DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
1. Indra Yanto Setiawan (1211408143)
2. Surya Riyanto (1211408056)
3. Nofi Slamet Suharjo (1211408145)
4. Hendra Chelvi Lasa (1211408085)
5. Ahmad Khoirul Anam (1221408745)
6. Mar Atus Solika (1221408743)
7. Tanaya Inggit Utami (1511405013)
8. Kiki Rizky Amaliah (510604023 )
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaran Semester Genap tahun 2015.
Berkat rahmat dan karunia-Nya, serta di dorong kemauan yang keras disertai kemampuan
yang ada, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang ”Hak Asasi
Manusia” dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaran.
Makalah ini berisi tentang ”Hak Asasi Manusia” yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu
anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena keterbatasan ilmu
dan pengetahuan penulis, maka kritik dan saran yang membangun, sangat kami harapkan demi
kebaikan dimasa mendatang dan semoga bermanfaat bagi pembaca.
penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................
I. LATAR BELAKANG
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang
harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan
hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga,
dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara
individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Dalam kaitannya dengan itu, HAM adalah hak fundamental yang tak dapat dicabut yang
mana karena ia adalah seorang manusia, misal dalam Deklarasi Kemerdekaan
Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah seperangkat hak yang
dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak mengenal berbagai batasan-
batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara tidak bisa berkelit untuk tidak
melindungi HAM yang bukan warga negaranya. Dengan kata lain, selama menyangkut persoalan
HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu memiliki tanggung jawab, utamanya
terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di dalam jurisdiksinya, termasuk orang asing
sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu, akan menjadi sangat salah untuk mengidentikan
atau menyamakan antara HAM dengan hak-hak yang dimiliki warga negara. HAM dimiliki oleh
siapa saja, sepanjang ia bisa disebut sebagai manusia.
Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin
ilmu hukum internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas
internasional memiliki kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik.
Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan
ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan HAM ?
2. Apa saja macam-macam HAM ?
3. Mengapa HAM sebagai konsep Emansipatif ?
4. Apa saja yang menjadi Instrumen HAM ?
5. Apa saja kasus-kasus HAM di Indonesia?
6. Bagaimana proses peradilan HAM internasional?
III. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian tentang HAM
2. Mengetahui macam-macam HAM
3. Mengetahui alasan HAM sebagai konsep Emansipatif
4. Menjelaskan macam-macam instrumen HAM
5. Mengetahui beberapa kasus HAM di Indonesia
6. Mengetahui proses peradilan HAM internasional
BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu,
pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagi dari manusia
secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
a. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau diserahkan.
b. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil
dan politik atau hak ekonomi, social, dan budaya.
c. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada
sejak lahir.
d. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status,
suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu dari ide-ide hak
asasi manusia yang mendasar.
1. Jika suatu negara sedang melakukan penyelidikan, penyidikan, atau penuntutan atas
kejahatan yang terjadi, maka Pengadilan Pidana Internasional berada dalam posisi
inadmissible (tidak diizinkan) untuk menangani perkara kejahatan tersebut. Akan
tetapi, posisi inadmissible berubah menjadi admissible, apabila negara yang
bersangkutan enggan atau tidak mampu melaksanakan tugas investigasi dan
penuntutan.
2. Perkara yang telah diinvestigasi oleh suatu negara, kemudian negara yang
bersangkutan telah memutuskan untuk tidak melakukan penuntutan lebih lanjut.
Namun dalam hal ini, posisi inadmissible berubah menjadi admissible bila keputusan
berdasarkan keengganan dan ketidakmampuan negara untuk melakukan penuntutan.
3. Pelaku kejahatan telah diadili dan memperoleh kekuatan hukum yang tetap, maka
terhadap pelaku kejahatan tersebut sudah mendekat asas nebis in idem. Artinya,
seseorang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya dalam perkara yang sama terlebih
dahulu diputuskan perkaranya oleh putusan pengadilan yang tetap.
4. Perkara tidak mempunya cukup dasar hukum untuk di tindaklanjuti Peradilan
Internasional mengandung pengertian upaya penyelesaian masalah dengan
menerapkan ketentuan-ketentuan hukum internasional yang dilakukan oleh peradilan
internasional yang dibentuk secara teratur. Peradilan internasional ini dilakukan oleh
Mahkamah Internasional dan badan-badan peradilan lainnya.
Jika Dalam Proses peradilan terbukti adanya pelanggaran HAM internasional maka yang
bersangkutan akan memperoleh sanksi internasional berupa :
1. Diberlakukannya travel warning terhadap warga negaranya.
2. Pengalihan investasi atau penanaman modal asing.
3. Pemutusan hubungan diplomatik.
4. Pengurangan tingkat kerjasama.
5. Pengurangan bantuan ekonomi.
6. Pemboikotan produk ekspor.
7. Embargo ekonomi.
BAB III
PENUTUP
IX. KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya.Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang
perlu kita ingat bahwa ”Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain”. Dalam
kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana
setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu
instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
X. SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM
orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM
kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.zonasiswa.com/2014/07/pengertian- hak-asasi- manusia-ham.html
http://mgmppknkabkuburaya.blogspot.com/2012/08/modul-3-instrumen-nasional- hak-asasi.html
https://resonansbulletin.wordpress.com/2014/11/06/pappaseng-anasir-emansipatif-perempuan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kejahatan_kemanusiaan
http://www.rappler.com/world/regions/asia-pacific/indonesia/77617-lima-kasus-besar-pelanggaran-
ham-di-indonesia