Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. XVIII No.

1 Mei 2015

Evaluasi Serbuk Kulit Nenas Sebagai Sumber Antioksidan Dalam


Ransum Kambing Perah Peranakan Etawah Secara In-Vitro.

Mardalena

Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Kampus Pinang Masak,


Jl. Raya Jambi – Ma. Bulian Km 15. Ma. Jambi 36136 Jambi
E-mail : lenadjamas@yahoo.co.id

Intisari
Penelitian yang dilakukan adalah penggunaan pakan suplemen (PS) yang mengandung
serbuk kulit nenas SKN) yang ditambah mineral Zn sebanyak 25 ppm dan mineral Cu sebanyak 10
ppm sebagai sumber antioksidan untuk meningkat kecernaan secara in vitro. Dalam penelitian ini
menggunakan kambing perah peranakan etawah laktasi kedua dengan produksi susu rata-rata
0,467 liter/ekor/hari. Pakan yang diberikan adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan
konsentrat komersial yang mengandung protein kasar 12,6% (500 g/e/hr). Rancangan pada
penelitian in vitro ini mengggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 4
ulangan yang terdiri dari: R0 : rumput gajah + konsentrat (kontrol), R1 : R0 + PS (SKN 3,6%), R2 :
R0 + PS (SKN 4,8%) R3: R0 + PS (SKN 3,6 + Mineral Zn dan Cu), R4 : R0 + PS (SKN 4,8% + Mineral
Zn dan Cu). Parameter yang diamati adalah pH, NH3 , KcBK dan KcBO, VFA Total, VFA Parsial
(asam asetat, asam propionat dan asam butirat) cairan rumen kambing perah. Hasil penelitian in
vitro menunjukan bahwa pakan suplemen mampu meningkatkan kecernaan bahan kering dan
bahan organik, VFA total dan parsial cairan rumen kambing perah peranakan Etawah
Key word : serbuk kulit nenas, antioksidan, in-vitro kambing perah

Abstract
A study of in vitro on the utilization of feed supplement (FS) containing pineapples rind
(PR) + 25 ppm Zn and 10 (Min) ppm Cu minerals as antioxidant source for increasing the
digestibility. An Etawah dairy goats in the second lactation with an average milk production of
0.467 liters head-1 day-1 was used in this experiment. The diets fed to the animals were elephant
grass (pennisetum purpureum) and the commercial concentrate containing 12.6% crude protein (500
g head-1 day-1 ). The experimental design was a Completely Randomized Design with 5 treatments
and 4 replications . Treatments were elephant grass + concentrate as control (R0), C + FS
containing 3.6% PR (R1), C + FS containing 4.8% PR (R2), C + FS containing 3.6 PR +Min Zn and
Cu (R3) and C + FS containing 4.8% PR + Min Zn and Cu (R4). The parameters measured were
pH, NH3, digestibility of dry matter and organic matter, the total amount of VFA, acetic acid,
propionic acis and butiric acis of dairy goats rumen fluid. The result of this research showed that
feed suplement could improve the digestibility of dry matter, organic matter, total dan partial VFA
content in rumen fluid of dairy goats.
Keywords : Pineapple rind, antioxidant, in-vitro, dairy goats

Pendahuluan nenas (Ananas comosus L. Merr)


Berbagai industri pengolahan menghasilkan limbah berupa kulit buah.
bahan baku primer asal pertanian Nenas selain dikonsumsi sebagai buah
menghasilkan biomasa berupa limbah segar, juga banyak digunakan sebagai
atau hasil sisa yang memiliki potensi bahan baku industri pertanian untuk
efisiensi ekonomis yang tinggi untuk diolah menjadi berbagai produk seperti
ruminansia. Industri pengolahan buah selai, manisan, sirup, dan dodol nenas

Evaluasi Serbuk Kulit Nenas Sebagai Sumber Antioksidan Dalam Ransum Kambing Perah Peranakan Etawah 14
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. XVIII No. 1 Mei 2015

dan didapatkan kulit yang cukup butirat), yang merupakan sumber energi
banyak sebagai hasil sampingan bagi ternak.
(Mardalena, 2012). Potensi penggunaan Penelitian ini bertujuan untuk
kulit nenas sebagai bahan pakan dilihat mengevaluasi potensi serbuk kulit nenas
dari potensi energi dan protein pada sebagai pakan suplemen kambing perah
kambing telah diteliti oleh Ginting et al. peranakan Etawah melalui peubah
(2005). Potensi pemanfaatan kulit nenas fermentabilitas rumen dan kecernaan
sebagai sumber antioksidan dalam ransum in vitro.
pakan ternak ruminansia, informasinya
masih minim. Materi dan Metode
Buah nenas mengandung Penelitian in-vitro dilakukan
senyawa fenolik dan β-karoten untuk mengevaluasi penggunaan serbuk
(Gardner, et al., 2000; Charoensiri et al., kulit nenas ditambah mineral Zn dan Cu
2009). Ditambahkan Kongsuwan et sebagai pakan suplemen dan melihat
al.(2009) komponen bioaktif buah nenas pengaruhnya terhadap karakteristik
terdiri dari kandungan vitamin C (6,45 cairan rumen kambing perah peranakan
– 18,88 mg/100 g), β-karoten (1,41 – 3,35 Etawah. Rancangan yang digunakan
μg/100 g) dan total fenol (20,28 – 26,20 adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
mg GAE/100g). Winarsi (2007) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan.
menambahkan bahwa kulit buah- Perlakuan terdiri dari R0 : hijauan +
buahan mengandung antioksidan yang konsentrat, R1 : R0 + PS (SKN 3,6%), R2 :
tinggi dibanding dengan jaringan yang R0 + PS (SKN 4,8%), R3 : R0 + PS (SKN
lebih dalam sehingga kulit buah-buahan 3,6% + mineral Zn dan Cu), R4 : R0 + PS
dapat dimanfaatkan sebagai sumber (SKN 4,8% + Mineral Zn dan Cu).
antioksidan. Kulit buah nenas yang Peubah yang diamati terdiri dari pH,
sudah dikeringkan mengandung total NH3, kecernaan bahan kering dan
antioksidan sebesar 38,95 mg/100 g kecernaan bahan organik, VFA total,
dengan kandungan komponen bioaktif asam asetat, asam propionat dan asam
berupa vitamin C sebesar 24,40 mg/100, butirat cairan rumen kambing perah
beta karoten 59,98 ppm, total flavonoid peranakan etawah.
3,47%, kuersetin 1,48%, total fenol 32,69
ppm dan saponin 5,29% %) (Mardalena Analisis Data
et al., 2011). Hasil analisis komposisi zat Data dianalisis dengan Anova
makanan serbuk kulit nenas satu arah dengan menggunakan
menunjukkan bahwa kandungan bahan program SAS 9.1.3. (SAS Institute Inc.
kering (78,82%), lemak (1,72%) protein North Caroline, 2007). Perbedaan antar
kasar (4,81%), BETN (57,74%), selulosa perlakuan diuji menggunakan uji lanjut
(11,43%) dan hemiselulosa (23,11%) Duncan Multiple Range Test (DMRT).
(Mardalena, 2012). Wina et al. (2005)
melaporkan bahwa saponin memiliki Hasil dan Pembahasan
potensi untuk menekan pertumbuhan 1. pH dan NH3 Cairan Rumen.
protozoa dan mengubah fermentasi Konsentrasi NH3 dan pH
dalam sistem rumen. Saponin mampu merupakan dua faktor yang
meningkatkan kecernaan pakan, mempengaruhi fermentasi rumen. pH
sehingga akan meningkatkan dalam rumen merupakan faktor
kandungan total VFA total dan parsial lingkungan yang sangat penting dalam
(asam asetat, asam propionat dan asam rumen, sebab pH yang optimal akan

Evaluasi Serbuk Kulit Nenas Sebagai Sumber Antioksidan Dalam Ransum Kambing Perah Peranakan Etawah 15
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. XVIII No. 1 Mei 2015

menciptakan lingkungan yang sesuai menunjukkan terjadinya proses


bagi mikroba rumen untuk melakukan fermentasi secara optimal. pH normal
aktivitas fermentasi. merupakan faktor penting dalam
Hasil analisis keragaman berfungsinya rumen karena
memperlihatkan bahwa pemberian berpengaruh terhadap populasi mikroba,
pakan suplemen tidak nyata (P> 0,05) fermentasi produk dan fungsi fisiologis
mempengaruhi pH cairan rumen (Tabel dalam rumen.
1.). Nilai pH cairan rumen berkisar Perlakuan pemberian pakan
antara 6,69 - 6,86. Nilai pH yang netral suplemen yang mengandung komponen
ini didapatkan karena penggunaan bioaktif tidak nyata (P>0.05)
saliva buatan sebagai buffer masih mempengaruhi produksi NH3 rumen,
mampu menjaga kestabilan kondisi namun cenderung mengalami
rumen dari pengaruh aktifitas penurunan sampai taraf R4 (SKN 4,8% +
fermentasi. Hal ini sesuai dengan mineral Zn dan Cu) (Tabel 1.). Menurut
pendapat Church dan Pond (1988) Madigan et al. (2003) konsentrasi amonia
bahwa saliva berperan sebagai buffer dalam rumen merupakan keseimbangan
untuk menjaga kestabilan cairan rumen. antara produksi NH3 dalam ransum dan
Selain itu nilai ini juga disebabkan penggunaan NH3 untuk pertumbuhan
adanya keseimbangan produk mikroba. Konsentrasi NH3 diperoleh
fermentasi yaitu VFA dan NH3. Tinggi dalam penelitian ini bervariasi pada
rendahnya pH cairan rumen ditentukan 30,23 - 31,43 mg/100 ml.
oleh jenis makanan, waktu yang tersedia
bagi mikroba rumen untuk melakukan Hasil penelitian yang didapat tidak
fermentasi bahan makanan, kapasitas terlepas dari pengaruh pakan suplemen
sistem buffer, kadar NH3 dan VFA total yang diberikan yang mengandung
cairan rumen. Nagaraja dan Titgemeyert saponin sebesar 5,29%. Menurut
(2007) melaporkan bahwa pH rumen Benchaar et al. (2008) saponin dapat
umumnya lebih tinggi dari 5,5 dan mengurangi sebagian populasi protozoa
sering dalam kisaran 5,8-6,5 pada sapi. karena berpotensi menekan pertum-
Oleh karena itu dapat disimpulkan buhan mikroba dan mengubah pola
bahwa pH diperoleh dalam penelitian ini fermentasi dalam rumen. Lila et al.
masih dalam kisaran normal dan (2005) menambahkan bahwa pemberian

Tabel 1. Karakteristik cairan rumen in vitro kambing perah PE

Diet
Item MSE F-
Value R0 R1 R2 R3 R4
pH 6,69 6,86 6,87 6,82 6,86 0,066 0,33
NH3 (mg/100 ml) 31,43 30,91 30,79 30,84 30,23 1,975 0,22
Kecernaan Bahan Kering (%) 70,66c 73,48b 73,59b 74,88ab 76,34a 0,960 18,32
Kecernaan Bahan Organik(%) 71,33c 73,68b 73,72b 75,12ab 76,47a 2,636 5.54
VFA total (mM) 63,84d 83,99c 126,52b 136,28ab 148,96a 9.656 56.52
Asam Asetat (mM) 38,61d 56,11c 76,25b 85,64a 90,45a 5.725 57.29
Asam Propionat (mM) 11,67d 16,79c 23,84b 25,49b 29,72a 2.266 40.46
Asam Butirat (mM) 7,03c 8,27c 12,63b 12,81b 15,19a 1.293 27.80

Evaluasi Serbuk Kulit Nenas Sebagai Sumber Antioksidan Dalam Ransum Kambing Perah Peranakan Etawah 16
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. XVIII No. 1 Mei 2015

saponin dapat menurunkan konsentrasi adalah komponen bioaktif pada tanaman


NH3 serta meningkatkan produksi VFA berpigmen yang terdiri dari senyawa
total baik secara in vitro maupun in vivo polifenol yang mempunyai aktivitas
pada sapi. Hasil penelitian Istiqomah et sebagai antioksidan. Potensi flavonoid
al. (2010) menunjukan bahwa pemberian dapat memanipulasi fermen-tasi rumen
daun waru sebagai sumber saponin dan produk-produknya. Flavonoid dapat
meningkatkan konsentrasi amonia menurunkan produksi NH3, produksi
sampai pemberian 15 % BK namun gas total, dan jumlah protozoa dalam
pemberian 20 % BK menurunkan NH3. rumen tapi dapat meningkatkan
kecernaan in vitro hijauan dalam
2. Kecernaan Bahan Kering dan Bahan makanan, sementara Mineral Zn dapat
Organik Cairan Rumen memicu pertumbuhan mikroba (Putra,
Kecernaan adalah indikasi awal 1999) sehingga akan meningkat-kan
ketersediaan nutrien yang terkandung efisiensi fermentasi dalam rumen. Pada
dalam bahan pakan tertentu bagi ternak gambar 1. terlihat bahwa semakin tinggi
yang mengkonsumsinya. Sebaliknya kandungan pakan suplemen sampai
kualitas nutrien ditentukan oleh tingkat taraf R4, semakin tinggi kecernaan bahan
kecernaan zat makanan yaitu banyaknya kering dan bahan organik cairan rumen.
zat makanan yang diserap dalam saluran Hal ini disebabkan konsentrasi
pencernaan ternak. Percobaan in vitro komponen bioaktif yang dikandung
adalah salah satu cara untuk menguji pakan suplemen diantaranya saponin,
kualitas ransum yang digunakan flavonoid semakin tinggi dengan
Hasil analisis ragam memper- tingginya taraf SKN serta adanya
lihatkan bahwa perlakuan sangat nyata mineral Zn dan Cu pada perlakuan R3
(P<0.01) meningkatkan KcBK dan KcBO dan R4 yang mampu meningkatkan
in vitro dan dibanding kontrol dan dapat kecernaan
meningkatkan KcBK sebesar 3,99 – Saponin merupakan salah satu
8,04%, dan KcBO sebesar 3,29 – 7,21% komponen fitokimia dalam tanaman
(Tabel 1.). Peningkatan KcBK dan KcBO yang berfungsi sebagai antioksidan
dipengaruhi oleh komponen bioaktif namun jika terdapat dalam konsentrasi
yang dikandung SKN dalam pakan yang tinggi akan merupakan zat anti
suplemen yaitu flavonoid, quercetin, nutrisi. Menurut Jouany (1996) saponin
polifenol dan saponin serta mineral Zn memiliki aktifitas sebagai anti protozoa
dan Cu. Hasil uji lanjut memperlihatkan yang kuat. Dengan menurunnya
bahwa KcBK dan KcBO perlakuan R3 populasi protozoa dalam rumen akan
dan R4 sangat nyata lebih tinggi meningkatkan efisiensi fermentasi dalam
(P<0,01) dibanding perlakuan R1 dan R2 rumen. Ditambahkan Supriyati et al.
maupun R0. Hal ini disebabkan (1999) bahwa suplementasi mineral Zn,
konsentrasi komponen bioaktif pada Cu dan Mo dapat meningkatkan
perlakuan R3 dan R4 lebih tinggi kecernaan bahan kering, bahan organik
disamping adanya mineral Zn dan Cu. dan menurunkan kadar NH3.
Menurut Yaghoubi et al (2010) flavonoid
.

Evaluasi Serbuk Kulit Nenas Sebagai Sumber Antioksidan Dalam Ransum Kambing Perah Peranakan Etawah 17
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. XVIII No. 1 Mei 2015

78

Kecernaan Bahan Kering dan Organik


77
76
75
74
73

(g/100g)
72
KcBK
71
70 KcBO
69
68
67
R0 R1 R2 R3 R4
Perlakuan Pakan Suplemen

Gambar 1. Grafik kecernaan bahan kering dan organik cairan rumen.

proporsi kenaikan asam propionat lebih


3. VFA Total dan Parsial Cairan Rumen tinggi dibanding asam asetat dan butirat.
Pada Tabel 1. menunjukan rataan Hal ini disebabkan pakan suplemen
produksi VFA total berkisar antara mengandung komponen antioksidan
63,835 – 148,96 mM. Kandungan VFA berupa saponin. Menurut Benchaar et al.
parsial berupa asetat, propionat dan (2008) saponin dapat mengurangi
butirat cenderung meningkat sejalan sebagian populasi protozoa karena
dengan meningkatnya level pakan berpotensi menekan pertumbuhan
suplemen. Hal ini disebabkan karena mikroba yang merugikan dan mengubah
dalam pakan suplemen terdapat pola fermentasi dalam rumen.
komponen antioksidan berupa Ditambahkan oleh Lila et al. (2005)
flavonoid, triterpenoid dan saponin. bahwa pemberian saponin dapat
Saponin dapat meningkatkan jumlah menurunkan konsentrasi NH3 serta
bakteri rumen, VFA total, jumlah asam meningkatkan produksi VFA total baik
asetat, asam propionat dan NH3 secara in vitro maupun in vivo pada sapi.
(Nurdin, 2004). Hasil uji lanjut menunjukan
Pemberian pakan suplemen bahwa VFA total dan VFA parsial pada
sangat nyata (P<0,01) meningkatkan perlakuan R3 dan R4 nyata lebih tinggi
kadar VFA total sebesar 31,56 – 133,33%, (P<0,01) dibanding perlakuan R2, R1 dan
asetat sebesar 45,32 – 134,26%, propionat R0. Hal ini disebabkan pada perlakuan
sebesar 43,87 – 154,67% dan butirat R3 dan R4 taraf SKN yang diberikan
sebesar 17,64 – 116,07%. Produksi VFA semakin tinggi sehingga konsentrasi
total dan parsial cukup tinggi. Hal ini komponen bioaktif juga akan semakin
diduga karena meningkatnya KcBK dan tinggi serta adanya mineral Zn dan Cu
KcBO sehingga ketersediaan substrat dalam ransum. Dalam ransum Zn dan
lebih banyak untuk bakteri dalam Cu diberikan dalam bentuk ZnSO4 dan
memproduksi VFA. Terlihat bahwa Cu SO4. Menurut Yaghoubi et al (2010)

Evaluasi Serbuk Kulit Nenas Sebagai Sumber Antioksidan Dalam Ransum Kambing Perah Peranakan Etawah 18
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. XVIII No. 1 Mei 2015

flavonoid adalah komponen bioaktif meningkatkan konsentrasi VFA total


pada tanaman berpigmen yang terdiri dan aktivitas mikroba rumen. Hasil
dari senyawa polifenol yang mempunyai penelitian ini berbeda dengan hasil
aktivitas sebagai antibakteri. Potensi penelitian Malecky et al (2009) bahwa
flavonoid dapat memanipulasi ransum kambing perah yang diberi
fermentasi rumen dan produk- pakan yang mengandung komponen
produknya. Flavonoid dapat bioaktif berupa monoterpene sampai
menurunkan produksi NH3, produksi 0,43 g / kg bahan kering dihasilkan
gas total, dan jumlah protozoa dalam bioproses fermentasi rumen tetap tidak
rumen sehingga meningkatkan berubah. Rata-rata konsentrasi VFA total
kecernaan in vitro hijauan dalam pakan. adalah 89,0 mM dan proporsi asetat,
Lourenço et al (2008) menyatakan bahwa propionat dan butirat adalah 66,4, 21,1
pemberian quercetin dan saponin dapat dan 10,1 mM.

160
VFA Total dan Parsial Cairan Rumen

140
120
100
VFA Total
80
(mM)

Asetat
60
40 Propionat

20 Butirat

0
R0 R1 R2 R3 R4
Perlakuan Pakan Suplemen

Gambar 2. Grafik VFA total dan parsial cairan rumen.

Penelitian lain menyatakan bahwa pakan suplemen. Hal yang


kisaran VFA dalam rumen adalah 60 mM menyebabkan meningkatnya VFA total
asam asetat, 20 mM propionat dan dan parsial adalah kandungan
butirat 10 mM (Madigan et al. antioksidan terutama saponin dalam
2003).Meningkatnya kandungan saponin pakan suplemen dan terjadinya
akan meningkatkan konsentrasi VFA. peningkatan proporsi asam propionat
Suplementasi buah Sapindus saponaria lebih tinggi dari asetat. Menurut Wina et
yang mengandung 120 g saponin dapat al. (2005) saponin diketahui dapat
meningkatkan profil mikroba rumen, meningkatkan konsentrasi propionat dan
efisiensi VFA dan aliran protein mikroba ratio relatifnya terhadap VFA total
pada duodenum domba (Abreu et al., dalam rumen. Propionat merupakan
2004). sumber energi utama bagi ternak
Dari Gambar 3. terlihat bahwa melalui proses glukoneogenesis (Murray
grafik VFA total dan parsial meningkat et al., 2006) sehingga peningkatan
sejalan meningkatnya taraf pemberian

Evaluasi Serbuk Kulit Nenas Sebagai Sumber Antioksidan Dalam Ransum Kambing Perah Peranakan Etawah 19
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. XVIII No. 1 Mei 2015

produksi propionat akan memperbaiki Gardner, P.T., White, T.A.C., McPhail,


efisiensi penggunaan pakan oleh ternak. D.B. and Duthie, G.G. 2000. The
relative contributions of vitamin
Kesimpulan C, carotenoids and phenolics to
the antioxidant potential of fruit
Dari hasil penelitian dapat juices. Food Chemistry. 68, 471-
disimpulkan bahwa pakan suplemen 474.
yang mengandung serbuk kulit nenas Ginting, S.P., R. Krisnan dan A. Tarigan.
sampai taraf 4,8% sebagai sumber 2005. The Substitution of Forages
sntioksidan dan ditambah mineral Zn with Pineapple Wastes in
dan Cu, dapat meningkatkan kecernaan Complete Feed for Goats.
bahan kering dan organik serta VFA Seminar Nasional Teknologi
total dan parsial secara in-vitro dalam Peternakan dan Veteriner.
cairan rumen kambing perah peranakan Istiqomah. L., H. Herdian A.
Etawah. Febrisantosa and D. Putra. Leaf
(Hibiscus tiliaceus) as saponin
Daftar Pustaka source on in vitro ruminal
fermentation characteristic
Abreu, A., J.E. Carulla, C.E. Lascano, T.E. J.Indonesian Trop.Anim.Agric.
Diaz, M. Kreuzer and D.H. Hess. 36(1.)
2004. Effects of Sapindus saponaria Jouany, J. P. 1996. Effect of Rumen
fruits on ruminal fermentation and Protozoa on Nitrogen Utilization
duodenal nitrogen flow of sheep by Ruminants. J. Nutr. 126: 1335-
fed a tropica grass diet with and 1346.
without legume. J. Anim. Sci. 82: Kongsuwan, P. Suthiluk, T. Theppakorn,
1392-1400. V. Srilaong and S. Setha. 2009.
Benchaar C, T.A. McAllister dan P.Y. Bioactive compounds and
Choulnard. 2008. Digestion, antioxidant capacities of phulae
ruminal fermentation, ciliate and nanglae pineapple As. J. Food
protozoal populations and milk Ag-Ind. Special Issue, S44-S50.
production from dairy cows fed Lila, Z.A., N. Mohammed, S. Kanda, T.
cinnamaldehyde, quebracho Kamada and H. Itabashi. 2005.
condensed tannin or Yucca Effect of sarsaponin on ruminal
schidigera saponin extracts. J. fermentation with particular
Dairy Sci. 91: 4786-4777. reference to methane production
Charoensiri, R., Kongkachuichai, R., in vitro. J. Dairy Sci. 86: 3330 –
Suknicom S. and Sungpuag, P. 3336.
2009. Betacarotene, lycopene, and Lourenço, M., P. W. Cardozo, S.
alpha-tocopherol contents of Calsamiglia and V. Fieve. 2008.
selected Thai fruits. Food Effects of saponins, quercetin,
Chemistry. 113, 202-207. eugenol, and cinnamaldehyde
Church, D.C. and W.G. Pond. 1988. Basic on fatty acid biohydrogenation
Animal Nutrition and Feeding. 3th of forage polyunsaturated fatty
Ed. Jhon Wiley and Sons. New acids in dual-flow continuous
York. culture fermenters. J. Anim Sci.
86:3045-3053.

Evaluasi Serbuk Kulit Nenas Sebagai Sumber Antioksidan Dalam Ransum Kambing Perah Peranakan Etawah 20
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. XVIII No. 1 Mei 2015

Madigan, M.T., J.M. Martinko and J. perah Fries Hollad penderita


Parker. 2003. Brock Biology of mastitis subklinis. Jurnal
Microorganisms. Southern Peternakan dan Lingkungan.
Illinois University Carbondale. 1(02):58-63.
10th ed. Pearson Education, Inc. Putra, S. 1999. Peningkatan performans
Malecky, M., L.P. Broudiscon and P. sapi Bali melalui perbaikan mutu
Schmidely. 2009. Effects of two pakan dan suplementasi seng
levels of monoterpene blend on asetat. Disertasi. Program
rumen fermentation, terpene Pascasarjana Institut Pertanian
and nutrient flows in the Bogor, Bogor.
duodenum and and milk SAS 9.1.3. Portable. 2007. SAS/STAT
production in dairy goats. User’s Guide. SAS Institute
Anim. Feed Sci. Technol. 154: 24 Incorporation Cary. North
– 35. Carolina.
Mardalena, L. Warly, E. Nurdin, R.W.R. Supriyati, D, Yulistiani, Wina dan B.
Ningrat and Farizal. 2011. Milk Haryanto. 1999. Suplementasi
Quality of Dairy Goat after mineral mikro dalam upaya
Giving Feed Supplement as peningkatan produktifitas
Antioxidant Source. J. Ind. Trop. domba. Jurnal Ilmu Ternak dan
Animal Agric. 36 (3): 205-211. Veteriner. Hal : 11 – 30.
Mardalena. 2012. Evalusi Pakan Yaghoubi, S.M.J., G.R. Ghorbani, H.R.
Suplemen Sebagai Sumber Rahmani, A. Nikkhah. 2010.
Antioksidan dan Pengaruhnya Flavonoids Manipulation of
Terhadap Respon Fisiologis dan Rumen Fermentation: An
Produktifitas Kambing Perah Alternative for Monensin?.
Peranakan Etawah. Disertasi S3 Agricultural Segment: 1(1)
Unand. AGS/1508.
Murray R.K., D.K. Granner and V.W. Wina, E., S. Muetzel, E. Hoffmann, H.P.S.
Rodwell. 2006. Harper’s Makkar and K. Becker. 2005.
Illustrated Biochemistry. 27th Ed. Saponins containing methanol
The McGraw-Hill Companies, extract of Sapindus rarak affect
USA. microbial fermentation, microbial
Nagaraja, T.G. and E.C. Titgemeyert. activity and microbial community
2007. Ruminal acidosis in beef structure in vitro. Anim. Feed Sci.
cattle: the current microbiological Tech. 121: 159-174.
and nutritional outlook. J. Dairy. Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan
Sci. 90: 17-38. Radikal Bebas. Potensi dan
Nurdin, E. 2004. Pemberian Bioplus-Sc aplikasinya dalam kesehatan.
dan receplatum bunga matahari Penerbit Kanisius.
terhadap ekologi rumen sapi

Evaluasi Serbuk Kulit Nenas Sebagai Sumber Antioksidan Dalam Ransum Kambing Perah Peranakan Etawah 21

Anda mungkin juga menyukai