Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENYULUHA KEPERAWATAN KOMUNITAS

“SOSIALISASI PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI


(APD) BAGI PARA PEKERJA ”
Laporan ini untuk memenuhi Tugas Promosi Kesehatan
Dibimbing Oleh:
Zulfikar Muhammad, S.Kep,Ns

Disusun oleh :
Durrotul Lam’atis Tsaniyah (16.100.34)

DIII 2B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Jl. Tirtoyudo No.16 Panggungrejo
PEMKAB MALANG
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini yang telah diterima dan disahkan oleh dosen pembimbing pak
Zulfikar Muhammad, S.Kep,Ns Stikes Kepanjen, guna melakukan kegiatan
promosi kesehatan di STIKES Kepanjen.

Nama : Durrotul Lam’atis Tsaniyah


Program studi : D3 Keperawatan Stikes Kepanjen tingkat 2

Judul Proposal :” Sosialisasi Penggunaan Alat Perlindungan Diri

(APD) Bagi Para Pekerja ”

Malang, 10 Juni 2018


Dosen Pembimbing

(Zulfikar Muhammad, S.Kep,Ns)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan


perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Alat
Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya
kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-
hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Sementara pengendalian permanen belum dapat dilaksanakan atau belum
efektif mengurangi potensi bahaya, maka alat pelindung diri masih harus tetap dan
wajib digunakan (Tarwaka, 2008). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja, khususnya Pasal 9, 12, dan 14 yang
menyebutkan bahwa pengurus atau pimpinan tempat kerja berkewajiban
menyediakan alat pelindung diri (APD) untuk para pekerja dan para pekerja
berkewajiban memakai APD dengan tepat dan benar.
Tingginya risiko terhadap bahaya gangguan kesehatan yang ditimbulkan di
tempat kerja, maka perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap kejadian
atau traumatik akibat lingkungan kerja dan faktor manusia (Suma’mur, 1996).
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan potensi bahaya di
lingkungan kerja yaitu dengan melakukan hierarki pengendalian bahaya, yaitu
dengan eliminasi, substitusi, pengendalian rekayasa, pengendalian administratif
dan yang terakhir dengan menggunakan alat pelindung diri (Budiono, 2003).
Salah satu cara menanggulangi terjadinya gangguan saluran pernafasan
hasil produksi adalah dengan menggunakan (APD). Penggunaan APD merupakan
pilihan terakhir dalam melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja dari potensi
bahaya. APD dilakukan setelah pengendalian teknik dan administratif tidak
mungkin lagi di terapkan (Koesyanto, 2005). Pemakaian APD masker untuk
melindungi saluran pernafasan dari paparan debu sebenarnya sangat praktis dalam
pelaksanaannya. Akan tetapi, praktek di lapangan sangat sulit diterapkan. Hal ini
terletak pada tenaga kerja itu sendiri yang berhubungan erat dengan faktor
manusia. Selain itu, aspek perilaku pekerja yang terkait dengan kedisiplinan
penggunaan masker masih sangat minim (Departemen Kesehatan RI, 2003).
Penelitian tentang penyakit akibat kerja pernah dilakukan oleh
Baharuddin. Penelitian tersebut dilakukan terhadap tenaga kerja di PT Sandang II
Patun Maketeks Ujung Pandang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 24
responden yang terpapar debu tekstil dengan masa kerja lebih dari 12 tahun
diperoleh hasil 10 responden (41,7%) menderita gangguan pernapasan dan yang
bekerja kurang dari 12 tahun ada 8 responden (33,3%) yang menderita gangguan
pernapasan (Muktamar Umakaapa, dkk, 2013).

1.2 Tujuan Umum


Setelah dilakukan penyuluhan kepada para pekeja diharapkan para pekerja
dapat memahami tentang pentingnya APD (Alat Perlindungan Diri) untuk
keselamatan kerjanya.

1.3 Tujuan Khusus


Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu :
a) Menjelaskan pengertian APD
b) Menyebutkan kembali 5 dari 9 syarat-syarat APD
c) Menjelaskan macam-macam APD
d) Menyebutkan kembali akibat yang timbul karena tidak menggunakan
APD selama bekerja
e) Menyebutkan kembali 5 dari 7 upaya pencegahan akibat kerja

BAB II
TINJAUAN TEORI

1) Pengertian APD (alat perlindungan diri)


Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Alat
Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya
kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-
hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.

2) Syarat dan macam-macam APD (Alat Perlindungan Diri)


Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :
a. APD harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya
yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja
b. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan
c. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel
d. Bentuknya harus cukup menarik
e. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama
f. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah
dalam menggunakannya
g. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada
h. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya
i. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya
Suma’mur (1994) menggolongkan alat pelindung diri menurut bagian tubuh yang
dilindunginya ke dalam 8 golongan yaitu :
1. Alat Pelindung Kepala
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari
bahaya terbentur dengan benda tajam atau keras yang menyebabkan luka
tergores, terpotong, tertusuk, terpukul oleh benda jatuh, melayang dan
meluncur, juga melindungi kepala dari panas radiasi, sengatan arus listrik,
api, percikan bahan-bahan kimia korosif dan mencegah rambut rontok
dengan bagian mesin yang berputar Jenisnya berupa topi pengaman yang
terbuat dari plastik, fiberglass, bakelite.
2. Alat Pelindung Mata
Masalah pencegahan yang paling sulit adalah kecelakaan pada
mata, oleh karena biasanya tenaga kerja menolak untuk memakai
pengaman yang dianggapnya mengganggu dan tidak enak dipakai. Kaca
mata pengaman diperlukan untuk melindungi mata dari kemungkinan
kontak dengan bahaya karena percikan atau kemasukan debu, gas, uap,
cairan korosif partikel melayang, atau kena radiasi gelombang
elektromagnetik.
3. Alat Pelindung Muka
Alat Pelindung Muka digunakan untuk mencegah terkenanya muka
oleh partikel-partikel yang dapat melukai muka seperti terkena percikan
logam pada saat melakukan pengelasan. Alat pelindung muka sekaligus
pula dapat melindungi mata. Alat pelindung muka yang biasa digunakan
berupa tameng muka atau perisai muka seperti goggles, helm pengelas dan
topi penutup.
4. Alat Pelindung Telinga
Hilangnya pendengaran adalah kejadian umum di tempat kerja dan
sering dihiraukan karena gangguan suara tidak mengakibatkan luka. Alat
pelindung telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga
dalam. Selain itu, alat ini melindungi pemakainya dari bahaya percikan api
atau logam panas misalnya pada saat pengelasan. Alat pelindung telinga
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
 Sumbat telinga
Alat ini memberikan perlindungan yang paling efektif karena
langsung dimasukkan ke dalam telinga
 Tutup telinga
Alat ini dipakai di luar telinga dan penutupnya terbuat dari sponge
untuk memberikan perlindungan yang baik
5. Alat Pelindung Pernafasan
Secara umum alat pelindung pernafasan dapat dibedakan menjadi 2
alat yaitu :
 Respirator, yang berfungsi membersihkan udara yang telah
terkontaminasi yang akan dihirup oleh pemakainya
 Breathing Apparatus, yang mensuplay udara bersih atau oksigen
kepada pemakainya
6. Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung Tangan merupakan alat yang paling banyak
digunakan karena kecelakaan pada tangan adalah yang paling banyak dari
seluruh kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Pekerja harus memakai
pelindung tangan ketika terdapat kemungkinan terjadinya kecelakaan
seperti luka tangan karena benda-benda keras, luka gores, terkena bahan
kimia berbahaya, luka sengatan dan lain-lainnya.
7. Alat Pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari
bahaya kejatuhan benda-benda berat, terinjak benda yang berputar melalui
kjaki, kepercikan larutan asam dan basa yang korosif atau cairan panas,
menginjak benda tajam. Sepatu pelindung dan boot harus memiliki ujung
sepatu yang terbuat dari baja dan solenya dapat menahan kebocoran.
Ketika bekerja di tempat yang mengandung aliran listrik, maka harus
digunakan sepatu tanpa logam yang dapat menghantarkan aliran listrik.
Jika bekerja di tempat biasa maka harus digunakan sepatu yang tidak
mudah tergelincir, sepatu yang terbuat dari karet harus digunakan ketika
bekerja dengan bahan kimia.
8. Pakaian pelindung
Pakaian pelindung dapat berbentuk APRON yang menutupi
sebagian dari tubuh yaitu mulai dari dada sampai lutut dan overalla yang
menutup seluruh badan. Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi
pemakainya dari percikan cairan, api, larutan bahan kimia korosif dan oli,
cuaca kerja (panas, dingin, dan kelembapan). APRON dapat dibuat dari
kain, kulit, plastik, karet, asbes atau kain yang dilapisi aluminium. Perlu
diingat bahwa APRON tidak boleh dipakai di tempat-tempat kerja yang
terdapat mesin berputar.
3) Akibat Tidak Menggunakan APD
Akibat yang disebabkan oleh tidak menggunakan APD di lingkungan
kerja. Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi dapat digolongkan menjadi 5
golongan yaitu :
a. Fisik : Kerusakan indera pendengaran, angioneorosis,
heat rash, kejang-kejang, panas, radang dingin,
gangguan penglihatan, kanker.
b. Kimia : pneumoconiosis, keracunan akibat zat kimia
tersebut
c. Bilogis(infeksi) ; antraksis, kulit
d. Fisiologi : luka, Flaktur/trauma
e. Psikologis : Stress

4) Upaya-upaya Pencegahan
 Substitusi
Substitusi yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-
bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali, misalnya
karbon tetraklorida diganti triklor-etilen
 Ventilasi Umum
Yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut perhitungan ke
dalam ruang kerja, agar bahan-bahan berbahaya ini lebih rendah dari
kadar yang membahayakan, yaitu kadar pada nilai ambang batas
 Ventilasi Keluar Setempat
Adalah alat yang dapat mengisap udara dari suatu tempat kerja tertentu,
agar bahan-bahan yang berbahaya dari tempat tersebut dapat dialirkan
keluar
 Isolasi
Adalah dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang membahayakan,
misalnya isolasi mesin yang hiruk pikuk, sehingga kegaduhan yang
disebabkannya menurun dan tidak menjadi gangguan pada pekerja
 Pakaian/Alat Pelindung
Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa, kacamata, masker, helm,
sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus yang didesain untuk pekerjaan
tertentu
 Pemeriksaan Sebelum Bekerja
Yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja untuk mengetahui
apakah calon pekerja tersebut sesuai dengan pekerjaan yang akan
diberikan baik fisik maupun, mentalnya
 Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala terhadap
pekerja, apakah ada gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan
yang dilakukan. Dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun
sekali, atau disesuaikan dengan kebutuhan

BAB III

Sosialisasi Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Bagi Para Pekerja

Topik : Alat Perlindungan Diri (APD)


Sasaran : para pekerja
Waktu : 08.00-selesai
Tanggal : 10 Juni 2018
Tempat : STIKes Kepanjen
Penyuluh : Mahasiswa STIKes Kepanjen
A. Latar Belakang
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Alat
Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya
kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-
hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Sementara pengendalian permanen belum dapat dilaksanakan atau belum
efektif mengurangi potensi bahaya, maka alat pelindung diri masih harus tetap dan
wajib digunakan (Tarwaka, 2008). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja, khususnya Pasal 9, 12, dan 14 yang
menyebutkan bahwa pengurus atau pimpinan tempat kerja berkewajiban
menyediakan alat pelindung diri (APD) untuk para pekerja dan para pekerja
berkewajiban memakai APD dengan tepat dan benar.
Tingginya risiko terhadap bahaya gangguan kesehatan yang ditimbulkan di
tempat kerja, maka perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap kejadian
atau traumatik akibat lingkungan kerja dan faktor manusia (Suma’mur, 1996).
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan potensi bahaya di
lingkungan kerja yaitu dengan melakukan hierarki pengendalian bahaya, yaitu
dengan eliminasi, substitusi, pengendalian rekayasa, pengendalian administratif
dan yang terakhir dengan menggunakan alat pelindung diri (Budiono, 2003).
Salah satu cara menanggulangi terjadinya gangguan saluran pernafasan
hasil produksi adalah dengan menggunakan (APD). Penggunaan APD merupakan
pilihan terakhir dalam melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja dari potensi
bahaya. APD dilakukan setelah pengendalian teknik dan administratif tidak
mungkin lagi di terapkan (Koesyanto, 2005). Pemakaian APD masker untuk
melindungi saluran pernafasan dari paparan debu sebenarnya sangat praktis dalam
pelaksanaannya. Akan tetapi, praktek di lapangan sangat sulit diterapkan. Hal ini
terletak pada tenaga kerja itu sendiri yang berhubungan erat dengan faktor
manusia. Selain itu, aspek perilaku pekerja yang terkait dengan kedisiplinan
penggunaan masker masih sangat minim (Departemen Kesehatan RI, 2003).
Penelitian tentang penyakit akibat kerja pernah dilakukan oleh
Baharuddin. Penelitian tersebut dilakukan terhadap tenaga kerja di PT Sandang II
Patun Maketeks Ujung Pandang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 24
responden yang terpapar debu tekstil dengan masa kerja lebih dari 12 tahun
diperoleh hasil 10 responden (41,7%) menderita gangguan pernapasan dan yang
bekerja kurang dari 12 tahun ada 8 responden (33,3%) yang menderita gangguan
pernapasan (Muktamar Umakaapa, dkk, 2013).

B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kepada para pekeja diharapkan para
pekerja dapat memahami tentang pentingnya APD (Alat Perlindungan Diri) untuk
keselamatan kerjanya.

C. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu :
f) Menjelaskan pengertian APD
g) Menyebutkan kembali 5 dari 9 syarat-syarat APD
h) Menjelaskan macam-macam APD
i) Menyebutkan kembali akibat yang timbul karena tidak menggunakan
APD selama bekerja
j) Menyebutkan kembali 5 dari 7 upaya pencegahan akibat kerja

D. Metode dan Media


a. Metode yang digunakan adalah tanya jawab.
b. Media yang digunakan adalah leaflet
c. Media yang digunakan adalah power point

E. Kegiatan
No Waktu Komunikator Komunikan
Pre interaksi:
1. Memberi salam dan mengenalkan
Menjawab salam
diri
1. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan
5 menit memperhatikan
3. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
Apersepsi dengan menanyakan tentang
pengertian dan fungsi APD. TentangMendengarkan dan
2. 3 menit
macam-macam penyakit akibat kerjaMenjawab
dan upaya pencegahannya.
Isi :
1. Menjelaskan pengertian APD (alat
perlindungan diri)?
2. Menjelaskan syarat dan macam-
3. 20 menit macam APD (alat perlindungan
Mendengarkan
diri)?
3. Menjelaskan materi tentang
macam-macam penyakit akibat
kerja dan upaya pencegahannya?
Memberikan kesempatan kepada Mengajukan
4. 10 menit komunikan untuk bertanya tentang pertanyaan dan
materi yang disampaikan menjawab pertanyaan
Penutup
5. 4 menit Memberikan pertanyaan akhir sebagai Menjawab
evaluasi
Menyimpulkan bersama-sama hasil
6. 3 menit Mendengarkan
kegiatan penyuluhan
Menutup penyuluhan dan Menjawab
7. 2 menit
mengucapkan salam Salam

F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir 75% dari 30 peserta di tempat penyuluhan.
b. Peralatan dan media penyuluhan siap.
c. Penyuluhan di lakukan di STIKes Kepanjen
d. Tepat waktu dalam pelaksanaan penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta mempertahatikan dan mendengarkan pemateri dengan
seksama
b. 50% peserta aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
c. 100% peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami mengenai konstipasi.
b. 80% peserta mampu menjawab pertanyaan saat evaluasi.

ABSEN PESERTA PENYULUHAN

DI KELAS DIII 1A STIKES KEPANJEN

5 JUNI 2018

NO NAMA KELAS/PRODI TTD

1.

2.

3.

4.
5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

BUKTI DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai