badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan
kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan
kegiatan dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan awal dan
Industri farmasi terdiri dari industri obat jadi dan industri bahan baku obat.
Industri obat jadi adalah industri yang menghasilkan suatu produk yang telah
melalui seluruh tahap proses pembuatan obat, sehingga menghasilkan obat yang
bermutu dan aman, dan industri bahan baku adalah suatu industri yang
memproduksi bahan baku, dimana bahan baku tersebut adalah semua bahan baik
yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang digunakan dalam proses
2006).
dipenuhi agar suatu industri farmasi memperoleh izin usaha adalah sebagai
berikut:
4
a. Industri farmasi merupakan suatu perusahaan umum, berbadan usaha
d. Memiliki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker warga Negara
e. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung
farmasi wajib memperoleh izin industri farmasi yang diberikan oleh Menteri dan
5
Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
Pemberian Izin Usaha Industri, Persetujuan prinsip tersebut berlaku selama jangka
waktu tiga tahun, dan setiap enam bulan sekali perusahaan yang bersangkutan
Indonesia dengan tembusan kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Baik) dan mempekerjakan secara tetap sekurang- kurangnya tiga orang Apoteker
pemastian mutu, produksi dan pengawasan mutu. Izin usaha industri farmasi
Indonesia, 2010).
a. Melakukan pemindah tanganan hak milik izin usaha industri farmasi dan
6
sengaja menyampaikan informasi yang tidak benar.
d. Sengaja memproduksi obat atau bahan baku obat yang tidak memenuhi
dan pengendalian mutu yang bertujuan menjamin obat dibuat secara konsisten,
dokumentasi, kegiatan ahli daya, serta kualifikasi dan validasi (Badan Pengawas
a) semua proses pembuatan obat ditetapkan secara jelas, dikaji secara sistematis
b) tahap kritis dalam proses pembuatan, dan perubahan signifikan dalam proses
divalidasi;
7
bangunan-fasilitas dengan luas yang memadai;
Farmasi;
d) prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa jelas, tidak
bermakna ganda, dapat diterapkan secara spesifik pada fasilitas yang tersedia
e) prosedur dan instruksi dilaksanakan dengan benar dan operator diberi pelatihan
untuk menerapkannya;
tujuan untuk menentukan akar masalah dan pelaksanaan tindakan korektif dan
riwayat bets, disimpan dalam bentuk yang komprehensif dan mudah diakses;
i) Cara Distribusi Obat yang Baik memperkecil risiko yang berdampak pada mutu
obat;
8
k) keluhan terhadap produk yang beredar dikaji, penyebab cacat mutu
diinvestigasi serta tindakan tepat diambil terkait cacat produk dan pencegahan
keberulangan keluhan.
Industri Farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai tujuan
penggunaan, memenuhi persyaratan Izin Edar atau Persetujuan Uji Klinik, jika
disebabkan karena keamanan, mutu atau efektivitas yang tidak memadai. Industri
sasaran mutu yang handal, diperlukan Sistem Mutu yang didesain secara
komprehensif dan diterapkan secara benar serta mencakup Cara Pembuatan Obat
yang Baik dan Manajemen Risiko Mutu. Pelaksanaan sistem ini hendaklah
a. Suatu infrastruktur atau sistem mutu yang tepat mencakup struktur organisasi,
tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (atau jasa pelayanan) yang
9
dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan,
Manajemen Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua aspek baik
secara individual maupun secara kolektif, yang akan memengaruhi mutu produk.
Manajemen Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat, dengan tujuan
untuk memastikan bahwa obat memiliki mutu yang sesuai tujuan penggunaan.
Oleh karena itu Manajemen Mutu mencakup juga Cara Pembuatan Obat yang
Baik. Manajemen juga memiliki tanggung jawab paling tinggi untuk memastikan
Sistem Mutu Industri Farmasi yang efektif tersedia, mempunyai sumber daya
yang memadai dan bahwa peran, tanggun jawab, dan wewenang ditetapkan,
relevan telah dilakukan. Bahan tidak boleh diluluskan untuk digunakan dan
produk tidak boleh diluluskan untuk dijual atau didistribusi sampai mutunya
dinilai memuaskan.
a) fasilitas memadai, personel terlatih dan tersedia prosedur yang disetujui untuk
produk antara, produk ruahan dan produk jadi, dan bila perlu untuk pemantauan
10
b) pengambilan sampel bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi dilakukan oleh personel yang ditetapkan dan
e) produk jadi berisi zat aktif dengan komposisi secara kualitatif dan kuantitatif
sesuai dengan yang tercantum dalam Izin Edar atau Persetujuan Uji Klinik,
memiliki derajat kemurnian yang dipersyaratkan serta dikemas dalam wadah yang
f) dibuat catatan hasil pemeriksaan dan pengujian bahan awal, bahan pengemas,
produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang secara formal dinilai terhadap
spesifikasi; dan
g) sampel pertinggal bahan awal dan produk jadi disimpan dalam jumlah yang
pengujian ulang di kemudian hari bila perlu. Sampel produk jadi disimpan dalam
kemasan akhir.
semua obat terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan
produk jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan
11
Manajemen risiko mutu adalah suatu proses sistematis untuk melakukan
ilmiah, pengalaman dengan proses yang sudah disetujui dan pada akhirnya
2.2.2 Personalia
sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh
sebab itu, industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang
mutu dan kepala bagian manajemen mutu (pemastian mutu). Posisi personil kunci
bagian pengawasan mutu maupun bagian manajemen mutu harus dipimpin oleh
12
orang yang berbeda serta tidak saling bertanggung jawab antara satu terhadap
yang karena tugasnya berada di area produksi dan gudang penyimpanan atau
yang berkaitan dengan praktik kesehatan dan higiene serta pakaian personel.
Prosedur hendaklah dipahami dan dipatuhi secara ketat oleh setiap personel yang
hendaklah didorong oleh manajemen dan dibahas secara luas selama sesi
dengan produk yang terbuka dan juga dengan bagian peralatan yang bersentuhan
dengan produk.
memadai, atau kombinasinya, untuk memberi saran atas subjek yang mereka
13
kuasai. Data yang mencakup nama, alamat, kualifikasi, dan jenis layanan yang
konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat
dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan
penumpukkan debu/kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat
dan air, serta dari kegiatan industri lain yang berdekatan. Apabila letak bangunan
terhadap pengaruh cuaca, banjir, rembesan dari tanah, serta masuk dan bersarang
serangga, burung, binatang pengerat, kutu atau hewan lain. Hendaklah tersedia
prosedur untuk pengendalian binatang pengerat dan hama. Bangunan dan fasilitas
hendaklah dirawat dan dibersihkan dengan cermat sesuai prosedur tertulis rinci.
dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi bangunan hendaklah ditinjau secara teratur
14
dan diperbaiki di mana perlu. Perbaikan serta pemeliharaan bangunan-fasilitas
hendaklah dilakukan hati-hati agar kegiatan tersebut tidak merugikan mutu obat
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara
khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari area
dipersyaratkan;
bahan awal dan bahan pengemas, penimbangan dan penyerahan bahan atau
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara
khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari area
penyimpanan atau area produksi. Tata letak ruang produksi sebaiknya dirancang
15
sedemikian rupa untuk memungkinkan kegiatan produksi dilakukan di area yang
saling berhubungan antara satu ruangan dengan ruangan lain mengikuti urutan
dan pengawasan yang efektif (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2018).
fasilitas pengendali udara termasuk filter udara dengan tingkat efisiensi yang
dapat mencegah kontaminasi dan kontaminasi silang, pengendali suhu dan, bila
perlu, pengendali kelembaban udara sesuai kebutuhan produk yang diproses dan
luar pabrik. Area produksi hendaklah dipantau secara teratur baik selama ada
pada jumlah maksimum partikulat udara dan jumlah maksimum mikroba udara
hendaklah disesuaikan dengan tingkat risiko terhadap produk yang dibuat. Kelas
ditetapkan oleh industri berdasar kajian risiko dari jenis sediaan yang ditangani
misal cair, krim, padat. Area produksi hendaklah mendapat pencahayaan yang
16
memadai, terutama di mana pengawasan visual dilakukan pada saat proses
menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk, seperti
bahan awal dan bahan pengemas, produk antara dan produk jadi, produk dalam
status karantina, produk yang telah diluluskan, produk yang ditolak, produk yang
hendaklah bersih, kering dan mendapat penerangan yang cukup serta dipelihara
dalam batas suhu yang ditetapkan dan diperhatikan sesuai dengan ketentuan
kesesuaian bahan bangunan yang dipakai, ventilasi dan pencegahan terhadap asap
Ruang istirahat dan kantin sebagai sarana pendukung hendaklah dipisah dari
mungkin terpisah dari area produksi (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2018).
menguraikan dengan cukup rinci mengenai jadwal, metode, peralatan dan bahan
17
pembersih yang harus digunakan untuk pembersihan fasilitas dan bangunan
2.2.4 Peralatan
yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan
tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets-ke-bets dan
kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan, hal-hal yang umumnya
rupa untuk mencegah risiko kesalahan atau kontaminasi. Peralatan satu sama lain
pembuatan obat hendaklah dibuat, divalidasi dan ditaati. Prosedur ini hendaklah
dirancang agar kontaminasi peralatan oleh bahan pembersih atau sanitasi dapat
dalam buku log alat yang menunjukkan tanggal, waktu, produk, kekuatan dan
nomor setiap bets atau lot yang diolah dengan alat tersebut. Catatan untuk
peralatan yang digunakan khusus untuk satu produk saja dapat ditulis dalam
catatan bets.
18
2.2.5 Produksi
yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan
izin edar. Aspek yang perlu diperhatikan dalam proses produksi adalah :
A. Bahan awal
dan penggunaan akhir di mana bahan tersebut digunakan dalam produk obat.
Personel yang terlibat dalam kegiatan ini hendaklah memiliki pengetahuan terkini
tentang pemasok, rantai pasokan, dan risiko yang terkait. Jika memungkinkan,
bahan awal hendaklah dibeli langsung dari pabrik pembuat. Sampel bahan awal
dilakukan sendiri.
diluluskan untuk pemakaian oleh kepala bagian Pengawasan Mutu. Bahan awal di
area penyimpanan hendaklah diberi label yang tepat. Label hendaklah memuat
19
a. nama bahan dan bila perlu nomor kode bahan;
B. Validasi
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil validasi dan kesimpulan hendaklah
dicatat. Apabila suatu formula pembuatan atau metode preparasi baru diadopsi,
pelaksanaan produksi rutin, dan bahwa proses yang telah ditetapkan dengan
terhadap proses pembuatan termasuk perubahan peralatan atau bahan yang dapat
Kontaminasi bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain hendaklah
dicegah. Risiko kontaminasi silang ini dapat timbul akibat tidak terkendali debu,
gas, uap, aerosol, bahan genetis atau organisme dari bahan aktif, bahan lain
(bahan awal maupun yang sedang diproses), dan produk yang sedang diproses,
residu yang tertinggal pada alat, dan pakaian kerja serta kulit operator. Risiko
20
tertentu, bahan sitotoksik, dan bahan lain berpotensi tinggi. Produk yang paling
terpengaruh oleh kontaminasi silang adalah sediaan parenteral atau yang diberikan
pada luka terbuka dan sediaan yang diberikan dalam dosis besar dan/atau sediaan
dengan tujuan untuk memastikan bahwa tiap bets/lot produk antara, produk
ruahan atau produk jadi dapat diidentifikasi. Sistem penomoran bets/lot yang
yang sama tidak dipakai secara berulang. Alokasi nomor bets/lot hendaklah segera
dicatat dalam suatu buku log. Catatan tersebut hendaklah mencakup tanggal
produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari siklus produksi
terhadap pengeluaran bahan dan produk tersebut untuk produksi, dari gudang,
F. Pengembalian
21
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
benar dan direkonsiliasi. Bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk
peralatan bebas dari bahan awal, produk atau dokumen yang tidak diperlukan
terjadi pada saat penanganan bahan dan produk kering, perhatian khusus
Pemastian Mutu sangatlah penting dan pembuatan produk steril harus sepenuhnya
mengikuti secara ketat metode pembuatan dan prosedur yang ditetapkan dengan
22
seksama dan tervalidasi. Pelaksanaan proses akhir atau pengujian produk jadi
tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya andalan untuk menjamin sterilitas atau
aspek mutu lain. Pembuatan produk steril hendaklah dilakukan di area bersih,
memasuki area ini hendaklah melalui ruang penyangga udara untuk personel
J. Kegiatan pengemasan
yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang
dikemas.
dilakukan di area yang terpisah dari kegiatan pengemasan lain. Khusus untuk
Praktik Pengemasan
Setelah proses pengemasan selesai, bahan pengemas yang tidak terpakai tetapi
dicatat. Bila bahan cetakan belum diberi prakodifikasi akan dikembalikan ke stok
23
K. Pengawasan selama proses
dilakukan selama proses dari tiap bets produk hendaklah dilaksanakan sesuai
dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian pemastian mutu dan
memvalidasi kinerja dari proses produksi yang mungkin menjadi penyebab variasi
Bahan dan produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas dan
disimpan terpisah di area terlarang (restricted area). Bahan atau produk tersebut
ulang atau dimusnahkan. Langkah apapun yang diambil hendaklah lebih dulu
Produk Kembalian
Produk yang dikembalikan dari peredaran dan telah lepas dari pengawasan
industri farmasi hendaklah dimusnahkan. Produk tersebut dapat dijual lagi, diberi
label kembali atau dipulihkan ke bets berikut hanya bila tanpa keraguan mutunya
masih memuaskan setelah dilakukan evaluasi secara kritis oleh kepala bagian
diperlukan, kondisi dan riwayat produk serta lama produk dalam peredaran
disetujui oleh kepala bagian manajemen mutu (Pemastian mutu) dan dicatat
24
Dokumentasi
mencakup berita acara pemusnahan yang diberi tanggal dan ditandatangani oleh
pelulusan dari bagian manajemen mutu, seluruh bets/lot yang sudah dikemas
menghasilkan catatan sedemikian rupa sehingga distribusi tiap bets/lot obat dapat
diperlukan.
Bahan atau produk hendaknya disimpan rapi dan teratur untuk mencegah
25
Semua bahan awal dan bahan pengemas yang diserahkan ke area
pelulusan oleh bagian Pengawasan Mutu. Stok tertua bahan awal dan bahan
Produk antara dan produk ruahan hendaklah disimpan di bawah kondisi yang
tepat. Tiap penerimaan hendaklah diperiksa untuk memastikan bahwa bahan yang
diterima sesuai dengan dokumen pengiriman. Tiap wadah produk antara, produk
ruahan dan produk jadi yang diserahkan ke area penyimpanan hendaklah diperiksa
Industri farmasi atau pemilik Izin Edar hendaklah melapor kepada otoritas
terkait dalam waktu yang tepat, setiap kendala dalam kegiatan pembuatan yang
jawab bagi semua yang terlibat dalam kegiatan pengiriman dan penyimpanan
26
lanjut, belum ditekankan keperluan akan pembuatan, pengembangan dan
kegiatan proses distribusi. Tujuan pedoman ini adalah untuk membantu dalam
menjamin mutu dan integritas obat selama proses penyimpanan dan pengiriman
obat.
sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi.
bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan
untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah
laboratorium, tapi juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan
e. Ikut serta pada investigasi dari keluhan yang terkait dengan mutu produk.
27
Bagian Pengawasan Mutu memiliki wewenang khusus untuk memberikan
keputusan akhir meluluskan atau menolak atas mutu bahan baku, produk obat
ataupun hal lain yang mempengaruhi mutu obat. Dokumentasi dan prosedur
produksi dan produk disetujui sebelum didistribusikan (Badan Pengawas Obat dan
Makanan, 2018).
Inspeksi diri hendaknya dilakukan secara independen dan dirinci oleh petugas
yang kompeten dari perusahaan yang dapat mengevaluasi penerapan CPOB secara
objektif. Inspeksi diri hendaknya dilakukan secara rutin dan pada situasi khusus,
misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali obat jadi atau terjadi penolakan
dilakukan secara independen dan rinci oleh personil perusahaan yang kompeten
28
dan berpengalaman dalam bidang masing-masing dan memahami CPOB. Inspeksi
diri dapat dilakukan per bagian sesuai dengan kebutuhan pabrik namun inspeksi
diri yang menyeluruh hendaknya dilaksanakan minimal satu kali dalam setahun.
mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem
umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau suatu tim
yang dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan. Audit mutu juga
bahan awal dan bahan pengemas yang memenuhi spesifikasi yang telah
riwayat pemasok dan sifat bahan yang dipasok. Jika audit diperlukan, hendaklah
Suatu sistem dan prosedur yang sesuai hendaklah tersedia untuk mencatat,
menilai, menginvestigasi dan meninjau keluhan termasuk potensi cacat mutu dan,
jika perlu, segera melakukan penarikan obat termasuk obat uji klinik dari jalur
29
tindakan yang diambil setelah menerima keluhan. Semua keluhan hendaklah
didokumentasikan dan dinilai untuk menetapkan apakah terjadi cacat mutu atau
1.2.10 Dokumentasi
ditetapkan dalam Sistem Mutu Industri Farmasi. Dokumentasi dapat dibuat dalam
berbagai bentuk, termasuk media berbasis kertas, elektronik atau fotografi. Tujuan
atau tidak langsung berdampak pada semua aspek kualitas obat. Sistem Mutu
dokumen dan catatan dapat mengacu pada Pedoman WHO Guidance on Good
Data and Record Management Practices atau pedoman internasional lain terkait.
Ada dua jenis dokumentasi utama yang digunakan untuk mengelola dan mencatat
30
2.2.11 Kegiatan Ahli Daya
dengan mutu yang tidak memuaskan. Hendaklah dibuat kontrak tertulis antara
Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak yang secara jelas menentukan peran dan
tanggung jawab masing-masing pihak. Sistem Mutu Industri Farmasi dari Pemberi
Kontrak hendaklah menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk
untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh Kepala Pemastian Mutu.
Kontrak tertulis antar pemberi kontrak dan penerima kontrak harus dibuat secara
jelas menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing - masing pihak. Kontrak
harus menyatakan secara jelas pelulusan setiap bets produk untuk diedarkan yang
Penerima Kontrak untuk dapat dengan sukses melaksanakan kegiatan alih daya.
benar sesuai peraturan yang berlaku dan Izin Edar produk terkait.
31
Memantau dan mengkaji kinerja Penerima Kontrak dan mengidentifikasi
kontrak, yang dapat berpengaruh buruk pada mutu produk alih daya dari Pemberi
Kontrak.
dengan kegiatan alih daya. Aspek teknis dari kontrak dibuat oleh personel yang
memiliki kompetensi dan pengetahuan yang sesuai dengan kegiatan alih daya dan
CPOB. Semua pengaturan kegiatan alih daya harus sesuai dengan peraturan dan
Izin Edar produk terkait dan disetujui oleh kedua belah pihak. Kontrak hendaklah
tahapan pada kegiatan alih daya, misal transfer teknologi, rantai pasokan,
32
subkontrak (bila ada), mutu dan pembelian bahan, pengujian dan pelulusan bahan,
proses, pengambilan sampel, analisis dan uji stabilitas). Semua catatan terkait
dengan kegiatan alih daya, misal catatan pengolahan, analisis dan distribusi, serta
Kontrak. Semua catatan yang relevan untuk penilaian mutu produk, bila terjadi
keluhan atau cacat produk atau penyelidikan kasus dugaan pemalsuan, hendaklah
dapat diakses dan ditetapkan dalam prosedur yang dibuat oleh Pemberi Kontrak.
kegiatan alih daya yang dilaksanakan oleh Penerima Kontrak atau pihak ketiga
perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan
yang dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan dan proses yang
kajian resiko hendaklah digunakan untuk menentukan ruang lingkup dan cakupan
validasi.
a. Kualifikasi
33
Kualifikasi mencakup kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi
operasional dan kualifikasi kinerja. Kualifikasi desain adalah unsur pertama dalam
melakukan validasi tehadap fasilitas, sistem atau peralatan baru yang akan
dipasang atau dibangun sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi yang diatur dalam
fasilitas, sistem dan peralatan baru atau yang dimodifikasi agar dipasang sesuai
menjamin bahwa sistem atau peralatan yang telah dipasang beroperasi sesuai
disetujui untuk menjamin bahwa sistem atau peralatan yang telah terpasang dan
difungsikan dapat bekerja secara efektif dan memberikan hasil yang dapat
didokumentasikan.
b. Validasi
Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa
tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang
digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang
34
Selain validasi proses juga terdapat validasi pembersihan (untuk konfirmasi
dari fasilitas, sistem, peralatan dan proses) serta validasi metode analisa (untuk
obat untuk mendapat izin edar. Untuk melindungi masyarakat dari peredaran obat
yang tidak memenuhi persyaratan khasiat, keamanan, dan mutu perlu dilakukan
registrasi obat sebelum diedarkan. Registrasi obat terdiri atas: registrasi baru,
registrasi variasi dan registrasi ulang. Kategori registrasi obat terdiri atas :
1. Registrasi baru
Registrasi obat yang belum mendapat izin edar di Indonesia, terdiri atas:
2. Registrasi variasi
Registrasi perubahan aspek apapun pada obat yang telah memiliki izin edar di
35
proses pembuatan, spesifikasi untuk obat dan bahan baku, wadah, kemasan dan
3. Registrasi ulang
registrasi. Obat yang diregistrasi dapat berupa obat produksi dalam negeri atau
obat impor. Obat produksi dalam negeri dapat berupa produksi sendiri, produksi
negeri dapat diedarkan di dalam negeri dan atau untuk keperluan ekspor. Obat
impor dapat berupa obat impor bentuk ruahan atau obat impor dalam bentuk
produk jadi. Obat impor dapat diedarkan di dalam negeri dan/atau untuk
pendaftar secara tertulis kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
36
Dokumen registrasi disusun sesuai format ASEAN Common Technical
37