BAB III
METODE PENELITIAN
variable pencampuran (subtitusi) semen dari bahan serat eceng gondok pada campuran
beton yang dimana untuk mendapatkan data – data dan hasil dari pada penelitian ini.
sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan manipulasi atau perlakuan pengaruh
variabel yang lain. Menurut Bambang Prasetyo Lina Mifthaul Jannah yang di kutip dari
dilakukan disuatu tempat yang disebut labolatorium. Melalui penelitian eksperimen ini
diharapkan diperoleh pengaruh yang terjadi pada beton yang diberi tambahan serat
Penelitian ini dimulai dengan mempersiapkan bahan –bahan seperti pasir, kerikil,
semen, air dan juga bahan tambah serat eceng gondok. Lalu dilakukan pengujian bahan
dan dilanjutkan proses mix design. Setelah bahan siap, dilakukan pengadukan campuran
dan dilakukan slump test. Jika sudah beton segar di cetak menggunakan cetakan yang
kemudian di bongkar dari cetakan setelah 24 jam dan langsung dilakukan perendaman/
curring beton sampai pada hari yang telah di tentukan. Kemudian beton di uji kuat
III-1
Bab III Metode Penelitian
MULAI
Pengujian Bahan
Halus Kasasr
Mix Desain
TIDAK
Trial Mix
Slump Test
OK
Pembuatan Sampel Benda Uji
Kubus 10x10x10
Perawatan Benda
Uji (Curing)
SELESAI
III-2
Bab III Metode Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua macam. Variabel yang pertama
merupakan variabel bebas (independent variable) yang diberi notasi X dan variabel
yang kedua merupakan variabel terikat (dependent variable) yang diberi notasi Y.
Variabel bebas (X) menentukan perubahan pada variabel terikat (Y), tetapi terlepas dari
pengaruh variabel terikat. Sementara variabel terikat (Y) merupakan variabel yang
dipengaruhi variabel bebas (X). Pada penelitian ini ditentukan bahwa variabel bebasnya
(X) adalah beton yang diberi tambahan serat eceng gondok sebagai subtitusi semen dan
Sampel yang dibuat adalah beton dengan standard mengikuti kutipan Soetoyo,
(Konstruksi Beton Pratekan: 11) yaitu dengan perbandingan berat campuran beton pada
umumnya semen 18%, pasir 31%, kerikil 44%, dan air 7%. Adapun persentase subtitusi
dari serat eceng gondok dengan semen yaitu 0%, 2,5%, 5%, dan 7,5% dari berat semen.
Beton di cetak dengan cetakan kubus ukuran 10x10x10 cm sebanyak 3 buah pada
masing – masing mutu beton uji. Dan akan di uji kuat tekan pada umur 7, 14, 21 dan 28
hari. Jumlah benda uji kuat tekan masing – masing 3 buah dengan ukuran kubus
10x10x10 cm, di maksudkan untuk melakukan penghematan dari segi volume beton
atau benda uji yang otomatis berujung pada penghematan bahan baku, waktu dan biaya.
Berikut kebutuhan volume beton yang dibutuhkan dalam studi pengujian kuat tekan ini.
III-3
Bab III Metode Penelitian
Tabel 3.1 Kebutuhan total volume beton untuk pembuatan benda uji
Tahapan persiapan yaitu menyiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam
penelitian pembuatan beton dengan penambahan serat eceng gondok sebagai subtitusi
pada semen. Pada tahap ini penulis mempersiapkan alat apa saja yang dibutuhkan untuk
a. Semen
Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen Portland tipe I dengan
b. Pasir
Jenis pasir yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pasir hitam.
c. Kerikil
d. Eceng gondok
Eceng gondok yang digunakan pada penelitian ini adalah eceng gondok yang
berasal dari sekitaran rawa-rawa dan setu daerah Bekasi. Batang tanaman eceng
gondok di cuci, kemudian dioven kering selama ± 1 hari. Pengambilan serat dari
III-4
Bab III Metode Penelitian
eceng gondok tersebut setelah kering disikat dengan cara membujur searah
dengan sikat kawat tersebut, setelah itu serat dipotong ± 2cm, setelah itu serat
e. Air
Air yang dipakai dalam penelitian ini adalah air yang tersedia di Laboratorium
a. Ayakan
Ayakan dengan nomer saringan bervariasi yang dilengkapi dengan tutup pan dan
alat penggetar, digunakan untuk mengetahui gradasi pasir, kerikil dan serat
eceng gondok
b. Timbangan
c. Mixer
d. Slump test
III-5
Bab III Metode Penelitian
Alat yang digunakan untuk pengujian kuat tekan beton pada penelitian ini.
a. Semen
Dilakukan pengecekan takaran berat semen dan kondisi fisik semen, sudah
terjadi pengerasan atau belum. Apabila kualitas semen sudah tidak baik maka
harus di ganti.
b. Pasir
Dilakukan pengujian agregat halus yang meliputi Gradasi butir, Kadar air, Berat
c. Kerikil
Dilakukan pengujian agregat kasar yang meliputi Gradasi butir, Berat jenis,
Serat eceng gondok di ayak oleh saringan 0,15 mm, ditimbang sesuai kebutuhan
rencana. Serat eceng gondok diambil 0%, 2,5%, 5%, dan 7,5% dari berat semen.
e. Air
Persiapan air dilakukan pada saat melakukan pengecoran, jumlah air yang
III-6
Bab III Metode Penelitian
Perancangan mix design beracuan kepada SNI 03-2834-2000 (tata cara pembuatan
Dari hasil perhitungan mix design lalu diteruskan dengan pelaksanaan trial mix yang
mengubah variasi dari berat semen dengan serat eceng gondok, seperti berikut :
Serat Eceng Gondok 2,5% dengan Semen Tiga Roda 7,5% = 12 sampel
Serat Eceng Gondok 7,5% dengan Semen Tiga Roda 2,5% = 12 sampel
Pengujian ini dilakukan untuk mencari nilai slump pada beton segar untuk pemakaian
diperlukan, berikut adalah tabel nilai slump untuk pemakaian beton segar pada elemen-
Tabel 3.2 nilai slump untuk pemakaian beton segar pada elemen-elemen struktur
Sumber: http://lauwtjunnji.weebly.com/pengukuran-slump.html
Ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan dalam mm ditentukan dengan alat kerucut
III-7
Bab III Metode Penelitian
abram (SNI 03-1972-1990) bertujuan untuk memperoleh angka slump beton. Jika
setelah diuji nilai slump tidak sesuai rencana yaitu 6-12 cm maka penulis mengulang
perhitungan mix design, jika sesuai langsung ke tahap pembuatan benda uji.
c. Ketika mesin pengaduk berjalan, agregat kasar dan pasir dimasukan , setelah itu
semen. Lalu serat eceng gondok dimasukan dan diikuti air setengahnya dari
keperluan pengadukan.
d. Setelah selesai pengadukan hingga rata, campuran beton terlebih dahulu diuji
e. Untuk pembuatan sampel beton. Beton segar dimasukan kedalam cetakan yang
f. Sampel dimasukan kedalam cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis dipadatkan 25
h. Setelah di diamkan selama 24 jam, buka benda uji dari cetakan kubus.
i. Lalu benda uji disimpan ditempat perawatan atau curing tank atau tempat teduh
dan lembab. Jika udara panas sampel ditutup dengan karung lembab. Pada
tahapan ini beton direndam dalam rendaman air laut selama kurun waktu 7, 14,
21 dan 28 hari.
III-8
Bab III Metode Penelitian
Tahapan – tahapan untuk pengujian test tekan beton adalah sebagai berikut:
a. Ambil benda uji yang akan di test kekuatan tekannya dari bak perendam.
b. Kemudian di lap hingga kering, lalu masing-masing sampel di beri tanda/ nomor
c. Tentukan berat dan ukuran benda uji yang telah dilap dengan cara di timbang
dan di ukur.
d. Letakan benda uji secara presisi sesuai dengan tempat pada mesin test kuat tekan
beton.
e. Atur jarum petunjuk sampai menunjuk angka o (nol) dengan cara memutarnya.
f. Lalu mesin tekan dijalankan dengan menekan tombol start kemudian tombol
rapid approach ditekan agar sampel terangkat menempel pada plat atas mesin
pembebanan diatur dengan memutar load rate antara 0.14 – 0.34 Mpa / detik.
h. Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur dan jarum penunjuk berhenti
j. Pengujian kuat tekan beton ini dilakukan pada saat beton berumur 7, 14, 21 dan
III-9
Bab III Metode Penelitian
Tahapan analisis dapat dilakukan setelah pengolahan data. Data yang dimaksud adalah
data yang diperoleh dari tahap awal persiapan benda uji hingga pengujian benda uji.
Tahap kesimpulan hasil penelitian merupakan simpulan akhir dari rangkaian proses
pelaksanaan penelitian dan juga saran yang diberikan guna penelitian dan
pengembangan lebih lanjut. Tahap ini akan dibahas lebih lanjut pada bab V.
Bekasi Kampus D.
Waktu : Penelitian ini dimulai dari Maret 2019 sampai dengan Juli 2019
III-10