PENULIS
MOHAMMAD AVISENA
(70600116006)
2018
Manajemen Neonatus dari Ibu Tuberkulosis Aktif
Pendahuluan
Epidemiologi
Manifestasi Klinis
Komponen diagnosis yang penting adalah dengan didapatkannya tanda dan gejala di
atas yang tidak membaik dengan antibiotik. Secara umum penegakan diagnosis
tuberkulosis pada neonatus berdasarkan 4 hal, yaitu:3,4
Penatalaksanaan
Bila ibu menderita tuberkulosis paru aktif dan mendapat pengobatan kurang dari 2 bulan
sebelum melahirkan atau didiagnosis menderita tuberkulosis setelah melahirkan maka
dilakukan hal-hal berikut:4,5
Pendahuluan
Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan kadar glukosa dalam darah
atau hiperglikemia. Kemampuan tubuh pada orang dengan diabetes untuk bereaksi
terhadap insulin dapat menurunatau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi
insulin. Diabetes melitus dengan kehamilan (diabetes melitus gestational/DMG) adalah
kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal
mempertahankan euglycemia). Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara
selama masa kehamilan, artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali
didapati selama masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga. Bayi yang
lahir dari ibu yang penderita diabetes melitus beresiko mengalami masalah pada saat
lahir seperti makrosomia, maturitas paru, hipoksia neonatus, hipoglikemia neonatus,
sindrom gawat nafas neonatal, dam lain-lain.5,6
Epidemiologi
Diagnosis
1. Asfiksia
2. Trauma lahir
3. Malformasi kongenital
4. Bukti adanya makrosomia
5. Hipoglikemia dengan tanda letargi
6. Distres respirasi akibat imaturasi paru
Pemeriksaan laboratorium5
1. Kadar glukosa serum dengan dextrotix segera setelah lahir dan selanjutnya
sesuai prosedur pemeriksaan kadar glukosa darah. Bila kadarnya <40 mg/dl
harus dilakukapemeriksaan ulang kadar glukosa serum.
2. Kadar kalsium serum diperiksa pada usia 6, 24 dan 48 jam. Bila kadar
rendah, periksa juga kadar magnesium karena kemungkinan menurun.
3. Hemoglobin/hematokrit diperiksa pada usia 4 dan 24 jam.
4. Kadar bilirubin serum diperiksa bila ada indikasi secara klinis terdapat tanda
ikterus.
5. Pemeriksaan laboratorium lain seperti analisa gas darah, jenis leukosit dan
kultur diperiksaa sesuai indikasi.
6. Radiologi, EKG, ekokardiografi, sesuai indikasi klinis.
Penatalaksanaan
Bayi lahir dari ibu penderita diabetes mellitus beresiko untuk mengalami hipoglikemia
pada 3 hari pertama setelah lahir, walaupun bayi sudah dapat minum dengan baik.5
1. Anjurkan ibu untuk menyusu secara dini dan lebih sering paling tidak 3 kali
sehari siang dan malam.
2. Bila bayi berusia kurang dari 3 hari, amati sampai usia 3 hari, periksa
glukosa darah pada:
- Saat bayi datang atau pada usia 3 jam
- Tiga jam setelah pemeriksaan pertama , ulangi pemeriksaan tiap 6 jam
selama 24 jam atau sampai kadar glukosa dalam batas normal setelah 2 kali
pemeriksaan berturut-turut.
3. Bila kadar glukosa ≤45 mg/dL atau bayi menunjukkan tanda hipoglikemia
maka tangani hipoglikemia.
4. Bila dalam pengamatan tidak ada tanda hipoglikemia atau masalah lain dan
bayi dapat minum dengan baik, pulangkan bayi pada hari ke 3.
(Gambar 3. Penatalaksanaan Hipoglikemia7)
Manajemen Bayi Lahir dari Ibu dengan Infeksi Toxoplasmosis
Pendahuluan
Toksoplasmosis adalah infeksi yang sangat umum terjadi yang disebabkan oleh
parasit protozoa intraseluler obligat Toxoplasma gondii. sebagian besar infeksnya
bersifat asimptommatik, tetapi implikasinya pada ibu hamil beragam. perempuan
tersebut dapat beroleh aborsi spontan, bayi lahir mati atau persalinan prematur ditambah
dengan berbagai abnormalitas pada fetus. memakan kista jaringan dalam daging mentah
atau kurang matang, begitu juga dengan memakan makanan dan air yang terkontaminasi
dengan ookista dari feses kucing dapat memindahkan parasit ke dalam tubuh manusia.8
Epidemiologi
Manifestasi klinis
Umumnya gejala toxoplasmosis kongenital mulai timbul pada usia 3 bulan ke atas5
Diagnosis
1. Serologi
- Tes sabin feldman (IgG)
- Indirect fluorescentantibody (IFA IgG, IgM) sensitifitas 5-50%
- Double sandwich enzyme immunosorbant Assay (ELISA) (IgM, IgA, IgE).
- Immunosorbant agglutination Assay (ISAGA) (IgM, IgA, IgE). Sensitifitas
sekitar 75-80%.
2. PCR dapat mendeteksi T. gondii pada buffy coat darah tepi, cairan serebrospinal
atau cairan amnion untuk menentukan banyaknya DNA parasit yang muncul di
awal kehamilan. Sensitifitas PCR pada kehamilan 17-21 minggu (>90%)
3. Laboratorium
- Leukositosis/leukopenia. Awalnya limfositopenia atau monositosis.
Eosinofilia (>30%), trombositopenia.
- Fungsi hati
- Serum glucose-6-phosphatase-dehydrogenase (G6PD) sebelum pemberian
sulfaniazid uranilis dan kreatinin cairan serebrospinal.
4. CT Scan
Digunakan untuk mendeteksi adanya kalsifikasi di periventrikel dan basal
ganglia, hidrosefalus yang mungkin terjadi pada minggu pertama kehidupan dan
atau adanya atrofi korteks.
5. Pemeriksaan patologi
Ditemukan takizoit atau kista di jaringan atau cairan tubuh.
(Gambar 2. Diagram Alur Diagnosis Toksoplasmosis Kongenital)9
Penatalaksanaan
Terapi toxoplasmosis kongenital dapat dilakukan pada periode pre-natal dan
post-natal.5,9
1. Terapi pre-natal untuk mencegah transmisi infeksi dari maternal ke fetus
- Spiramisin diberikan pada kehamilan kurang dari 18 minggu sampai aterm.
- Pirimetamin, sulfaniazid, asam folat diberikan pada kehamilan diatas 18
minggu. Bila umur kehamilan kurang dari 17 minggu diberikan cukup
diberikan sulfaniazid sampai setelah trimester pertama karena pirimetamin
mempengaruhi organogenesis.
2. Terapi post-natal untuk mengobati infeksi pada bayi yang positif
terdiagnosis toxoplasmosis kongenital.
- Pirimetamin 1 mg/kgBB/12 jam selama 2 hari dilanjutkan tiap hari sampai
usia 2-6 bulan dan 3x perminggu sampai usia 1 tahun
- Sulfadiazin 50 mg/kgBB/12 jam sampai usia 1 tahun.
- Asam folat 10 mg 10 mg 3x/minggu sampai 1 minggu setelah pemberian
pirimetamin berhenti. Berguna untuk mencegah supresi sumsum tulang.
- Prednison 0,5 mg/kgBB/12 jam diberikan pada infeksi SSP yang aktif,
korioretinitis aktif, penglihatan yang mengancam.
- Shunt ventrikel hidrosefalus.
REFERENSI