Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Mata Kuliah Umum Pancasila Kelas 57

Disusun oleh:

Khairunnisa F. Arba 161610101044


Radin Ahmad Hizdbul M. 161610101083
M. Nagara Salim Said 161610101118

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2018

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pancasila sebagai Ideologi
Negara” tanpa suatu kendala yang apapun.

Makalah ini penulis susun sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami materi
tentang pendidikan Pancasila yang mempelajari berkaitan dengan konsep Pancasila sebagai
Ideologi Bangsa Indonesia. Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu
penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih terdapat kesalahan baik dalam isi
ataupun sistematika. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pendalaman
materi pada mata kuliah pendidikan Pancasila dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jember, 2 September 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………... 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………... 3

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Makna Ideologi …………………………………………………...... 4

2.2 Macam-macam dan Fungsi Ideologi ………………………………………………... 5

2.3 Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara …………………………………………. 6

2.4 Peranan ideologi Pancasila bagi Bangsa Indonesia …………………………………. 8

BAB III KESIMPULAN ………………………………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep tentang ideologi negara sangat penting karena ideologi merupakan


seperangkat sistem yang diyakini setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Setiap sistem keyakinan itu terbentuk melalui suatu proses
yang panjang karena ideologi melibatkan berbagai sumber seperti kebudayaan, agama,
dan pemikiran para tokoh. Sama halnya dengan Pancasila, Pancasila sebagai ideologi
memiliki makna Pancasila sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan
yang ingin diwujudkan dalam kenyataan kehidupan nyata sebagai identitas atau ciri
kelompok atau bangsa, sedangkan Pancasila sebagai dasar negara memiliki makna
Pancasila sebagai landasan kehidupan bernegara sehingga memiliki arah dan tujuan yang
jelas.
Pancasila sebagai ideologi bangsa berakar pada pandangan hidup dan budaya
bangsa. Oleh karena nilai-nilai pancasila harus direalisasikan dalam aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara
filosofis dan objektif bahwa bangsa indonesia dalam hidup berbangsa dan bernegara
mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila pancasila.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan makna ideologi?


2. Apa saja macam dan fungsi dari ideologi?
3. Bagaimana konsep Pancasila sebagai ideologi negara?
4. Bagaimana peran dan fungsi ideologi pancasila bagi bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan makna ideologi.


2. Untuk mengetahui macam dan fungsi dari ideologi.
3. Untuk mengetahui konsep Pancasila sebagai Ideologi negara.
4. Untuk mengetahui peranan dan fungsi ideologi Pancasila bagi Bangsa Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Makna Ideologi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi didefinisikan sebagai kumpulan


konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara berpikir seseorang atau suatu
golongan. Ideologi dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu
program sosial politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 517).
Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu. Ideologi secara etimologis, artinya ilmu
tentang ide- ide (the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian dasar (Kaelan,
2013: 60-61).
Menurut Kaelan (2010:113) ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai
kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-keprcayaan
yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan dan
keagamaan. Sedangkan, menurut Al Marsudi (2008:65) ideologi merupakan gagasan-
gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia
dan kehidupannya, baik yang individual maupun yang sosial.
Mubyarto (1991:239) juga mengartikan bahwa ideologi ialah sejumlah doktrin,
kepercayaan dan simbol-simbol sekelompok masyarakat atau satu bangsa yang menjadi
pegangan dan pedoman karya (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau
bangsa.
Menurut poespowardojo (dalam Kaelan, 2010:119) ideologi mencerminkan cara
berpikir masyarakat, bangsa maupun Negara, namun juga membentuk masyrakat menuju
cita-citanya. Pada dasarnya ideologi dapat dijadikan sebagai sumber motivasi dan
semangat dalam berbagai kehidupan Negara.
Pengertian ideologi, yaitu keseluruhan pandangan cita-cita, nilai dan keyakinan
yang ingin diwujudkan dalam kenyataan hidup yang konkrit (Soerjanto Poespowardojo,
1991:44). Dengan demikian ideologi diyakini mampu memberikan semangat dan arahan
yang positif, bagi kehidupan masyarakat untuk berjuang melawan berbagai penderitaan,
kemiskinan dan kebodohan. Dengan pemahaman yang baik mengenai ideologi, maka

4
seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai
baik dan tidak baik

2.2 Macam-macam dan Fungsi Ideologi

A. Macam-macam sifat Ideologi

1. Ideologi terbuka

Ideologi terbuka merupakan nilai-nilai dan cita-cita yang tidak dipaksakan dari
luar, melainkan digali dari harta kekayaan rohani,moral dan budaya masyarakat itu
sendiri. Selain itu sifat ideologi terbuka senantiasa berkembang seiring dengan
perkembangan aspirasi, pemikiran serta akselerasi dari masyarakat dalam mewjudkan
cita-citanya untuk hidup berbangsa dalam mencapai harkat da martabat manusia
(Kaelan, 2010).

2. Ideologi Tertutup

Ideologi tertutup merupakan suatu pemikira yang tertutup. Menurut Kaelan


(2010:114) ideologi tertutup bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat,
melainkan merupakan cita-cita satu kelompok orang yang mendasari suatu program
untuk mengubah dan membaharui masyarakat. Dalam iseologi tertutup masyarakat
harus berkorban dan bersedia untuk menilai kepercayaan ideologis para warga
masyarakat serta kesetiaanya masing-masing sebagai warga masyarakat. Pada
ideologi tertutup orang harus taat kepada elite yang mengembannya, taat terhadap
tuntutan ideologis dan tuntutan ketaatan itu mutlak dari nuraninya.

3. Ideologi Partikular dan Ideologi Komprehensif

Ideologi ini dikemukan oleh Karl Mannheim yang beraliran marx, ideologi
particular diartikan sebagai suatu keyakinan yang tersusun secara sistematis dan
terkait erat dengan kepentingan suatu kelas sosial tetentu dalam masyarakat.
Sedangkan ideologi komprehensif diartikan sebagai suatu sistem pemikiran
menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial (Kaelan, 2010).

B. Fungsi Ideologi

Soerjanto Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai berikut:

5
a) Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan
untuk memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
b) Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
c) Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
d) Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
e) Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
f) Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta
mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang
terkandung didalamnya.

2.3 Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara

Ideologi negara merupakan perkembangan dari ideologi bangsa. Abdurrahman


Wahid (Gus Dur) (1991:163), menyatakan Pancasila sebagai ideologi bangsa artinya
setiap warga negara Republik Indonesia terikat oleh ketentuan-ketentuan yang sangat
mendasar yang tertuang dalam sila yang lima. Kadang-kadang kedua istilah tersebut,
disatukan menjadi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia (Kaelan,
2010: 30-31).
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia dimaksdukan bahwa
Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau
pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi –ideologi lain di dunia,
namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai-
nilai relegius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk negara. Dengan perkataan lain unsur-unsur yang merupakan materi (bahan)
Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri,
sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asala bahan) Pancasila. Unsur-unsur
Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara.
Sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara
Indoensia.
Pembukaan UUD 1945, menyatakan bahwa Pancasila adalah dasar negara.
Dengan demikian Pancasila merupakan nilai dasar yang normatif terhadap seluruh
penyelengaraan negara Republik Indonesia. Dengan kata lain Pancasila merupakan Dasar

6
Falsafah Negara atau Ideologi Negara, karena memuat norma-norma yang paling
mendasar untuk mengukur dan menentukan keabsahan bentuk-bentuk penyelenggaraan
negara serta kebijaksanaan-kebijaksanaan penting yang diambil dalam proses
pemerintahan (Soerjanto Poespowardojo, 1991:44). Pancasila sebagai ideologi negara
berarti Pancasila merupakan ajaran, doktrin, teori dan/atau ilmu tentang cita-cita (ide)
bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya, disusun secara sistematis serta diberi
petunjuk dengan pelaksanaan yang jelas.
Menurut Alfian kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang ada
pada ideologi tersebut yaitu :
a. Dimensi realita, yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi
tersebut secara riil hidup di dalam serta bersumber dari budaya dan pengalaman
sejarah masyarakat atau bangsanya.
b. Dimensi idealisme, yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung
idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui
pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
c. Dimensi fleksibilitas/dimensi pengembangan, yaitu ideologi tersebut memiliki
keluwesan yang memungkinkan dan merangsang pengembangan pemikiran-
pemikiran baru yang relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan
atau mengingkari jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.

Sebagai sebuah ideologi, pancasila adalah sebuah gagasan yang berorientasi


futuristik yang berisi keyakinan yang jelas yang membawa komitmen untuk diwujudkan
atau berorientasi pada tindakan.
Kemudian Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan kenegaraan adalah
merupakan Identitas Nasional Indonesia (Kaelan, 2010 :39). Maksudnya bahwa asal nilai
(kausa materialis) Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri. Konsekuensinya ciri khas
sifat, serta karakter bangsa Indonesia tercermin dalam sistem nilai filsafat Pancasila.
Sebagai sistem nilai, maka susunan Pancasila (1) bersifat hierarkhis dan berbentuk
Piramidal, (2) bersifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi (Kaelan, 2010 :10-12).
Susunan hierarkhis dan berbentuk piramidal, intinya bahwa urut-urutan lima sila
menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan
pengkhususan dari sila-sila yang dimukanya. Dalam susunan hierarkhis dan berbentuk
piramidal, maka Ketuhanan yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan
Indonesia, kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya Ketuhanan yang Maha Esa adalah

7
Ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan mengembangkan
persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial, demikian selanjutnya,
sehingga tiaptiap sila di dalamnya mengandung sila-sila yang lain. Kemudian susunan
Pancasila dalam hierarkhis pyramidal dapat dirumuskan dalam hubungannya saling
mengisi dan saling mengkualifikasi. Tiap-tiap sila mengandung empat sila lainnya,
dikualifikasi oleh empat sila lainnya.

Rumusannya sebagai berikut:


1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan, yang
berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang
berketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan, yang
berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah persatuan yang berketuhanan Yang Maha
Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, , yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan, yang
berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan/perwakilan adalah kerakyatan berketuhanan Yang Maha Esa,
yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia yang
berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Sila kelima : Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan yang
berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan.

2.4 Peranan ideologi Pancasila bagi Bangsa Indonesia

Menurut Madjid (dalam Ibrahim, 2010:140-141) bagi bangsa dan Negara


Indonesia, ideologi yang paling tepat ialah pancasila. Setiap bangsa mempunyai etos atau
suasana kejiwaan yang menjadi karakteristik utama bangsa itu termasuk bangsa

8
Indonesia. Etos itu kemudian dinyatakan dalam bentuk berbagai perwujudan seperti jati
diri, kepribadian, ideologi dan seterusnya. Perwujudan di zaman modern ini adalah
dalam bentuk perumusan formal yang sisteematik yang kemudian menghasilkan
ideologi. Berkenaan dengan bangsa Indonesia, pancasila dapat dipandang sebagai
perwujudan etos nasional dalam bentuk perumusan formal, sehingga sangat lazim dan
semestinya pancasila disebut sebagai ideologi nasional.

Menurut Afrani (1996:45) ideologi mempunyai peranan sebagai pernyataan


kepentingan bangsa dan sekaligus sebagai alat pengekang jika nilai-nilai dirasakan akan
terancam. Peranan pancasila untuk kepentingan bangsa merupakan suatu identitas
nasional bangsa indonesia yang ditandai dengan karakter bersamanya. Selain itu
pancasila juga mempunyai peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam hal sikap,
tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi bangsa indonesia di manapun mereka
berada.
Sebagai pandangan hidup bangsa indonesia, maka pancasila dipergunakan
sebagai pandangan hidup sehari-hari dan digunakan sebagai petunjuk arah semua
kegiatan didalam semua bidang. Dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma kehidupan.
Karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan bangsa Indonesia sebagai Pandangan
hidup dan kepribadiannya maka menempatkan Pancasila sebagai ideologi bangsa
sekaligus sebagai ideologi negara.

Pancasila sebagai ideologi negara memiliki makna :

a) Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
b) Mewujudkan satu azas kerohanian pandangan dunia, pandangan hidup yang harus
dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi penerus bangsa,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan semangat nasionalisme.

9
BAB III

KESIMPULAN

ideologi, yaitu keseluruhan pandangan cita-cita, nilai dan keyakinan yang ingin
diwujudkan dalam kenyataan hidup yang konkrit. Ideology terdiri dari berbagai macam yaitu
ideology terbuka, ideology tertutup, ideologi Partikular dan Ideologi Komprehensif. Ideology
memiliki banyak fungsi diantaranya sebagai struktur kognitif, sebagai orientasi dasar, sebagai
pandangan norma dan masih banyak lagi.

Pancasila sebagai ideologi bangsa artinya setiap warga negara Republik Indonesia terikat
oleh ketentuan-ketentuan yang sangat mendasar yang tertuang dalam sila yang lima. Kadang-
kadang kedua istilah tersebut, disatukan menjadi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan
Negara Indonesia

Pancasila sebagai ideologi negara memiliki makna :

a) Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.

b) Mewujudkan satu azas kerohanian pandangan dunia, pandangan hidup yang harus
dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi penerus bangsa,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan semangat nasionalisme.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdurahman Wahid.1991. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Kaitannya Dengan


Kehidupan Beragama dan Berkepercayaan Terhadap Tuhan YME, dalam Alfian &
Oetojo Oesman, eds. 1991. Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Berbagai Bidang
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta : BP-7 Pusat.

2. Afrani, Riza Noer. 1996. Demokrasi Indonesia Kontemporer. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

3. Al Marsudi, Subandi. 2008. Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi.
Jakarta: Rajawali Press.

4. Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka.

5. Ibrahim, Anis. 2010. Perspektif Futuristik Pancasila Sebagai Asas/Ideologi dalam UU


Keormasan. Jurnal Konstitusi, Volme III Nomor 2.

6. Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

7. Mubyarto. 1991. Pancasila sebagai Ideologi: Pancasila sebagai Ideologi dalam


Kehidupan Kebudayaaan. Jakarta: BP-7 Pusat.

8. Soerjanto Poespowardojo. 1991. Pancasila Sebagai Ideology Ditinjau Dari Segi


Pandangan Hisup Bersama, dalam Alfian & Oetojo Oesman, eds. 1991. Pancasila
Sebagai Ideologi Dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan
Bernegara. Jakarta : BP-7 Pusat.

11

Anda mungkin juga menyukai