SPESIFIKASI TEKNIS
Keterangan :
Pokja ULP menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi lingkup pekerjaan :
PEMBANGUNAN RUANG KELAS DAN LABORATORIUM DI UPT. PELATIHAN KESEHATAN
MASYARAKAT MURNAJATI LAWANG.
2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi,
Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember
1980 dan Perpres Nomor 54 tahun 2010.
2.2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila
bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan
peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Kuasa
Pengguna Anggaran / Direksi (secara tertulis).
2.3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu
bahan satu jenis.
2.4. Bila Rekanan telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan
tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah
ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab rekanan.
2.5. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-
barang yang memuaskan Pemberi Tugas.
3. URAIAN PEKERJAAN
3.1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat
pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin,
alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua alat-alat
tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk
memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.
4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah
disampaikan kepada rekanan beserta dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak boleh
mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa Pengguna
Anggaran. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-
maksud lain.
5.1. Adapun kebangsaan pemborong, Sub Pemborong, leveransir atau penengah (Arbitrase)
dan dimanapun mereka bertempat tinggal / menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan
atau bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-
undang yang melindungi kontrak ini.
6.1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar
detail yang dipakai/diikuti.
6.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka dalam gambar yang diikuti.
6.3. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang dipakai dalam RKS
tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.
6.4. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas.
Setelah rekanan menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran dan hal tersebut
akan dibahas dalam rapat penjelasan.
6.5. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen
yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.
7. PERSIAPAN DI LAPANGAN
8. JADWAL PELAKSANAAN
Pada saat rekanan akan mulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan menerima SPK dari
Kuasa Pengguna Anggaran harus segera mengadakan persiapan antara lain pembuatan jadwal
pelaksanaan yang berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan,
waktu yang dicantumkan atau direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam kontrak. Bar Chart tersebut harus selalu berada dilokasi, tempat pekerjaan
untuk diikuti dengan perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan diberikan
tanda garis tinta warna merah. Bila terdapat/terlihat hambatan, semua pihak harus segera
mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi.
11.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut
pada waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
pemborong dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.
11.3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan
pertama yang selalu tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi
Keet/Bouwkeet.
13.1. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
13.2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik
bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap
defiktif.
14.1. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar pekerjaan
apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan
pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum
dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong untuk
disempurnakan dengan kontrak.
14.2. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai
dengan kontrak.
14.3. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
15.1. Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan AV-
41 pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Direksi
melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-
persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala
sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun
satu dan lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.
15.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan
pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak
tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
15.3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
16.1. Pemborong tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas
lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.
16.2. Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan
pekerjaan.
16.3. Pemborong harus memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,8 x 1,2 m 2
warna dasar putih tulisan hitam.
17.1. Termasuk didalam lingkup perkerjaan persiapan pelaksanaan konstruksi ini adalah
penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan :
a. Pekerjaan pembersihan lokasi
b. Pekerjaan pengukuran
c. Pekerjaan pemasangan papan bangunan (pasang bouwplank)
d. Sewa scafolding
17.3. Pada saat mengadakan persiapan pengukuran Direksi Lapangan sudah harus mulai aktif
untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
17.4. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat
meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.
18.2. Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
atau ditempatkan dilapangan pekerjaan sesuai petunjuk direksi.
18.3. Setelah pembersihan lahan bekas bongkaran lantai bagian belakang harus dilakukan
perataan lahan rata dengan tanah.
19. PEKERJAAN PENGUKURAN
19.1. Lingkup pekerjaan pelaksanaan konstruksi ini adalah penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pematokan.
19.2. Bahan yang dimaksud adalah bahan untuk pemasangan patok ukur yang terdiri dari
kayu meranti/kruing ukuran 5/7 serta peralatan ukur berupa pesawat ukur theodolite dan
atau alat ukur lainnya.
19.3. Pengukuran awal harus dilakukan guna menentukan titik-titik kolom bangunan di
lapangan, serta duga tinggi ± 0.00 (yakni sama dengan tinggi permukaan BM yang
sudah ditentukan).
19.4. Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai dengan tahapan pekerjaan yang
membutuhkannya yang antara lain adalah :
a. Untuk penetapan pemasangan bouwplank
b. Untuk leveling lantai struktur, ring balk, untuk kedudukan kuda-kuda dan lain-lain.
c. Untuk pengecekan kebenaran kedudukan elemen-elemen konstruksi selama
pengerjaannya.
19.5. Hasil pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda patok-patok ukur dititik-
titik koordinat yang dimaksud serta diberi tanda duga tingginya (peil) dengan cat warna
merah.
19.6. Patok-patok ukur harus terbuat dari kayu meranti/kruing berukuran penampang 5/7 cm,
ditanam kokoh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau berubah tempat oleh
benturan- benturan kecil akibat pelaksanaan pekerjaan lainnya (pemasangan
bouwplank). Bila patok-patok ini bergeser, miring, atau tenggelam/tercabut, maka
kontraktor pelaksana harus menggantinya dengan melakukan pengukuran kembali
sebagaimana mestinya.
19.7. Pengukuran harus dilaksanakan oleh tenaga pengukur lapangan yang terampil dengan
menggunakan alat ukur theodolite. Pengukuran ini harus selalu disertai oleh Konsultan
Pengawas / Direksi dan sebelum penanaman patok ukur, titik-titik ukur yang ditetapkan
sudah harus disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
19.8. Pengukuran awal ini akan dituangkan dalam Berita Acara pengukuran awal (Uitzet) yang
ditanda tangani semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi bangunan ini
untuk dipakai sebagai pedoman bagi pengukuran selanjutnya.
19.10. Bila oleh karena sesuatu hal kontraktor pelaksana tidak dapat menyediakannya di
lapangan pekerjaan maka Konsultan Pengawas/Direksi berwenang mengadakannya
dengan biaya sewa yang ditanggung oleh kontraktor pelaksana.
19.11. Hal ini sudah harus dianggap sebagai faktor-faktor yang sudah diperhitungkan di dalam
penawaran pekerjaan ini.
19.12. direksi dan dibuatkan berita acara serah terima kepada owner.
20.1. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, bahan material dan
peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan bouwplank.
20.2. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
a. Kayu meranti ukuran 5/7 dan papan meranti MC 2/20
b. Cat warna merah
20.3. Papan bangunan ukuran 2/20, diketam rata permukaan atasnya, di pasang rata air
setinggi duga lantai (± 0.00) berjarak 2 m kearah luar as kolom bangunan.
20.4. Tiang-tiang papan bangunan ukuran 5/7, dipasang kokoh maksimal setiap jarak 2 m.
20.5. Semua titik as kolom pada papan bangunan harus diberi tanda dengan cat dan paku.
20.6. Papan bangunan harus tetap berdiri kokoh hingga pelaksanaan konstruksi mencapai
pengecoran beton plat lantai.
21.1. Pekerjaan urugan dilaksanakan pada lahan yang akan dipakai untuk bangunan ini
seperti yang tercantum pada gambar.
21.2. Lahan yang akan dipakai untuk bangunan baru ini diurug dengan menggunakan urugan
sirtu yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan masin pemadat/mesin penggilas
dengan menggunakan mesin pemadat.
21.3. Sedangkan untuk pekerjaan urugan pasir dilaksanakan untuk pekerjaan, urugan bawah
pondasi batu kali.
21.4. Dalamnya parit pondasi harus sesuai gambar dan gambar detail. Hal-hal yang
menyimpang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan lebih atau kurang, galian harus
cukup lebar untuk dapatnya pekerja dengan baik serta sisinya tidak mudah gugur.
21.5. Galian tanah pondasi harus dibuang diluar bouwplank dan diratakan diluar gedung
sedemikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali kedalam lobang parit pondasi.
21.6. Jika Direksi menganggap pondasi sudah cukup mengeras urugan dilakukan selapis
demi selapis dengan pasir urug yang sudah dipilih (bersih) dan ditumbuk hingga padat.
21.7. Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan tanah galian
sehingga mencapai tanah asli, baik bagian luar maupun semua bagian dalam
dipadatkan dan disiram dengan air sehingga kenyang dan padat.
21.8. Dibawah pondasi harus diurug dengan pasir urug minimal tebal setelah dipadatkan 10
cm atau sesuai gambar.
21.9. Pemborong harus menyediakan mesin-mesin pompa yang bekerja baik untuk
menguras/mengeringkan genangan-genangan air pada galian dan lobang pondasi
akibat hujan, air sumber atau sebab-sebab lain pondasi harus dikerjakan dalam
keadaan galian yang kering.
22.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan dan pendayagunaan tenaga kerja,
bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua
pekerjaan pemasangan pondasi strauss dan yang berhubungan, antara lain :
a. Perataan dan pembersihan lokasi kerja hingga benar-benar datar dan bebas
darisegala macam bahan yang dapat mengganggu jalannya pekerjaan.
b. Survei dan setting titik strauss sesuai berita acara uitzet.
c. Penyediaan material dan pekerjaan pembersihan.
22.2. Pondasi strauss yang digunakan setara produksi lokal dengan penampang lingkaran
diameter 30 cm dengan mutu beton K.250, dengan kedalam tiang 3 m atau sesuai
gambar rancangan pelaksanaan.
22.3. Pemasangan pondasi strauss harus dilaksanakan tepat pada titik-titik pondasiyang telah
disetujui Direksi. Arah pondasi strauss adalah tegak lurus bidang rata air. Oleh
karenanya selama pengerjaan pondasi, kelurusan harus dikontrol dengan 2 alat ukur
theodolite pada sumbu absis dan ordinatnya. Penyimpangan akhir pelaksanaan hanya
diperkenankan maksimum 5 cm dari sumbu absis dan ordinatnya.
22.4. Bila penyimpangan kedudukannya lebih dari yang disyaratkan, kontraktor pelaksana
harus membuat rencanan perubahan poer beserta perhitungan konstruksinya dan harus
mendapatkan persetujuan direksi sebelum poer dilaksanakan.
22.5. Bila hal ini terjadi, tambahan biaya yang mungkin timbul sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor pelaksana.
22.6. Pemasangan pondasi strauss dilaksanakan pada titik yang telah ditentukan dengan
pedoman sesuai gambar rencana.
22.7. Pengerjaan pondasi strauss dilakukan hingga kedalam 3 m dari permukaan tanah asli.
Setiap pekerjaan pondasi strauss harus disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
22.8. Pekerjaan pembuatan poer harus dilaksanakan sesuai gambar perencanaan, Agar
tulangan dari pondasi strauss tersebut dapat dikaitkan di dalam poer adalah menjadi
tanggung jawab kontraktor dan sudah harus dianggap telah termasuk dalam faktor-
faktor penawaran.
22.10. Pelaksanaan konstruksi diatas pondasi baru boleh dilaksanakan setelah pondasi benar-
benar kering (minimal 3 minggu setelah selesai pengecoran poer di tiap-tiap titik
pondasi) serta meperoleh persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
LANTAI I DAN II
23.1. Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku (PBI
1971) dengan jenis beton sesuai gambar perencanaan.
23.2. Pekerjaan beton bertulang dengan Mutu Beton K225 dan K250 harus dilaksanakan pada
beton bertulang struktur dan diaduk dengan mesin pengaduk / mollen sesuai dengan
persyaratan uji :
Semen :
Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen produksi dalam
negeri merk Gresik, Tiga Roda atau setara dan sesuai standart SNI.
Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/merk.
Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong
semen yang masih utuh.
Untuk penyimpanan diletakkan min. 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai
mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi.
Agregat Beton :
Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia, bahan
organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan PBI 71
jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5% keseluruhannya.
Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang
seperti kubus dan mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan split harus
bersih, keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu
beton dan memenuhi persyaratan PBI 71.
Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat
campuran di daerah baik menurut PBI 71.
Air :
Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali
dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Direksi dan bila air yang
digunakan meragukan, maka Pemborong harus mengadakan penelitian
Laboratorium dengan biaya atas tanggungan Pemborong.
Besi Beton :
Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu Ø8 (polos), Ø10
(polos), Ø12 (polos), Ø13, (polos dan ulir) Ø 14 (polos) dan Ø 16 (polos dan ulir) dan
D-19 (ulir) dilengkapi dengan pengetesan di Laboratorium dengan diameter-diameter
seperti yang tertera dalam gambar.
Penggunaan diameter yang lain diperkenankan apabila ada persetujuan tertulis dari
Direksi.
Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut
gambar / rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai
dengan diameter masing-masing.
Kayu untuk cetakan beton :
Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai
kayu meranti.
Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal ± 6 mm dan
pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek dilapis
cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel
pada papan / multiplek, perancah bekesting dipergunakan kayu meranti ukuran
minimum 5/7 cm atau rangka baja/schafolding.
24.1. Termasuk didalam lingkup pekerjaan pemeliharaan beton ini adalah penyediaan tenaga,
bahan material, dan peralatan untuk pelaksanaan perlindungan beton hingga beton yang
baru dicor terlindungi dari sinar matahari langsung, angin, dan hujan sampai beton sempat
mengeras secara wajar.
24.3. Kontraktor pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin, dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
24.4. Kontraktor pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat dengan
cara-cara sebagai dibawah ini :
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara teratur
sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya permukaan
plat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal
berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat
pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan pengawas/Direksi.
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2x sehari harus dilakukan setelah
bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau menggangkut barang diatas beton atau memakai
bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Konsultan pengawas/Direksi bahwa
beton tersebut belum cukup mengeras.
25.1. Termasuk didalam lingkup pekerjaan pembongkaran bekisting ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pembongkaran bekisting beton.
a. Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8.
b. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban kerja
di atasnya bila hal tersebut akan dilakukan.
25.3. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor pelaksana harus mengajukan ijin
pembongkaran secara lisan kepada Konsultan Pengawas/Direksi. Namun sebelum
Konsultan pengawas/Direksi memberikan ijin secara tertulis (baik melalui surat resmi
maupun tertulis dalam buku Konsultan pengawas/Direksi), Kontraktor pelaksana tidak
dibenarkan melakukan pembongkaran.
25.4. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa sehingga:
a. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun
konstruksi lainnya.
b. Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.
25.5. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi dengan
mortar beton sesuai campuran asal.
25.6. Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan disuatu tempat atas petunjuk
Konsultan pengawas/Direksi sehingga tidak menghambat jalannya pelaksanaan
selanjutnya.
25.7. Akibat-akibat dari kekhilafan kontraktor pelaksana dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawabnya.
Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan dinding batu bata yang dapat dilihat pada gambar
perencanaan dengan syarat sebagai berikut :
LANTAI I DAN II
26.1. Semua pasangan tembok batu bata tebal ½ bata dan bata rolag dibuat dengan campuran
(adukan) perekat 1 Pc : 5 Ps sedangkan untuk pasangan tembok yang harus rapat
air (trasraam) dibuat dengan perekat 1 Pc : 3 Ps.
26.2. Tembok harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-retak
dengan maksimum pecah dari batu bata merah 20 %.
26.3. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi, dan sebelum dipasng direndam
air terlebih dahulu hingga kenyang.
26.4. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang matang,
berukuran sama, tidak boleh pecah-pecah dan lain-lain menurut pemeriksaan Direksi
26.5. Tidak diperbolehkan dipasang bata bekas atau batu bata yang pecah-pecah.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru sebagai berikut :
LANTAI I DAN II
27.1. Campuran spesi untuk plesteran beton dibuat 1 Pc : 3 Ps sedang untuk plesteran tembok
biasa dilaksanakan campuran 1 Pc : 5 Ps hasil ayakan yang halus dan selalu ditakar.
27.2. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok rata dan halus, merupakan
suatu bidang yang tegak lurus dan siku. Tidak boleh ada retak-retak, kemudian jika terjadi
retak-retak pemborong harus segera memperbaikinya.
LANTAI II
Pasang kusen aluminium 4"
Pasang daun pintu WPC uk. 0.90 x 2.1m (slaiding lipat)
Pasang daun pintu WPC uk. 0.90 x 2.1m
Pasang daun pintu kaca rangka aluinium uk. 0.90 x 2.1m
Pasang daun pintu PVC KM/W
Pasang daun jendela kaca rangka aluminium uk. 0.72 x 1.46m
Pasang kisis-kisi panel aluminium
Pasang cermin wastafel uk. 1x2.11 di bevel 3cm
Pasang kaca T= 5mm
b. Untuk kosen yang menggunakan alumunim 4" produksi pabrik (disertai dengan
contoh dan brosur), berkualitas baik dengan spesifikasi sebagai berikut :
Dimensi : 4" x 1 ¾"
Tebal profil alumunium : 1.00 mm
Ultimate strength : 28.000 psi
Yield strenght : 22.000 psi
Shear strenght : 17.000 psi
Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah 8 mikron
dengan (warna coklat) atau ditentukan kemudian
c. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela
d. Semua alumunium yang dipakai harus pabrikasi, benar-benar lurus dan kualitas
baik.
e. Ukuran alumunium adalah ukuran jadi seperti tertera pada gambar kerja dengan
toleransi 2 mm.
f. Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dynabolt, kawat dan lainnya harus
bergalvanisir sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Indonesia.
Pekerjaan baja khusus dipasang untuk kuda-kuda, gording dan nok serta jurai yang
meliputi :
LANTAI II
Pasang rangka atap baja WF 300.150.6,5.9
Pasang konsol baja WF 150.75.5.7
Pasang gording besi C. 150.65.20.2,3
Pasang plat pengaku, penyambung dan apollo T= 10mm
Pasang plat plendes T= 12mm
Pasang besi siku L 50x50 x5
Pasang trekstang besi Ø 12mm
Pasang ikatan angin besi Ø 19mm
Pasang besi tarik Ø 19mm
Pasang baut mur Ø 12mm
Pasang baut mur Ø 16mm
Pasang baut angkur Ø 10mm P= 30cm
Pasang baut angkur Ø 16mm P= 50cm
Pasang jarum keras Ø 19mm
Pasang listplank kayu 3/30
Pasang atap metal sheet motif genteng bertabur pasir
Pasang bubungan metal sheet motif genteng bertabur pasir
Umum
Pekerjaan struktur baja adalah bagian-bagian yang dalam gambar rencana
dinyatakan sebagai struktur baja, juga bagian yang menurut sifat strukturnya
memakai baja dalam hal ini adalah sebagai rangka atap Gedung.
Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut kontraktor harus membuat gambar kerja
(shop drawing) dari pekerjaan baja dan bila perlu dilengkapi dengan perhitungan
struktur seperlunya.
Gambar kerja meliputi detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang
baut angkur, las, pertemuan pada pemutusan, pengaku, ukuran-ukuran dan lain-lain
yang secara teknis diperlukan, terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.
Gambar-gambar perencana sebagai gambar referensi untuk gambar kerja.
Setiap ada perubahan dimensi dari profil baja bangunan harus dengan persetujuan
direksi.
Sub kontraktor yang dipakai oleh kontraktor (bila ada) harus diketahui dan disetujui
oleh direksi.
Mutu Bahan
Profil baja dan plat yang digunakan adalah baja St-37 atau ASTM A-36 atau SS.41
(JIS G.3101 – 1970) atau Fe 360 (PPBI) dan harus ada sertifikat pabrik. Tegangan
leleh minimum 2400 kg/cm².
High strength bolt sesuai ASTM A-325 (High Strength Friction Grip).
Digunakan lectrode las dengan mutu AWS E-6010, sesuai dengan ASTM A-233.
Cat yang dipergunakan adalah cat yang diperuntukkan khusus untuk baja oleh
pabrik pembuatnya dan dari jenis yang berkualitas baik.
Untuk baja yang tidak dibungkus beton harus diberi cat Zinkromate / Anti karat.
Semua bahan yang digunakan harus disertai dengan sertifikat dari pabrik
pembuatnya dan harus diperiksa serta mendapat persetujuan direksi.
29.2. Pabrikasi
a. Umum
Tenaga kerja yang digunakan (termasuk tukang-tukang) harus betul-betul ahli pada
bidangnya dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk
direksi proyek. Ketelitian pekerjaan sangat diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh
bagian dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu pemasangan.Sebelum
pelaksanaan pabrikasi, gambar shop drawing harus sudah disetujui oleh direksi.Direksi
proyek mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan
pemeriksaan pekerjaan.Tidak satu pekerjapun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim
sebelum diperiksa dan disetujui. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan
gambar rencana atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera
diperbaiki.Kontraktor pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri semua pekerjaan,
alat-alat perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan
pekerjaan.Kontraktor pabrikasi harus memperkenankan kontraktor Montase untuk
sewaktu-waktu memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai
cara-cara dan lain-lain yang berhubungan dengan waktu pemasangan ditempat
pekerjaan.Kontraktor Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan
instruksi-instruksi mengenai cara penyelenggaraan pabrikasi.
b. Pola Pengukuran
Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor pabrikasi. Semua pengukuran
harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui.
k. Pengecatan di bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka
permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan
mesin perkakas dan pada perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi
logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting) atau
dengan cara lain yang disetujui.
l. Toleransi
Batang-batang profil harus lurus menurut ASTM specification A–. Batang profil tekan
tidak boleh bengkok dengan 1/1000 dari ujung batang.
Batang profil harus bebas dari puntiran bengkokan dan lubang-lubang dan bengkokan
tajam.
Perbedaan panjang tidak boleh melebihi 1/32 inch untuk ujung-ujungnya yang dibuat
sebagai perletakan dan 1/16 inch untuk hating – batang struktur yang panjangnya 9
meter kurang, dan 1/8 inch untuk batang yang panjangnya lebih dari 9 meter.
b. Kerangka Baja
Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan – tumpuan sedemikian rupa,
sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti tertera digambar
rencana.
Tumpuan-tumpuan itu tidak disingkirkan sebelum seluruh sambungan (kecuali
sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat permanen.
Pemasangan permanent baut tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan direksi dan pada
umumnya persetujuan semacam itu tidak akan diberikan sebelum bentang itu telah
terpasang dengan gelagar melintang, batang penguat dan baut-baut stel seperti yang
disyaratkan.
c. Pengontrolan
Pengecekan hubungan tegangan / torque dilakukan oleh kontraktor Montase dan
direksi akan melakukan test pengecekan torque dilapangan.
Setiap panjang las yang kurang harus disesuaikan menurut kebutuhan sehingga
mencapai tegangan yang diperlukan.
d. Pengecatan Baja
Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat dasar yang
telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas
misalnya pada perletakan.
e. Pekerjaan rangka atap ini dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Untuk listplank memakai listplank kayu tebal 3/30 dengan kualitas baik dan
disesuaikan dengan gambar perencanaan.
Pekerjaan atap/kap harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga mendapat
bidang atap yang rata dan rapat.
Ukuran balok-balok kap dalam gambar terlampir dilaksanakan dengan ukuran
perdagangan dengan mengikuti rencana gambar yang ada, yaitu sebagai berikut :
listplank pemasangannya disesuaikan dengan yang telah terlukis dalam gambar
perencanaan.
Pekerjaan penutup atap menggunakan jenis metal sheet T=0,4 mm yang dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
- Penutup atap dipasang pada seluruh bagian atap gedung dengan menggunakan metal sheet
motif genteng bertabur pasir produksi pabrikasi dengan kualitas baik dan memiliki strandart
ISO
- Pemasangan meggunakan paku (sekrup) anti karat
- Sebagai bubungan, dipakai produksi sama pabrikasi dengan kualitas baik dan memiliki
strandart ISO.
- Pemasangan atap metalsheet harus rapat, lurus dalam segala arah kaitan, saling menutup
dan tidak terdapat kebocoran. Untuk menghindari hal itu maka dalam rencana
pemasangannya harus disesuaikan antara pemasangan rangka dan ukuran lembar metal
sheet yang akan dipakai.
LANTAI 1
Pasang granite tile lantai 40x40
Pasang granite tile lantai tangga 30x30
Pasang granite tile lantai KM/WC 20X20 (kasar)
Pasang granite tile dinding KM/WC 20x50 motif terang
Pasang granite tile dinding KM/WC 20x50 motif gelap
Pasang granite tile meja washtafel 30X30
Pasang batu alam
LANTAI 2
Pasang granite tile lantai 40x40
Pasang granite tile lantai KM/WC 20X20 (kasar)
Pasang granite tile dinding KM/WC 20x50 motif terang
Pasang granite tile dinding KM/WC 20x50 motif gelap
Pasang granite tile meja washtafel 30X30
Pasang batu alam
a. Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah :
Untuk Pekerjaan lantai menggunakan granite lantai warna terang berukuran 40 x 40
cm , warna terang untuk lantai tangga 30 x 30 cm warna terang untuk teras produksi
pabrik yang berstandart mutu, berkualitas baik dengan bentuk maupun ukurannya
(presisi). Dipasang bagian yang telah ditunjuk didalam gambar perencanaan.
Untuk Pekerjaan granite lantai menggunakan keramik KM/WC kasar dan halus motif
terang berukuran 20 x 20 cm dan granite dinding 20 x 50 cm (motif terang dan gelap)
cm produksi pabrik yang berstandart mutu, berkualitas baik dengan bentuk maupun
ukurannya (presisi). Dipasang bagian yang telah ditunjuk didalam gambar
perencanaan.
Untuk meja wastafel menggunakan granite tile berukuran 30 x 30 cm produksi pabrik
yang berstandart mutu, berkualitas baik dengan bentuk maupun ukurannya (presisi).
Dipasang bagian yang telah ditunjuk didalam gambar perencanaan.
Pemasangan keramik dengan pola sesuai gambar menggunakan perekat 1 pc : 3 ps
dengan jarak celah (nat) 2 mm diisi semen cair + lem Rajawali, sedemikian rupa
datar, nat lurus dan siku.
Untuk pemasangan pelapis dinding granite dipasang dengan baik dan rapi dan
setiap sambungan sudut harus di verstek.
b. Sebelum pemasangan keramik pemborong wajib mengajukan contoh bahan/material
ex. Indogres, Granito, Essenza pilih salah satu untuk mendapatkan persetujuan
Direksi / Pengawas lapangan
c. Pemborong bertanggung jawab atas kerapian pasangan dan kesamaan warna dan
kualitas dari keramik demikian juga terhadap pemasangannya harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
LANTAI II
Pasang kunci 2x putar
Pasang kunci 1x putar
Pasang handle pintu
Pasang engsel pintu
Pasang grendel pintu
Pasang engsel jendela
Pasang grendel jendela
Pasang hak angin jendela
LANTAI II
Cat dinding
Cat plafond
Cat kayu listplang
Cat batu alam
Waterprofing
Dan pekerjaan pengecatan lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana dengan
warna sesuai persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah warna atau
sebab-sebab lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi
tanggung jawab kontraktor.
Dan pekerjaan pengecatan lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana dengan
warna sesuai persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah warna atau
sebab-sebab lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi
tanggung jawab kontraktor.
c. Water proofing
Untuk water proofing menggunakan produksi pabrik yang berstandart mutu, dan
kualitas baik yang dapat disetujui oleh Direksi.
Sebelum pengecatan/aplikasi, bersihkan permukaan substrat dari minyak,
jamur/lumut, debu, dan kotoran-kotoran lainnya dengan menggunakan amplas,
sikat kawat, larutan pembersih atau alat lainnya.
Untuk pengecatan/aplikasi gunakan kuas, roll, convensional spray gun atau airless
spraygun.
Gunakan campuran water proofing dan semen putih (1 : 1) untuk kondisi normal,
dan untuk retakan yang lebar gunakan campuran water proofing, semen dan pasir
halus (1 : 1 : 1), sedangkan untuk retakan pada atap atau dak beton, pertama
aplisikasikan waterproofing, kemudian perkuat fiberglass mat atau kain kasa,
setelah itu aplikasikan campuran waterproofing, semen dan pasir halus (1 : 1 : 1),
tambahkan air secukupnya.
Setelah kering, bersihkan sisa pasir yang tidak menempel.
Seluruh pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan dengan baik sampai didapat
hasil yang baik dan aplikasi yang merata dengan pelaksanaan yang sesuai
ketentuan standart dari pabrik pembuat.
Pekerjaan listrik dilaksanakan dengan menggunakan instalasi listrik baru dengan pemasangan
instalasi seperti pada gambar perencanaan.
35.1. Persyaratan
a. Untuk keperluan ini pemborong dapat menugaskan pihak ketiga (instalatir) yang
mempunyai sertifikat dari PLN setempat dengan mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi secara tertulis.
b. Pemborong tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut pemborong harus membuat
gambar / diagram instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujuan
dari Direksi.
d. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini dengan
tegangan / voltage : 110 / 220 V sesuai dengan keadaan setempat yang ada.
e. Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Direksi.
f. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu
ini (PUIL) tahun 1997.
g. Instalasi listrik dipasang dengan kondisi sampai menyala.
LANTAI II
Pasang lampu RMI TL 1x28 watt
Pasang lampu RMI TL 2x28 watt
Pasang lampu DL LED 5 watt
Pasang lampu DL LED 11 watt
Pasang lampu DL LED 13 watt
LANTAI I
Pasang closed duduk
Pasang wastafel
Pasang urinoir
Pasang floordrain
Pasang kran washtafel Ø 3/4"
Pasang kran air Ø 3/4 "
Pasang pipa air bersih PVC Ø 3/4"
Pasang pipa air bersih PVC Ø 2,5"
Pasang pipa air kotor PVC Ø 3"
Pasang pipa kotoran PVC Ø 4"
Pembuatan septictank
Pembuatan resapan
LANTAI II
Pasang closed duduk
Pasang wastafel
Pasang urinoir
Pasang floordrain
Pasang kran washtafel Ø 3/4 "
Pasang kran air Ø 3/4 "
Pasang pipa air bersih PVC Ø 3/4"
Pasang pipa air bersih PVC Ø 2,5"
Pasang pipa air kotor PVC Ø 3"
Pasang pipa kotoran PVC Ø 4"
36.2. Kloset duduk porselin menggunakan kloset duduk ex. Toto, Toho, Duty yang
diproduksi oleh pabrik yang memiliki standart mutu yang dipersyaratkan
36.3. Kran air, floor drain, jet shower, avour dan wastafel menggunakan kran yang diproduksi
oleh pabrik yang memiliki standart mutu yang dipersyaratkan
36.4. Pipa PVC Ø 3/4", 2,5” kualitas AW untuk air bersih, PVC menggunakan PVC yang
diproduksi oleh pabrik yang memiliki standart mutu yang dipersyaratkan
36.5. Pipa PVC Ø 3" dan Ø 4" kualitas AW untuk air kotor dan kotoran, PVC menggunakan
merk Maspion dan yang setara.
36.6. Pemasangan peralatan sanitair dan finishingnya harus baik dan rapi serta perletakannya
sesuai dengan gambar perencanaan.
37.8 Septictank dan resapan terbuat dari pasangan bata (seperti gambar detail).
37.9 Khusus untuk pipa air kotor harus dipasang sedemikian rupa dengan kemiringan yang
cukup (untuk pipa air kotor dan kotoran) sehingga air dapat mengalir lancar ke
septictank dan resapan.
37.1. Sedangkan untuk Pasang railling tangga dengan menggunakan material baru produksi
pabrikan dengan kualitas baik dan disetujui oleh Direksi, Pemasangannya sesuai
dengan gambar detail perencanaan yang telah ada didalam gambar kerja.
37.2. Pembersihan Akhir
a. Pembersihan dilaksanakan pada :
Semua jenis kotoran, tanaman, tumpukan sisa material, peralatan tak terpakai dan
lain-lain yang berada disekitar daerah pekerjaan hingga seluas kapling bangunan.
Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu
sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus telah menyerahkan
pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna Anggaran secara
tertulis dan pengawas berkewajiban :
Kuasa Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan penyerahan
tersebut diatas berdasarkan :
Kontrak pemborong
Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong
Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut.
Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga serah
terima yang kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab
pemborong sepenuhnya, antara lain :
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka
penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada
penyerahan pekerjaan yang pertama.
40. P E N U T U P
a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan,
pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh
pemborong " maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini,
haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan
dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor. Termasuk didalamnya
pengurusan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan).
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain
sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai
dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya
kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak
Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.