Anda di halaman 1dari 4

RSU Ratih PEMBERIAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN

Kota Kediri FISIK,DAN KELOMPOK BERESIKO


No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3
Ditetapkan oleh,
DIREKTUR RSU RATIH
KOTA KEDIRI
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
dr. WISNANINGSIH SURJOSEPUTRO
OPERASIONAL NIP : 1807161 1 02
Kekerasan fisik adalah setiap tindakan yang disengaja atau
penganiayaan secara langsung merusak integritas fisik maupun
psikologis korban, ini mencakup antara lain memukul,
PENGERTIAN
menendang, manampar, mendorong, mengigit, mencubit,
pelecehan seksual dan lain – lain yang dilakukan baik oleh
pasien, staf maupun oleh pengunjung.
Tujuan dari perlindungan kekerasan fisik, usia lanjut, penderita
cacat, anak – anak dan yang beresiko disakiti adalah melindungi
kelompok pasien beresiko dari kekerasan fisik yang dilakukan
TUJUAN
oleh pengunjung, staf Rumah Sakit dan pasien lain serta
menjamin keselamatan kelompok pasien beresiko yang
mendapat pelayanan di RSU Ratih Kota Kediri
RSU Ratih Kota Kediri memberikan proses pelayanan yang
mendukung dan mengedepankan hak pasien dan keluarga
pasien serta mengutamakan keselamatan pasien di rumah sakit
KEBIJAKAN
sesuai dengan peraturan Direktur
Nomor : .................................................tentang Hak Pasien dan
Keluarga.
A. Tata laksana dari perlindungan terhadap kekerasan
fisik pada pasien sebagai berikut :
1. Petugas RSU Ratih Kota Kediri melakukan proses
mengidentifikasi pasien beresiko melalui pengkajian
secara terperinci
2. Bila tindak kekerasan fisik dilakukan oleh pasien :
Perawat unit memanggil petugas keamanan yang
bertanggung jawab untuk mengamankan kondisi.
3. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh anggota staf
PROSEDUR
rumah sakit :
Perawat unit bertanggung jawab menegur staf
tersebut dan melaporkan insiden ke Kepala bagian /
instalasi terkait untuk diproses lebih lanjut.
4. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pengunjung :
Staf bertanggungjawab dan memiliki wewenang untuk
memutuskan diperbolehkan atau tidak pengunjung
tersebut memasuki area RSU Ratih Kota Kediri.

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh


Nama
Jabatan
Tanda tangan
RSU Ratih PEMBERIAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN
Kota Kediri FISIK,DAN KELOMPOK BERESIKO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR 5. Monitoring di setiap lobi, koridor Rumah Sakit, unit rawat
inap, rawat jalan maupun dilokasi terpencil atau
terisolasi
6. Setiap pengunjung Rumah Sakit selain keluarga pasien
meliputi tamu Rumah Sakit, detailer, pengantar obat atau
barang dan lain – lain wajib melapor ke petugas
informasi dan wajib memakai Kartu Tamu / Visitor
7. Pemberlakuan jam berkunjung pasien :
Pagi : jam 10.30 – 12.00 WIB
Sore : jam 16.30 – 18.00 WIB
8. Petugas keamanan berwenang menanyai pengunjung
yang mencurigakan dan mendampingi pengunjung
tersebut sampai ke pasien yang dimaksud
9. Staf perawat unit wajib melapor kepada petugas
keamanan apabila menjumpai pengunjung yang
mencurigakan atau pasien yang dirawat membuat
keonaran maupun kekerasan.
10. Pengunjung diluar jam kunjung yang ditetapkan wajib
lapor dan menulis identitas pengunjung pada petugas
informasi.
B. Tata laksana perlindungan terhadap pasien usia lanjut
dan gangguan kesadaran :
1. Pasien rawat jalan
1.1 Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan
mengantar sampai ke tempat periksa yang dituju
dengan memakai alat bantu bila diperlukan
1.2 Perawat poli rawat jalan mendampingi pasien saat
dilakukan pemeriksaan sampai selesai.
2 Pasien rawat inap
2.1 Penempatan pasien di kamar rawat inap sedekat
mungkin dengan kamtor perawat
2.2 Perawat memastikan dan memasang pengaman
tempat tidur
2.3 Perawat memastikan bel pasien mudah dijangkau
oleh pasien dan dapat digunakan.
2.4 Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh
keluarga atau pihak yang ditunjuk dan dipercaya

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh


Nama
Jabatan
Tanda tangan
RSU Ratih Kota PEMBERIAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN
Kediri FISIK,DAN KELOMPOK BERESIKO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/3

Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR C. Tata Laksana perlindungan terhadap penderita cacat
1. Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan
pasien penderita cacat baik rawat jalan maupun rawat inap
dan wajib membantu serta menolong sesuai dengan
kecacatan yang disandang sampai proses selesai dilakukan.
2. Bila diperlukan, perawat meminta pihak keluarga untuk
menjaga pasien atau pihak lain yang ditunjuk.
3. Memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan
memastikan dapat menggunakan bel tersebut.
4. Perawat memasang dan memastikan pengaman tempat tidur

D. Tata laksana perlindungan terhadap anak – anak


1. Ruang perinatologi harus dijaga minimal satu orang perawat
atau bidan, ruangan tidak boleh ditinggalkan tanpa ada
perawat atau bidan yang menjaga.
2. Perawat meminta surat pernyataan secara tertulis kepada
orang tua apabila akan dilakukan tindakan yang memerlukan
pemaksaan
3. Perawat memberikan bayi dari ruang perinatologi hanya
kepada ibu kandung bayi bukan kepada keluarga yang lain.

E. Tata laksana perlindungan terhadap pasien yang beresiko


disakiti (resiko penyiksaan, napi, korban dan tersangka
tindak pidana, korban kekerasan dalam rumah tangga)
1. Pasien ditempatkan di kamar perawatan sedekat mungkin
dengan kantor perawat
2. Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan
mencatat identitas di kantor perawat, berikut dengan penjaga
maupun pengunjung pasien lain yang satu kamar perawatan
dengan pasien beresiko.
3. Perawat berkoordinasi dengan satpam untuk memantau
lokasi perawatan pasien, penjaga maupun pengunjung
pasien
4. Koordinasi dengan pihak berwajib bila diperlukan
1. Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat Inap
3. Satpam

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh


Nama
Jabatan
Tanda tangan
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh
Nama
Jabatan
Tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai