Studi Islam (Islamic Studies) adalah salah satu studi yang mendapat perhatian
dikalangan ilmuwan. Jika ditelusuri secara mendalam, nampak bahwa studi Islam mulai
banyak dikaji oleh para peminat studi agama dan studi-studi lainnya. Dengan demikian,
studi Islam layak untuk dijadikan sebagai salah satu cabang ilmu favorit. Artinya, studi
Islam telah mendapat tempat dalam percaturan dunia ilmu pengetahuan.
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dinyatakan dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin di dalamnya
terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup
dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arati yang seluas-luasnya
Satu hal yang menarik dari Agama Islam, bahwa islam bukan sebatas kepercayaan
yang dianut oleh pemenluknya saja. Islam menjadi sangat penting karena disamping
fungsinya sebagai subjek, bisa juga dijadikan objek. Ketika islam diletekkan sebagai
subyek, yang dalam hal ini mutlak kekuatan / Kehendak Allah, Nabi dan rasulnya
mengambil peran penting dalam menuntun, mengarahkan dan membawa umat kepada
petunjuk, namun ketika ia dijadikan objek, maka, melalui kitab sucinya –baca; al
Quran- justeru berfungsi sebgai petunjuk yang mengantarakan sutu masyarakat menuju
sebuah peradaban.
Dari sinilah kemudian, ketika islam dijadikan objek kajian, yang kemudian
disebut dengan dirasat al islamiyyah (Islamic studies), menjadikannya materi yang
memiliki multi knowledge (pengetahuan) ditinjau dari berbagai aspeknya. Dan jauh
1
sebelum munculnya kesadaran Barat – Eropa- mempelajari tentang islam dan dunia
timur (orientalisme), umat islam terlebih dahulu menjamah sisi pengetahuan yang di
gali dari Islam.
Studi islam atau seperti Hussein Nasr sebutkan Sains islam sudah dikembangkan
oleh umat islam sejak abad islam kedua.1 Dan kini, kajian-kajian keislaman masih terus
dikembangkan, khususnya dikawasan timur tengah. Hanya saja kalau dulu tidak dikenal
specialisasi bagi cendikia ataupun ulama islam, kini kajian tersebut digarap oleh
masing-masing ahli dibidangnya. Bahkan istilah ulama dan cendikia justru menjadi dua
hal yang berbeda di dunia muslim modern. Lalu, bagaimana model kajian islam di timur
tengah tersebut.
Pertumbuhan studi Islam di dunia dalam pendidikan Islam pada zaman awal
dilaksanakan di masjid-masjid. Muhammad Yunus menjelaskan bahwa pusat – pusat
studi Islam klasik adalah mekan dan madinaha (Hijaz, Basrah, Kufah, Damaskus,
Palestina, Syam dan Mesir).
1
Abuddin Nata, Metodologi Sudi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), p.151
2
Al-jamali, Menerobos Kritis Pendidikan Dunia Islam, Jakarta: Golden Terayos Press, 1992, hh. 11-12
2
PEMBAHASAN
3
sedang kesulitan (The Dark Age). Peradaban Islam saat itu sedang sangat
majumajunya bahkan pada salah satu artikel yang saya baca "Sebelum Edison
menemukan lampu pijar daerah Bagdad saat itu sudah terang benderang oleh
kilauan cahaya lampu". Hal ini menunjukkan bahwa disebut itu orang'orang
Islam di Timur Tengah mendapakan kejayaannya dimana banyak orang-orang
luar Arab yang belajar dan datang silih berganti ke kota Baghdad untuk
memeperoleh ilmu pengetahuan yang oleh sebagian orang barat sangat sulit
mendapatkan akses di negaranya. Hal ini tentunya berkaitan dengan kebijakan
pemerintah, saat itu. tengah marak di Eropa dimana ilmu pengetahuan dikekang
oleh pemuka agama (pendeta dan paus). Khalifah Harun Al-Rasyid yang sangat
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan sadar bahwa hanya inilah yang sangat
penting untuk membangun peradaban kotanya. HaI ini pula yang membuat Islam
khususnya di daerah Baghdad mengalami . Arsitektur kota ini mengalami
perkembangan yang sangat luar biasa dimana banyak bangunan, taman-taman
bagus dan perpustkaan guna menampung semua karya pengetahuan senhingga
menarik orang barat untuk langusng belajar di Bagdad. Tidak hanya belajar,
mereka juga mencatat ulang karya ilmuwan besar Islam dan kemudian
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa yang diperuntukkan hgi orang-orang
eropa hat ini membuat banyak karya-karya besar ilmuwan Islam yang dijiplak
dan dikonsumsi orang-orang eropa untuk membangrm peradabannya. Hal inilah
yang tidak diperhatikan oleh khalifah pasca Harun AlRasyid.
4
Bendungan Ma‟rib yang terkenal itu yang dibangun pada masa jauh sebelum
tahun-tahun masehi.
Bahkan wilayah ini bias dipandang sebagai akar utama tradisi Arab (
kuno) secara keseluruhan. Masyarakatnya yang murni kama Arab eksklusivitas
wilayahny tercermin daram arsitektur dan penataan kotanya. Ia memiliki
wilayah kebudayaan yang dapat dibedakan dengan mudah dengan semenenjung
Arab lainya, terutanya clalam aspek-aspek visual kesenianya, juga ungkapan
intelekfual, dan sastra rakyatnya.3
3
Atang Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, (PT. Raja Grafindo Persada, Bandung): 2007) hal. 169
5
Studi Islam dilakukan oleh umat Islam, para sahabat, tabi‟in, tabi‟i tabi‟i.
Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan normatif. Agama yaitu untuk
menegakkan sendi-sendi agama Islam. Dan keilmuan yang berkembang adalah
ilmu bahasa Arab, ulumul quran, dan tafsir al-quran dan ilmu hadist.
Pada “Studi Islam” di wilayah lslam dilakukan oleh para ulama yang lepas
dari perhatian pemerintah karena kelumpuhan potitik, karena pendekatan yang
digunakan pendekatan dogmatik dan mengulang-ulang keilmuan agama masa
lalu tanpa inovasi. Setelah itu keilmuan yang berkembang Ilmu Syarah dan Ilmu
Mukhtashar Kitab.
6
B. Perkembangan Peradaban Islam di Asia Tenggara
Namun dari masyarakat yang telah di-Islamkan dengan sedikit muatan lokal.
Islamisasi dari kawasan Asia Tenggara ini membawa persamaan di bidang
pendidikan. Pendidikan tidak lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan. Tradisi
pendidikan Islam melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Setiap Muslim diharapkan
mampu membaca al Qur‟an dan memahami asas-asas Islam secara rasional dan dan
dengan belajar huruf Arab diperkenalkan dan digunakan di seluruh wilayah dari
Aceh hingga Mindanao. Bahasabahasa lokal diperluasnya dengan kosa-kata dan
gayabahasa Arab. Bahasa Melayu secara khusus dipergunakan sebagai bahasa sehari-
hari di Asia Tenggara dan menjadi media pengajaran agama. Bahasa Melayu juga
punya peran yang penting bagi pemersatu seluruh wilayah itu
Sejumlah karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera
bermunculan. Banyak daerah di wilayah ini seperti Pasai, Malaka dan Aceh juga
Pattani muncul sebagai pusat pengajaran agama yang menjadi daya tarik para pelajar
dari sejumlah penjuru wilayah ini.
4
Ahmad Amin, Islam dari Masa ke Masa, Bandung: CV Rosada, 1987, h. 24
7
spritual, psikologis, dan intelektual dengan kaum Muslim Timur Tengah segera
terjalin. Lebih dari itu arus imigrasi masyarakat Arab ke wilayah ini semakin deras.
Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan negara, wilayah ini
melahirkan ulama-ulama pribumi yang segera mengambil kepemimpinan lslam di
wilayah ini. Semua perkembangan bisa dikatakan karena lslam, kemudian
melahirkan pandangan hidup kaum Muslim yang unik di wilayah ini. Sambil tetap
memberi penekanan pada keunggulan lslam, pandangan hdup ini juga
memungkinkan unsur-unsur local masuk dalam pemikiran para ulama pribumi.
Mengenai masalah identitas, internalisasi Islam, atau paling tidak aspek luarnya, oleh
pendudukan kepulauan membuat Islam muncul sebagai kesatuan yang utuh dari jiwa
dan identitas subyektif mereka. Namun fragmentasi politik yang mewarnai wilayah
ini, di sisi lain, juga melahirkan perasaan akan perbedaan identitas politik diantara
penduduk yang telah di Islamkan.
8
Kesimpulan
Studi islam yang pertama muncul adalah dari kaum muslim , sebagai pusatnya
yaitu di Negara Saudi Arabiya. Bukti hal ini ialah di Negara tersebut telah didirikan
beberapa perguruan tinggi yang sangat terkenal, seperti universitas Al-Azar, yang
tercatat dalam sejarah merupakan perguruan tinggi termasyhur di Dunia bahkan sampai
pada saat ini.
Hal tersebut menjadikan Saudi Arabiya sebagai pusat pendidikan di dunia, dan
telah berhasil mendatangkan para pelajar dan mahasiswa dari luar negeri, kebanyakan
dari Eropa dan Negara bagian barat untuk tujuan menuntut ilmu dan metode yang ada di
negara ini. Sejarah mencatat pada saat itu Islam mengalami kejayaan, yaitu pada
pemerintahan khalifah Harun al-Rasyid yang telah berhasil membawa negaranya maju
dari segala aspek kehidupannya.
9
Daftar Pustaka
A‘abid al jabiri Muhammad, Bunyat al Aql al arabi, Beirut, Markaz dirasah al wihdah,
1990.
Anwar , Rosihan, et all, Pengantar Studi Islam, Bandung, CV Pustaka setia, 2009.
Filali Ansary, Abdou, Pembaruan Islam; dari mana hendak ke mana, Jakarta; Mizan,
2009.
Karta Nagara, Mulyadhi, Reaktualisasi tradisi Ilmiah Islam, Jakarta; Baitul ihsan,
2006.
Nata, Abuddin, Metodologi Sudi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Al-jamali, Menerobos Kritis Pendidikan Dunia Islam, Jakarta: Golden Terayos Press,
1992
Amin Abdullah, Studi Agama, normatif atau historis, (Yogyakarta: 1996) Cet. I
Atang Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, (PT. Raja Grafindo Persada, Bandung),
2007
Yusuf Qadhrawi, Berita Kemenangan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press), 1997
10