Anda di halaman 1dari 7

Kultivasi Chlorella, sp Pada Media Tumbuh Yang Diperkaya

Dengan Pupuk Anorganik Dan Soil Extract

1
Sri Yadial Chalid, 2Sri Amini, 1Suci Dwi Lestari
1)
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2)
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRPPBKP)
K. S. Tubun Pertamburan VI Jakarta 10260.
Telp/Fax : (021) 53650157-53650158/53650158
email : sriyadial@yahoo.com

Abstrak
Mikro alga jenis Chlorophyceae SP adalah alga laut yang menghasilkan zat gizi seperti asam lemak
tak jenuh omega-3, 6, dan 9, serat, vitamin, protein dan mineral. Warna hijau dari klorofil pada
Chlorella,sp disebut darah hijau (green blood) mempunyai kandungan zat besi pembentuk
hemoglobin. Pada Chlorella,sp kering terdapat enzim Superoxide dismutase (SOD) sekitar 10.000-
37.500 units per 10 gram yang merupakan anti radikal bebas untuk mencegah penuaan dini. Sementara
produksi Chorophyceae secara alami masih terbatas, Untuk itu ada teknik budidaya alga dengan
memanipulasi media hidup yaitu media sintetik. Penelitian ini adalah penelitian pendahuluan melihat
pengaruh perlakuan media tumbuh terhadap pertumbuhan atau kepadatan sel dengan menggunakan
Hemaesitometry. Pupuk anorganik proanalis dan soil extract ditambahkan ke dalam wadah kultivasi.
Chlorella, sp pada umur kultivasi 13 hari menghasilkan jumlah sel tertinggi sebanyak 7,7567 log
sel/mL (5,7120x107 sel/mL. Chlorella, sp pada pupuk soil extract pada umur kultivasi 9 hari
menghasilkan jumlah sel tertinggi sebanyak 5,7533 log sel/mL (5,6666x107 sel/mL). Laju
pertumbuhan Chlorella,sp menunjukkan hasil paling baik pada media kultivasi yang menggunakan
pupuk anorganik (conwy) dibandingkan dengan pupuk soil extract.

Kata Kunci : Chlorella, sp, SOD, pupuk anorganik, soil extrac.

Abstract
Chlorella, sp is a kind of algae. Naturally Chlorella, sp life in the sea a limited amount. They have
produced the nutritions : omega-3,6 and 9 acid fat,vitamine, protein, mineral and chlorofil. It also
contain an Antioxidant enzyme such as Superoxide dismutase (SOD). This enzyme have an ability as
radicals scavenging. The enzyme activity of SOD is 10.000-37.500 units /10 g of wet weight. The
present primery research by doing modification of media as habitate of Chlorella, sp.,. Anorganic and
soil extract fertilizer were added to 104 cell/ml Chlorella, sp. and then the density of Chlorella, sp
was measured by Haemacytometer. It was found that the highest cell of Chlorella, sp showed after 13
days cultivification was 7,7567 log cells/mL(5,7120x107 cellsl/mL on anorganic media. Chlorella, sp
on soil extract were found the highest cells was 5,7533 log celsl/mL (5,6666x107 cells/mL) after 9
days cultivication r. The growth of Chlorella,sp was found to be the best on media cultivivication
using anorganic (conwy) fertilizer.

Key Word : Chlorella, sp, SOD, Anorganic fertilizer, soil extract

1. PENDAHULUAN dari CO2 oleh fotosintesis. Mikroalga


mempunyai zat warna hijau daun (pigmen)
Mikroalga atau ganggang adalah organisme klorofil yang berperan pada proses fotosintesis
perairan yang lebih dikenal dengan fitoplankton dengan bantuan H2O, CO2 dan sinar matahari
(alga laut bersel tunggal). Organisme ini dapat untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan
melakukan fotosintesis dan hidup dari nutrien untuk biosintesis sel, pertumbuhan dan
anorganik serta menghasilkan zat-zat organik pertambahan sel, bergerak atau berpindah dan
298
reproduksi (Pranayogi, D. 2003). Disamping itu didapatkan melalui proses bioteknologi, mereka
famili ganggang halus Chlorophyceae juga mengembangkan metode budidaya dengan
menghasilkan asam lemak tak jenuh omega-3, 6, teknik kultur (Dainith and Meley, 1993)
dan 9, serat, vitamin, protein, dan mineral.
Kandungan beta karoten 900 lebih banyak Tabel 1. Komposisi Nutrisi Mikroalga
dibandingkan dengan wortel. Sedangkan
kandungan omega-3 mikroalga lebih banyak Komposisi Kimia Jumlah (%)
dibandingkan minyak ikan, biji rami, dan
Protein 30 – 55
kedelai, yaitu 50-60 persen (Sukoso, 2002).
Chlorella, sp tumbuh pada media yang Karbohidrat 10 – 30
mengandung cukup unsur hara, seperti nitrogen, Lemak 10 – 25
fosfor, kalium. Chlorella, sp akan tumbuh baik
Mineral 10 – 40
pada temperatur optimal 25º C. Nutrisi yang
diperlukan alga dalam jumlah besar adalah Asam Nukleat 4–6
karbon, nitrogen, fosfor, sulfur, natrium, Sumber : Pranayogi, D. (2003)
magnesium, kalsium. Sedangkan unsur hara
yang dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit 1. Pupuk Anorganik Pro Analis (Media
adalah besi, tembaga (Cu), mangan (Mn), seng Conwy) Terdiri dari:
(Zn), silikon (Si), boron (B), molibdenum (Mo), Larutan A
vanadium (V) dan kobalt (Co) (Chumadi, dkk. Larutan ini mengandung berbagai macam zat
1992). kimia, yaitu FeCl3.6H2O, MnCl2.4H2O,
Mengingat begitu kayanya zat gizi yang H3BO4, Na-EDTA, NaH2PO4.2H2O, NaNO3
terkandung pada Chlorella,sp dan aplikasinya yang dilarutkan dalam aquadest.
yang sangat luas pada industri pangan maupun Larutan B
kosmetik. Maka perlu dilakukan upaya budidaya Larutan ini terdiri dari ZnCl2, CoCl2.6H2O,
Chlorella,sp dengan cara memanipulasi media (NH4)MO7O24.4H2O, CuSO4.5H2O yang
hidup, menggunakan pupuk anorganik dan soil dilarutkan dalam aquadest.
extract. Penelitian ini bertujuan mencari media 2. Soil Extract (Pupuk Organik)
buatan yang terbaik untuk pertumbuhan Tanah yang diambil merupakan tanah yang
Chlorella,sp., menentukan pengaruh mengandung unsur-unsur penting bagi
penambahan pupuk anorganik dan pupuk soil pertumbuhan mikroalgae Unsur-unsur
extract terhadap kepadatan sel ganggang halus tersebut diantaranya adalah Nitrogen (N),
laut jenis Chlorella,sp. Menurut Amini 2005 Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca),
memerlukan unsur hara untuk pertumbuhan dan Magnesium (Mg), Belerang (S).
perkembangbiakannya.
Di negara Jepang, Amerika, Eropa, Unsur hara berperan untuk memperbaiki
Australia dengan perkembangan bioteknologi pertumbuhan vegetatif tanaman, membantu
telah meluncurkan produk pangann yang dikenal pembelahan sel, pembentukan albumin,
dengan makanan kesehatan. Di Indonesia pembentukan bunga, buah dan biji, mempercepat
suplemen yang bahan dasarnya diperoleh dari pematangan, memperkuat batang, perkembangan
mikroalga diberi nama dengan Hi-Liena dari akar, memperbaiki kualitas tanaman terutama
jenis spirulina, sp., Dunaliella, dari sayur-mayur dan makanan ternak, tahan terhadap
Dunaliella,sp., Clostanin dari jenis Chlorella,sp. penyakit, membentuk nucleoprotein Disamping
Produk non pangan dari seperti body lotion, itu unsur hara adalah unsur penyusun jaringan
sampo dengan merk Miho body lotion dan Miho tanaman, pembentukan pati, mengaktifkan
body sampo dengan bahan dasar enzim, pembentukan stomata (mengatur
Chlorella,sp.(Kabinawa, 2001). Selain itu, pernapasan dan penguapan), proses fisiologis
Chlorella, sp juga memiliki daya biosorbsi yang dalam tanaman, proses metanolik dalam sel,
kuat terhadap logam berat, sehingga dapat mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain,
dimanfaatkan untuk menetralisir limbah industri. mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan
Pada negara maju Chorella, sp disamping dan penyakit, dan membantu perkembangan

299
akar, penyusunan dinding sel tanaman dan Pembuatan Pupuk Anorganik Proanalis
pembelahan sel, untuk tumbuh (elongation). Conwy
Unsur-unsur Mikro dalam tanah berasal dari
Larutan A : Terdiri dari 100,0 g NaNO3, 20,0 g
mineral-mineral dalam bahan induk tanah dan
NaHPO4.2H2O, 45,0 g Na-EDTA, 33,6 g H3BO4,
bahan organik (Cotton, 1989). Agar tanaman
0,78 FeCl3.6H2O, 0,36 g MnCl2.4H2O yang
dapat tumbuh baik perlu adanya keseimbangan
dilarutkan dalam 1000,0 mL aquadest.
jumlah unsur hara dalam tanah sesuai dengan
kebutuhan tanaman akan unsur hara tersebut. Larutan B : Terdiri dari d 2,1 g ZnCl2, 2,0 g
. Chlorella,sp mempunyai pigmen warna CoCl2.6H2O, 0,9 g CuSO4.5H2O, dan 0,9 g
hijau dan kaya dengan warna biru yang disebut (NH4)Mo7O24.4H2O, yang dilarutkan dalam
Phycocyanin merupakan protein complek. 100,0 mL aquadest.
Phycocyanin merupakan pembentuk darah putih Masing-masing larutan dimasukkan ke
didalam tubuh manusia dan merupakan antibodi dalam autoklaf untuk disterilisasi. Sebanyak 1
atau pembentuk imunitas dari serangan racun mL larutan A dan 1 mL larutan B ditambahkan
kimia dan radiasi. Warna hijau dari klorofil ke dalam 1 Liter air laut.
pada Chlorella,sp disebut darah hijau (green
blood) mempunyai kandungan zat besi
pembentuk hemoglobin yang berfungsi sebagai Pupuk Anorganik SE (soil extract)
penambah makanan bagi penyandang anemia. Tanah sebanyak 1 kg dimasukkan ke
Pada Chlorella,sp terdapat warna kuning oranye dalam becker glass 2000 mL, kemudian
mrupakan kandungan karoten terdiri dari direndam dengan 1 L air. Diamkan semalaman
xanthopill, myxoxanthopill, zeaxathin, sampai mengendap, kemudian diambil lapisan
cryptoxanthin, echinenone, fucoxanthin, bagian atas untuk digunakan sebagai pupuk.
violaxanthin dan astaxanthin. Total karoten
yang terdapat pada Chlorella,sp per 10 gr yaitu Penumbuhan Mikroalga
0,37 % (Pranayogi, 2003). Karoten mempunyai
khasiat pada manusia sebagai antioksidan. Air laut sebanyak 2.5 liter dengan
Chlorella,sp mengandung polisakarida salinitas 25 ppt dimasukkan ke dalam enam buah
sebanyak 15 - 25 gr merupakan karbohidrat wadah kaca transparan berukuran 3 liter. Tiga
yang mudah diserap didalam darah. Pada buah wadah ditambahkan 1 mL pupuk conwy,
Chlorella,sp kering terdapat enzim Superoxide dan tiga buah wadah lagi ditambahkan 1 mL
dismutase (SOD) sekitar 10.000-37.500 units pupuk soil extract. Ke dalam semua wadah
per 10 gram yang merupakan anti radikal bebas diinokulasikan ganggang halus jenis
untuk mencegah penuaan dini. Chlorella,sp dengan kepadatan sel awal 104
sel/mL. Semua wadah ditempatkan di dalam
ruangan terkontrol dengan temperatur 25 ºC dan
2. METODE PENELITIAN intensitas cahaya 2000 Lux serta diaerasi secara
terus menerus. Ambil 1 mL sampel dari tiap
Alat dan Bahan wadah pada hari ke 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13 untuk
menghitung jumlah sel Chlorella,sp.
Peralatan yang digunakan adalah :
aerator, autoklaf, Haemocytometer Neubauer,
Penghitungan Kepadatan Sel
Hand counter, kuvet kaca, membran selulose
filter paper (kertas saring) Whatman No. 5, Kultur sel Chlorella,sp dalam tiap
mikroskop,Vortex Thermolyne Maxi Mix II wadah diambil sebanyak 1 mL dan dimasukkan
Sybron, wadah kultivasi kapasitas 3 liter. ke dalam tabung reaksi untuk dilakukan
perhitungan kepadatan selnya. Kepadatan
Bahan- bahan yang digunakan adalah populasi sel yang dihasilkan dalam skala waktu
ganggang halus laut jenis Chlorella,sp, pupuk dapat ditentukan dengan menggunakan alat
conwy, pupuk soil extract, air laut, aquadest, haemocytometer. Cara penggunaan
alkohol, aseton. haemocytometer ini yaitu dengan cara

300
meneteskan kultur sel Chlorella,sp yang akan tertinggi sebanyak 7,7567 log sel/mL
dianalisa kepadatan selnya sebanyak satu tetes (5,7120x107 sel/mL) (Amini 2004) seperti
ke masing-masing dua bagian haemocytometer. dinyatakan pada Gambar 1.
Tutup dengan menggunakan slide.
Haemocytometer ini dilengkapi dengan Chlorella,sp Conway
mikroskop. Haemocytometer yang telah
8
diberikan kultur sel Chlorella,sp diletakkan di 7.8

Kepadatan Sel (log sel/mL)


bawah lensa objektif dan difokuskan hingga 7.6
terlihat kisi-kisi tempat perhitungan sel yang 7.4

terdiri dari lima kisi perhitungan. 7.2


7
6.8
Kepadatan sel dapat dihitung dengan 6.6
persamaan berikut : 6.4
6.2
6
n 10.000 1 3 5 7 9 11 13 15 17
= Sel/mL
x 1 Umur Kultivasi (Hari)

Keterangan : Gambar 1. Grafik Kepadatan Sel Chlorella, sp (log


sel/mL) dengan Pupuk Proanalis Anorganik (conwy).
n = total sel hasil perhitungan
x = faktor divisi berdasarkan persentase dari
masing-masing kisi perhitungan. yang digunakan Dari grafik yang dihasilkan pada
pada penelitian ini yaitu 25 % dengan faktor Gambar 1 pada kultivasi ganggang Chlorella,sp.
divisi = 1 terlihat bahwa pertumbuhan ganggang halus laut
dengan menggunakan pupuk anorganik proanalis
Sedangkan laju pertumbuhan dapat (conwy) memiliki umur pertumbuhan paling
dihitung dengan persamaan: lama. Ternyata pertumbuhan sel Chlorella, sp
berjalan lambat, sehingga pertumbuhan optimal
N atau fase eksponensial baru dicapai pada hari ke
Log10 13. Pada fase eksponensial yaitu pertumbuhan
K = No X 3,22
t  to yang sangat cepat adalah pada fase dimana
diproduksi pigmen yang terbanyak. Perkiraan
Keterangan : jumlah pigmen dari mikroalga diukur dari
N = Kepadatan Sel pada waktu t kepadatan sel pada setiap volume kulturnya (log
No = Kepadatan Sel Awal sel/mL). Jumlah kepadatan sel sebanding dengan
to = Waktu Awal meningkatnya jumlah kandungan pigmen yang
t = Waktu dihasilkan (Amini 2004). Pada hari selanjutnya
3,22 = Nilai Konstanta pertumbuhan Chlorella, sp mengalami fase
stasioner dimana pertumbuhan sel minimal dan
kepadatan sel mulai mengalami kemunduran
3. HASIL DAN PEMBAHASAN terus-menerus hingga akhirnya memasuki fase
kematian pada umur kultivasi 9-15 hari.
Kepadatan Sel Chlorella,sp dengan Pupuk Kepadatan sel juga dipengaruhi oleh temperatur,
Anorganik aerasi, cahaya, dan pH (Boyd, 2004) Temperatur
yang digunakan pada penelitian ini adalah 25ºC,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pada temperatur inilah mikroalga dapat tumbuh
terdapat interaksi antara umur kultivasi dengan
dengan baik. pH media pertumbuhan ganggang
jenis ganggang halus laut yang digunakan
halus laut pada pupuk anorganik proanalis
terhadap kepadatan sel. Pupuk anorganik
(conwy) adalah antara 7,5 - 8,5. Sedangkan nilai
proanalis (conwy) yang ditambahkan ke dalam
pH optimum untuk pertumbuhan ganggang halus
wadah kultivasi. Chlorella, sp pada umur
laut berkisar antara 8,0 – 11,0 (Chumadi,
kultivasi 13 hari menghasilkan jumlah sel
dkk.1992),
301
dalam upaya mencari bahan bakar pengganti
Tabel 2. Nilai pH Media Kultivasi Ganggang Halus bahan bakar fosil.
Laut dengan Menggunakan Pupuk Anorganik Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
(conwy) terdapat interaksi antara umur kultivasi dengan
jenis ganggang halus laut yang digunakan
Jenis pH
terhadap kepadatan sel yang dihasilkan, serta
CCW1 7-8 berdasarkan pupuk organik yang dimasukkan ke
CCW2 7-8 dalam wadah kultivasi. Ganggang halus laut
CCW3 7-8 jenis Chlorella, sp dengan menggunakan pupuk
Keterangan : CCW1, CCW2, CCW3 : Chlorella,sp, soil extract pada umur kultivasi 9 hari
pupuk anorganik proanalis (conwy) menghasilkan jumlah sel tertinggi sebanyak
5,7533 log sel/mL (5,6666x107 sel/mL) seperti
Faktor pendukung lainnya adalah pada Gambar 2.
salinitas, yaitu tingkat kadar garam di dalam
Chlorella,sp Soil Extract
perairan. Besarnya salinitas berbeda-beda,
tergantung evaporasi dan presipitasi. Organisme 7
yang hidup dalam suatu perairan memiliki

K e p a d a ta n S e l (l o g / m L )
6.9
tingkat kepekaan yang berbeda-beda terhadap 6.8
6.7
salinitas, tergantung spesies dan tingkat
6.6
kehidupan. Kehidupan ganggang halus laut jenis 6.5
Chlorella,sp cukup toleran pada lingkungan 6.4
dengan kadar garam 0 – 70 ppt. Tabel 5. 6.3
6.2
menunjukkan salinitas pada media kultivasi
6.1
ganggang halus laut. 6
1 3 5 7 9 11 13 15 17
Tabel 3. Salinitas Media Kultivasi Ganggang Halus Umur Kultivasi (Hari)
Laut Dengan Pupuk Anorganik (Conwy)

Jenis Salinitas
Gambar 2. Grafik Kepadatan Sel Chlorella, sp (log
CCW1 35 ppt sel/mL) dengan Pupuk Soil Extract.
CCW2 35 ppt
CCW3 35 ppt Dari Gambar 2., terlihat bahwa
Keterangan : CCW1, CCW2, CCW3 : Chlorella,sp, pertumbuhan ganggang halus laut dengan
pupuk anorganik proanalis (conwy) menggunakan pupuk soil extract memiliki umur
pertumbuhan yang lebih pendek dibandingkan
Kepadatan Sel Chlorella,sp dengan Pupuk dengan menggunakan pupuk anorganik proanalis
Soil extract (conwy) dan tidak dapat bertahan hidup pada
Kandungan unsur hara di dalam tanah kultivasi ganggang halus laut jenis Chlorella,sp.
yang menyebabkan meningkatnya jumlah sel Pada media kultivasi yang menggunakan pupuk
Chlorella,sp di antaranya nitrogen, belerang, soil extract pertumbuhan sel Chlorella, sp
fosfor, kalsium dan magnesium. Nitrogen dan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan
belerang. Unsur-unsur ini berperan dalam menggunakan pupuk anorganik (conwy),
pembentukan protein dan membentuk warna sehingga mencapai pertumbuhan optimal atau
hijau pada Chlorella,sp. (Amini, 2004). Fosfor fase eksponensial pada hari ke 9. Pada hari
dan kalsium berperan dalam pembelahan sel, selanjutnya pertumbuhan Chlorella, sp
sehingga semakin cepat pembelahan sel terjadi mengalami fase stasioner dan kepadatan sel
semakin cepat pertumbuhan dan kepadatan sel. mulai mengalami kemunduran terus-menerus
Magnesium berfungsi dalam pembentukkan hingga akhirnya memasuki fase kematian pada
minyak, sehingga mikroalga dapat menghasilkan umur kultivasi 11 hari. Hal ini disebabkan
minyak yang saat ini masih dikembangkan

302
adanya kehadiran kontaminan yang menggangu Laju Pertumbuhan Chlorella,sp
pertumbuhan sel Chlorella,sp.
Dari grafik yang dihasilkan pada
Temperatur yang digunakan adalah
Gambar 5 Grafik Laju pertumbuhan Chlorella,sp
25ºC, karena pada temperatur inilah mikroalga
paling baik pada media kultivasi yang
dapat tumbuh dengan baik. Nilai pH yang
menggunakan pupuk anorganik (conwy)
dihasilkan oleh ganggang halus laut yang
dibandingkan dengan pupuk soil extract. Pada
diberikan pupuk soil extract adalah pH antara
media kultivasi yang menggunakan pupuk
7,5 - 8,5. Sedangkan nilai pH tanah yang
anorganik (conwy) laju pertumbuhan sel
optimum untuk pertumbuhan ganggang halus
Chlorella,sp sangat cepat dan memiliki umur
laut berkisar antara 7,0-8,0 (Chumadi,
pertumbuhan paling lama dibandingkan dengan
dkk.1992), seperti yang terdapat pada
pupuk soil extract, hingga mencapai
penambahan pupuk soil extract yang
pertumbuhan optimal atau fase eksponensial
ditunjukkan pada Tabel 4.
pada hari ke 13. Sedangkan laju pertumbuhan
chlorella,sp dengan media kultivasi pupuk soil
Tabel 4. Nilai pH Media Kultivasi Ganggang Halus extract, mengalami pertumbuhan optimal atau
Laut Dengan Menggunakan Soil Extract fase eksponensial pada hari ke 9. Pada hari
selanjutnya pertumbuhan Chlorella, sp
Jenis pH mengalami fase stasioner dan laju pertumbuhan
CSE1 7,5-8,5 sel Chlorella,sp mulai mengalami kemunduran
CSE2 7,5-8,5 terus-menerus hingga akhirnya memasuki fase
CSE3 7,5-8,5 kematian pada umur kultivasi 11 hari. Hal ini
disebabkan adanya kehadiran kontaminan yang
Keterangan : CSE1, CSE2, CSE3 : Chlorella,sp, pupuk menggangu laju pertumbuhan sel Chlorella,sp.
Soil Extract

Chlorella,sp conway Chlorella,sp soil extact


Besarnya salinitas berbeda-beda,
tergantung evaporasi dan presipitasi. Organisme 2.8
2.6
yang hidup dalam suatu perairan memiliki 2.4
2.2
tingkat kepekaan yang berbeda-beda terhadap 2
1.8
salinitas, tergantung spesies dan tingkat 1.6
1.4
K

kehidupan. Kehidupan ganggang halus laut jenis 1.2


1
Chlorella,sp cukup toleran pada lingkungan 0.8
0.6
dengan kadar garam 0 – 70 ppt. Tabel 5. 0.4
0.2
menunjukkan salinitas pada media kultivasi 0
ganggang halus laut. 1 3 5 7 9 11 13 15
Umur Kultivasi (Hari)

Tabel 5. Salinitas Media Kultivasi Ganggang Halus Gambar 3. Grafik Laju Pertumbuhan Chlorella,sp
Laut dengan Pupuk Soil Extract
Dari grafik laju pertumbuhan di atas
Jenis Salinitas dapat dijelaskan bahwa laju pertumbuhan
CSE1 30 ppt optimal atau fase eksponensial pada Chlorella,sp
CSE2 30 ppt baik yang menggunakan media kultivasi pupuk
CSE3 30 ppt anorganik (conwy) maupun menggunakan pupuk
soil extract terjadi pada hari ke 3. Sedangkan
Keterangan : CSE1, CSE2, CSE3 : Chlorella,sp, pupuk laju pertumbuhan Chlorella,sp mulai mengalami
Soil Extract. kemunduran atau mengalami fase kematian
dengan menggunakan media kultivasi pupuk
anorganik (conwy) terjadi pada hari ke 15.

303
4. KESIMPULAN DAN SARAN 9. Sukoso. 2002. Peranan Bioteknologi Molekuler
dalam Pembangunan Bidang
Kesimpulan 10. Perikanan dan Kelautan Indonesia. Malang:
Universitas Brawijaya.
Kepadatan sel tertinggi ganggang halus
laut pada media tumbuh yang diperkaya dengan
pupuk anorganik proanalis (conwy) memiliki
umur pertumbuhan paling lama dibandingkan
pupuk soil extract pada kultivasi ganggang halus
laut jenis Chlorella,sp.

Saran
Disaran untuk menentukan kadar
pigmen atau zat warna yang dihasilkan oleh
Chlorella,sp. pupuk anorganik proanalis (conwy)
dan pupuk soil extract

DAFTAR PUSTAKA

1. Amini,S. 2004. Pengaruh Umur Ganggang


Halus Laut jenis Chlorella,sp dan Dunaliella,sp
terhadap Pigmen Klorofil dan Karotenoid
Sebagai Bahan Baku Makanan Kesehatan.
Jakarta: Seminar Nasional & Temu Usaha,
Fakultas Pertanian Universitas Sahid.
2. Amini,S. 2005. Konsentrasi Unsur Hara pada
Media dan Pertumbuhan Chlorella Vulgaris
dengan Pupuk Organik Teknis dan Analis. Jurnal
Perikanan (J.Fish Sci) VIII (2):201-206. UGM,
Jurusan Perikanan Fakultas Petanian
3. Boyd, J. 2004. Oceanography, Water, Seawater
Ocean Circulation and Dinamics. Chemical
week, June 29. Pub Ink USA.
4. Chumadi, dkk. 1992. Pedoman Teknis Budidaya
Pakan Alami Ikan dan Udang. Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perikanan.
5. Cotton, F.A, Wilkinson,G. 1989. Kimia
Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
6. Dainith, M. and C. O’Meley. 1993. Algae
Cultures for Marine Hatcheries. Turtle Press.
Australia. P. 1-9.
7. Kabinawa, I.N.K. 2001. Mikroalga sebagai
Sumber Daya Hayati (SDH) Perairan dalam
Perspektif Bioteknologi. Bogor: Puslitbang
Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia.
8. Pranayogi, D. 2003. Studi Potensi Pigmen
Klorofil dan Karotenoid dari Mikroalga Jenis
Chlophyceae. Lampung: Universitas Lampung.

304

Anda mungkin juga menyukai