Anda di halaman 1dari 28

BAB XII

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :

Pokja ULP menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.

1. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi lingkup pekerjaan :
PEMBANGUNAN RUANG KELAS DAN LABORATORIUM DI UPT. PELATIHAN KESEHATAN
MASYARAKAT MURNAJATI LAWANG.

2. JENIS DAN MUTU BAHAN

2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi,
Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember
1980 dan Perpres Nomor 54 tahun 2010.

2.2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila
bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan
peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Kuasa
Pengguna Anggaran / Direksi (secara tertulis).

2.3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu
bahan satu jenis.

2.4. Bila Rekanan telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan
tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah
ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab rekanan.

2.5. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-
barang yang memuaskan Pemberi Tugas.

3. URAIAN PEKERJAAN

3.1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat
pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin,
alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua alat-alat
tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk
memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.

3.2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan


a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-
syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat
dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi
penerapan dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini,
tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
pemberi tugas.

4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah
disampaikan kepada rekanan beserta dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak boleh
mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa Pengguna
Anggaran. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-
maksud lain.

4.2. Gambar-gambar tambahanBila Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi menganggap perlu,


maka Konsultan Perencana harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) yang
disyahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.

4.3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)


Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan
atas perintah pemberi Tugas atau tidak, pengawas harus membuat gambar-gambar yang
sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan
perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-
gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh Rekanan.

4.4. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule
dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir
dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya
sewaktu-waktu memerlukan.

5. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)

5.1. Adapun kebangsaan pemborong, Sub Pemborong, leveransir atau penengah (Arbitrase)
dan dimanapun mereka bertempat tinggal / menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan
atau bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-
undang yang melindungi kontrak ini.

5.2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan


pekerjaan rekanan pemborong berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas
dengan nomor telpon rumah kepada Kuasa Pengguna Anggaran.

6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

6.1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar
detail yang dipakai/diikuti.

6.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka dalam gambar yang diikuti.
6.3. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang dipakai dalam RKS
tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.

6.4. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas.
Setelah rekanan menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran dan hal tersebut
akan dibahas dalam rapat penjelasan.

6.5. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen
yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.

7. PERSIAPAN DI LAPANGAN

7.1. Los Kerja / Direksi Keet.


Pemborong diwajibkan membuat bouwkeet untuk kantor pegawainya, dan gudang
untuk bahan-bahan yang perlu terhindar dari gangguan cuaca.
a. Bila dianggap perlu oleh Direksi lapangan, pemborong diwajibkan membuat los kerja
untuk tempat pekerja, sehingga terhindar dari matahari dan hujan.

7.2. a. Sebelum rekanan Pemborong mengadakan persiapan di lokasi, sebelumnya harus


memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / perkenan untuk memulai dengan
persiapan-persiapan pembangunan kepada Ketua Jurusan yang bersangkutan
terutama tentang dimana harus membangun bangunan, jalan masuk dan sebagainya.
b. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus
mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum pada tiap-tiap bagian
pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapat ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk
dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

8. JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat rekanan akan mulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan menerima SPK dari
Kuasa Pengguna Anggaran harus segera mengadakan persiapan antara lain pembuatan jadwal
pelaksanaan yang berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan,
waktu yang dicantumkan atau direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam kontrak. Bar Chart tersebut harus selalu berada dilokasi, tempat pekerjaan
untuk diikuti dengan perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan diberikan
tanda garis tinta warna merah. Bila terdapat/terlihat hambatan, semua pihak harus segera
mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi.

9. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN

9.1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan

Pemborong/rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan


kecakapan dan perhatian sepenuhnya.Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk
semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk
mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada didalam kontrak.

9.2. Pegawai pemborong yang melaksanakan :

a. Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana pekerjaan


pemborong harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai
bidang keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada
ditempat pekerjaan.

b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan


mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus
dilaksanakan.

c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan


apabila ada izin tertulis dari Pengawas/ Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan rapat
Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong, untuk
melaksanakan sesuai gambar dan bestek.

d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari pemborong


berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini
pemborong harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

10. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

10.1. Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan segala hal
yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama,
sanitasi, air minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi
segala peraturan dan tata tertib, ordonansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah
setempat.

10.2. Terhadap wilayah orang lain


Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

10.3. Terhadap milik umum


Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih
dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik
bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang disebabkan
oleh kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan
kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong.

10.4. Keamanan Terhadap Pekerjaan


Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik
oleh Direksi. Pemborong harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala
kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk
bagian-bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan
bebas dari air hujan dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau
menimba seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.

11. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH

11.1. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat
pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila hal
ini meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.

11.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut
pada waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
pemborong dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.
11.3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan
pertama yang selalu tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi
Keet/Bouwkeet.

12. ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN

Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan/menyiapkan alat-alat baik untuk


sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi
kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton mollen dan sebagainya.

13. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

13.1. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.

13.2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik
bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap
defiktif.

13.3. Dalam pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya-biaya pengujian /


pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
Diluar jumlah tersebut pemborong tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya pengiriman
yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

14. PEKERJAAN TIDAK BAIK

14.1. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar pekerjaan
apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan
pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum
dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong untuk
disempurnakan dengan kontrak.

14.2. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai
dengan kontrak.

14.3. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

15. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)

15.1. Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan AV-
41 pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Direksi
melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-
persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala
sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun
satu dan lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.

15.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan
pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak
tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.

15.3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

16. PAPAN NAMA PROYEK

16.1. Pemborong tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas
lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.

16.2. Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan
pekerjaan.

16.3. Pemborong harus memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,8 x 1,2 m 2
warna dasar putih tulisan hitam.

17. PEKERJAAN PERSIAPAN

17.1. Termasuk didalam lingkup perkerjaan persiapan pelaksanaan konstruksi ini adalah
penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan :
a. Pekerjaan pembersihan lokasi
b. Pekerjaan pengukuran
c. Pekerjaan pemasangan papan bangunan (pasang bouwplank)
d. Sewa scafolding

17.2. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan dilokasi sebelumnya harus


memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan/perkenan untuk memulai dengan
persiapan-persiapan pembangunan kepada pemerintah daerah setempat, terutama
tentang dimana harus membangun Direksi Keet, bahan-bahan bangunan, jalan masuk
dan sebagainya.

17.3. Pada saat mengadakan persiapan pengukuran Direksi Lapangan sudah harus mulai aktif
untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.

17.4. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat
meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

18. PEMBERSIHAN LOKASI

18.1. Pembersihan dilaksanakan pada :


a. Semua jenis kotoran, tanaman, tumpukan sisa material, peralatan tak terpakai dan
lain-lain yang mengganggu pelaksanaan pekerjaan konstruksi disekitar daerah
pekerjaan hingga seluas kapling bangunan.

18.2. Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
atau ditempatkan dilapangan pekerjaan sesuai petunjuk direksi.

18.3. Setelah pembersihan lahan bekas bongkaran lantai bagian belakang harus dilakukan
perataan lahan rata dengan tanah.
19. PEKERJAAN PENGUKURAN

19.1. Lingkup pekerjaan pelaksanaan konstruksi ini adalah penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pematokan.

19.2. Bahan yang dimaksud adalah bahan untuk pemasangan patok ukur yang terdiri dari
kayu meranti/kruing ukuran 5/7 serta peralatan ukur berupa pesawat ukur theodolite dan
atau alat ukur lainnya.

19.3. Pengukuran awal harus dilakukan guna menentukan titik-titik kolom bangunan di
lapangan, serta duga tinggi ± 0.00 (yakni sama dengan tinggi permukaan BM yang
sudah ditentukan).

19.4. Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai dengan tahapan pekerjaan yang
membutuhkannya yang antara lain adalah :
a. Untuk penetapan pemasangan bouwplank
b. Untuk leveling lantai struktur, ring balk, untuk kedudukan kuda-kuda dan lain-lain.
c. Untuk pengecekan kebenaran kedudukan elemen-elemen konstruksi selama
pengerjaannya.

19.5. Hasil pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda patok-patok ukur dititik-
titik koordinat yang dimaksud serta diberi tanda duga tingginya (peil) dengan cat warna
merah.

19.6. Patok-patok ukur harus terbuat dari kayu meranti/kruing berukuran penampang 5/7 cm,
ditanam kokoh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau berubah tempat oleh
benturan- benturan kecil akibat pelaksanaan pekerjaan lainnya (pemasangan
bouwplank). Bila patok-patok ini bergeser, miring, atau tenggelam/tercabut, maka
kontraktor pelaksana harus menggantinya dengan melakukan pengukuran kembali
sebagaimana mestinya.

19.7. Pengukuran harus dilaksanakan oleh tenaga pengukur lapangan yang terampil dengan
menggunakan alat ukur theodolite. Pengukuran ini harus selalu disertai oleh Konsultan
Pengawas / Direksi dan sebelum penanaman patok ukur, titik-titik ukur yang ditetapkan
sudah harus disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

19.8. Pengukuran awal ini akan dituangkan dalam Berita Acara pengukuran awal (Uitzet) yang
ditanda tangani semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi bangunan ini
untuk dipakai sebagai pedoman bagi pengukuran selanjutnya.

19.9. Berdasarkan keperluannya diatas maka kontraktor pelaksana harus senantiasa


menyediakan pesawat ukur di lapangan dalam jumlah yang cukup serta dapat berfungsi
dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.

19.10. Bila oleh karena sesuatu hal kontraktor pelaksana tidak dapat menyediakannya di
lapangan pekerjaan maka Konsultan Pengawas/Direksi berwenang mengadakannya
dengan biaya sewa yang ditanggung oleh kontraktor pelaksana.

19.11. Hal ini sudah harus dianggap sebagai faktor-faktor yang sudah diperhitungkan di dalam
penawaran pekerjaan ini.

19.12. direksi dan dibuatkan berita acara serah terima kepada owner.

20. PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN (PASANG BOUWPLANK)

20.1. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, bahan material dan
peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan bouwplank.
20.2. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
a. Kayu meranti ukuran 5/7 dan papan meranti MC 2/20
b. Cat warna merah

20.3. Papan bangunan ukuran 2/20, diketam rata permukaan atasnya, di pasang rata air
setinggi duga lantai (± 0.00) berjarak 2 m kearah luar as kolom bangunan.
20.4. Tiang-tiang papan bangunan ukuran 5/7, dipasang kokoh maksimal setiap jarak 2 m.

20.5. Semua titik as kolom pada papan bangunan harus diberi tanda dengan cat dan paku.

20.6. Papan bangunan harus tetap berdiri kokoh hingga pelaksanaan konstruksi mencapai
pengecoran beton plat lantai.

21. PEKERJAAN TANAH / URUGAN

Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

21.1. Pekerjaan urugan dilaksanakan pada lahan yang akan dipakai untuk bangunan ini
seperti yang tercantum pada gambar.

21.2. Lahan yang akan dipakai untuk bangunan baru ini diurug dengan menggunakan urugan
sirtu yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan masin pemadat/mesin penggilas
dengan menggunakan mesin pemadat.

21.3. Sedangkan untuk pekerjaan urugan pasir dilaksanakan untuk pekerjaan, urugan bawah
pondasi batu kali.

21.4. Dalamnya parit pondasi harus sesuai gambar dan gambar detail. Hal-hal yang
menyimpang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan lebih atau kurang, galian harus
cukup lebar untuk dapatnya pekerja dengan baik serta sisinya tidak mudah gugur.

21.5. Galian tanah pondasi harus dibuang diluar bouwplank dan diratakan diluar gedung
sedemikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali kedalam lobang parit pondasi.

21.6. Jika Direksi menganggap pondasi sudah cukup mengeras urugan dilakukan selapis
demi selapis dengan pasir urug yang sudah dipilih (bersih) dan ditumbuk hingga padat.

21.7. Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan tanah galian
sehingga mencapai tanah asli, baik bagian luar maupun semua bagian dalam
dipadatkan dan disiram dengan air sehingga kenyang dan padat.

21.8. Dibawah pondasi harus diurug dengan pasir urug minimal tebal setelah dipadatkan 10
cm atau sesuai gambar.

21.9. Pemborong harus menyediakan mesin-mesin pompa yang bekerja baik untuk
menguras/mengeringkan genangan-genangan air pada galian dan lobang pondasi
akibat hujan, air sumber atau sebab-sebab lain pondasi harus dikerjakan dalam
keadaan galian yang kering.

22. PEKERJAAN PONDASI STRAUSS

22.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan dan pendayagunaan tenaga kerja,
bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua
pekerjaan pemasangan pondasi strauss dan yang berhubungan, antara lain :
a. Perataan dan pembersihan lokasi kerja hingga benar-benar datar dan bebas
darisegala macam bahan yang dapat mengganggu jalannya pekerjaan.
b. Survei dan setting titik strauss sesuai berita acara uitzet.
c. Penyediaan material dan pekerjaan pembersihan.
22.2. Pondasi strauss yang digunakan setara produksi lokal dengan penampang lingkaran
diameter 30 cm dengan mutu beton K.250, dengan kedalam tiang 3 m atau sesuai
gambar rancangan pelaksanaan.

22.3. Pemasangan pondasi strauss harus dilaksanakan tepat pada titik-titik pondasiyang telah
disetujui Direksi. Arah pondasi strauss adalah tegak lurus bidang rata air. Oleh
karenanya selama pengerjaan pondasi, kelurusan harus dikontrol dengan 2 alat ukur
theodolite pada sumbu absis dan ordinatnya. Penyimpangan akhir pelaksanaan hanya
diperkenankan maksimum 5 cm dari sumbu absis dan ordinatnya.

22.4. Bila penyimpangan kedudukannya lebih dari yang disyaratkan, kontraktor pelaksana
harus membuat rencanan perubahan poer beserta perhitungan konstruksinya dan harus
mendapatkan persetujuan direksi sebelum poer dilaksanakan.

22.5. Bila hal ini terjadi, tambahan biaya yang mungkin timbul sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor pelaksana.

22.6. Pemasangan pondasi strauss dilaksanakan pada titik yang telah ditentukan dengan
pedoman sesuai gambar rencana.

22.7. Pengerjaan pondasi strauss dilakukan hingga kedalam 3 m dari permukaan tanah asli.
Setiap pekerjaan pondasi strauss harus disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

22.8. Pekerjaan pembuatan poer harus dilaksanakan sesuai gambar perencanaan, Agar
tulangan dari pondasi strauss tersebut dapat dikaitkan di dalam poer adalah menjadi
tanggung jawab kontraktor dan sudah harus dianggap telah termasuk dalam faktor-
faktor penawaran.

22.9. Sebelum pelaksanaan pemancangan kontraktor harus memberitahu terlebih dahulu


kepada Pengawas proyek dan harus sudah mendapat persetujuan dari Pengawas
proyek.

22.10. Pelaksanaan konstruksi diatas pondasi baru boleh dilaksanakan setelah pondasi benar-
benar kering (minimal 3 minggu setelah selesai pengecoran poer di tiap-tiap titik
pondasi) serta meperoleh persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

23. PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG

 LANTAI I DAN II
23.1. Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku (PBI
1971) dengan jenis beton sesuai gambar perencanaan.

23.2. Pekerjaan beton bertulang dengan Mutu Beton K225 dan K250 harus dilaksanakan pada
beton bertulang struktur dan diaduk dengan mesin pengaduk / mollen sesuai dengan
persyaratan uji :

 Trial Test dan Mix Design


Merupakan uji awal sebelum pengecoran dilaksanakan, untuk mengetahui takaran
sesuai dengan mutu beton yang disyaratkan dan dipakai sebagai acuan untuk
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pelaksanaan beton struktur.

 Actual Random Test


Merupakan uji acak selama pelaksanaan pengecoran berlangsung untuk
mengetahui mutu beton pada bagian struktur tertentu.
 Slump Cone Test
Merupakan uji acak untuk mengetahui mutu adukan beton dalam hal ini jumlah
volume airnya, untuk menjaga konsistensi perbandingan air, semen sehingga
didapat mutu beton seperti yang disyaratkan.
Seluruh prosedur pengujian mengacu pada PBI 1971, dilakukan oleh Kontraktor
dan lembaga/laboratorium uji konstruksi yang ditetapkan sebelumnya dan selalu
dalam pengawasan Konsultan Pengawas, seluruhnya atas biaya Kontraktor.

 Tes Balok Beton


Pada saat pelaksanaan pengecoran plat / balok lantai dasar harus dibuatkan
balok-balok berupa balok kubus atau silinder dengan ukuran dan jumlah
disesuaikan dengan ketentuan yang dimuat dalam PBI 1971, dan dilakukan
pengetesan di Laboratorium konstruksi beton.

23.3. Adukan beton dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 kr digunakan untuk beton tidak


bertulang seperti : rabat beton dan lantai kerja, sedangkan adukan beton dengan
campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr dipakai untuk kolom praktis, balok latai, ring balk atau beton
yang bukan struktur.

23.4. Bahan untuk adukan beton :

Semen :
 Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen produksi dalam
negeri merk Gresik, Tiga Roda atau setara dan sesuai standart SNI.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/merk.
 Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong
semen yang masih utuh.
 Untuk penyimpanan diletakkan min. 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai
mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi.

Agregat Beton :
 Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia, bahan
organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan PBI 71
jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5% keseluruhannya.
 Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang
seperti kubus dan mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan split harus
bersih, keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu
beton dan memenuhi persyaratan PBI 71.
 Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat
campuran di daerah baik menurut PBI 71.

Air :
 Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali
dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
 Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Direksi dan bila air yang
digunakan meragukan, maka Pemborong harus mengadakan penelitian
Laboratorium dengan biaya atas tanggungan Pemborong.

Besi Beton :
 Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu Ø8 (polos), Ø10
(polos), Ø12 (polos), Ø13, (polos dan ulir) Ø 14 (polos) dan Ø 16 (polos dan ulir) dan
D-19 (ulir) dilengkapi dengan pengetesan di Laboratorium dengan diameter-diameter
seperti yang tertera dalam gambar.
Penggunaan diameter yang lain diperkenankan apabila ada persetujuan tertulis dari
Direksi.
 Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut
gambar / rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai
dengan diameter masing-masing.
Kayu untuk cetakan beton :
 Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai
kayu meranti.
 Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal ± 6 mm dan
pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek dilapis
cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel
pada papan / multiplek, perancah bekesting dipergunakan kayu meranti ukuran
minimum 5/7 cm atau rangka baja/schafolding.

23.5. Pelaksanaan Pekerjaan Beton :


 Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan
penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat
yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan Direksi.
 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata pemborong harus
memakai mesin Pengaduk beton / Concrete mixer pengaduk (untuk pembuatan
beton praktis campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr dan 1 pc : 2 ps : 3 kr ) dan memakai Ready
Mix untuk pembuatan beton strous Ø 30cm tinggi 3m, plat poor 150x150x40, sloof
25/30, beton tangga tebal 15cm, beton plat lisplank tebal 10/70, memakai mutu
beton K-250, untuk sloof 15/20, kolom 35/35, 45/45, balok bordes 20/30, balok
konsol 25/35, balok 25/40, 25/50, 30/60, Beton plat dack lantai tebal 12 cm, beton
plat dack atap tebal 12 cm, beton plat meja wastafel tebal 8cm memakai mutu beton
K-225, untuk beton sloof 15/20, kolom 15/15, ring balok 15/20, balok latai 12/15,
memakai campuran beton 1Pc : 2Ps : 3Kr dan untuk rabat beton lantai kerja tebal
5cm, rabat beton tebal 5cm memakai campuran beton 1Pc : 3Ps : 5Kr.
 Pengecoran hanya dapat dilaksanakan bila mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi. Untuk itu selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum tanggal pengecoran
yang direncanakan, pemborong harus mengajukan surat permohonan ijin untuk
pengecoran kepada Direksi.
 Segera setelah beton dituankan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan
dengan concrete vibrator dan harus mendapat persetujuan Direksi.
 Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu
cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus
selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan
untuk kolom struktur harus dilindungi dengan membungkus dengan karung goni
yang dibasahi.
 Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut
PBI 71 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak
merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Direksi.
 Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka
sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata dengan campuran 1 pc :
3 ps : 5 kr.

23.6. Pekerjaan Bekisting :


 Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang ditentukan
dalam gambar konstruksi, bekesting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
 Bekesting untuk pekerjaan beton, yaitu kolom, lantai, balok dll. dibuat dari papan /
multiplek t = 9 mm yang berkwalitas baik dan tidak pecah-pecah.
 Konstruksi dari bekesting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui
untuk dilaksanakan.
 Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan
tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat
pelaksanaan.
 Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang cetakan, disamping kekuatan dan
kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik, terutama
terhadap berat beton sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama
pengecoran, seperti akibat vibrator dan berat para pekerja.
 Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekesting harus bersih dan kering
dari air limbah, minyak dan kotoran lainnya.

23.7. Pekerjaan Baja Tulangan :


 Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian dll. Untuk semua pekerjaan tulangan
harus dipersiapkan oleh Pemborong kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan,
seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti
menurut PBI 71, NI-2 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton
Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung tahun 1983.
 Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang ditentukan dalam
gambar.
 Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu
untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan
perbaikan bila perlu.
 Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

24. PEKERJAAN PEMELIHARAAN BETON

24.1. Termasuk didalam lingkup pekerjaan pemeliharaan beton ini adalah penyediaan tenaga,
bahan material, dan peralatan untuk pelaksanaan perlindungan beton hingga beton yang
baru dicor terlindungi dari sinar matahari langsung, angin, dan hujan sampai beton sempat
mengeras secara wajar.

24.2. Bahan yang digunakan anatara lain :


a. Goni
b. Air

24.3. Kontraktor pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin, dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.

24.4. Kontraktor pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat dengan
cara-cara sebagai dibawah ini :
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara teratur
sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya permukaan
plat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal
berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat
pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan pengawas/Direksi.
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2x sehari harus dilakukan setelah
bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau menggangkut barang diatas beton atau memakai
bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Konsultan pengawas/Direksi bahwa
beton tersebut belum cukup mengeras.

25. PEKERJAAN PEMBONGKARAN BEKISTING

25.1. Termasuk didalam lingkup pekerjaan pembongkaran bekisting ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pembongkaran bekisting beton.

25.2. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :

a. Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8.
b. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban kerja
di atasnya bila hal tersebut akan dilakukan.
25.3. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor pelaksana harus mengajukan ijin
pembongkaran secara lisan kepada Konsultan Pengawas/Direksi. Namun sebelum
Konsultan pengawas/Direksi memberikan ijin secara tertulis (baik melalui surat resmi
maupun tertulis dalam buku Konsultan pengawas/Direksi), Kontraktor pelaksana tidak
dibenarkan melakukan pembongkaran.

25.4. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa sehingga:
a. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun
konstruksi lainnya.
b. Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.

25.5. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi dengan
mortar beton sesuai campuran asal.

25.6. Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan disuatu tempat atas petunjuk
Konsultan pengawas/Direksi sehingga tidak menghambat jalannya pelaksanaan
selanjutnya.

25.7. Akibat-akibat dari kekhilafan kontraktor pelaksana dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawabnya.

26. PEKERJAAN PASANGAN

Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan dinding batu bata yang dapat dilihat pada gambar
perencanaan dengan syarat sebagai berikut :
 LANTAI I DAN II
26.1. Semua pasangan tembok batu bata tebal ½ bata dan bata rolag dibuat dengan campuran
(adukan) perekat 1 Pc : 5 Ps sedangkan untuk pasangan tembok yang harus rapat
air (trasraam) dibuat dengan perekat 1 Pc : 3 Ps.

26.2. Tembok harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-retak
dengan maksimum pecah dari batu bata merah 20 %.

26.3. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi, dan sebelum dipasng direndam
air terlebih dahulu hingga kenyang.

26.4. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang matang,
berukuran sama, tidak boleh pecah-pecah dan lain-lain menurut pemeriksaan Direksi

26.5. Tidak diperbolehkan dipasang bata bekas atau batu bata yang pecah-pecah.

26.6. Perancah (andang) tidak diperbolehkan dipasang dengan menembus tembok.

27. PEKERJAAN PLESTERAN

Pekerjaan ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru sebagai berikut :
 LANTAI I DAN II
27.1. Campuran spesi untuk plesteran beton dibuat 1 Pc : 3 Ps sedang untuk plesteran tembok
biasa dilaksanakan campuran 1 Pc : 5 Ps hasil ayakan yang halus dan selalu ditakar.

27.2. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok rata dan halus, merupakan
suatu bidang yang tegak lurus dan siku. Tidak boleh ada retak-retak, kemudian jika terjadi
retak-retak pemborong harus segera memperbaikinya.

27.3. Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing ( benangan ) supaya digunakan plesteran


1 Pc : 3 Ps dilaksanakan dengan lurus dan tajam.
28. PEKERJAAN KUSEN, JENDELA DAN PINTU

28.1. Pekerjaan yang dilaksanakan antara lain :


 LANTAI I
 Pasang kusen aluminium 4"
 Pasang kusen kayu kamper 6/15
 Pasang daun pintu WPC uk. 0.90 x 2.1m (slaiding lipat)
 Pasang daun pintu WPC uk. 0.90 x 2.1m
 Pasang daun pintu kaca rangka aluinium uk. 0.90 x 2.1m
 Pasang daun pintu double teakwood uk. 0.55 x 2.16m
 Pasang daun pintu PVC KM/W
 Pasang daun jendela kaca rangka aluminium uk. 0.72 x 1.46m
 Pasang kisi-kisi panel aluminium
 Pasang cermin wastafel uk. 1x2.11 di bevel 3cm
 Pasang kaca T= 5mm

 LANTAI II
 Pasang kusen aluminium 4"
 Pasang daun pintu WPC uk. 0.90 x 2.1m (slaiding lipat)
 Pasang daun pintu WPC uk. 0.90 x 2.1m
 Pasang daun pintu kaca rangka aluinium uk. 0.90 x 2.1m
 Pasang daun pintu PVC KM/W
 Pasang daun jendela kaca rangka aluminium uk. 0.72 x 1.46m
 Pasang kisis-kisi panel aluminium
 Pasang cermin wastafel uk. 1x2.11 di bevel 3cm
 Pasang kaca T= 5mm

28.2. Persyaratan Bahan :

a. Mutu dan kualitas alumunium adalah alumunium alexsindo, alcomesindo, setara


lokal sesuai dengan persyaratan bahan yang berlaku di Indonesia.

b. Untuk kosen yang menggunakan alumunim 4" produksi pabrik (disertai dengan
contoh dan brosur), berkualitas baik dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Dimensi : 4" x 1 ¾"
 Tebal profil alumunium : 1.00 mm
 Ultimate strength : 28.000 psi
 Yield strenght : 22.000 psi
 Shear strenght : 17.000 psi
 Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah 8 mikron
dengan (warna coklat) atau ditentukan kemudian

c. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela

d. Semua alumunium yang dipakai harus pabrikasi, benar-benar lurus dan kualitas
baik.

e. Ukuran alumunium adalah ukuran jadi seperti tertera pada gambar kerja dengan
toleransi 2 mm.

f. Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dynabolt, kawat dan lainnya harus
bergalvanisir sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Indonesia.

g. Pemborong wajib mengajukan contoh bahan/material untuk mendapatkan


persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.
h. Untuk pemasangan aluminium composite panel dipasang dengan baik,rapi dan
setiap sambungan sudut harus di verstek sesuai dengan gambar detail yang sudah
ada.

i. Pemasangan kaca pada kusen/daun jendela, menggunakan list, dempul, ataupun


silent yang sesuai dengan gambar perencanaan sedemikian rupa hingga rapat,
tidak bergetar.

29. PEKERJAAN RANGKA ATAP

29.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan baja khusus dipasang untuk kuda-kuda, gording dan nok serta jurai yang
meliputi :
 LANTAI II
 Pasang rangka atap baja WF 300.150.6,5.9
 Pasang konsol baja WF 150.75.5.7
 Pasang gording besi C. 150.65.20.2,3
 Pasang plat pengaku, penyambung dan apollo T= 10mm
 Pasang plat plendes T= 12mm
 Pasang besi siku L 50x50 x5
 Pasang trekstang besi Ø 12mm
 Pasang ikatan angin besi Ø 19mm
 Pasang besi tarik Ø 19mm
 Pasang baut mur Ø 12mm
 Pasang baut mur Ø 16mm
 Pasang baut angkur Ø 10mm P= 30cm
 Pasang baut angkur Ø 16mm P= 50cm
 Pasang jarum keras Ø 19mm
 Pasang listplank kayu 3/30
 Pasang atap metal sheet motif genteng bertabur pasir
 Pasang bubungan metal sheet motif genteng bertabur pasir

Umum
 Pekerjaan struktur baja adalah bagian-bagian yang dalam gambar rencana
dinyatakan sebagai struktur baja, juga bagian yang menurut sifat strukturnya
memakai baja dalam hal ini adalah sebagai rangka atap Gedung.
 Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut kontraktor harus membuat gambar kerja
(shop drawing) dari pekerjaan baja dan bila perlu dilengkapi dengan perhitungan
struktur seperlunya.
 Gambar kerja meliputi detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang
baut angkur, las, pertemuan pada pemutusan, pengaku, ukuran-ukuran dan lain-lain
yang secara teknis diperlukan, terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.
 Gambar-gambar perencana sebagai gambar referensi untuk gambar kerja.
 Setiap ada perubahan dimensi dari profil baja bangunan harus dengan persetujuan
direksi.
 Sub kontraktor yang dipakai oleh kontraktor (bila ada) harus diketahui dan disetujui
oleh direksi.

Peraturan – peraturan / Standart


 Pelaksana pekerjaan harus melaksanakan pekerjaan baja sesuai dengan peraturan
perencanaan Bangunan baja Indonesia.
 Semua pekerjaan baja harus memenuhi syarat dari AISC “Specification For
Fabrication and Erection”.
 Semua pekerjaan baut harus memenuhi syarat dari AISC “Specification For
Fabrication For Structural Joints Boltz.
 Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society Code For Arc
Welding in Building Construction Section 4.

Mutu Bahan
 Profil baja dan plat yang digunakan adalah baja St-37 atau ASTM A-36 atau SS.41
(JIS G.3101 – 1970) atau Fe 360 (PPBI) dan harus ada sertifikat pabrik. Tegangan
leleh minimum 2400 kg/cm².
 High strength bolt sesuai ASTM A-325 (High Strength Friction Grip).
 Digunakan lectrode las dengan mutu AWS E-6010, sesuai dengan ASTM A-233.
 Cat yang dipergunakan adalah cat yang diperuntukkan khusus untuk baja oleh
pabrik pembuatnya dan dari jenis yang berkualitas baik.
 Untuk baja yang tidak dibungkus beton harus diberi cat Zinkromate / Anti karat.
 Semua bahan yang digunakan harus disertai dengan sertifikat dari pabrik
pembuatnya dan harus diperiksa serta mendapat persetujuan direksi.

29.2. Pabrikasi
a. Umum
Tenaga kerja yang digunakan (termasuk tukang-tukang) harus betul-betul ahli pada
bidangnya dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk
direksi proyek. Ketelitian pekerjaan sangat diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh
bagian dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu pemasangan.Sebelum
pelaksanaan pabrikasi, gambar shop drawing harus sudah disetujui oleh direksi.Direksi
proyek mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan
pemeriksaan pekerjaan.Tidak satu pekerjapun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim
sebelum diperiksa dan disetujui. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan
gambar rencana atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera
diperbaiki.Kontraktor pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri semua pekerjaan,
alat-alat perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan
pekerjaan.Kontraktor pabrikasi harus memperkenankan kontraktor Montase untuk
sewaktu-waktu memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai
cara-cara dan lain-lain yang berhubungan dengan waktu pemasangan ditempat
pekerjaan.Kontraktor Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan
instruksi-instruksi mengenai cara penyelenggaraan pabrikasi.

b. Pola Pengukuran
Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor pabrikasi. Semua pengukuran
harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui.

c. Kelurusan Pelat / Profil Baja


Sebelum pekerjaan penyambungan dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus dengan
toleransi yang diizinkan oleh ASTM specification A-6 harus bebas dari puntiran, bila
terjadi puntiran harus diperbaiki, sehingga setelah pelat-pelat disusun akan terlihat
rapat seluruhnya. Pelurusan ataupun pelengkungan yang diperlukan harus dikerjakan
dengan sistem mekanis ataupun dipanaskan setempat dimana temperatur tidak boleh
lebih dari 650 derajat Celcius.

d. Pekerjaan Baja dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan


Las pemotong
Pemotongan dengan oksigen lebih baik dibandingkan dengan mesin. Permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang yang
dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.

e. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan


Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak – 3 mm, pada pelat setebal
12 mm atau lebih kecil dan sebanyak-banyaknya 6 mm pada pelat yang tebalnya lebih
besar dari 12 mm.

f. Memotong dengan Las Pemotong


Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap.Pinggit yang dihasilkan oleh las pemotong harus
bersih serta lurus dan untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan
gerinda.Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong, tapi harus diselesaikan
sedemikian rupa sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.

g. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las


Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las yang berpengalaman dibawah
pengawasan langsung seorang yang menurut anggapan direksi mempunyai keahlian
dan pengalaman yang sesuai untuk penyelenggaraan pekerjaan semacam itu.
Kontraktor harus menyerahkan rencana kerja kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan, maka cara itu tidak akan diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan / jenis
dan ukuran electrode, tebal bagian-bagian, ukuran dari las serta kekuatan arus listrik
untuk las tersebut harus diajukan kontraktor untuk mendapatkan persetujuan direksi
terlebih dahulu sebelum pekerjaan las listrik dapat dilakukan.
Ukuran electrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik, yang
digunakan pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan
tidak akan dibuat penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari direksi.
Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet
atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las. Las dengan retak susut, retak
pada bahan dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya harus disingkirkan.

h. Mengebor Pelat Baut Angkur


Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila keadaan
memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit
bersama-sama dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus agar diperoleh posisi
lubang yang tepat. Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang
ini dibor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran dan
sebenarnya. Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan
pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.Diameter lubang untuk angkur baut,
kecuali baut pas adalah 1.50 mm lebih besar dari pada diameter yang tertera pada
gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang
diberikan. Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak dibor menembus
sekaligus untuk seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat dibor dengan
ukuran yang lebih kecil dahulu dan diperbesar kemudian pada saat montase
percobaan.

i. Montase dibengkel (Montase percobaan)


Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase percobaan)
pada halaman kontraktor pabrikasi yang terlindung dari cuaca untuk diperiksa oleh
direksi mengenai alignemen serta tepatnya seluruh bagian dan sambungan.
Kalau terjadi perbedaan kedudukan, maka batang yang berdampingan harus
dimontase bersama-sama pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan
perletakan-perletakan, gelagar melintang dan seluruh batang-batang penguatnya.
Sambungan sementara harus berhubungan betul menyeluruh dengan menggunakan
cara yang disetujui seperti wartel, jack, las.
Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa bagian-
bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau
merusak material.
Pemberitahuan harus diberikan kepada direksi bila pekerjaan siap untuk diperiksa dan
semua fasilitas yang diperlukan untuk maksud pemeriksaan itu harus disediakan oleh
kontraktor.
Montase percobaan tidak akan dilepas dulu sebelum mendapat persetujuan tertulis dari
direksi.
j. Memberi tanda untuk pemasangan akhir
Setelah montase percobaan serta setelah mendapat persetujuan direksi, tetapi belum
dilepas, setiap bagian harus diberi tanda tangan yang jelas (dengan pahatan & cat).
Cat dari warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang
sama. Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-tanda itu
oleh kontraktor pabrikasi diberikan dengan cuma-cuma kepada direksi dan kontraktor
Montase dari bangunan itu, pada saat pengiriman-pengiriman pekerjaan baja itu.

k. Pengecatan di bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka
permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan
mesin perkakas dan pada perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi
logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting) atau
dengan cara lain yang disetujui.

l. Toleransi
Batang-batang profil harus lurus menurut ASTM specification A–. Batang profil tekan
tidak boleh bengkok dengan 1/1000 dari ujung batang.
Batang profil harus bebas dari puntiran bengkokan dan lubang-lubang dan bengkokan
tajam.
Perbedaan panjang tidak boleh melebihi 1/32 inch untuk ujung-ujungnya yang dibuat
sebagai perletakan dan 1/16 inch untuk hating – batang struktur yang panjangnya 9
meter kurang, dan 1/8 inch untuk batang yang panjangnya lebih dari 9 meter.

m. Penyerahan Untuk Pemasangan Akhir (montase lapangan)


Transport dan Handling
Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh direksi.
Sebelum penyerahan, untuk menjamin terlindungnya dari kerusakan, maka perhatian
khusus diperlukan dalam pengepakan serta cara perkuatan pada saat transport,
handling dan montase percobaan pekerjaan besi itu.

n. Penyerahan, penerimaan dan menjaga pekerjaan ini


Kontraktor pabrikasi bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan besi, dan
memperbaiki semua kerusakan sampai kerusakan sampai diserahkan dan diterima
baik oleh kontraktor montase.
Kontraktor montase akan menerima seluruh pekerjaan besi ditempat pekerjaan, atau
ditempat penyerahan lain seperti diisyaratkan dan akan membongkar, mentransport
ketempat pekerjaan bila perlu dan menyimpan dengan aman bebas dari kerusakan-
kerusakan hingga akhirnya terpasang.Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan
besi kontraktor Montase akan segera menyampaikan kepada direksi atau wakilnya,
setiap kehilangan atau ketidakcocokan dari barang-barang besi itu dan akan
melaporkan juga secara tertulis kepada direksi setiap kerusakan serta cacat tanda
ditunda-tunda, atau kalau tidak melakukan demikian maka dia harus memperbaiki
setiap kerusakan serta cacat yang terjadi sebelum dan sesudah penyerahan, diatas
biayanya sendiri.

29.3. Pemasangan (Erection)


a. Umum
Kontraktor Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang
diperlukan dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengeling dan atau
baut dan atau las seluruh pekerjaan besi. Pekerjaan besi tidak boleh dipasang sebelum
cara, alat dan sebagainya yang akan digunakan telah mendapat persetujuan direksi.
Semua pekerjaan harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti.
Penggunaan material martil yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu
material tidak diperkenankan.
Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan pekerjaan
dengan menggunakan draft secara wajar (moderate) harus dilaporkan kepada direksi.
Permukaan yang dikerjakan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum
dipasang hoppel dan sambungan lapangan pada umumnya dilas sementara sebanyak
50% panjang rencana sebelum dilas permanen.

b. Kerangka Baja
Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan – tumpuan sedemikian rupa,
sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti tertera digambar
rencana.
Tumpuan-tumpuan itu tidak disingkirkan sebelum seluruh sambungan (kecuali
sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat permanen.
Pemasangan permanent baut tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan direksi dan pada
umumnya persetujuan semacam itu tidak akan diberikan sebelum bentang itu telah
terpasang dengan gelagar melintang, batang penguat dan baut-baut stel seperti yang
disyaratkan.

c. Pengontrolan
Pengecekan hubungan tegangan / torque dilakukan oleh kontraktor Montase dan
direksi akan melakukan test pengecekan torque dilapangan.
Setiap panjang las yang kurang harus disesuaikan menurut kebutuhan sehingga
mencapai tegangan yang diperlukan.

d. Pengecatan Baja
Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat dasar yang
telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas
misalnya pada perletakan.

Cat lapangan terdiri dari :


 Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat
dibengkel, seperti diperintahkan oleh direksi yang telah rusak pada saat transport
atau pemasangan serta bidang - bidang lain seperti yang diperintahkan oleh direksi
dimana cat dasarnya telah rusak.
 Pemakaian cat dasar dan bahan sejenisnya seperti yang diisyaratkan dalam
pengecatan dibengkel, pada bidang-bidang yang tertera pada 1 diatas.
 Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk
seluruh bidang terbukan pekerjaan besi itu.

e. Pekerjaan rangka atap ini dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

 Untuk listplank memakai listplank kayu tebal 3/30 dengan kualitas baik dan
disesuaikan dengan gambar perencanaan.
 Pekerjaan atap/kap harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga mendapat
bidang atap yang rata dan rapat.
 Ukuran balok-balok kap dalam gambar terlampir dilaksanakan dengan ukuran
perdagangan dengan mengikuti rencana gambar yang ada, yaitu sebagai berikut :
 listplank pemasangannya disesuaikan dengan yang telah terlukis dalam gambar
perencanaan.

30. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Pekerjaan penutup atap menggunakan jenis metal sheet T=0,4 mm yang dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
- Penutup atap dipasang pada seluruh bagian atap gedung dengan menggunakan metal sheet
motif genteng bertabur pasir produksi pabrikasi dengan kualitas baik dan memiliki strandart
ISO
- Pemasangan meggunakan paku (sekrup) anti karat
- Sebagai bubungan, dipakai produksi sama pabrikasi dengan kualitas baik dan memiliki
strandart ISO.
- Pemasangan atap metalsheet harus rapat, lurus dalam segala arah kaitan, saling menutup
dan tidak terdapat kebocoran. Untuk menghindari hal itu maka dalam rencana
pemasangannya harus disesuaikan antara pemasangan rangka dan ukuran lembar metal
sheet yang akan dipakai.

31. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

 LANTAI 1 DAN LANTAI 2


Pekerjaan langit-langit ini hanya dipasang dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Untuk penggantung langit-langit (Plafond hanger) digunakan rangka hollow berukuran


4 x 4 cm sebagai rangka utama dan 2 x 4 cm sebagai rangka pengisi dan
penggantung, sebagaimana telah tergambar didalam gambar perencanaan dengan
ketebalan 0.45 mm.
b. Pola atau bentuk plafond (langit-langit) sesuai dengan gambar denah dan detail
plafond.
c. Untuk langit-langit digunakan gypsumboard berukuran 1.2 x 2.4 m dengan tebal 9 mm
ex. Jayaboard, Elephant, Knauf produksi pabrikan berstandar SNI dengan
kualitas baik yang dapat disetujui Direksi atau pengawas dengan mengajukan contoh
terlebih dahulu.
d. Pemasangan langit-langit harus lurus dan rata atau horisontal sesuai dengan pola jarak
nat diusahakan sebaik dan serapi mungkin. Untuk bagian tepi eternit yang saling
berhubungan dan harus benar-benar lurus rata dan halus.
e. Untuk list plafond dipasang list gypsum dengan ukuran sesuai gambar dan finishing
cat.
f. Paku/baut langit-langit dipasang dengan jarak masing-masing maksimum 10 cm secara
teratur.
g. Pemborong wajib mengajukan contoh bahan/material untuk mendapatkan persetujuan
Direksi / Pengawas Lapangan.

32. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

Pekerjaan lantai ini dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

 LANTAI 1
 Pasang granite tile lantai 40x40
 Pasang granite tile lantai tangga 30x30
 Pasang granite tile lantai KM/WC 20X20 (kasar)
 Pasang granite tile dinding KM/WC 20x50 motif terang
 Pasang granite tile dinding KM/WC 20x50 motif gelap
 Pasang granite tile meja washtafel 30X30
 Pasang batu alam

 LANTAI 2
 Pasang granite tile lantai 40x40
 Pasang granite tile lantai KM/WC 20X20 (kasar)
 Pasang granite tile dinding KM/WC 20x50 motif terang
 Pasang granite tile dinding KM/WC 20x50 motif gelap
 Pasang granite tile meja washtafel 30X30
 Pasang batu alam
a. Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah :
 Untuk Pekerjaan lantai menggunakan granite lantai warna terang berukuran 40 x 40
cm , warna terang untuk lantai tangga 30 x 30 cm warna terang untuk teras produksi
pabrik yang berstandart mutu, berkualitas baik dengan bentuk maupun ukurannya
(presisi). Dipasang bagian yang telah ditunjuk didalam gambar perencanaan.
 Untuk Pekerjaan granite lantai menggunakan keramik KM/WC kasar dan halus motif
terang berukuran 20 x 20 cm dan granite dinding 20 x 50 cm (motif terang dan gelap)
cm produksi pabrik yang berstandart mutu, berkualitas baik dengan bentuk maupun
ukurannya (presisi). Dipasang bagian yang telah ditunjuk didalam gambar
perencanaan.
 Untuk meja wastafel menggunakan granite tile berukuran 30 x 30 cm produksi pabrik
yang berstandart mutu, berkualitas baik dengan bentuk maupun ukurannya (presisi).
Dipasang bagian yang telah ditunjuk didalam gambar perencanaan.
 Pemasangan keramik dengan pola sesuai gambar menggunakan perekat 1 pc : 3 ps
dengan jarak celah (nat) 2 mm diisi semen cair + lem Rajawali, sedemikian rupa
datar, nat lurus dan siku.
 Untuk pemasangan pelapis dinding granite dipasang dengan baik dan rapi dan
setiap sambungan sudut harus di verstek.
b. Sebelum pemasangan keramik pemborong wajib mengajukan contoh bahan/material
ex. Indogres, Granito, Essenza pilih salah satu untuk mendapatkan persetujuan
Direksi / Pengawas lapangan
c. Pemborong bertanggung jawab atas kerapian pasangan dan kesamaan warna dan
kualitas dari keramik demikian juga terhadap pemasangannya harus mendapat
persetujuan dari Direksi.

33. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

33.1. Pekerjaan yang dilaksanakan antara lain :


 LANTAI I
 Pasang kunci 2x putar
 Pasang kunci 1x putar
 Pasang handle pintu
 Pasang engsel pintu
 Pasang grendel pintu
 Pasang engsel jendela
 Pasang grendel jendela
 Pasang hak angin jendela

 LANTAI II
 Pasang kunci 2x putar
 Pasang kunci 1x putar
 Pasang handle pintu
 Pasang engsel pintu
 Pasang grendel pintu
 Pasang engsel jendela
 Pasang grendel jendela
 Pasang hak angin jendela

33.2. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :


a. Engsel pintu dan jendela dipakai engsel ex. Solid, Yale, SES produksi pabrik
yang berstandart mutu dan berkualitas baik, warna kuning, dipasang 3 buah engsel
besar pada tiap daun pintu sehingga daun pintu terpasang kuat pada kusennya dan
dapat dibuka tutup dengan baik dan rapat.
b. Handle + Kunci pintu dan kunci silender yang dipakai ex. Solid, Yale, SES
produksi pabrik yang berstandart mutu, berkualitas baik 2 x putar, dan sebelum
dipasang harus mendapat persetujuan Direksi. Pemasangan kunci harus rapat.
c. Pekerjaan lainnya yang dilaksanakan adalah pemasangan grendel jendela, hak
angin jendela sikutan bulat, pemasangan harus kuat dan tidak mudah terlepas demi
kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan.
d. Untuk pekerjaan kaca yang dilaksanakan adalah pemasangan kaca es dengan
t=5mm dan kaca riben t=8mm dengan menggunakan kaca ex. ASAHI atau setara,
halus, rata dan tidak bergelombang, dilaksanakan pada tempat sesuai yang ditunjuk
dalam gambar perencanaan.
e. Pemasangan kaca pada kusen/daun jendela, menggunakan list dan dempul yang
sesuai ukuran profil / listnya sedemikian rupa hingga rapat, tidak bergetar.
f. Pemborong wajib mengajukan contoh bahan/material untuk mendapatkan
persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.

34. PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan bagian–bagian yang ditunjuk dalam


gambar maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan dengan cara pengecatan.
Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah :
 LANTAI I
 Cat dinding
 Cat plafond
 Piltur
 Cat batu alam

 LANTAI II
 Cat dinding
 Cat plafond
 Cat kayu listplang
 Cat batu alam
 Waterprofing

Dan pekerjaan pengecatan lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana dengan
warna sesuai persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah warna atau
sebab-sebab lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi
tanggung jawab kontraktor.

Dan pekerjaan pengecatan lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana dengan
warna sesuai persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah warna atau
sebab-sebab lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi
tanggung jawab kontraktor.

a. Cat dinding, Plafond dan lisplank


 Untuk cat dinding luar, cat dinding dalam dan plafond menggunakan cat ex. Dulux
Catylac, Jotun interior, Nippon Weatherbond produksi pabrik yang berstandart
mutu kualitas baik (disertai dengan brosur dan contoh warna) dengan warna
ditentukan kemudian.
 Dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam, dinding luar, plafond dan
lisplank sesuai gambar perencanaan.
 Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan ketentuan standart dari pabrik pembuat.
 Sebelum dicat permukaan dinding tembok/beton yang akan dicat harus betul-betul
rata dan dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang dibasahi /
amplas basah dan setelah kering diplamir sehinga permukaannya menjadi rata dan
halus.
 Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir yang
merata warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna yang
merata.
 Untuk fhinis batu alam dilaksanakan pada bagian – bagian yang telah di tentukan
pada gambar perencanaan, dengan baik dan rapi.
 Sedangkan untuk pekerjaan waterproofing dilaksanankan rapi, rata dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan standart dari pabrik pembuat.
 Sebelum pekerjaan pengecatan pemborong harus terlebih dahulu mengajukan
contoh untuk mendapatkan persetujuan dari pihak direksi.
b. Finish melamin
 Dempul terlebih dahulu pada bagian cacat kayu seperti mata mati, hati, lubang dll.
Untuk jenis lem yang digunakan untuk mendempul pada tahapan ini disarankan
menggunakan lem epoxy (terdiri dari resin dan hardener) sebab lem epoxy sangat
kuat dan tidak mudah lepas atau pecah. Lem ini banyak dijual di toko-toko
bangunan
 setelah dempulnya benar-benar kering, kemudian gerinda barang tersebut
menggunakan kertas gosok no 80 atau 100 hingga permukaan kayunya benar-
benar rata dan datar (tidak bergelombang). Proses penggerindaan ini
membutuhkan keahlihan, jika anda rasa pekerja anda kurang ahli dalam
menggunakan mesin grinda, sebaiknya jangan dipaksakan sebab barang tersebut
malah akan menjadi rusak (akan terlalu bergelombang). Ada alternatif lain yakni
dengan cara menggosoknya secara manual menggunakan kertas gosok no 40
(paling kasar).
 Untuk tahapan yang kedua ini, hasil yang ditargetkan bukan halusnya barang
melainkan barang tersebut harus benar-benar rata dan datar (tidak bergelombang)
terlebih dahulu.
 setelah proses kedua selesai, kemudian dilanjutkan dengan menggosok lagi
dengan kertas gosok no 150. Tahapan ini dikerjakan secara manual dan hasil akhir
yang ditargetkan adalah kehalusan barang.
 Tahapan pertama hingga ketiga harus benar-benar anda kontrol sebab kualitas
hasil akhir nanti banyak ditentukan oleh tahapan ini.
 Jika furniture yang anda kerjakan tersebut dirasa sudah baik dan cukup kemudian
dilanjutkan dengan mengkuaskan wood filler pada permukaan kayunya. Untuk
meminimalisir biaya, anda bisa menggantinya menggunakan bahan lain yakni
campuran sendiri. Bahan yang dibutuhkan adalah talek, oker kuning, oker merah,
lem putih (lem fox atau sejenisnya) dan air. Dan cara mencampurnya, dengan
perbandingan talek 1 kg : oker kuning ± ½ ons : oker merah ± ¼ ons : lem putih 1
bungkus lalu dicampur air dan diaduk hingga benar-benar bercampur (airnya
jangan terlalu banyak, dibikin kental saja).
 Setelah kering, gosok lagi furniture yang sudah dikuas wood filler tersebut dengan
kertas gosok no 180 atau 220 hingga bersih.
 Kuas lagi dengan sanding sealer yang sudah dicampur tinner. Cara
mencampurnya sanding ½ kg : tinner 1 liter (Tiner ND) dan tambahkan hardener
secukupnya agar cepat kering.
 Setelah sandingnya kering, kemudian tutup pori-pori kayu yang kecil-kecil dengan
menggunakan wood filler yang kental. (yang ini jangan menggunakan bahan
campuran sendiri ya)
 Gosok dengan kertas gosok no 180 atau 220.
 Setelah selesai, kemudian lanjutkan dengan proses pewarnaan dengan
menggunakan spray atau spet. Cara membuatnnya, sanding sealer 1 kg + tinner 1
kg + woodstain (warna sesuai selera : darkbrown, candy brown, walnut brown dll)
dan jangan lupa kasih hardener secukupnya.
 Setelah kering, gosok menggunakan kertas gosok air no 400 (ini membutuhkan
pekerja yang berpengalaman sebab jika tenaga pemula, sangat rawan warna
menjadi hilang dan menjadi berbelang)
 Jika selesai, semprot dengan sanding sealer. Campurannya : sanding sealer 1 kg
+ tinner 1 liter ( tiner A spesial) + hardener. Lalu biarkan hingga kering, disarankan
biarkan selama sehari
 Setelah kering, gosok lagi menggunakan kertas gosok air no 400 (dibutuhkan
tenaga kerja yang berpengalaman)
 Seprot dengan melamine clear, bisa doff, gloss atau semi gloss sesuai selera.
Campurannya: clear 1 kg + tinner 1 liter (tiner A spesial) dan hardener secukupnya
(jangan terlalu banyak agar hasilnya benar-benar halus.

c. Water proofing

 Untuk water proofing menggunakan produksi pabrik yang berstandart mutu, dan
kualitas baik yang dapat disetujui oleh Direksi.
 Sebelum pengecatan/aplikasi, bersihkan permukaan substrat dari minyak,
jamur/lumut, debu, dan kotoran-kotoran lainnya dengan menggunakan amplas,
sikat kawat, larutan pembersih atau alat lainnya.
 Untuk pengecatan/aplikasi gunakan kuas, roll, convensional spray gun atau airless
spraygun.
 Gunakan campuran water proofing dan semen putih (1 : 1) untuk kondisi normal,
dan untuk retakan yang lebar gunakan campuran water proofing, semen dan pasir
halus (1 : 1 : 1), sedangkan untuk retakan pada atap atau dak beton, pertama
aplisikasikan waterproofing, kemudian perkuat fiberglass mat atau kain kasa,
setelah itu aplikasikan campuran waterproofing, semen dan pasir halus (1 : 1 : 1),
tambahkan air secukupnya.
 Setelah kering, bersihkan sisa pasir yang tidak menempel.
 Seluruh pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan dengan baik sampai didapat
hasil yang baik dan aplikasi yang merata dengan pelaksanaan yang sesuai
ketentuan standart dari pabrik pembuat.

35. PEKERJAAN LISTRIK

Pekerjaan listrik dilaksanakan dengan menggunakan instalasi listrik baru dengan pemasangan
instalasi seperti pada gambar perencanaan.

35.1. Persyaratan
a. Untuk keperluan ini pemborong dapat menugaskan pihak ketiga (instalatir) yang
mempunyai sertifikat dari PLN setempat dengan mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi secara tertulis.
b. Pemborong tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut pemborong harus membuat
gambar / diagram instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujuan
dari Direksi.
d. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini dengan
tegangan / voltage : 110 / 220 V sesuai dengan keadaan setempat yang ada.
e. Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Direksi.
f. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu
ini (PUIL) tahun 1997.
g. Instalasi listrik dipasang dengan kondisi sampai menyala.

35.2. Pekerjaan Pemasangan Pipa


a. Pemasangan pipa-pipa seluruhnya ditanam didalam tembok sedemikian rupa,
sehingga bila ditutup (diplester) tidak menonjol keluar, penanaman pipa
dilaksanakan sebelum tembok diplester.
b. Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus dipasang dengan klem-klem dan
pipa yang digunakan ialah pipa-pipa PVC.
c. Pemasangan pipa yang diletakkan diatas kayu harus diberi lapak (klos) yang jarak
pemasangannya satu sama lain minimal 1 (satu) meter.
d. Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 m harus diberi Trakdoos (T.doos).

35.3. Pemasangan Kawat / Kabel


a. Kawat yang digunakan untuk pemasangan tersebut adaah kawat NYA ex lokal
kualitas LMK atau yang telah disetujui oleh PLN (Pusat Penyelidikan Masalah
Kelistrikan) berukuran 4 mm untuk aliran induk, 2,5 mm untuk aliran pembawa dari
skaklar ke lampu dengan satu sama lain berlainan warna (merah/hitam).
b. Penarikan kawat diatas isolator dikerjakan diatas langit-langit yang tidak terlihat
dari bawah.
c. Isolator yang digunakan ialah R.25 berukuran 25 x 25 mm dengan jarak kurang
dari 0,80 m.
d. Pada tiap-tiap penyambungan kawat dipergunakan lasdoop.
e. Pada tempat-tempat persilangan dan penyebrangan diatas tembok muka kawat itu
dimasukkan kedalam pipa sebagai pengaman.
f. Semua kawat yang dimasukkan kedalam pipa, tidak boleh ada sambungan.

35.4. Pemasangan Saklar, Stop Kontak, Sekringkast dll


a. Pemasangan saklar berkekuatan 6 A-250 V, stop kontak 15 Amp dari ebonit putih
merk VIMAR atau BROCO harus dipasang serapi-rapinya dan warna harus satu
macam, tidak boleh dicat atau diduco, semuanya pasangan dalam
(inbouwmounting)
b. Untuk saklar seri supaya dipasang memakai double truimel.
c. Tinggi saklar, stop kontak dari lantai menurut petunjuk PLN setempat. (menurut
ketentuan A.V.E.) atau 1,50 m dari lantai.

35.5. Jumlah Titik Lampu yang diperlukan


a. Jenis lampu yang digunakan adalah :
 LANTAI I
 Pasang lampu RMI TL 1x28 watt
 Pasang lampu RMI TL 2x28 watt
 Pasang lampu DL LED 5 watt
 Pasang lampu DL LED 11 watt
 Pasang lampu DL LED 13 watt
 Pasang lampu dinding LED 7 watt

 LANTAI II
 Pasang lampu RMI TL 1x28 watt
 Pasang lampu RMI TL 2x28 watt
 Pasang lampu DL LED 5 watt
 Pasang lampu DL LED 11 watt
 Pasang lampu DL LED 13 watt

b. Semua lampu penempatannya disesuaikan gambar masing-masing lokasi.


c. Jumlah titik lampu untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa
sehingga apabila salah satu group tersebut putus, penerangan dan stop kontak
pada ruangan itu tidak padam seluruhnya.

35.6. Ukuran Isolasi


Untuk ukuran isolasi ditentukan antara 0.5 Ohm sampai 0.3 Ohm.

35.1. Kotak Sekering (Panel).


a. Kotak berkunci tersebut dari plat baja dengan ukuran sesuai dengan perencanaan
serta dilengkapi dengan sekring MCB merk Siemen /sejenis.
b. Pemasangan sekring / panel secara tertanam dalam tembok terpasang kuat dan
rapi dengan lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas serta mudah untuk dijangkau.
36. PEKERJAAN SANITASI

36.1. Untuk pekerjaan sanitasi yang dilaksanakan sebagai berikut :

 LANTAI I
 Pasang closed duduk
 Pasang wastafel
 Pasang urinoir
 Pasang floordrain
 Pasang kran washtafel Ø 3/4"
 Pasang kran air Ø 3/4 "
 Pasang pipa air bersih PVC Ø 3/4"
 Pasang pipa air bersih PVC Ø 2,5"
 Pasang pipa air kotor PVC Ø 3"
 Pasang pipa kotoran PVC Ø 4"
 Pembuatan septictank
 Pembuatan resapan

 LANTAI II
 Pasang closed duduk
 Pasang wastafel
 Pasang urinoir
 Pasang floordrain
 Pasang kran washtafel Ø 3/4 "
 Pasang kran air Ø 3/4 "
 Pasang pipa air bersih PVC Ø 3/4"
 Pasang pipa air bersih PVC Ø 2,5"
 Pasang pipa air kotor PVC Ø 3"
 Pasang pipa kotoran PVC Ø 4"

36.2. Kloset duduk porselin menggunakan kloset duduk ex. Toto, Toho, Duty yang
diproduksi oleh pabrik yang memiliki standart mutu yang dipersyaratkan
36.3. Kran air, floor drain, jet shower, avour dan wastafel menggunakan kran yang diproduksi
oleh pabrik yang memiliki standart mutu yang dipersyaratkan
36.4. Pipa PVC Ø 3/4", 2,5” kualitas AW untuk air bersih, PVC menggunakan PVC yang
diproduksi oleh pabrik yang memiliki standart mutu yang dipersyaratkan
36.5. Pipa PVC Ø 3" dan Ø 4" kualitas AW untuk air kotor dan kotoran, PVC menggunakan
merk Maspion dan yang setara.
36.6. Pemasangan peralatan sanitair dan finishingnya harus baik dan rapi serta perletakannya
sesuai dengan gambar perencanaan.
37.8 Septictank dan resapan terbuat dari pasangan bata (seperti gambar detail).
37.9 Khusus untuk pipa air kotor harus dipasang sedemikian rupa dengan kemiringan yang
cukup (untuk pipa air kotor dan kotoran) sehingga air dapat mengalir lancar ke
septictank dan resapan.

37. PEKERJAAN LAIN-LAIN

37.1. Sedangkan untuk Pasang railling tangga dengan menggunakan material baru produksi
pabrikan dengan kualitas baik dan disetujui oleh Direksi, Pemasangannya sesuai
dengan gambar detail perencanaan yang telah ada didalam gambar kerja.
37.2. Pembersihan Akhir
a. Pembersihan dilaksanakan pada :
Semua jenis kotoran, tanaman, tumpukan sisa material, peralatan tak terpakai dan
lain-lain yang berada disekitar daerah pekerjaan hingga seluas kapling bangunan.

b. Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera dikeluarkan dari lokasi


pekerjaan atau ditempatkan dilapangan pekerjaan sesuai petunjuk direksi.
c. Setelah pembersihan lahan harus dilakukan perataan lahan kembali.

38. PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA

Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu
sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus telah menyerahkan
pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna Anggaran secara
tertulis dan pengawas berkewajiban :

a. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak


pemborongan.
b. Menanggapi / melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran tentang hasil pekerjaan
pemborong tersebut secara tertulis.

Kuasa Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan penyerahan
tersebut diatas berdasarkan :
 Kontrak pemborong
 Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong
 Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut.

39. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA

Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga serah
terima yang kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab
pemborong sepenuhnya, antara lain :

a. Penyempurnaan dan pemeliharaan


b. Pembersihan
c. Keamanan dan penjagaan

Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka
penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada
penyerahan pekerjaan yang pertama.

40. P E N U T U P

a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan,
pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh
pemborong " maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.

b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini,
haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan
dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor. Termasuk didalamnya
pengurusan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan).
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain
sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai
dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya
kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

d. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak
Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

Anda mungkin juga menyukai