Anda di halaman 1dari 2

THE HEADLINES : MENCEGAH DOKTER KORUPSI

Pada video tersebut mengungkapkan bahwa penelusuran majalah tempo menemukan


sejumlah modus kongkalikong/kerjasama antara perusahaan farmasi dengan oknum
dokter terkait :

1. Mensponsori kegiatan seminar dan symposium dokter


2. Mensponsori kegiatan rumah sakit
3. Memberi biaya lobi (makan-minum, rekreasi, hiburan, dan jasa pijat)
4. Memberi uang tunai / transfer

Dari keempat hal di atas sudah ada yang terdeteksi oleh tim kajian gratifikasi salah
satunya pemberian sponsor seminar dan symposium sudah berlangsung lama (tidak ke
perorangan tapi lebih banyak ke lembaga),mensponsori kegiatan RS (yang melobi ke
farmasi bukan dokter tapi RS dan masih boleh oleh KPK) dan yang uang tunai / transfer
jelas pelanggaran etik tapi belum sampai IDI hanya ada informasi yang beredar dimana
ada majelis kehormatan etik dan akan ditindak bila ada laporan tertulis, bila tidak
ditindak itu karena hanya sekedar informasi yang tidak lengkap (tidak ada bukti). Serta
terdapat modus lain farmasi memberi bantuan ke dokter mendapat symposium ke luar
negeri(terkait pengenalan produk baru). membawa keluarga, secara etik tidak bisa
karena yang disponsori hanya dokter nya. Pengenalan produk baru tidak harus sampai
keluar negri bahkan ada symposium lewat atm (perusahaan) dan barang mahal.
Laporan pelanggaran itu bisa dari siapa saja (public), tetapi sebagai awam bahwa ada
klasifikasi dokter terkait perbedaan tarif berbeda tergantung dari kelas atau pasien yang
banyak (bukan cerita baru bagaimana Rs membajak dokter bisa pasien yang banyak).
Dan ada laporan dari dokter PNS dibawah kemenkes dimana mereka mempunyai unit
pengelola gratifikasi yang mana jika menerima symposium pribadi, lapor, KPK
menetapkan, karena banyaknya laporan tersebut maka pencegahan di galakkan. Lalu
dengan adanya BPJS, bagian pendidikan dokter dengan symposium adalah beban BPJS
bukan perusahaan farmasi yang kepentingannyaa makin banyak orang sehat makin
besar insentif ruangan yang didapat, dan itu pun sudah terlaksana atau sudah
bekerjasama dengan BPJS setempat mengadakan seminar-seminar rutin kepada dokter
untuk meningkatkan kompetensinya, semuanya dibiayaai oleh bpjs yang bekerjasama
dengan IDI untuk mencari narasumber (bila ingin mengenalkan produk hanya perlu
kontak bpjs). Serta ada cara lain sehingga dokter tidak dianggap mengambil
keuntungan yaitu IDI sudah menetapkan standar profesi yang terdiri dari standar
etik,standar kompetensi, standar pendidikan, dan standar pelayanan. Keempatnyaa ini
dibuat untuk dengan ketat mengawasi setiap dokter terkait tarif pelayanan setiap
dokter, bahkan menjelang jkn sudah ada standar kesehatan tarif termasuk standar waktu
pelayanaan sesuai IDI. Dan terkait tarif tersebut terdapat organisasi Tim Mutu Dan
Kendali Biaya yang bekerjasama dengan BPJS, organisasi profesi, dimana tim ini yang
akan megatasi semua masalah peserta terkait BPJS.

Menurut opini saya

Korupsi merupakan tindakan penyalahgunaan uang demi keuntungan pribadi atau


orang lain. Dan salah satu penyebab korupsi adalah lingkungan yang mendukung,
serakah, tuntutan hidup, karena korupsi seperti virus yang membuat manusia rentan
semakin lemah. Rentan dalam arti manusia tersebut tidak mempunyai kekuatan nilai-
nilai standar moral dan etika yang secara konsisten diterapkan. Karena etika menjadi
dasar seseorang beperilaku dengan tujuan membuat hidup bahagia atau hidup baik-baik
saja dengan unsur tanggung jawab. Hal tersebut bisa dicegah dengan memperkuat
aturan pencegahan tindakan tersebut dari pihak KPK untuk mengatasi, menanggulangi,
dan memberantas korupsi. Salah satu contoh nya adalah upaya pencegahan, upaya
penindakan, upaya edukasi seperti yang sudah terlaksana dengan membangun
kepercayaan masyarakat terkait 4 bagian standar profesi dokter, memperkuat tim mutu
dan kendali biaya yang bekerja sama dengan BPJS menangani masalah peserta terkakit
bpjs sendiri dan bekerja sama dengan bpjs untuk mengadakan seminar rutin untuk
meningkatkan kompetensi dokter.

Anda mungkin juga menyukai