Bab 2
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1. Definisi
R. Brokly, 2013).
temperatur > 38° atau kurang dari 36 °C; denyut jantung >
90/menit; respirasi > 20 /menit atau PaCO2 < 32 mmHg (< 4.3
kPa), sel darah putih > 12.000/mm3, < 4.000/mm3; atau > 10%
dari satu jam tanpa respons terhadap intervensi cairan atau obat
disingkirkan
Glauser, 1991).
Sepsis adalah suatu keadaan ketika mikroorganisme menginvasi
organ. Jika disertai dengan hipotensi maka dinamakan Syok sepsis. ( Linda
D.U, 2013).
1. Anatomi Darah
bagian cair yang disebut plasma dan bagian padat yang disebut
c. Plasma darah
pembekuan darah.
2) Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium,
2. Fisiologi Darah
melalui paru-paru.
(Syaifuddin, 2011).
2.1.3. Etiologi
jamur 20-40% kasus dari sepsis. Bakteri gram negatif dan gram
jaringan, demam dan syok pada hospes yang terinfeksi. Struktur lipid
(Syaifuddin, 2011).
2.1.4. Faktor Resiko
1. Umur
tahun
a) Venous catheter
b) Arterial lines
d) Endotracheal tube
e) Tracheostomy tubes
g) Urinary catheter
3. Prosedur invasive
a) Cystoscopic
b) Pembedahan
4. Medikasi/Therapeutic Regimens
a) Terapi radiasi
b) Corticosteroids
c) Oncologic chemotherapy
d) Immunosuppressive drugs
5. Underlying Conditions
b) Malnutrition
c) Chronic Alcoholism
d) Pregnancy
e) Diabetes Melitus
f) Cancer
2.1.5. Patofisiologi
1. Faktor host
Brokly, 2013).
2. Faktor mikrobiologi
memicu respons yang sama baik yang berada pada permukaan sel
atau pun yang bebas. (Pierce A. Grace & Neil R. Brokly, 2013).
yang kuat pada iskemia dan syok. (Pierce A. Grace & Neil R.
Brokly, 2013).
Banyak alat tubuh mengalami kerusakan akibat sepsis.
2013).
Protein C sudah turun 18 jam sebelum diagnosis klinis
infeksius lain seperti bakteri gram positif dan virus juga dapat
pasien turun, dan kulit dingin serta pucat. Frekuensi jantung dan
pernapasan tetap cepat. Pasien tidak lagi membentuk urin dan dapat
Brokly, 2013).
2.1.6. Manifestasi Klinis
Demam terjadi pada <60% dari bayi dibawah 3 bulan dan pada
merupakan tanda dan gejala pada sepsis. Adanya tanda dan gejala
(PO2 <70 mmHg, FiO2 >0,4), dan kapiler paru tekanan <18 mmHg
2015).
Menurut Mansjoer (2000 : 509) manifestasi klinisnya adalah
sebagai berikut :
letargi, sklerema.
hepatogemali
merintih, sianosis
pitched cry
perdarahan
b. Koagulasi intravaskuler
d. Perdarahan usus
e. Gagal hati
g. Gagal jantung
h. Kematian
a. Variabel Umum
3) Takipnea
20ml/kg/24 jam
diabetes.
b. Variable Inflamasi
bentuk immature
c. Variabel Hemodinamik
protozoa (malaria
infeksi jamur Bakteri gram negatif (pseudomonas Bakteri gram positif (stafilokokus
falciparum)
dan virus (dengue, auriginosa, klebsiella, enterobakter, echoli, aureus, stretokokus, pneumokokus)
herpes viruses) proteus)
infeksi Risiko
Curah jantung
Hipovolemia
Respon sistemik
Stoke volume
Penurunan
Pelepasan TD (<90
SEPSIS Dilatasi arteriol/venula
endotoksik mmHg)
Syok Sepsis
Produksi IL-1
Pengaktifan sistem Merangsang sintesa
Muskuluskeletal Vasokonstriksi
Produksi sitokin komplemen dan pelepasan zat
pembuluh darah
pirogen oleh leukosit
malaise Frekuensi BAB Saluran cerna
Vasodilatasi vaskuler Aktivasi
Aliran darah meningkat
Ketidakefekt Zat pirogen beredar prostaglan
kapiler paru ifan perfusi Mual muntah
Kebocoran kapiler sistemik dalam darah din
keletihan terganggu jaringan Diare
perifer Ketidakseimbangan
Perubahan Ekstravasasi nutrisi kurang dari Peningkatan suhu
Intoleransi
membran kapiler komponen darah kebutuhan tubuh
aktivitas aliran darah ke
paru
perifer menurun Risiko Syok
Alkalosis Penurunan Kehilangan Kekurangan Hipertermi
respiratorik Hiperventilasi / volume darah cairan volume
Hipotensi
dispnea intravaskuler Hipoperfusi jaringan cairan
Gangguan pertukaran gas
pungsi lumbal, analisis dan kultur urin, serta foto dada. Diagnosis
1. Pemeriksaan Laboratorium
IgM.
b. Ditemukan kuman pada pemeriksaan kultur dan pengecatan
metabolic.
2. Pemeriksaan penunjang
2013).
2.1.9. Penatalaksanaan
1. Oksigenasi
2. Terapi cairan
Brokly, 2013).
4. Bikarbonat
Brokly, 2013).
5. Disfungsi renal
Brokly, 2013).
6. Nutrisi
Brokly, 2013).
7. Kortikosteroid
2.2.1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan Utama
5) Pemeriksaan Fisik
Kepala dan leher :
tampak syanosis
Dada :
Inspeksi : kaji gerakan dada simetris atau tidak, warna kulit sama
(takipnea/dispnea)
Perkusi : paru kanan dan kiri terdengar sonor jika pasien tidak
Abdomen :
tympani (usus)
Pelvis :
CRT< 3 detik
punggung
Pemeriksaan Neurologis :
ventilasi
pernafasan
3. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
perifer menurun
5 Resiko Syock hipovolemi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pantau dan catat kehilangan darah
selama 1x 15 menit Tidak terjadi syok pada pasien (jumlah,warna)
dengan kehilangan cairan, penurunan
hipovolemik 2. Pantau adanya peningkatan denyut
cardiac output)
Kriteria hasil: Klien tampak tenang nadi dan penurunan tekanan darah
3. Pantau jumlah urin.
4. Pantau terjadinya gelisah, penurunan
kesadaran dan haus
5. Pantau pemeriksaan laboratorium,
terutama penutunan HB dan HT.
Segera lapor ke ahli bedah ortopedi
untuk penanganan selanjutnya.