Anda di halaman 1dari 10

Pendahuluan

Studi Islam (Islamic Studies) adalah salah satu studi yang mendapat perhatian
dikalangan ilmuwan. Jika ditelusuri secara mendalam, nampak bahwa studi Islam mulai
banyak dikaji oleh para peminat studi agama dan studi-studi lainnya. Dengan demikian,
studi Islam layak untuk dijadikan sebagai salah satu cabang ilmu favorit. Artinya, studi
Islam telah mendapat tempat dalam percaturan dunia ilmu pengetahuan.

Islam sebagai agama ajaran-ajaran tidak hanya mencakup persoalan yang


trasedental akan tetapi mencakup pula berbagai persoalan seperti ekonomi, social,
budaya, dan dimensi-dimensi lain dalam kehidupan manusia. Jika tinjau dari
perkembangan Islam masa awal telah mengalami perkembangan, terkait erat dengan
persoalan-persoalan historis cultural. Perkembangan tersebut dapat diamati dari praktek-
praktek keagamaan diberbagai wilayah Islam, dimana antara wilayah yang satu dengan
wilayah yang lain berbeda-beda dalam praktek social keagamaan, sehingga benang
merah yang memisahkan antara wilayah agama an sich, dan wilayah-wilayah social dan
budaya yang telah menyatu dengan agama itu sendiri, menjadi tidak jelas.

Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dinyatakan dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin di dalamnya
terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup
dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arati yang seluas-luasnya

Satu hal yang menarik dari Agama Islam, bahwa islam bukan sebatas kepercayaan
yang dianut oleh pemenluknya saja. Islam menjadi sangat penting karena disamping
fungsinya sebagai subjek, bisa juga dijadikan objek. Ketika islam diletekkan sebagai
subyek, yang dalam hal ini mutlak kekuatan / Kehendak Allah, Nabi dan rasulnya
mengambil peran penting dalam menuntun, mengarahkan dan membawa umat kepada
petunjuk, namun ketika ia dijadikan objek, maka, melalui kitab sucinya –baca; al
Quran- justeru berfungsi sebgai petunjuk yang mengantarakan sutu masyarakat menuju
sebuah peradaban.

Dari sinilah kemudian, ketika islam dijadikan objek kajian, yang kemudian
disebut dengan dirasat al islamiyyah (Islamic studies), menjadikannya materi yang
memiliki multi knowledge (pengetahuan) ditinjau dari berbagai aspeknya. Dan jauh

1
sebelum munculnya kesadaran Barat – Eropa- mempelajari tentang islam dan dunia
timur (orientalisme), umat islam terlebih dahulu menjamah sisi pengetahuan yang di
gali dari Islam.

Studi islam atau seperti Hussein Nasr sebutkan Sains islam sudah dikembangkan
oleh umat islam sejak abad islam kedua.1 Dan kini, kajian-kajian keislaman masih terus
dikembangkan, khususnya dikawasan timur tengah. Hanya saja kalau dulu tidak dikenal
specialisasi bagi cendikia ataupun ulama islam, kini kajian tersebut digarap oleh
masing-masing ahli dibidangnya. Bahkan istilah ulama dan cendikia justru menjadi dua
hal yang berbeda di dunia muslim modern. Lalu, bagaimana model kajian islam di timur
tengah tersebut.

Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia sebagaimana


terdapat didalam sumber ajarannya. Al-qur‟an dan Hadist tampak amat ideal dan agung.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif menghargai akal pikiran
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, bersikap seimbang dalam
memenuhi kebutuhan mateial dan spiritual senantiasa mengembangkan kepedulian
sosial, menghargai waktu bersikap terbuka, demokrasi berorientasi pada kuallitas,
egaliter, kemitraan, anti feodalistik mencintai kebersihan, mengutamakan persudaraan,
berahklak mulia dan sikapsikap positif lainnya.2

Pertumbuhan studi Islam di dunia dalam pendidikan Islam pada zaman awal
dilaksanakan di masjid-masjid. Muhammad Yunus menjelaskan bahwa pusat – pusat
studi Islam klasik adalah mekan dan madinaha (Hijaz, Basrah, Kufah, Damaskus,
Palestina, Syam dan Mesir).

1
Abuddin Nata, Metodologi Sudi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), p.151
2
Al-jamali, Menerobos Kritis Pendidikan Dunia Islam, Jakarta: Golden Terayos Press, 1992, hh. 11-12

2
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN ISLAM DI TIMUR TENGAH

1. Latar Belakang Perkembangan Islam di Timur Tengah

Gagasan atau ide Islamisme yang digelorakan oleh jamaluddin disambut


oleh Raja Turki Usmani yang bernama Abd Hamid II (1876-1909) dan juga
mendapat sambutan yang baik di negeri-negeri Islam. Akan tetapi setelah Turki
Usmani kalah dalam perang dunia pertama dan kekhalifahan dihapuskan oleh
Musthofa Kemal seorang tokoh yang mendukung gagasan nasionalisme, rasa
kesetiaan kepada Negara kebangsaan.

Di Wilayah Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Hijaz, irak, Afrika Utara


Bahrein dan Kuwait, nasionalismenya bangkit dan nasionalisme tersebut
terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Dalam penyatuan Negara Arab dibentuk
suatu liga yang bemama Liga Arab yang didirikan pada tanggal 12 Maret
1945.Di Asia Tenggara Malaysia, Singapura merdeka tahun 1957 dm Brunai
Darussalam merdeka pada tahun 1984. Selain itu, Negara Islam yang dahulunya
bersatu dalam Uni Soviet seperti Turkmenia. Uzbekistan, Kirghistan,
Khazakhtan Tajikistan dan Azerbaijan dan Bosnia baru merdeka pada tahun
1992.

Memasuki era kontemporer, rezim sa‟udiyah tetap berkuasa dan populasi


umat Islam kian meningkat dari masa ke masa. Tercatat bahwa kependudukan
muslim Arab saudi mencapai 99% untuk tidak mengatakan bahwa semua
beragama Islam. Aliran mazhab yang dominan mereka anut adalah Sunni
dengan paham Wahbbiah,disamping itu ada juga Syi‟ah dengan populasi yang
sangat sedikit, tetapi tetap memberi andil dalam sejarah perkembangan Islam di
Arab saudi.

2. Perkembangan Islam di Timur Tengah

Orang-orang barat yang mengagung-agungkan ilmu pengetahuan saat ini


tidak lepas dari pengaruh ilmuwan muslim pada abad pertengahan dimana pada
saat itu umat Islam sedang mengalami kejayaan sementara orang-orang di Eropa

3
sedang kesulitan (The Dark Age). Peradaban Islam saat itu sedang sangat
majumajunya bahkan pada salah satu artikel yang saya baca "Sebelum Edison
menemukan lampu pijar daerah Bagdad saat itu sudah terang benderang oleh
kilauan cahaya lampu". Hal ini menunjukkan bahwa disebut itu orang'orang
Islam di Timur Tengah mendapakan kejayaannya dimana banyak orang-orang
luar Arab yang belajar dan datang silih berganti ke kota Baghdad untuk
memeperoleh ilmu pengetahuan yang oleh sebagian orang barat sangat sulit
mendapatkan akses di negaranya. Hal ini tentunya berkaitan dengan kebijakan
pemerintah, saat itu. tengah marak di Eropa dimana ilmu pengetahuan dikekang
oleh pemuka agama (pendeta dan paus). Khalifah Harun Al-Rasyid yang sangat
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan sadar bahwa hanya inilah yang sangat
penting untuk membangun peradaban kotanya. HaI ini pula yang membuat Islam
khususnya di daerah Baghdad mengalami . Arsitektur kota ini mengalami
perkembangan yang sangat luar biasa dimana banyak bangunan, taman-taman
bagus dan perpustkaan guna menampung semua karya pengetahuan senhingga
menarik orang barat untuk langusng belajar di Bagdad. Tidak hanya belajar,
mereka juga mencatat ulang karya ilmuwan besar Islam dan kemudian
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa yang diperuntukkan hgi orang-orang
eropa hat ini membuat banyak karya-karya besar ilmuwan Islam yang dijiplak
dan dikonsumsi orang-orang eropa untuk membangrm peradabannya. Hal inilah
yang tidak diperhatikan oleh khalifah pasca Harun AlRasyid.

Faktor lain yang menyebabkan Islam dapta berkembang peasat di Arab


Saudi di samping karena dukungan pemeritah juga karena faktor kesejarahan
basis umat Islam sejak masa Nabi SAW, juga karena Arab saudi menjadi
terminal berbagai informasi pembaruan dan perekmbangan Islam di negara-
negara lain, termasuk corak pembaruan dan perekembangan Islam di Indonesia.
Ada kaitannya dengan Arab saudi sebagai tempat belajar para ulama Indonesia
di masa lalu, masa sekarang.

Dibagian dunia Arab bagian timur yakni daerah-daerah Arab selatan


semanjung Arab terutama yaman, yang merupakan satu-satunya wilayah daerah
ini yang memeluk Islam secara damai. Mereka rnelanjutkan pola-pola
kebudayaan. Menetapnya dengan iradisi yang cukup mapan, sering dengan

4
Bendungan Ma‟rib yang terkenal itu yang dibangun pada masa jauh sebelum
tahun-tahun masehi.

Bahkan wilayah ini bias dipandang sebagai akar utama tradisi Arab (
kuno) secara keseluruhan. Masyarakatnya yang murni kama Arab eksklusivitas
wilayahny tercermin daram arsitektur dan penataan kotanya. Ia memiliki
wilayah kebudayaan yang dapat dibedakan dengan mudah dengan semenenjung
Arab lainya, terutanya clalam aspek-aspek visual kesenianya, juga ungkapan
intelekfual, dan sastra rakyatnya.3

Orang-orang barat yang sudah menguasai macam-macam pengetahuan ini


kemudian membakar habis buku-buku yang ada di perpustakaan Baghdad. Tidak
hanya itu hal ini jugu kemudian merembet pada perkembangan pengetahuan
Islam di spanyol dimana mereka juga mulai dikikis oleh orang-orang Kristen
yang mulai bangkit. Raja Ferdinand kemudian berkuasa di spanyol dan
merombak total kotakota di spanyol dan mengganti bangunan Masjid menjadi
Gereja Hilangnya bukti-bukti otentik dari peradaban Islam membuat Islam saat
ini kesulitan rmtuk berkembang mengingat sebagian besar karya ilmuan muslim
yang telah diterjemahkan kedalam bahasa asing. Fenomena yang berkembang
saat ini adalah bagaimana orang-orang di Timur Tengah mulai membangrm
kembali peradabannya dengan menjadikan Iran sebagai leadernya.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dapat membuat negara-negara di Eropa


dan Amerika khawatir akan semakin meluasnya pengaruh hal tersebut. Hal
inilah yang kemudian diusahakan oleh orang-orang eropa dan Amerika guna
menutup akses ilmu pengetahuan kepada orang-orang Islam.

1. Studi Islam di Timur Tengah (masa tercipta al-Qur'an dan al-Hadits)

 Masa Turunnya al Qur'an dan Sumber al-Haditsa

 Masa Terkodifikasikan al Qur'an

 Awal terkodifikasikan Hadirs pada masa Umar bin Abdul Aziz

3
Atang Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, (PT. Raja Grafindo Persada, Bandung): 2007) hal. 169

5
Studi Islam dilakukan oleh umat Islam, para sahabat, tabi‟in, tabi‟i tabi‟i.
Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan normatif. Agama yaitu untuk
menegakkan sendi-sendi agama Islam. Dan keilmuan yang berkembang adalah
ilmu bahasa Arab, ulumul quran, dan tafsir al-quran dan ilmu hadist.

2. Studi Islam di Timur Tengah (Masa Kejayaan lslam)

 Masa Penerjemahan Buku-Buku Yunani

 llmu Pengetahuan menjadi Kebijaksanaan Pemerintah (Harun al-Rasyid


dan at-Makmum)

 Wilayah Islam sangat Kaya' Makmur' dan hidup mewah, banyak


didirikan rumah sakit dan madrasah-madrasah

“Studi Islam” dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim dibawah


perhatian. Pendekatan yang digunakan Pendekatan Normatif Agama dan
pendekatan keilmuan tertutama Filsafat. Selain itu berkembang ilmu sejarah dan
ilmu eksakta mis, kedokteran, astronorni, dll. Keilmuan yang Berkernbang
seperti Ilmu Bahasa Arab, ilmu al-Qur'an dan ilmu tafsir al-Qur‟an, Ilmu Hadits,
juga ilmu eksakta seperti kedokteran.

3. Studi Islam di Timrn Tengah ( Masa Kemunduran lslam )

 Masa Kehancuran Islam

 Wilayah-wilayah Islam menjadi daerah Jajahan dan objek studi Negara


nonIslam

Pada “Studi Islam” di wilayah lslam dilakukan oleh para ulama yang lepas
dari perhatian pemerintah karena kelumpuhan potitik, karena pendekatan yang
digunakan pendekatan dogmatik dan mengulang-ulang keilmuan agama masa
lalu tanpa inovasi. Setelah itu keilmuan yang berkembang Ilmu Syarah dan Ilmu
Mukhtashar Kitab.

6
B. Perkembangan Peradaban Islam di Asia Tenggara

Sebagaimana telah diuraikan di atas, pada term penyebaran Islam di Asia


Tenggara yang tidak terlepas dari kaum pedagang Muslim. Hingga kontrol ekonomi
pun di monopoli oleh mereka. Disamping itu pengaruh ajaran Islam sendiripun telah
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan Masyarakat Asia Tenggara. Islam
mentransformasikan budaya masyarakat yang telah di-Islamkan di kawasan ini,
secara bertahap. Islam dan etos yang lahir darinya muncul sebagai dasar
kebudayaan.4

Namun dari masyarakat yang telah di-Islamkan dengan sedikit muatan lokal.
Islamisasi dari kawasan Asia Tenggara ini membawa persamaan di bidang
pendidikan. Pendidikan tidak lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan. Tradisi
pendidikan Islam melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Setiap Muslim diharapkan
mampu membaca al Qur‟an dan memahami asas-asas Islam secara rasional dan dan
dengan belajar huruf Arab diperkenalkan dan digunakan di seluruh wilayah dari
Aceh hingga Mindanao. Bahasabahasa lokal diperluasnya dengan kosa-kata dan
gayabahasa Arab. Bahasa Melayu secara khusus dipergunakan sebagai bahasa sehari-
hari di Asia Tenggara dan menjadi media pengajaran agama. Bahasa Melayu juga
punya peran yang penting bagi pemersatu seluruh wilayah itu

Sejumlah karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera
bermunculan. Banyak daerah di wilayah ini seperti Pasai, Malaka dan Aceh juga
Pattani muncul sebagai pusat pengajaran agama yang menjadi daya tarik para pelajar
dari sejumlah penjuru wilayah ini.

System pendidikan Islam kemudian segera di rancang. Dalam banyak batas,


Masjid atau Surau menjadi lembaga pusat pengajaran. Namun beberapa lembaga
seperti pesantren di Jawa dan pondok di Semenanjung Melaya segera berdiri.
Hubungan dengan pusat-pusat pendidikan di Dunia Islam segera di bina. Tradisi
pengajaran Paripatetis yang mendahului kedatangan Islam di wilayah ini tetap
berlangsung. Ibadah Haji ke Tanah Suci di selenggarakan, dan ikatan emosional,

4
Ahmad Amin, Islam dari Masa ke Masa, Bandung: CV Rosada, 1987, h. 24

7
spritual, psikologis, dan intelektual dengan kaum Muslim Timur Tengah segera
terjalin. Lebih dari itu arus imigrasi masyarakat Arab ke wilayah ini semakin deras.

Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan negara, wilayah ini
melahirkan ulama-ulama pribumi yang segera mengambil kepemimpinan lslam di
wilayah ini. Semua perkembangan bisa dikatakan karena lslam, kemudian
melahirkan pandangan hidup kaum Muslim yang unik di wilayah ini. Sambil tetap
memberi penekanan pada keunggulan lslam, pandangan hdup ini juga
memungkinkan unsur-unsur local masuk dalam pemikiran para ulama pribumi.
Mengenai masalah identitas, internalisasi Islam, atau paling tidak aspek luarnya, oleh
pendudukan kepulauan membuat Islam muncul sebagai kesatuan yang utuh dari jiwa
dan identitas subyektif mereka. Namun fragmentasi politik yang mewarnai wilayah
ini, di sisi lain, juga melahirkan perasaan akan perbedaan identitas politik diantara
penduduk yang telah di Islamkan.

8
Kesimpulan

Studi islam yang pertama muncul adalah dari kaum muslim , sebagai pusatnya
yaitu di Negara Saudi Arabiya. Bukti hal ini ialah di Negara tersebut telah didirikan
beberapa perguruan tinggi yang sangat terkenal, seperti universitas Al-Azar, yang
tercatat dalam sejarah merupakan perguruan tinggi termasyhur di Dunia bahkan sampai
pada saat ini.

Hal tersebut menjadikan Saudi Arabiya sebagai pusat pendidikan di dunia, dan
telah berhasil mendatangkan para pelajar dan mahasiswa dari luar negeri, kebanyakan
dari Eropa dan Negara bagian barat untuk tujuan menuntut ilmu dan metode yang ada di
negara ini. Sejarah mencatat pada saat itu Islam mengalami kejayaan, yaitu pada
pemerintahan khalifah Harun al-Rasyid yang telah berhasil membawa negaranya maju
dari segala aspek kehidupannya.

Namun kemunduranpun tak dapat dielakkan setelah kepemerintahannya berakhir


ternyata lama-kelamaan Studi Islam di Negara itu menurun. Dengan sikap licik dari
orang-orang barat yang telah membakar perpustakaan pusat Saudi Arabiya setelah
mereka menguasai ilmu-ilmu dan mempunyai data buku dan sumber ilmu dari
perpustakaan tersebut. sehingga menjadikan dunia pendidikan di Timur Tengah saat itu
mundur dan malah Negara Barat mengalami kejayaannya.

9
Daftar Pustaka

A‘abid al jabiri Muhammad, Bunyat al Aql al arabi, Beirut, Markaz dirasah al wihdah,
1990.

Anwar , Rosihan, et all, Pengantar Studi Islam, Bandung, CV Pustaka setia, 2009.

Filali Ansary, Abdou, Pembaruan Islam; dari mana hendak ke mana, Jakarta; Mizan,
2009.

Karta Nagara, Mulyadhi, Reaktualisasi tradisi Ilmiah Islam, Jakarta; Baitul ihsan,
2006.

Nata, Abuddin, Metodologi Sudi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.

Rosenthal, Franz, Knowledge Triumphant, Leiden, 1970.

Al-jamali, Menerobos Kritis Pendidikan Dunia Islam, Jakarta: Golden Terayos Press,
1992

Amin Abdullah, Studi Agama, normatif atau historis, (Yogyakarta: 1996) Cet. I

Atang Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, (PT. Raja Grafindo Persada, Bandung),
2007

Yusuf Qadhrawi, Berita Kemenangan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press), 1997

10

Anda mungkin juga menyukai