapura ?
Tidak tahu, sebab praktis tak ada riset ke arah situ yang serius. Kalau melihat kadar2 intan
antara placer deposits di Martapura dan primary deposits di breksi Pamali itu, maka diragukanlah
kebenaran Koolhoven itu.
Koolhoven (1935) dan van Bemmelen (1949) menyebutkan bahwa breksi intrusif Pamali itu
adalah model kimberlitic pipe intrusive di Afrika Selatan. Betulkah ? Kadar intan yang dilaporkan
mereka tak mendukung analogi ini.

Bagaimana hubungan antara intan dan craton bagus dipelajari dari artikel Dante Canil
(University of Victoria, British Columbia, Canada) yang risetnya dalam 15 tahun terakhir
berhubungan dengan mantle listosphere, dalam ”GSA Today” vol. 18, no. 6, June 2008, hal. 4-
10, melaporkan kemajuan terbaru tentang pengetahuan ini.

Dalam artikel berjudul, “Canada’s craton : A bottoms-up view, Canil menulis tentang bagian
craton Canada di Archean Slave Province, Mackay Lake, yang disusun polymetamorphic gneiss
berumur sekitar 3300 juta tahun. Craton ini diintrusi banyak sekali pipa kimberlit yang membawa
intan. Pipa kimberlit ini membawa xenolith peridotit dan sedikit eklogit berasal dari akar craton di
wilayah mantel.

Penelitian ini beraplikasi kepada eksplorasi intan pada pipa kimberlit yang menembus craton,
dan keberadaan intra-cratonic basin yang bisa menjadi habitat hidrokarbon organik dan
anorganik.
Craton didefinisikan sebagai bagian stabil lempeng benua yang tidak lagi mengalami deformasi
tektonik dalam waktu yang lama (milyaran tahun) (Bleeker, 2003, the late Archean record :
puzzle in ca. 35 pieces, Lithos v. 71, p.99-134). Saat ini telah diidentifikasi sebanyak 35
segmen/provinsi kerak Bumi berumur Archean (> 2500 juta tahun, berdasarkan skala waktu
geologi terbaru dari Gradstein et al., 2004) yang diidentifikasi sebagai craton.

Bagian massa litosfer terbesar dari suatu craton adalah bagian litosfer yang terletak di bawah
diskontinuitas M (Mohorovicic) yang lazim disebut litosfer mantel. Kekuatan dan stabilitas jangka
panjang suatu craton bergantung kepada sifat litosfer mantelnya. Begitu berpengaruhnya,
sehingga sifat litosfer mantel ini akan menentukan asal benua. Dalam hal ini, patut diperhatikan
perbedaan definisi antara berapa tebal kerak benua, posisi diskontinuitas M, tebal litosfer, dan
tebal astenosfer (agar tak membingungkan, pengertian dasar pembagian kerak-mantel-inti harus
dibedakan dengan litosfer-astenosfer-mesosfer-inti).

Artikel Canil (2008) memberikan ringkasan tentang faktor-faktor termal, petrologi, dan geologi
untuk pehamaman evolusi cratonic lithosphere (meliputi kerak benua maupun mantle
lithosphere) berdasarkan xenoliths yang dibawa pipa kimberlit yang mengintrusi craton. Canada
berpusat di suatu craton yang besar dan bagian tersingkapnya merupakan singkapan kerak
Archean terluas di dunia. Kayanya pipa-pipa kimberlit yang membawa intan ke permukaan
menjadikan wilayah ini sebagai fokus utama riset eksplorasi intan selama 15 tahun
terakhir.Survey geofisika dalam proyek-proyek bernama DeepProbe, Kaapvaal, dan sebagainya
selama beberapa tahun terakhir dilakukan di atas craton Canada. Tujuan survey ini adalah untuk
mendapatkan geophysical imaging litosfer di bawah craton. Penelitian geologi dan geokimia atas
singkapan batuan-batuan mantel berupa xenoliths yang dibawa kimberlit seolah bagai jendela
untuk masuk ke dalam mantel. Gambaran craton dan litosfer mantel di bawahnya yang diperoleh
dari geophysical imaging dan sifat komposisi serta ciri termal bagian bawah craton berdasarkan
xenoliths, bila digabungkan akan memberikan gambaran lebih utuh tentang craton dan
evolusinya. Xenoliths ini umumnya berupa peridotit. Maka disimpulkan bahwa mantle lithosphere
adalah residu leburan peridotit. Pada tekanan di bawah 3 Gpa (giga pascal) sistem ini akan
menghasilkan olivin.

Berdasarkan pemelajaran termal, diketahui bahwa struktur termal bagian craton Canada di Slave
Province mantle tak berubah secara signifikan selama 500 juta tahun terakhir. Struktur termal
yang tetap ini kontras dengan struktur petrologinya yang bervariasi baik secara lateral maupun
vertikal diikuti dengan tingkat depletion-nya yang berbeda-beda berdasarkan bukti garnet
geochemistry. Variasi ini juga sejajar dengan kejadian seismic anisotropy. Thermal steady-state
ini tidak diketahui apakah begitu juga untuk periode yang lebih tua, misalnya pada ujung Archean
(2500 juta tahun) saat Slave Province mulai stabil. Indikasi dari paleogeothermal masih sulit
untuk diduga-duga.

Untuk mengetahui umur cratonic mantle “roots” digunakan isotop Re-Os (Renium-Osmium) dan
isotop 187Osmium-188Osmium pada peridotit yang dibawa pipa kimberlit dari mantle
lithosphere. Hasilnya bervariasi dari 3500 juta tahun sampai 500 juta tahun. Disimpulkan bahwa
mantle lithosphere telah berperan dalam pembentukan craton pertama (3,5 Ga) juga
“pengakaran”-nya (cratonic mantle “rooting”) kembali pada periode berikutnya (0,5 Ga).

Geophysical imaging menunjukkan bahwa di bawah craton Archean ini ada tumpukan mantle
lithosphere yang membentuk sistem “perakaran” bagi craton. Berdasarkan bukti-bukti geologi
dan geokronologi, diketahui bahwa pembentukan tahap akhir dan amalgamasi mantle root ini
terjadi 500-1000 juta tahun lebih kemudian daripada umur litosfer Archean yang membentuk
craton.

Demikian sedikit catatan dari artikel Canil (2008). Craton Canada adalah craton yang paling
banyak dipelajari di dunia. Banyak riset tentang craton yang dilakukan di sini menjadi model
untuk craton lain di seluruh dunia (seperti craton-craton di Australia, Afrika, Asia, Amerika).
Pengetahuan ini tidak hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan geologi, tetapi juga telah
bermanfaat untuk eksplorasi intan. Geophysical imaging-nya dapat dimanfaatkan untuk
eksplorasi migas di intra-crattonic basin, dan struktur termalnya dapat dimanfaatkan dalam hal
pengkajian pembentukan migas secara anorganik.

Nah, di Kalimantan kita punya craton kecil (Schwaner) yang disebut dan
disatukan dengan Laut Jawa sampai ke Malaya oleh Ian Metcalfe (1996) menjadi SW
Kalimantan craton. Dan di Kalimantan, intan tak hanya ada di Martapura, tetapi juga di
Purukcahu (KalTeng) dan Sanggau (KalBar). Mengapa kita tak mencoba mengkaji origin of
diamonds in Kalimantan secara lebih serius ?
Tetapi secara ringkas boleh disebutkan bahwa belum ada bukti intrusi pipa kimberlite ditemukan
di Kalimantan. Pak Dr. Ade Kadarusman (INCO) yang pernah mempelajari asal intan di
Kalimantan pernah menulis (2005) alternatif2 asal intan di Kalimantan sebagai berikut:
 Ultrahigh pressure (UHP) metamorphic origin; source from Meratus Complex -Peridotitic
origin (Pearson et al., 1995); source from Bobaris peridotite (largely based on Koolhoven and
van Bemmelen description).
 Meteoritic origin; presence of textites and impact-crater like structure in north Martapura
 Kimberlite/lamproite origin (Bergman et al, 1987;1988; Spencer et al, 1988); source from the
cratonic core of central Borneo (now eroded)
 Lamproite origin (Parkinson et al, 2000); source from rifted Australian fragment containing
diamondiferous craton.

sumber : tokoberlian.wordpress[dot]com
geologi.iagi.or[dot]id
Akhir-akhir ini banyak sekali berita atau artikel yang menyebutkan bahwa intan
berasal dari metamorfosis batubara dan teori tersebut diragukan kebenarannya. Intan
jarang sekali ditemukan keterdapatannya bersamaan dengan batubara. Kenyataannya
menurut para ahli mineralogy, intan tertua berumur lebih tua daripada mahluk hidup
tertua di bumi (tumbuhan asal batubara).

Mineral Intan Pada Batuan

Masalah lainnya adalah, lapisan batubara merupakan lapisan batuan sedimen yang
mengarah horizontal sedangkan keterdapatan intan yaitu di lapisan batuan beku yang
mengarah vertikal. Hingga saat ini terdapat 4 teori pembentukkan intan yaitu:
1. Deep Source Eruption
Kebanyakan deposit intan yang bersifat komersil berasal dari erupsi gunung api yang
memindahkan intan dari bawah hingga ke atas permukaan bumi. Lapisan pada mantel
tempat terdapatnya deposit berlian dinamakan Diamond Stability Zone. Deposit intan
tersebut dapat mengalir hingga ke atas permukaan kerak bumi dengan cepat ketika
erupsi terjadi. Jenis batuan yang mengandung intan adalah xenolith.
2. Subduction Zone Diamonds
Zona subduksi terdapat di batas pertemuan lempeng samudera dan lempeng benua,
dimana salah satu lempeng masuk ke dalam lapisan mantel bumi. Ketika lempeng
tersebut masuk ke mantel, maka tekanan dan suhu akan meningkat dan membentuk
mineral intan. Mineral intan yang bersifat komersil jarang ditemukan pada proses
pembentukkan seperti ini. Deposit intan jenis ini sangat kecil dan tidak cocok untuk
diolah menjadi perhiasan komersil.
3. Asteroid Impact Diamonds
Keterdapatan intan ditemukan di sekitar lubang bekas tabrakan asteroid. Bumi telah
dijatuhi banyak asteroid selama sejarah pembentukkannya pada masa lampau.
Tekanan dan panas yang dihasilkan tumbukan asteroid cukup untuk membentuk
mineral intan. Mineral intan tipe ini tidak bagus untuk diolah secara komersil.
4. Diamond Formed in Space
Keterdapatan intan juga ditemukan pada meteorit. Para ahli berpendapat intan
tersebut terbentuk di luar angkasa akibat tabrakan sesama asteroid atau kejadian
lainnya. Intan pada meteorit sangat kecil dan tidak cocok untuk diolah secara
komersil.
Genesa atau pembentukan dari endapan intan terbagi menjadi dua teori utama yang keduanya masih
dipergunakan. Teori pertama menunjukkan bahwa intan merupakan fenokris yang sudah terbentuk saat
magma dari astenosfer naik ke atas melalui pipe diatremenya. Teori kedua mengatakan bahwa intan
merupakan kristal exotic (xenokris) yang membeku selama pergerakan mengisi pipe-diatreme. Fasies
pembentukan endapan ini terdiri atas fasies crater, fasies diatreme, dan fasies hypabisal. Fasies crater
terbentuk setelah letusan dalam pembentukan pipe-diatreme. Fasies diatreme adalah proses pendinginan
dari magma yang naik langsung dari astenosfer. Fasies hypabisal terjadi pada bagian bawah, dekat dengan
astenosfer, di mana terjadi pembentukan ‘root’ dari pipe yang berhubungan langsung dengan astenosfer.

Pipe – diatreme terbentuk sebagai akibat letusan yang besar sehingga material dari mantle dalam yang
berasal dari astenosfer ( > 200 km di bawah permukaan bumi) dan adanya proses degassing CO-CO2-H2-
H2O yang terjadi di bawah tekanan 50 – 70 kbar dan suhu >1500 derajat Celcius. Karakteristik endapan
tipe ini umumnya berasosiasi dengan batuan ultramafik, tumbuh stabil di mantel atas pada eklogite
(komposisi garnet dan piroksen tinggi). Pembentukan intan dapat terjadi di mantel bagian atas sebagai
adanya pengayaan karbon yang tinggi di mantel. Panjang pipe – diatreme ini adalah 2 km dengan lebar
bukaan lubang eksplosif 100 – 200 m. pada daerah kimberlite, di sekitar lubang bukaan pipa, ditemukaan
endapan tuff yang mengisi sekitarnya.

Namun tidak semua diatreme dapat membawa intan. Hal ini didasarkan pada pengalaman eksplorasi di
Afrika Selatan dan Kanada. Bagaimana dengan intan yang ditemukan di Indonesia?

Perusahaan intan di indonesia

PT.TURONGGO KALIMANTAN
Jubilee Jubilee, juga dikenal sebagai tambang berlian Yubileyny, terletak di Sakha
(Yakutia), Republik Rusia, adalah tambang berlian terbesar di dunia. Tambang ini
diperkirakan mengandung lebih dari 153 juta karat (Mct) berlian yang dapat diperoleh
kembali, termasuk 51Mct cadangan di bawah tanah kemungkinan sampai Januari 2013.
Tambang Open-pit berlian ini dimiliki dan dioperasikan oleh divisi penambangan dan
pengolahan Aikhal perusahaan berlian milik negara Rusia Alrosa. Tambang telah
berproduksi sejak 1986 Ini mengekstrak bijih berlian dari kimberlite pipe Yubileynaya,
yang diperkirakan mengandung Ore Reserves Committee Joint (JORC) yang
kompatibel dengan cadangan kemungkinan 107.163.000 ton (Mt) dengan kadar 0.90
karat per ton (ct / t) pada Juli 2013. Tam bang berlian Jubilee menghasilkan 10.4Mt
bijih pada tahun 2012 di tambang terbuka saat ini beroperasi pada kedalaman 320m,
namun diperkirakan untuk akhirnya mencapai 720m. Udachny Tambang berlian
Udachny, juga terletak di wilayah Yakutia Rusia, menempati p eringkat sebagai
tambang berlian terbesar kedua di dunia berdasarkan ukuran cadangan. Cadangan
berlian Diperkirakan di tambang tersebut melebihi 152Mct sampai Januari 2013.
Tambang ini dimiliki oleh Alrosa dan dioperasikan oleh Udachny divisi pertambangan
dan pengolahannya. Ekstrak tambang bijih dari Udachnaya Kimberlite pipe, menurut
JORC-compliant cadangan berlian sampai Juli 2013 diperkirakan mencapai lebih dari
120Mct, termasuk 7.3Mct dari cadangan di stockpile bijih. Udachny lebih besar dari
Jubilee dalam hal perkiraan cadangan dari JORC. Udachnaya pipe ditemukan pada
tahun 1955 merupakan deposit berlian terbesar di Rusia. Udachny, yang merupakan
salah satu tambang terbuka yang terdalam di dunia, menghasilkan 10Mct berlian per
tahun sampai 2011 Operasi tambang terbuka, akan berakhir pada 2014, sementara
operasi di bawah tanah diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari 30 tahun.
Mir (Mirny) Mir atau Mirny, tambang berlian lain di wilayah Yakutia Rusia, adalah
tambang berlian terbesar ketiga di du nia. Tambang berlian bawah tanah itu
diperkirakan mengandung lebih dari 141Mct cadangan berlian kemungkinan sampai
Januari 2013. Tambang berlian ini dimiliki dan dioperasikan oleh divisi penambangan
dan pengolahan Mirny dari Alrosa. Ini mengekstrak bijih b erlian dari kimberlite pipe
Mir, yang memiliki cadangan JORC mencapai 29.586Mt penilaian 3.29ct / t diamond
sampai Juli 2013. Mir pipe ditemukan pada tahun 1955 tambang open -pit ini dimulai
pada tahun 1957 dan ditutup pada tahun 2001 dan pertambangan bawah tanah di Mir
sudah berlangsung sejak tahun 2009 tambang ini menghasilkan 497.000 ton bijih pada
tahun 2012 produksi diperkirakan akan mencapai 1MT tahun 2014. Argyle Tambang
berlian Argyle yang terletak di wilayah Kimberley Australia Barat menempati perin gkat
sebagai tambang berlian terbesar di dunia apabila cadangan JORC sendiri
diperhitungkan. Cadangan berlian yang dapat diperoleh kembali di Argyle sampai
Desember 2012 diperkirakan 140Mct (67Mt penilaian 2.1ct / t diamond). Tambang
berlian, yang dimiliki oleh Rio Tinto, telah berproduksi sejak tahun 1983 Argyle saat
transisi dari tambang terbuka (Open -pit) menjadi operasi bawah tanah (Underground)
untuk mengakses berlian di kedalaman. Argyle Underground akan menjadi tambang
gua blok pertama di Australia B arat. Pada puncak produksi Argyle Underground
diharapkan akan menghasilkan 20Mct berlian per tahun, yang akan membuatnya
menjadi produsen berlian terbesar di dunia. Tambang terbuka telah menghasilkan lebih
dari 791Mct berlian di masa pakainya, perusahaan y ang percayai akan melampaui itu
pada tahun 2020. Catoca Catoca tambang berlian di Angola menduduki peringkat
sebagai tambang berlian terbesar kelima di dunia. Tambang open pit Catoca berlokasi
dekat Saurimo, sekitar 840km timur dari Luanda, diperkirakan me ngandung hingga
130Mct berlian ditambang. Tambang berlian dioperasikan oleh Sociedade Mineira de
Catoca, perusahaan patungan BUMN berlian Angola Endiama (32,8%), Alrosa (32,8),
serta China dan produsen minyak negara Sonangol (18%) dan Odebrecht Brasil
(16,4%). Tambang telah beroperasi sejak tahun 1993. Tambang Catoca menghasilkan
6.5Mct berlian dari seluruh 10MT bijih tahun 2012, yang menyumbang sekitar 70% dari
total output berlian Angola. Tambang open -pit saat ini beroperasi pada kedalaman 200
m rencananya akan mencapai setidaknya 600 mendalam. Masa pakai tambang Catoca
dapat diperpanjang hingga 30 tahun. Venetia Tambang berlian Venetia terletak 80 km
dari Musina di Limpopo Provinsi Afrika Selatan menempati peringkat sebagai tambang
berlian terbesar keenam di dunia. Cadangan berlian Venetia sebagaimana pada
Desember 2012 mencapai lebih dari 102Mct. Cadangan tambang terbuka ini
diperkirakan 32.8Mct (33.6Mt penilaian 0.975ct / t diamond) dan cadangan berlian di
bawah tanah diperkirakan 70Mct (91.4Mt penilaian 0.765ct / t diamond). Venetia adalah
tambang berlian besar yang menjadi produsen di Afrika Selatan. Ini menghasilkan
3.066Mct berlian dari 5.618Mt bijih pada tahun 2012. terdiri dari Deposit 12 kimberlite
pipes. Tambang ini dimiliki dan dioperasikan oleh De Beers dan telah berproduksi
sejak 1992 Operasi tambang terbuka diperkirakan akan berlanjut hingga 2021, setelah
itu akan beralih ke pertambangan bawah tanah. Masa pakai tambang Venetia
Underground diperkirakan akan lebih dari 20 tahun. Grib Tambang berl ian Grib, yang
belum memulai produksi secara komersial, merupakan tambang berlian keempat Rusia
terbesar terbesar ketujuh di dunia. Diperkirakan cadangan berlian dari di tambang
tersebut melebihi 98Mct. Tambang ini sedang dikembangkan oleh perusahaan minya k
Rusia Lukoil melalui anak perusahaan pertambangan berlian Arkhangelskgeoldobycha
(AGD). Tambang ini akan mengekstrak Grib pipe terletak di Verkhotina di wilayah
Arkhangelsk dari utara-barat Rusia. Pertambangan berlian di Grib sudah dimulai pada
awal tahun 2014 Produksi berlian tahunan Grib diharapkan mencapai 4Mct. Tambang
ini direncanakan untuk beralih ke tambang bawah tanah setelah 16 tahun masa operasi
tambang terbuka. Tambang ini diharapkan akan disiapkan untuk penjualan setelah
dimulainya produksi. J waneng Tambang berlian Jwaneng di negara Afrika Botswana
menduduki peringkat kedelapan sebagai tambang berlian terbesar di dunia. Tambang
terbuka yang terletak 160 km sebelah selatan -barat dari Gaborone di selatan pusat
Botswana diperkirakan mengandung cad angan berlian 88.3Mct (70.1Mt penilaian 1.26ct
/ t diamond) pada Desember 2012. Jwaneng dianggap menjadi tambang berlian terkaya
di dunia dari segi nilai, dan dimiliki oleh Debswana, kemitraan antara De Beers dan
Pemerintah Botswana. Tambang telah berprodu ksi sejak 1982 dan menyumbang
pendapatan hingga 70% untuk Debswana, yang mengoperasikan empat tambang
berlian di Botswana. Tambang menghasilkan 8.172Mct berlian pada tahun 2012 dan
pada tahun 2011 10.641Mct Kedalaman operasi saat ini pit Jwaneng merupakan 350m.
Tambang ini, diperkirakan akan mencapai kedalaman 625m pada tahun 2017. Sebuah
proyek besar ekstensi, yaitu Cut -8, telah berlangsung di Jwaneng sejak tahun 2010,
yang akan memperpanjang masa pakai tambang minimal sampai 2025. Orapa Tambang
berlian Orapa terletak di sebelah barat 240km dari kota Francistown di Central
Botswana adalah tambang berlian yang terbesar kesembilan di dunia dengan cadangan
di tambang terbuka yang diperkirakan mengandung 85.7Mct cadangan berlian (146.1Mt
penilaian 0.587ct / t d iamond) pada Desember 2012. Orapa telah berproduksi sejak
1971 Ini adalah yang tertua dari empat tambang berlian yang dioperasikan oleh
Debswana. Kimberlite Pipe ditambang oleh Orapa merupakan salah satu yang terbesar
di dunia. Ini mencakup area seluas 118 km² di permukaan. Orapa menghasilkan
11.089Mct berlian pada tahun 2012, dibandingkan dengan tahun 2011 11.158Mct
Orapa merupakan tambang berlian terbesar di dunia berdasarkan produksi di 2012.
Tambang mencapai rekor produksi 17.3Mct pada tahun 2006. Botuob inskaya Tambang
berlian Botuobinskaya , jatuh tempo untuk memulai produksi pada tahun 2015, terletak
di bidang kimberlite Nak yn, sekitar 200 km utara -barat dari Nyurba di wilayah Yakutia
Rusia. Tambang ini akan mengekstrak dari Botuobinskaya pipe yang beri si 70.9Mct
cadangan berlian JORC -compliant (13.839Mt penilaian 5.13ct / t diamond). Tambang
ini dimiliki dan dioperasikan oleh pertambangan Nyurba dan divisi pengolahan Alrosa.
Nyurba dan Divisi Alrosa telah penambangan Nyurbinskaya pipe tiga kilometer jau hnya
dari pipa Botuobinskaya sejak tahun 2000. The JORC, cadangan Nyurbinskaya
(Nyurba) tambang terbuka diperkirakan 40.394Mct sampai juli 2013 tambang Nyurba
menghasilkan 7.955Mct berlian pada tahun 2012. Operasi striping pada Botuobinskaya
pipe dimulai pada bulan Desember 2012 Tambang Botuobinskaya diharapkan akan
menghasilkan 1.5Mct berlian setiap tahun selama lebih dari 40 tahun dari dimulainya
operasi.

read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/09/10 -tambang-berlian-terbesar-di-


dunia.html

Intan

Grafit dapat berubah jadi intan. Di bawah permukaan bumi, kedalaman 100-200 km (mantel bumi), pada
batuan cair (magma) yang bersuhu 900 - 13000C dan bertekanan 45-60 kilobar (44411.5 - 59215.4
atm) adalah kondisi yang tepat untuk mengubah grafit (atau mineral karbon murni yang lain) menjadi
intan.
Pembentukan intan (sumber: American Museum of Natural Hystory, Aushton Mining Canada)

Erupsi magma yang sangat kuat membawa batuan vulkanik (kimberlite atau lamporite) yang mengandung
intan ke permukaan bumi dengan kecepatan erupsi 10-30 km/jam (Eggler,1989) dan akan semakin cepat
jika telah mendekati permukaan. Jalannya erupsi magma membentuk pipa vulkanik. Pipa vulkanik inilah
yang merupakan lokasi sumber intan pertama. Bebatuan yang mengandung intan pada sedimen di atas pipa
vulkanik dapat mengalami proses geologi lanjutan berupa pengangkutan oleh air atau glacier, sehingga
terbawa jauh dari tempat asalnya dan kemudian terendapkan di dasar sungai (deposit aluvial). Bebatuan
terkikis, tetapi intan tidak, maka intan ditemukan di dasar sungai atau tepiannya dalam bentuk kerikil kecil
atau bahkan bongkahan.

Proses naiknya intan ke permukaan bumi melalui pipa vulkanik dapat dilihat pada video di bawah ini.
Pipa vulkanik yang mengandung intan disebut pipa kimberley dan bebatuannya disebut kimberlite,
dinamakan demikian sesuai dengan tempat mereka pertama kali ditemukan, yaitu di Kimberley, Afrika
Selatan. Pipa vulkanik di Australia ditemukan jenis batuan yang lain disebut lamporite (jenis mineralnya
beda dengan kimberlite).

Penambangan intan dilakukan dengan cara digali, baik secara manual maupun dengan mekanisasi.
Sekarang kebanyakan para penambang intan sudah menggunakan mekanisasi, yaitu dengan mesin
penyedot untuk menyedot tanah yang sudah digali, seningga meninggalkan lubang yang besar dan dalam.
Penambangan intan

Kini intan sintetis dapat diproduksi dengan metode antara lain HPHT (High Pressure High Temperature)
dan CVD (Chemical Vapor Deposition).

Pembuatan intan dengan metode HPHT dilakukan pertama kali oleh oleh James B. Hannay pada 1879 dan
Ferdinand F. H. Moissan pada 1893. Metode mereka memanaskan grafit dan besi dalam wadah peleburan
dengan suhu di atas 35000C pada tungku pembakaran. Hannay memanaskannya dengan api, sedangkan
Moissan dengan pancaran listrik. Besi yang meleleh didinginkan secara cepat oleh air. Reaksi pendinginan
ini menghasilkan tekanan yang tinggi, menciptakan suatu kondisi yang dibutuhkan oleh grafit untuk
berubah menjadi intan. Sekarang metode HPTP menggunakan peralatan yang lebih canggih dengan biaya
reproduksi yang lebih murah, cukup dengan tekanan 5 GPa atau 49346.16 atm dan temperatur 15000C.

Pada tahun 1950-an, penelitian dilakukan di Uni Soviet dan USA membuat intan sintesis menggunakan
metode CVD, yaitu dengan pirolisis gas hidrokarbon pada suhu dan tekanan relatif rendah (8000C dan 27
kPa atau 0.266 atm). Metode CVD memberikan keunggulan yang lebih, daripada HPHT, tetapi saat ini
masih populer dilakukan untuk skala laboratorium saja.

Anda mungkin juga menyukai