Anda di halaman 1dari 30

SECTIO CAESARIA

1. Post Partum

a. Definisi

Postpartumadalahmasadimulaisetelahpartumselesaikira-kira6 minggu setelah

plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandung

kembalisepertikeadaansebelumhamil.Dimanatubuhmenyesuaikanbaik fisik maupun

psikososial terhadap proses melahirkan4.

Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar

lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali

organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti

perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan5.

b. Periode post partum

Post partumdibagi menjadi tiga periodeyaitu6 :

1) Puerperiumdiniyaitukeadaanyangterjadisegerasetelahpersalinaa sampai24

jamsesudahpersalinan.Kepulihandimana ibutelah diperbolehkan berdiri dan

berjalan –jalan.

2) Early Puerperium yaitu keadaan yang terjadi pada permulaan puerperium.

3) LaterPuerperiumyaituwaktusatuminggusesudahmelahirkansampai enam minggu

setelah melahirkan.

c. Perubahan fisiologis post partum

1) PerubahanSistemReproduksi

Perubahan uterus terjadi pada saat kontraksi uterus yang meningkat setelah

bayi keluar.Hal ini

menyebabkaniskemiapadalokasiperlekatanplasenta(plasentalsite)
sehinggajaringanperlekatanantaraplasentadan dindinguterus,mengalaminekrosis

danlepas.Ukuranuterusmengecilkembali(setelah2haripascapersalinan,setinggisekit

arumbilikus,setelah2minggumasukpanggul,setelah4minggukembalipada

ukuransebelumhamil).

Perubahanvaginadan perineumPada mingguketiga,vaginamengecildan

timbul rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali. Terjadi robekan

perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada

persalinanberikutnya.Bilaada laserasijalan lahiratauluka bekasepisiotomi

(penyayatan mulut serambi kemaluan untuk mempermudah kelahiran bayi)

lakukanlahpenjahitandanperawatandenganbaik.

2) PerubahanpadaSistemPencernaan

Seringterjadikonstipasipadaibusetelahmelahirkan.Halini umumnyakarena

makanpadatdan kurangnyaberseratselamapersalinan.Seorangwanita dapatmerasa

lapardansiapmenyantapmakanannyadua jam setelahpersalinan.Kalsiumsangat

pentinguntukgigi padakehamilandan masanifas,dimanapadamasaini terjadi

penurunan konsentrasi ionkalsiumkarenameningkatnya kebutuhan kalsiumpada

ibu,terutamapada bayi yangdikandungnyauntukprosespertumbuhanjuga pada ibu

dalammasalaktasi.

3) PerubahanPerkemihan

Salurankencingkembalinormaldalam waktu2-8minggu,tergantungpada (1)

Keadaan/statussebelumpersalinan(2)lamanyapartuskala II dilalui(3)besarnya

tekanankepalayangmenekanpada saatpersalinan.Disampingitu, darihasil

pemeriksaansistokopiksegerasetelahpersalinantidakmenunjukkanadanyaedema

dan hyperemia dinding kandung kemih, akan tetapi sering terjadi


exstravasasi(extravasation, artinya keluarnya darah dari pembuluh-pembuluh

darah di dalam badankemukosa.

4) PerubahandalamSistemEndokrin

Selamaproseskehamilandan persalinanterdapatperubahanpadasistem

endokrin,terutamapadahormon-hormonyangberperandalamprosestersebut.

Oksitosin diseklerasikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap

ketiga persalinan,hormonoksitosinberperandalam pelepasanplasentadan

mempertahankankontraksi,sehinggamencegahperdarahan.Isapanbayi dapat

merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu

uterus kembalike bentuknormal.

Padawanita yangmenyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi

danpada

permulaanadarangsanganfolikeldalamovariumyangditekan.Padawanitayang

tidakmenyusuibayinyatingkatsirkulasiprolaktinmenurundalam 14-21harisetelah

persalinan, sehingga merangsang kelenjar bawah depan otak yang mengontrol

ovariumkearahpermulaanpola produksiestrogendan progesteronyangnormal,

pertumbuhanfolikel,ovulasi,danmenstruasi.

5) PerubahanTanda-tandaVital

Selama24 jam pertama,suhumungkinmeningkatmenjadi38ºC,sebagaiakibat

meningkatnyakerja otot,dehidrasidanperubahanhormonaljikaterjadipeningkatan

suhu38ºCyangmenetap2 harisetelah24 jammelahirkan,makaperludipikirkan

adanyainfeksisepertisepsis puerperalis(infeksiselamapost partum),infeksisaluran

kemih,endometritis(peradanganendometrium),pembengkakanpayudara,dan lain-

lain.
Dalamperiodewaktu6-7jam sesudahmelahirkan,seringditemukanadanya

bradikardia50-70kalipermenit(normalnya80-100kali permenit)dan dapat

berlangsungsampai6-10 harisetelahmelahirkan.Takhikardiakurangseringterjadi,

bila terjadi berhubungandenganpeningkatankehilangandarah danprosespersalinan

yanglama.

2. Sectio Caesarea

a. Definisi

SectioCaesareamerupakansuatutindakanpembedahandengan

caramembukadinding abdomendandindingrahimuntukmelahirkan

janin,dengansyaratanrahimdalamkeadaan utuhserta

beratjanindiatas500gramdanusiajanin>28minggu

yangdilakukandengancaramelakukansuatuirisan pembedahanyang

akanmenembusdinding abdomenpasien (laparotomy)dan uterus

(histerektomi)dengantujuan untuk mengeluarkansatubayiatau lebih4.

Tindakan operasi SectioCaesareadilakukanuntukmencegahkematian

janindanibu karenaadanyasuatukomplikasiyang akanterjadikemudianbila persalinan

dilakukan secarapervaginam5.

b. Indikasi Sectio Caesarea

Terdapatbeberapa indikasiseorangibuharusmenjalani

persalinandenganmetodepembedahanSectioCaesareasebagai berikut7:

1) Disproporsi Kepala Panggul

Keadaandimanaibumemilikipanggulsempit,sehinggabayi denganukuranyang
tidakproporsionaldenganukuranpanggul ibunyamengalami

kesulitanuntukmelewatijalanlahir atau persalinan pervaginam.

2) Kasus Gawat Janin

Keadaandimanaterjadisuatukondisigawatjanin,yaitupada

kondisiterinfeksi,KetubanPecahDini(KPD), kejadianbayiyang

terendamairketubansehinggabayimenderita demamtinggi,kejadian bayi

karenaibumengalamieklampsia (keracunan kehamilan).

3) Plasenta Previa

Keadaandimana plasenta terletakdibawahsehingga menutupijalan lahiratau liang

rahimsehinggabayitidak dapat keluarmelaluipersalinanpervaginam.

4) LetakLintang

Keadaandimana posisijanindalamkandunganyang letaknyamelintang,sehingga

tidakdimungkinkan jika bayi dilahirkan pervaginam.

5) IncoordinateUterineAction

Keadaandimanaadanyasuatukontraksirahimyang tidak

adekuatdantidakmamputerkoordinasisehingga tidakmampu mendorongbayi

untuk keluardari rahim.

6) Preeklampsia

Keadaan dimanamuncul gejala seperti tekanandarah tinggi, penglihatankabur,

proteindalamurin(proteinuria) ataumuncul gejala yanglebihberatseperti

eklampsia yangterjadipadaibu selamakehamilan berlangsung.

7) Ibu meninggal, sedangkan bayi didalam kandungan masih hidup.

8) RiwayatSectio Caesareasebelumnya.
Pada kondisiibuyangpernahmelakukanSectioCaesarea pada

persalinansebelumnya,maka pada persalinanselanjutnya dilakukanSectio

Caesareauntuk menghindari sobekan jalan lahir.

c. JenisSectio Caesarea

Sectio Caesarea dapat diklasifikasikanmenjadi 3 jenis,yaitu6:

1) Sectio Caesarea Transperitonealis Profunda

Merupakanjenispembedahanyang palingbanyak dilakukandengan

caramenginsisidisegmenbagianbawahuterus. Beberapa

keuntunganmenggunakanjenispembedahanini,yaitu perdarahanlukainsisiyang

tidakbanyak,bahayaperitonitisyang tidak besar,parut padauterus

umumnyakuatsehingga bahaya rupture uteri dikemudian hari tidak besar

karenadalam masanifas ibupada

segmenbagianbawahuterustidakbanyakmengalami

kontraksisepertikorpusuterisehingga lukadapatsembuhlebih sempurna.

2) Sectio Caesarea Klasik atau Sectio Caesarea Corporal

Merupakantindakanpembedahandenganpembuatan insisi

padabagiantengahdarikorpusuterisepanjang 10-12cmdengan

ujungbawahdiatasbatasplikavesiouterine.Tujuaninsisiinidibuat hanyajika ada

halanganuntukmelakukanprosesSectioCaesarea Transperitonealis Profunda,

misal karenauterus melekat dengan kuatpadadinding

perutkarenariwayatpersalinanSectioCaesarea

sebelumnya,insisidisegmenbawahuterusmengandungbahayadari

perdarahanbanyakyang berhubungandenganletaknyaplasenta pada


kondisiplasenta previa.Kerugiandarijenispembedahanini adalahlebihbesarnya

risikoperitonitisdan4 kalilebihbahaya rupture uteripadakehamilan

selanjutnya.Setelahdilakukan tindakanSectioCaesarea

klasiksebaiknyadilakukansterilisasiatau histerektomi untuk menghindari

risikoyang ada.

3) Sectio CaesareaEkstraperitoneal

Insisipadadinding danfasiaabdomendanmusculusrectus dipisahkansecara

tumpul.Vesikaurinaria diretraksike bawah sedangkanlipatanperitoneumdipotong

kearahkepalauntuk

memaparkansegmenbawahuterus.Jenispembedahaninidilakukan untuk

mengurangi bahayadari infeksipuerperal, namun dengan adanya

kemajuanpengobatan terhadapinfeksi,pembedahanSectio

Caesareainitidakbanyaklagidilakukankarena sulitdalam melakukan

pembedahannya.

4) Jenis-jenis sayatan Sectio Caesarea

Adaduajenis sayatandalamoperasisectiocaesareayaitu6:

1) Sayatanmelintang

Sayataninidilakukandibagianbawahrahimdariujungselangkangan

dibagianatasbatasrambutkemaluansekitar10-14cm.Keuntungan

darijenisiniadalah meminimalkanresikorobekrahim,karenapada

masanifasbagian bawah rahimtidakbanyakmengalamikontraksi

sehinggalukadapatsembuhdengansempurna(Kasdu,2003).

2) Sayatanmemanjang(bedahsesarklasik)
Sayatandibuat secaravertikalatau mediana, tegak lurus mulaidari tepatdi

bawah perutpusarsampai tulangkemaluan.Sayataniniberupa

pengirisanyangpanjangsehinggamemberikan ruangyangluasuntuk jalan

keluarnyajanin.Namunjenisini jarang digunakan karenalebih

beresikountukmenyebabkankomplikasi.

3) Kontra Indikasi Sectio Caesarea

Dalam praktik obstetric modernsebenarnyatidak ada

kontraindikasiuntukpersalinanSectio Caesarea. Namuntindakan

persalinanSectioCaesareajarang diperlukanjikajaninsudahmati

atauterlaluprematureuntukbisahidup dan ketikamekanisme pembekuan

darahibumengalamigangguan serius,yaitu dilakukan persalinandenganinsisiyang

seminimalmungkindengan

melakukantindakanpersalinanpervaginamyanglebihdisukaiuntuk

sebagianbesarkeadaan. Karenapadasaatibumelakukanpersalinan

SectioCaesarea,ibukehilangansejumlah500mldarahbahkanlebih8.

d. Perubahanpost section caesarea

1) Perubahan Fisiologis

Perubahan fisiologis pada masa nifas terjadi pada sistem reproduksi, payudara dan

laktasi, traktus urenareus, sistem gastro intestinal, sistem kardiovaskuler, dan after

pain.
2) Perubahan fisiologi sistem reproduksi yaitu vulva dan vagina, uterus, loche,

serviks, perinium. Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama

sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendor.

Setelah 3 minggu masa nifas, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak

hamil semua alat reproduksi berangsur-angsur akan kembali semula. Sedangkan

pada uterus, pada akhir kala III persalinan, fundus uteri setinggi umbilicus atau

berada pada garis tengah kira-kira sama dengan umurkehamilan 10 minggu

(sebesar buah jeruk) tebal 10 cm, serta berat kira-kira 1000 gram. Setelah 24 jam

persalinan fundus uteri berada kurang lebih 1-2 cm di bawah umbilikus dan

setelah 9 hari post partumuterus sudah tidak berada lagi di abdomen. Lochea

adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas,

lochea memiliki beberapa jenis yaitu : Lochea rubra berisi darah segar dan sisa-

sisa selaput ketuban selama 2 hari post partum,lochea sanguinoleta berwarna

merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 post partum, lochea

serosaberwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, lochea alba cairan putih selama

2 minggu, lochea purulentabila terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan

berbau busuk, lochea statis yaitu lochea tidak lancar. Sedangkan pada serviks

setelah persalinan bentuk serviks menganga seperti corongwarna merah

kehitaman,kadang-kadang terdapat perlukaan kecil setelah melahirkan, tangan

masih bisa masuk karena rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari, dan

setelah 7 hari dapat dilalui 1 jari. Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem

reproduksi yang terakhir adalah terjadi pada perinium, segera setelah melahirkan
perineumkembali menjadi kendor karena sebelum teregang oleh tekanan kepala

bayi yang bergerak maju.

3) Perubahan fisiologi pada payudara dan laktasi, payudara akan mencapai maturitas

yang penuh selama masa nifas, terkecuali jika laktasi disupresi payudara akan

menjadi lebih besar, lebih kencang dan nyeri tekan sebagai reaksi terhadap

perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi.

4) Perubahan fisiologi pada traktus urinarius, buang air kecil akan sulit selama 24

jam pertama, sesudah bagian ini mengalami komprosi antara kepala janin dan

tulang pubis selama persalinan.

5) Perubahan fisiologi pada sistem gastrointestinal kerap kali diperlukan waktu 3-4

hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesterone menurun

setelah melahirkan namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama ½

hari. Gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum

melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di daerah perineum dapat menghalangi

keinginan ke belakang.

6) Pada sistem kardiovaskuler adalah penyesuaian pembuluh darah maternal, setelah

melahirkan berlangsung dramatis dan cepat. Tiga perubahan fisiologis pasca

partum yang melindungi wanita : hilangnya sirkulasi uteroplasentayang

mengurangi ukuran pembuluh darah maternal 10% - 15%, hilangnya fungsi

endokrin plasenta yang menghilangkan stimulus vasodilatasi, terjadinya

mobilisasi ekstra vaskuler yang disimpan selama hamil.

7) After pain atau mules, after pain terjadi sesudah melahirkan akibat reaksi usus

yang kadang-kadang sangat mengganggu selama 3-4 hari post partum Perasaan
saat itu timbul bila masih terdapat sisa selaput ketuban sisa-sisa plasenta atau

gumpalan darah dalam cavum uteri.

3. Nyeri

a. Definisi

Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individualis

yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran

seseorang, mengatur aktivitasnya dan mengubah kehidupan orang tersebut, akan

tetapi nyeri adalah sulit dikomunikasikan oleh klien11.

Nyeri adalah penurunan sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat dari kerusakan jaringan yang adekuat atau potensial. Nyeri / pertanyaan akan

pertanyaan bagi ketidaknyamanan bagi masing-masing individu sangatlah bervariasi.

Perbedaan tersebut bukanlah semata – mata karena etiologinya, namun banyak faktor

yang mempengaruinya. Salah satu faktor yang mempengaruinya adalah usia

seseorang12.

b. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri sebagai berikut 11:

1) Menurut Lokasi / Tempat

a) Nyeri Superfisial

Nyeri superficial biasanya timbul akibat stimulasi terhadap kulit seperti

pada laserasi, luka bakar, dan sebagainya. Nyeri jenis ini memiliki durasi

yang pendek, terlokalisir, dan memiliki sensasi yang tajam. Nyeri Kutaneus

(superfisial) merupakan nyeri yang berasal dari kulit atau jaringan subkutan.

Luka akibat teriris kertas menimbulkan nyeri tajam dengan sedikit rasa
terbakar menimbulkan nyeri tajam dengan sedikit rasa terbakar merupakan

contoh nyeri kutaneus.

b) Nyeri Somatik Dalam (deep somatic pain)

Nyeri somatik dalam adalah nyeri yang terjadi pada otot dan tulang

serta struktur penyokong lainnya, umumnya nyeri bersifat tumpul dan

distimulasi dengan adanya peregangan dan iskemia. Nyeri somatik dalam

merupakan nyeri yang berasal dari ligamen, tendon, tulang, pembuluh darah

dan saraf. Nyeri tersebut menyebar dan berlangsung lebih lama.

c) Nyeri Viseral

Nyeri visual adalah nyeri yang disebabkan kerusakan organ internal.

Nyeri yang timbulbersifat difus dan durasinya cukup lama, sensasi yang

timbul biasanya tumpul. Nyeri viseral merupakan nyeri akibat kerusakan

organ dalam, nyeri bersifat difus dan dapat menyebar ke beberapa arah.

Durasi bervariasi tetapi biasanya berlangsung lama daripada nyeri superfisial.

Nyeri dapat terasa tajam, tumpul atau unik tergantung organ yang terlibat.

d) Nyeri Alih (Referred Pain)

Nyeri alih adalah nyeri yang timbul akibat adanya nyeri visceral yang

menjalar ke organ lain, sehingga dirasakan nyeri pada beberapa tempat atau

lokasi. Nyeri jenis ini dapat timbul karena masuknya neuron dari organ yang

mengalami nyeri kedalam medulla spinalis dan mengalami sinapsis dengan

serabut saraf yang berada pada organ lainnya.

e) Nyeri Sebar (Radiasi)


Nyeri sebar adalah sensasi nyeri yang meluas dari daerah asalnya ke

jaringan sekitar. Nyeri jenis ini biasanya dirasakan oleh klien seperti berjalan

/ bergerak dari daerah asal ke sekitar atau ke sepanjang bagian tubuh tertentu.

Nyeri dapat bersifat intermiten atau konstan. Nyeri Radiasi (nyeri yang

menyebar) merupakan nyeri yang dirasakan pada tempat sumber nyeri dan

menyebar ke jaringan sekitarnya.

f) Nyeri Bayangan (Fantom)

Nyeri bayangan adalah nyeri khusus yang dirasakan oleh klien yang

mengalami amputasi. Nyeri oleh klien dipersepsikan berada pada organ yang

telah diamputasi seolah-olah organnya masih ada. Nyeri phantom merupakan

sensasi nyeri yang sangat menyakitkan yang dirasa pada bagian tubuh yang

hilang seperti kaki yang diamputasi.

2) Berdasarkan Organ

a) Nyeri Organik

Nyeri organik adalah nyeri yang diakibatkan adanya kerusakan (actual

atau potensial) organ penyebabnya nyeri umumnya mudah dikenali sebagai

akibat adanya cedera, penyakit, atau pembedahan terhadap salah satu atau

beberapa organ.

b) Nyeri Neurologik

Nyeri neurologik adalah nyeri akibat gangguan neuron, misalnya pada

neuralgia. Nyeri ini dapat terjadi secara akut maupun kronis. Nyeri neuropatik

merupakan nyeri yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf pusat atau tepi
yang terjadi saat ini atau masa lalu dan tidak memiliki stimulus nyeri, seperti

ada kerusakan jaringan atau saraf.

c) Nyeri Psikogenik

Nyeri psikogenik adalah nyeri akibat berbagai factor psikologis.

Gangguan ini lebih mengarah pada gangguan psikologis dari pada gangguan

organ.

3) Menurut Berat Ringannya

a) Nyeri ringan : dalam intensitas rendah

b) Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis

c) Nyeri berat : dalam intensitas tinggi

4) Menurut Waktu Serangan

Meskipun demikian, bidan biasanya berpegangan terhadap dua tipe nyeri

dalam prakteknya yaitu akut dan kronis12 :

a) Nyeri Akut

Nyeri akut biasanya berlangsung singkat, misalnya nyeri pada fraktur.

Klien yang mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan gejala-gejala antara

lain : respirasi meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat dan

pallor. Nyeri akut merupakan nyeri yang datang secara tiba-tiba atau lambat

dan tanpa mempertimbangkan intensitasnya.

b) Nyeri kronis

Nyeri kronis berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih

lama dank lien sering sulit mengingat sejak kapan nyeri mulai dirasakan.
Nyeri kronik merupakan nyeri yang muncul berkepanjangan, biasanya nyeri

muncul berulang-ulang atau menetap sampai enam bulan atau lebih dan

menganggu fungsi tubuh.

c. Intensitas Nyeri

Indikator tunggal yang paling penting untuk mengetahui intensitas nyeri adalah

laporan klien tentang nyeri. Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah

nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan

individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat

berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri

dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah mengunakan respon

fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, penggukuran dengan tehnik ini

juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri13.

Berikut jenis-jenis intensitas skala nyeri 12:

1) Skala intensitas nyeri deskriptif

Gambar 2.1

Skala intensitas nyeri

Karakteristik paling objektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau

intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendiskripsikan nyeri

sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda

bagi bidan dan klien. Dari waktu kewaktu informasi jenis ini juga sulit

dipastikan.
Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang

lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VSD)

merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi

yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskrisi ini

dirangking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”.

Bidan menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien meminta untuk

memilih intensitas nyeri terbaru yang dirasakan. Bidan juga menanyakan

seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa

paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah

kategori untuk mendeskripsikan nyeri.

2) Skala intensitas nyeri numeric

Gambar 2.2

Skala intensitas nyeri

Untuk mengambarkan pengalaman subjektif dari nyeri secara lebih kongrit

yaitu :

0 : Tidak Nyeri

1 : Nyeri kadang-kadang mengganggu sampai sedikit

2 : Mengganggu sedikit sampai kadang-kadang mengganggu kuat

3 : Gangguan nyeri yang cukup

4 : Nyeri dapat dikesampingkan


5 : Nyeri tidak dapat dikesampingkan

6 : Nyeri tidak dapat dikesampingkan dalam waktu yang lama

7 : Mengganggu konsentrasi, mengganggu tidur, tapi pasien masih dapat

beraktifitas dengan suatu usaha

8 : Aktifitas fisik sangat terbatas

9 : Tidak dapat berbicara, menanggis atau merintih tidak terkontrol sampai

kondisi delirium

10 : Tidak sadar sampai menyebabkan kematian

3) Skala analogi visual

Gambar 2.3

Skala Analogi Visual (VAS)

Skala analog visual (visual analog scale, VAS) tidak menitikberatkan

pada angka, VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang

terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini member

klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat

merupakan pengukuran keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran

keparahan nyeri yang lebih sensitive karena klien dapat mengidentifikasi setiap

titik pada rangkaian dari pada dipaksa memlih satu kata atau satu angka.

4) Skala nyeri menurut Wong-Baker


Gambar 2.5

Skala nyeri menurut Wong-Baker

Keterangan :

Wajah 0 : wajah yang sangat bahagia karena tidak menderita sakit sama

sekali

Wajah 2 : wajah yang menderita sedikit sakit

Wajah 4 : wajah yang menderita sedikit lebih sakit

Wajah 6 : wajah yang menderita lebih sakit

Wajah 8 : wajah yang menderita sangat sakit

Wajah 10 : wajah yang menderita paling sakit yang dapat anda bayangkan,

walaupun anda tidak harus menangis untuk merasakan kesakitan

ini.

d. Manifestasi Nyeri

Respon seseorang terhadap nyeri berbeda-beda respon nyeri tersebut dapat

dilihat pada penjabaran di bawah ini 14:

1) Respon Psikologis

Respon psikologik yang tampak seperti bahaya atau merusak komplikasi

seperti infeksi, peningkatan ketidakmampuan, kehilangan mobilitas, menjadi tua,

berpandangan sulit sembuh dan berpandangan hal tersebut hukuman dari tuhan .
2) Respon fisiologis terhadap nyeri .

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan.moderat dan superficial)

1. Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

2. Peningkatan heart rate .

3. Fasokonstriksi perifer.

4. Peningkatan nilai gula darah.

5. Diaphoresis.

6. Peningkatan kekuatan otot.

7. Dilatasi pupil .

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

1. Muka pucat.

2. Otot mengeras.

3. Penurunan HR dan BP .

4. Nafas cepat dan irreguler.

5. Nausea dan vomitus.

6. Kelelahan dan keletihan.

c) Respon tingkah laku terhadap nyeri.

1. Pernyataan verbal (mengaduh, menangis, sesak nafas, mendengkur)

2. Ekspresi wajah (Meringis, menggeletukkan gigi, menggigit bibir)

3. Gerakan tubuh.(Gelisah, imobilisas,i ketegangan otot, peningkatan

gerakan jari dan tangan)


4. Kontak dengan orang lain interaksi sosial (Menghindari percakapan,

menghindari kontak social, penurunan rentang perhatian, fokus pada

aktiyitas menghilangkan nyeri)

e. Efek Nyeri

Efek nyeri dapat dilihat seperti di bawah ini14:

1) Vokalisasi

Efek vokalisasi yg menjadi tanda nyeri yg seperti merintah, .menangis dan

sesak nafas.

2) Ekspresi wajah

Ekspresi wajah yg tampak terhadap nyeri adalah meringis, menggeletukkan

gigi, menggerutkan dahi, menutup mata mulut dg rapat atau membuka mulut dan

mata dengan lebar dan menggigit bibir.

3) Gerakan tubuh

Gerakan tubuh yg terlihat saat nyeri terjadi adalah gelisah, imobilisasi,

ketegangan otot dan peningkatan gerakan jari dan tangan.

4) Interaksi sosial

Interaksi sosial yg di perlihatkan saat individu mengalami kesakitan seperti

menghindari percakapan, focus hanya untuk menghilangkan nyeri, menghindari

kontak sosial dan penurunan rentang perhatian.

f. Faktor – faktor yang mempengaruhi nyeri

Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri adalah sebagai berikut15:

1) Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya

pada anak-anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara

kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak dan lansia bereaksi

terhadap nyeri.

2) Jenis kelamin.

Banyak orang yang berpendapat laki-laki lebih mempunyai daya tahan lebih

baik dari wanita dalam menghadapi nyeri tetapi laki-laki dan wanita tidak berbeda

secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya.

3) Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi

nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh

kebudayaan mereka.

4) Makna Nyeri

Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman

nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.

5) Perhatian

Tingkat seseorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat

mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan

nyeri yang meningkat, sedangkan upaya upaya pengalihan (distraksi)

dihubungkan dengan respon yang menurun.

6) Ancietas
Hubungan antara nyeri dan kecemasan sangat bersifat komplek. Ansietas

sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan

suatu perasaan ansietas.

7) Keletihan

Keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan

sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan pengalaman sebelumnya.

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri

sebelumnya tidaklah selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri

dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.

8) Gaya Koping

Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat anda

merasa kesepian. Apabila klien mengalami nyeri di keadaan perawatan kesehatan,

seperti di rumah sakit, klien merasa tidak berdaya dengan rasa seperti itu. Hal ini

yang sering terjadi adalah klien merasa kehilangan control tehadap lingkungan

dan kehilangan control terhadap hasil peristiwa yang terjadi, dengan demikian

gaya koping mempengaruhi kemampuan individu tersebut untuk mengatasi nyeri.

9) Dukungan Sosial dan Keluarga

Faktor yang sangat bermakna mempengaruhi nyeri adalah kehadiran orang-

orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien.

g. Penatalaksanaan Nyeri

Penatalaksanaan nyeri sebagai berikut 15:

1) Farmakologi

Penatalaksanaan nyeri farmakologi sebagai berikut :


a) Analgetik Opioid ( Narkotik )

Analgetik opoid terdiri dari turunan opium seperti morfin dan kodein.

Narkotik dapat menyebabkan penurunan nyeri dan memberikan efek

euphoria (kegembiraan)lebih besar dengan mengikat reseptor opiate dan

mengaktivasi endogen (yaitu muncul dari penyebab di dalam tubuh) penekan

nyeri dalam SSP.

b) Analgetik Non Opioid / NSAIDs

Analgetik non opoid (analgetik non narkotik) atau yang sering disebut

juga Nonsteroid Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs) seperti aspirin,

asetaminofen, dan ibuprofen selain memiliki efek anti nyeri juga memiliki

efek anti inflamasi dan anti demam (anti piretik). Obat-obat golongan ini

menyebabkan penurunan nyeri yang bekerja pada ujung saraf perifer

didaerah yang mengalami cidera, dengan menurunkan kadar mediator

peradangan yang dibangkitkan oleh sel-sel yang mengalami cidera. Obat ini

juga melepaskan mediator prostaglandin di daerah cidera. Obat kelompok ini

memiliki efek maksimum (ceiling effect), yaitu meningkatkan dosis obat ini

hingga kadar tertentu tidak menyebabkan peningkatan efek analgetik. Obat

ini umumnya diberikan untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang.

c) Analgetik penyerta

Analgetik penyerta adalah sebuah obat yang bukan dibuat untuk

penggunaan analgetik tetapi terbukti mengurangi nyeri kronik dan kadang

kala nyeri akut, selain kerja utamanya. Misalnya, sedative ringan atau

penenang dapat membantu mengurangi ansietas,stress dan ketegangan


sehingga klien dapat tidur dengan baik di malam hari. Antidepresan

digunakan untuk mengatasi gangguan depresi atau gangguan alam perasaan

yang mendasari tetapi dapat juga meningkatkan strategi nyeri yang lain.

Antikonvulsan biasanya digunakan untuk mengatasi kejang, dapat berguna

dalam mengendalikan neuropati yang menyakitkan seperti herpes zoster

(shingles) dan neuropati diabetikum.

2) Non Farmakologi.

Penatalaksanaan nyeri secara non farmakologissebagai berikut :

Penataklasanaan non farmakologis terdiri berbagai tindakan penangganan

nyeri berdasarkan stimulasi fisik maupun perilaku kognitif. Penanganan fisik

meliputi stimulasi fisik, stimulasi elektrik saraf kulit transkutan (TENS,

Tenscutaneous Electrical Nerve Stimulation), akupuntur dan pemberian placebo.

Intervensi perilaku kognitif meliputi tindakan distraksi, kompres hangat, tehnik

relaksasi, imajinasi terbimbing, umpan balik biologis, hipnotis dan sentuhan

terapeutik.

Penangganan nyeri dengan tindakan fisik dilakukan dengan tujuan sebagai

berikut :

a. Meningkatkan kenyamanan

b. Memperbaiki adanya disfungsi fisik

c. Mengubah respons fisiologik

d. Menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan imobilitas karena nyeri

atau adanya pembatasan aktivitas.

Adapun tehnik Non Farmakologis tersebut meliputi :


a) Mesase Kulit

Mesase kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan

otot. Rangsangan masase otot ini dipercaya akan merangsang serabut

diameter besar, sehingga mampu memblok atau menurunkan intensitas nyeri.

b) Kompres

Penggunaan panas dingin, selain menurunkan sensasi nyeri juga

meningkatkan proses penyembuhan jaringan yang mengalami kerusakan.

Untuk memberikan efek terapeutik yang diharapkan (mengurangi nyeri)

sebaiknya suhu tidak terlalu dingin (yaitu berkisar antara 18 – 27 ͦ C) karena

suhu yang terlalu dingin selain memberikan rasa tidak nyaman juga

menyebabkan frost-bite/ membeku. Perhatikan pemasangan kompres pada

daerah yang mengalami penurunan sensari seperti pada penderita diaebetes,

hemiplegia atau penderita yang tidak sadar.

c) Stimulasi Kontralateral

Stimulasi kontralateral adalah memberikan stimulasi pada daerah kulit

di sisi yang berlawanan dari daerah yang terjadi nyeri. Stimulasi kontralateral

dapat berupa garukan pada daerah yang berlawanan jika terjadi gatal,

mengosok (mesase) jika kram (kejang) atau pemberian kompres dingin atau

panas serta pemberian balsam atau obat cair gosok.

Medote ini mungkin berguna jika daerah yang mengalami nyeri tidak

dapat disentuh karena hipersensitif, tertutup perban atau gips atau ketika

terjadi bayangan atau fantom (pantom pain).

d) Acupresure(Pijat Refleksi)
Acupressure dikembangkan dari ilmu pengobatan kuno Cina dengan

mengunakan system akupunktur. Terapis member tekanan jari-jari pada

berbagai titik organ tubuh, seperti pada akupunktur. Tindakan ini merupakan

tindakan sederhana dan mudah dipelajari. Terdapat banyak buku yang

membahas tentang tehnik pijat refleksi ini. Apabila dengan tehnik ini terbukti

efektif untuk mengatasi nyeri, tehnik ini dapat terus digunkan bahkan

diajarkan kepada klien.

e) Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)

Stimulasi saraf elektrik transkutan menggunakan satu unit peralatan

yang dijalankan dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk

menghasilkan sensasi kesemutan, getaran, atau mendenggung pada area kulit

tertentu.

f) Imobilisasi

Imobilisasi terhadap organ tubuh yang mengalami nyeri hebat mungkin

dapat meredakan nyeri. Kasus seperti arthritis rheumatoid mungkin

memerlukan teknik ini untuk mengatasi nyeri.

g) Distraksi.

Distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke

stimulus yang lain. Teknik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori

bahwa aktivitas retikuler menghambat stimulus nyeri, jika seseorang

menerima input sensori yang berlebihan dapat mengakibatkan terhambatnya

impuls nyeri ke otak.


h) Relaksasi .

Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan

merelaksasikan ketegangan otot yang mendukung nyeri. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri post operasi.

i) Umpan Balik Tubuh

Umpan balik tubuh adalah teknik mengatasi nyeri dengan memberikan

informasi kepada klien tentang respon fisiologis tubuh terhadap nyeri yang

dialami klien (misalnya, tekanan darah atau ketegangan otot serta EKG) dan

cara untuk mengendalikan secara involunter respon tersebut.

j) Sentuhan Terapeutik

Teknik yang digunakan adalah perawat melakukan meditasi dalam

waktu singkat sebelum kontak dengan klien. Pada periode ini perawat

menyembunyikan tingkat energi internal, kemudian meraba klien dan

mentransmisikan energi penyembuhan. Rasionalisasi keberhasilan metode ini

tidak dapat dimengerti dengan jelas.

4. Kompres Hangat

a. Definisi

Kompreshangatadalah suatu prosedur memberikan rasa hangat pada daerah

tertentu dengansepotongbalutankasayang dicelupkan pada cairanhangatyang

telahdiprogramkan.Panasdapat

meingkatkanvasodilatasidanevaporasipanasdaripermukaankulit. Menurut Smeltzer

& Bare(2002) kompreshangatmempunyaikeuntunganmeningkatkan aliran darah ke

suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan


mempercepatpenyembuhan.Suhuairyangdigunakandalamkompreshangat, yaitu 30-

40°C17.

b. Tujuan Kompres Hangat

Tujuandarikompreshangatadalah pelunakan jaringanfibrosa,membuat

otottubuhlebihrileks,menurunkanrasanyeri, danmemperlancarpasokanaliran

darahdan memberikanketenangan padaklien. Kompreshangatyang digunakan

berfungsiuntukmelebarkanpembuluhdarah, menstimulasisirkulasidarah,dan

mengurangi kekakuan18.

c. Fisiologi Kompres Hangat

Efek fisiologis dari kompres hangat adalah vasodilatasi dimana

meningkatkan permeabilitas kapiler, meningkatkan metabolisme seluler,

merelaksasi otot, meningkatkan inflamasi, meningkatkan aliran darah ke suatu

area, meredakan nyeri dengan merelaksasikan otot. Energipanasyanghilang

ataumasukkedalam tubuhmelaluikulitdengan empatcara,yaitukonduksi,

konveksi,radiasievaporasi17.

1) Konduksi

Konduksiadalahperpindahanpanas akibatpaparan langsungkulitdengan

benda-benda yangadadi sekitar tubuh.Biasanya proseskehilanganpanas dengan

mekanismekonduksisangatkecil. Sentuhandenganbenda umumnyamemberi

dampakkehilangan suhuyangkecilkarenadua mekanisme,yaitukecenderungan

tubuhuntuk terpaparlangsungdenganbendarelativejauh lebihkecildaripada

paparandenganudara,dansifatisolatorbenda menyebabkanprosesperpindahan

panas tidakdapat terjadisecara efektifterus-menerus.


2) Konveksi

Konveksi merupakan perpindahan panas berdasarkan gerakan fluida

dalam haliniadalahudara, artinyapanas tubuhdapatdihilangkan bergantung

padaaliran udarayang

melintasitubuhmanusia.Konveksiadalahtransferdarienergipanas oleh arus

udara maupun air. Saat tubuh kehilangan panas melalui konduksi

denganudarasekitaryanglebihdingin,udara yangbersentuhandengankulit

menjadi hangat. Karena udara panas lebih ringan dibandingkan udara dingin,

udarapanasberpindah ketikaudaradinginbergerakkekulituntukmenggantikan

udarapanas. Pergerakan udara ini disebutarus.konveksi, membantumembawa

panas dari tubuh. Kombinasi dari proses konveksi dan konduksi guna

membawa pergipanasdaritubuhdibantuoleh

pergerakanpaksaudaramelintasipermukaan

tubuh,sepertikipasangin,angin,pergerakantubuhsaatmenaikisepedadanlain-

lain.

3) Radiasi

Radiasiadalahmekanismekehilanganpanastubuh dalam bentuk

gelombangpanas inframerah. Gelombang inframerah yangdipancarkandari

tubuh memilikipanjanggelombang5–20mikrometer.Tubuh

manusiamemancarkan gelombangpanas ke segala penjuru tubuh. Radiasi

merupakan mekanisme kehilanganpanaspalingbesarpadakulit60%atau15

%seluruh mekanisme kehilanganpanas.Panasadalahenergikinetik

padagerakanmolekul.Sebagian besar energi padagerakanini dapat


dipindahkankeudarabila suhuudara lebih dingindarikulit.Sekalisuhuudara

bersentuhan dengankulit,suhuudaramenjadi samadantidakterjadi

lagipertukarangas,yangterjadihanyaprosespergerakan udara sehingga udara

baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.

4) Evaporasi

Evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan

panastubuh.Setiap satu gram airyangmengalamievaporasiakanmenyebabkan

kehilangan panastubuhsebesar0,58kilokalori.Padakondisiindividutidak

berkeringat,mekanismeevaporasi berlangsung sekitar450-600 ml/hari.Halini

menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12-16 kalori

per jam.Evaporasiinitidak dapatdikendalikankarenaevaporasiterjadiakibatdifusi

molekul airsecara terus-menerusmelalui kulit dan sistempernafasan.

Anda mungkin juga menyukai