Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KEWIRAUSAHAN

“Panduan Pelayanan Pratik Klinik”

OLEH :
KELOMPOK 3
ANNISA 15.IK.422
LISTIYANI AZRIYAH 15.IK.429
MADE ASTE PURANE 15.IK.430
M. AL-HANIP 15.IK.433
M. REZA APRIANDI 15.IK.436
M. NOVYAN MADYA 15.IK.435
RAHAYU RAMADHANI 15.IK.442

UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat
memberikan kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara
mandiri maupun kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan
penyakit dan kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah
kondisi kesehatan yang optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
rumah sakit, yang memberikan pelayanan langsung pada masyarakat pelanggan
rumah sakit / customer secara terus menerus dan berkesinambungan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntunan
dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka
pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari
waktu ke waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna
jasa.
Bidang keperawatan sebagai organisasi struktural profesi keperawatan di klinik
berusaha menyediakan dan meningkatkan sistem yang kondusif bagi terlaksananya
pelayanan keperawatan yang berkualitas. Hal tersebut membutuhkan pengelolaan
yang profesional, dengan dukungan data dan pengetahuan keperawatan yang up to
date.
Oleh karena itu, Bidang keperawatan klinik sebagai pengelola profesi
keperawatan, bertanggungjawab terhadap terciptanya pelayanan yang berkualitas
dengan terus menerus meningkatkan SDM Keperawatan yang profesional.
Untuk mendukung operasional kerja, bidang keperawatan menyusun Pedoman
Pelayanan Keperawatan sebagai acuan yang jelas baik secara konsep maupun teknis
pelaksanaan program-program bidang keperawatan, sehingga diharapkan dapat
mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan mampu memenuhi
kebutuhan serta harapan masyarakat pengguna jasa klinik.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan komprehensif dan profesional
berdasarkan standart dan etik profesi dengan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Tujuan khusus bidang keperawatan
 Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
berkesinambungan sesuai SAK dan SPO yang berlaku dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
 Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian infeksi
b. Tujuan Khusus unit keperawatan
1) Tujuan IGD
Terlaksananya pelayanan keperawatan dengan memperhatikan respon
time untuk menurunkan angka kematian, angka kesakitan serta angka
kecatatan pada kondisi gawat darurat
C. STRATEGI
1. Mengatur, memantau dan mengawasi pelaksanaan pelayanan asuhan
keperawatan
2. Berkoordinasi dengan bagian SDM untuk pemenuhan kebutuhan tenaga perawat
3. Memperkirakan tuntutan kebutuhan pelayanan keperawatan dan mengusulkan
kebijakan dan prosedur untuk menjaga stabilitas kemampuan staf.
4. Menerapkan falsafah, tujuan, standar asuhan keperawatan dan kebidanan dan
standar operasional prosedur dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan yang
mengacu pada Visi klinik.
5. Menetapkan dan mengoptimalkan fasilitas dan perlengkapan alat-alat yang
mendukung pelayanan keperawatan di seluruh ruang perawatan.
6. Mengembangkan sistem dan prosedur pencatatan dan pelaporan dalam asuhan
keperawatan.
7. Mengembangkan metode kerja bagi tenaga keperawatan sehingga dapat bekerja
sama dengan staf lain.
8. Menyusun perencanaan pelayanan keperawatan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab bidang keperawatan.
9. Membimbing, membina, mengawasi dan mengevaluasi sikap, pengetahuan dan
keterampilan seluruh perawat di klinik
10. Melaksanakan program orientasi, mobilisasi dan rotasi/ mutasi seluruh perawat di
klinik
11. Melaksanakan program pengembangan dan pendidikan yang berkesinambungan
bagi tenaga keperawatan baik secara formal maupun non formal

D. LANDASAN HUKUM
Bidang Keperawatan disuatu klinik adalah merupakan bagian yang harus
terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009
Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
10. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001
11. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001
12. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
16. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.
17. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM KEPERAWATAN


Kualifikasi SDM Keperawatan adalah sebagai berikut :

Kualifikasi Jml
Tersedi
No Nama Jabatan Pendidikan Masa Pendidikan non formal Persyaratan tambahan Kebutuh Ket
a
Formal kerja /sertifikasi an
1 Manager S1 3-5 th 1. Managemen bidang 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Keperawatan Keperawatan sebagai keperawatan 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
supervis 2. Managemen mutu Kep standar
or 3. Managemen SDM Kep
4. Assesor Keperawatan
5. TOT
6. Problem solving decision
making
2. Supervisor S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam 1 1 Sudah
Mutu Kep Keperawatan sebagai 2. Managemen mutu Tim sesuai
kepala kep 2. Sehat jasmani dan rohani standar
perawat 3. TOT
3. Supervisor S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
SDM dan Keperawatan sebagai 2. Managemen SDM 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Peralatan kepala kep standar
perawat 3. TOT
4. Supervisor S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Jaga Keperawatan sebagai 2. Managemen 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
kepala Supervisor standar
perawat
5. Clinical S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 2 2 Sudah
Instructure Keperawatan sebagai 2. Managemen 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
kepala Supervisor standar
perawat 3. Managemen Mutu
Keperawatan
4. Assessor kompetensi
keperawatan
5. TOT
6. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat IGD Keperawatan sebagai 2. PPGD/BTCLS 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
PJS 3. BHD standar
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan
Bencana dan evakuasi
7. Costumer service
7. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. BHD Tim sesuai
Poliklinik PJS 3. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan
Bencana dan evakuasi
6. Costumer service
8. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Perawatan PJS 3. PPI standar
Umum 4. Pasien Safety
5. Penanganan
Bencana dan evakuasi
6. Costumer service
9. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. BHD Tim sesuai
Perawatan PJS 3. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani standar
Utama 4. Pasien Safety
5. Penanganan
Bencana dan evakuasi
6. Costumer service
10. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Perawatan PJS 3. PPI standar
Anak 4. Pasien Safety
5. Penanganan
Bencana dan evakuasi
6. Costumer service
11. Kepala Bidan D3/D4 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawatan Kebidanan sebagai 2. Resusitasi neonates 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Kebidanan PJS 3. PONEK standar
4. BHD
5. PPI
6. Pasien Safety
7. Penanganan
Bencana dan evakuasi
8. Costumer service
12. Kepala Bidan D3/D4 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam 1 1 Sudah
Ruang Bersalin Kebidanan sebagai 2. Resusitasi neonates Tim sesuai
PJS 3. PONEK 2. Sehat jasmani dan rohani standar
4. BHD
5. PPI
6. Pasien Safety
7. Penanganan
Bencana dan evakuasi
8. Costumer service
13. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. Resusitasi neonates 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Neonatologi PJS 3. PONEK standar
4. Metode Kanguru
5. Dasar Intensif
6. BHD
7. PPI
8. Pasien Safety
9. Penanganan
Bencana dan evakuasi
10. Costumer service
14. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat ICU Keperawatan sebagai 2. Dasar Intensif 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
PJS 3. BHD standar
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan
Bencana dan evakuasi
7. Costumer service
15. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. Dasar Bedah 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Ruang Operasi PJS 3. BHD standar
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan
Bencana dan evakuasi
7. Costumer service
16. Perawat IGD S1/D3 - 1. PPGD/BTCLS 1. Mampu bekerja dalam 14 13 Belum
Keperawatan 2. BHD Tim sesuai
3. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani
4. Pasien Safety
5. Penanganan
Bencana dan evakuasi
6. Costumer service
17. Perawat D3/S1 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 20 17 Belum
Poliklinik Keperawatan/ 2. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Kebidanan/P 3. Pasien Safety
erawatan gigi 4. Penanganan
Bencana dan evakuasi
5. Costumer service
18. Perawat S1/D3 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 18 16 Belum
Perawatan Keperawatan 2. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Umum 3. Pasien Safety
4. Penanganan
Bencana dan evakuasi
5. Costumer service
19. Perawat S1/D3 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam 16 13 Belum
Perawatan Keperawatan 2. PPI Tim sesuai
Utama 3. Pasien Safety 2. Sehat jasmani dan rohani
4. Penanganan
Bencana dan evakuasi
5. Costumer service
20 Perawat S1/D3 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam 20 18 Belum
Perawatan Keperawatan 2. PPI Tim sesuai
Anak 3. Pasien Safety 2. Sehat jasmani dan rohani
4. Penanganan
Bencana dan evakuasi
5. Costumer service
21 Perawat/Bidan D3/D4 - 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam 12 11 Belum
Perawatan Keperawatan/ 2. PONEK/APN Tim sesuai
Kebidanan Kebidanan 3. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan
Bencana dan evakuasi
7. Costumer service
22. Bidan Ruang D3/D4 - 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam 13 12 Belum
Bersalin Kebidanan 2. PONEK/APN Tim sesuai
3. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan
Bencana dan evakuasi
7. Costumer service
23. Perawat D3/S1 - 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam Tim 12 12 Belum
Neonatologi Keperawatan 2. PONEK 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
3. Metode Kanguru standar
4. Dasar Intensif
5. BHD
6. PPI
7. Pasien Safety
8. Penanganan
Bencana dan evakuasi
9. Costumer service
24. Perawat ICU D3/S1 - 1. Dasar Intensif 1. Mampu bekerja dalam Tim 9 8 Belum
Keperawatan 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan
Bencana dan evakuasi
6. Costumer service
25. Perawat D3/S1 - 1. Dasar Bedah 1. Mampu bekerja dalam 26 19 Belum
Ruang Operasi Keperawatan 2. BHD Tim sesuai
3. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan
Bencana dan evakuasi
6. Costumer service
B. KEBIJAKAN KEWENANGAN STAF DAN PIMPINAN
Apabila pejabat struktural berhalangan hadir maka secara hirarki kewenangannya
dapat didelegasikan kepada pejabat struktural lainnya yang ada di lingkungan Bidang
Keperawatan dengan uraian sebagai berikut :
1. Apabila Manager Keperawatan berhalangan melaksanakan tugas, maka tugas
dan pekerjaannya didelegasikan kepada salah satu supervisor dibawahnya
dengan urutan pendelegasian sebagai berikut :
a. Urutan Pertama Supervisor Mutu Asuhan Keperawatan
b. Urutan Kedua Supervisor SDM dan Logistik Keperawatan
c. Urutan ketiga clinical instructure
2. Apabila Supervisor Mutu atau SDM berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaan
dilaksanakan oleh salah satu supervisor yang lain sesuai dengan kewenangan
yang dimilikinnya, namun untuk pengambilan keputusan yang memerlukan
kebijakan dilakukan oleh Manager Keperawatan.
3. Apabila Kepala Perawat berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaanya
diserahkan kepada Ketua Tim sedangkan untuk pengambilan keputusan kebijakan
diserahkan kepada pejabat struktural diatasnya sesuai dengan kewenangannya.
4. Apabila pelaksana berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaanya diserahkan
kepada pelaksana lainya dengan tingkat kemampuan atau kompetensi yang
sama.

C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi tenaga keperawatan ditahun 2016 adalah sebagai berikut :
Standar Pendidikan PERAWAT KLINIK
N Ruangan/Jenis
D3 D4 S S PRA PK PK PK PK PK
t
o Layanan
1 2 PK 1 2 3 4 5
A. Ranap
1. RPU 19
2. RPA 20
3. RPK 14
4. Utama 16
Jumlah 69
B. Ruang Khusus
1. ICU 10
2. Perinatologi 14
3. OK 27
4. VK 15
Jumlah 66
C. Rajal
1. IGD 15
2. Poliklinik 21
Jumlah 36
D. Pengelola Kep
1. Manager Kep 1
2. Supervisor SDM 2
dan Mutu
3. Supervisor 5
4. CI 2
Jumlah 10
TOTAL 181

D. PENGATURAN JAGA
1. Pengelola Keperawatan
Pengelola keperawatan yang non shift bekerja dari 08.00 s/d 16.00 WIB
Supervisor jaga dibagi dalam 3 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari Pukul 07.00 s/d 14.00 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 14.00 s/d 21.00 WIB
 Shift malam bekerja dari pukul 21.00 s/d 07.00 WIB
2. Pelaksana Fungsional
Pelaksana fungsional dibagi menjadi 3 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari ukul 07.00 s/d 14.00 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 14.00 s/d 21.00 WIB
 Shift malam bekerja dari pukul 21.00 s/d 07.00 WIB
Di Poliklinik pengaturan jaga dibagi menjadi 2 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari pukul 08.00 s/d 15.00 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 15.00 s/d 22.00 WIB

BAB III
STANDART FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

Meja Meja Lemari

Meja Meja

Lemari

B. STANDART FASILITAS
1. Sarana Fisik
Ruang bidang keperawatan terletak di area lantai 3 gedung A.
Ruang bidang keperawatan mempunyai sirkulasi udara yang baik. Luas ruangan
cukup untuk melakukan aktifitas dan menyimpan perlengkapan.
Ruangan dibidang keperawatan dapat dibagi menjadi :
a. Area Kerja
Area ini dilengkapi dengan meja dan kursi serta beberapa unit computer
sesuai jumlah tenaga di ruang Bidang Keperawatan
b. Area penyimpanan File
Area ini terletak bagian sudut ruangan. Tempat penyimpanan file ini berupa 2
lalmari yang berisi file dokumen keperawatan.

2. Peralatan dan Perlengkapan Ruang Bidang Keperawatan


Jumla
No Nama Peralatan Kondisi Keterangan
h
Area Kerja
1 Meja kerja 4 Baik
2 Kursi 8 Baik
3 Troly kayu 1 Baik
4 Komputer 3 unit Baik
5 Printer 2 Baik
6. Dispenser 1 Baik
Area Penyimpanan File
1 Rak Peyimpanan File 2 Baik

Sedangkan untuk mendukung pelayanan keperawatan di seluruh ruang


perawatan RS AN-NISA Tangerang penyediaan fasilitas dan sarana disesuaikan
dengan kapasitas operasional tempat tidur, beban tugas dan fungsi serta
kemampuan RS AN-NISA Tangerang sebagai bahan acuan di seluruh ruang
perawatan, bidang perawatan menyusun pedoman logistik keperawatan yang
disusun berdasarkan jenis peralatan, jumlah operasional TT, BOR, ratio
kebutuhan, spek dan jumlah yang dibutuhkan.

Fasilitas yang ada di ruangan diupayakan sesuai dengan standar kebutuhan


yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pelayanan, antara lain :
 Ruang kepala ruangan
 Ruang Nurse Station
 Ruang Tindakan
 Ruang Spoelhock
 Ruang alat tenun
Sedangkan untuk peralatan yang mendukung operasional pelayanan
keperawatan di ruangan harus tersedia beberapa peralatan yang sesuai dengan
standar kebutuhan, diantaranya :
 Alat tenun
 Alat rumah tangga
 Alat Medis
 Alat perawatan
 Alat tulis kantor (ATK)

Untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan peralatan di atas harus dilakukan


perencanaan secara periodik tiap semester atau tahunan yang menyangkut
penambahan, pergantian dan pemeliharan.

Pengelolaan peralatan di ruangan diserahkan kepada ruangan masing-masing,


dimana kepala ruangan menunjuk salah satu perawat sebagai penanggung
jawab alat yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk membantu kepala
ruangan dalam hal :
 Pengecekan alat
 Merekap frekuensi pemakaian alat
 Membuat laporan inventarisasi alat
 Membuat program pemeliharaan

Seluruh perawat mempunyai tanggung jawab terhadap keberadaan fasilitas dan


peralatan di ruangan sehingga salah satu mekanisme yang dilaksanakan adalah
serah terima alat setiap pergantian shift.

C. Kebijakan Pengoperasian Fasilitas & Peralatan


Penggunaan fasilitas dan peralatan yang ada di lingkungan Bidang Keperawatan
disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja masing-masing dan sifat dari fasilitas dan
perlatan tersebut. Untuk fasilitas dan peralatan yang sifatnya umum dapat
dipergunakan secara bersama-sama oleh seluruh staf dan pimpinan di lingkungan
Bidang Keperawatan.

Untuk fasilitas dan peralatan yang mendukung operasional pelayanan keperawatan


berada di ruangan masing-masing dibawah tanggung jawab kepala perawat dan
penanggung jawab unit, sehingga untuk pengadaan dan pemeliharaannya dibebankan
kepada unit masing-masing.
Untuk penggunaan fasilitas dan peralatan khusus dan canggih dilakukan oleh perawat
dengan kualifikasi mempunyai sertifikat pelatihan operasional alat tersebut.

Peminjaman peralatan dan perlengkapan antar unit kerja yang ada dalam lingkup
Bidang Keperawatan harus diketahui oleh Penanggung jawab Unit Kerja yang
bersangkutan secara tertulis sedangkan untuk peminjaman yang lintas bidang dan unit
harus diketahui oleh Penanggung Jawab Unit atau orang yang diberi wewenang oleh
Penanggung Jawab Unit.

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


1. Kebijakan Bidang Keperawatan
Kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau ruang lingkup yang
berhubungan dengan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat oleh
bidang keperawatan, yang meliputi :
a. Ketenagaan
1) Rekruitmen
Yang menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan rekruitmen SDM
Keperawatan adalah :
 Jumlah operasional Tempat Tidur atau jumlah kunjungan
 BOR atau beban kerja ruangan
 Tingkat ketergantungan pasien
 Spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan
ruang lingkup pelayanan di ruangan, diantaranya ruangan yang
memerlukan kualifikasi tertentu.
 Pengganti yang cuti melahirkan
 Estimasi Turn Over
 Perhitungan berdasarkan standar kebutuhan tenaga yang mengacu
pada standar perhitungan dari Depkes untuk tenaga fungsional.

Kegiatan rekruitmen dilaksanakan untuk mencukupi kebutuhan dan


pelaksanaannya berkoordinasi dengan Bagian HRD.
Kegiatan seleksi pada kegiatan rekruitmen SDM Keperawatan dilakukan
berdasarkan:
 Pendidikan
 Masa kerja
 Kompetensi
 Diklat yang pernah diikuti

Kebutuhan ruangan terhadap SDM Keperawatan dapat dipenuhi


berdasarkan kualifikasi tersebut sehingga tuntutan pekerjaan dengan
kualifikasi yang dimiliki perawat dan bidan akan sesuai.

2) Orientasi
Kegiatan orientasi dilakukan sebagai upaya untuk membantu perawat dalam
pengenalan terhadap lingkungan dan pekerjaan, melalui tahapan orientasi
umum yang dilakukan secara klasikal dan orientasi khusus dengan target
pencapaian kompetensi tertentu.Pelaksanaan kegiatan orientasi ini
dikoordinir oleh bagian HRD bekerjasama dengan SDM Keperawatan dan
Clinical Instructure Keperawatan.

3) Rotasi / Mutasi
Pelaksanaan rotasi / mutasi berlaku bagi seluruh perawat yang ada di RS
AN-NISA Tangerang baik perawat fungsional maupun struktural, yang
bersifat sementara maupun menetap dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Mutasi sementara
Dilakukan dalam rangka kebutuhan sementara tenaga keperawatan di
unit tertentu misalnya untuk mengatasi jumlah tenaga karena ada
perawat yang cuti melahirkan atau sakit dalam waktu yang belum bisa
dipastikan.
b) Mutasi tetap
Dilakukan bagi perawat ruangan dengan masa kerja lebih dari 2 tahun,
kecuali untuk ruangan khusus seperti ICU, NICU, UGD, OK dan HCU
dilakukan paling cepat setelah 3 tahun di ruangan tersebut.
c) Perbantuan
Pelaksanaan perbantuan dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga
di satu ruangan pada saat-saat tertentu apabila terjadi pelonjakan pasien
atau ada perawat yang tidak bisa berdinas karena sesuatu hal.

4) Promosi
Salah satu upaya untuk pengembangan perawat di RS AN-NISA Tangerang
adalah melalui pengkaderan, seleksi dan pendampingan untuk promosi baik
melaui jenjang fungsional maupun structural.
5) Ketentuan Cuti Tahunan
Ketentuan cuti bagi perawat mengacu pada pedoman karyawan secara
keseluruhan.Adapun untuk pengaturannya dilakukan oleh atasan langsung
berdasarkan kondisi ketenagaan.

6) Pendidikan dan Pelatihan


Pendidikan dan pelatihan bagi perawat dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan kualitas SDM keperawatan. Pendidikan formal keperawatan
dilaksanakan secara bertahap dan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan, serta mengacu pada rencana program jangka panjang dan
program tahunan. Sedangkan pelaksanaan pendidikan non formal
dilaksanakan secara in house trainning dan out trainning.

B. STANDART PROSEDUR OPERASIONAL


Untuk menunjang pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di ruangan, Bidang
Keperawatan menetapkan beberapa standar, yaitu :
1. Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan
Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat sebagai pedoman untuk
pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan, yang mengacu
kepada pedoman penyusunan Standart Asuhan Keperawatan berdasarkan NANDA
(American Nursing Diagnosis Asociation), NOC (Nursing Outcome Clasification) dan
NIC (Nursing Intervention Clasification).

2. Standar Prosedur Operasional Keperawatan


Standar Operasional Prosedur Keperawatan terdiri dari :

a. SPO Manajerial, yang berkaitan dengan sistem dan lingkup kerja di bidang
keperawatan, diantaranya SPO rekruitmen, SPO orientasi, SPO rotasi mutasi,
SPO seleksi pendidikan, dll.
b. SPO Pelayanan Keperawatan dibuat sebagai pedoman bagi perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan (SPO terlampir)
c. SPO umum yang berkaitan dengan lintas unit, untuk menunjang pelaksanaan
pelayanan keperawatan

3. Standar Etika Profesi Keperawatan


Standar etika profesi keperawatan dibuat sebagai pedoman untuk mengatur
perilaku perawat dari sudut nilai moral dalam memberikan asuhan keperawatan dan
kebidanan di Rumah Sakit.

4. Standar Logistik Keperawatan


Untuk menunjang pelakasanaan asuhan keperawatan dan kebidanan di RS AN-
NISA Tangerang bidang keperawatan membuat standar logistik yang meliputi
standar alat tenun, standar alat rumah tangga dan standar alat habis pakai.
a. Perencanaan
Perencanaan pemenuhan logistik keperawatan di ruangan dibuat berdasarkan
ketentuan sebagai berikut :
1) Spesifikasi ruangan
2) Perkembangan dan pertumbuhan pelayanan rumah sakit dan penambahan
jumlah tempat tidur.
3) Pergantian alat atau barang yang rusak, hilang dan penghapusan karena
perkembangan teknologi.
b. Klasifikasi logistik keperawatan di ruangan terdiri dari :
1) Golongan barang habis pakai
2) Alat tenun, hal ini berkaitan dengan pengelolaan alat tenun yang dilakuakn
oleh tenaga keperawatan.
3) Alat kesehatan
Alat kesehatan yang habis pakai disediakan di instalasi farmasi atas
permintaan ruangan dan pemenuhannya disesuaikan dengan kebutuhan
pasien di ruangan. Untuk pengelolaan alat kesehatan dilakukan oleh tenaga
keperawatan.
4) Pengadaan
Pengadaan alat / barang logistik yang menunjang terhadap pelayanan
keperawatan, pemenuhan kebutuhannya dikoordinir oleh Bagian Logistik
Rumah Sakit berdasarkan pengajuan dari ruangan dengan alur dan
prosedur yang telah ditetapkan.
5) Pemeliharaan
Pemeliharaan alat / barang logistik yang menunjang pelayanan keperawatan
dilakukan oleh ruangan yang meliputi : cara penyimpanan, perawatan /
kebersihan dan perbaikan , sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
6) Penyaluran
Penyaluran / pendistribusian barang logistik yang menunjang pelayanan
keperawatan yang harus dilakukan secara teratur dan sesuai dengan
kebutuhan serta terdokumentasikan baik di ruangan maupun di bidang
logistik.

7) Pencatatan dan Pelaporan


Dalam pengelolaan logistik di ruangan perlu adanya pencatatan dan
pelaporan inventaris secara rutin agar dapat diketahui kondisi barang / alat
tersebut serta selalu siap pakai.

Untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan di ruangan telah disediakan buku


catatan yang terdiri dari :
a. Buku penerimaan barang / alat
b. Buku pemeliharaan
c. Buku pemakaian / frekuensi pemakaian alat
d. Buku peminjaman
e. Buku pengeluaran ( mutasi atau penghapusan )
f. Buku operan harian

Jika diketahui terdapat kerusakan, kehilangan dan penambahan barang / alat


diruangan harus tercatat dan terlaporkan secara teratur dan dapat
dipertanggungjawabkan.

C. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN


1. Rencana Pengembangan Staf
Untuk menunjang pencapaian visi RS AN-NISA Tangerang kualitas Sumber Daya
Manusia harus selalu ditingkatkan secara terus menerus dan berkesinambungan
melalui pengembangan staf dan program pendidikan formal maupun non formal.
Program pengembangan staf keperawatan yang berhubungan dengan jenjang
karir, di RS AN-NISA Tangerang dilakukan berdasarkan dua jalur yaitu jalur
fungsional dan struktural. Sedangkan Program Pendidikan staf keperawatan
diarahkan pada peningkatan profesional berdasarkan kompetensi yang meliputi
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan.
2. Program Pendidikan dan Pelatihan
Dengan semakin berkembangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan
kesehatan terutama pelayanan keperawatan serta persaingan usaha sejenis maka
perlu adanya peningkatan kualitas SDM khususnya di lingkungan keperawatan.
Program pendidikan formal keperawatan dilaksanakan secara bertahap melalui
seleksi intern maupun ekstern, diantaranya :

a. Pendidikan S1 Keperawatan
Sejak 2015 staff struktural Bidang Keperawatan yang belum berpendidikan S1
Keperawatan diberikan kesempatan untuk melanjutkan S1 Keperawatan. Dari
supervisor hingga kepala perawat di unit layanan keperawatan. Program ini
akan berlanjut hingga seluruh perawat yang sudah menjadi pegawai tetap wajib
melanjutkan pendidikan hingga S1 Keperawatan.
b. Pendidikan Pelatihan
Pendidikan non formal di lingkungan keperawatan dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan untuk peningkatan kompetensi melalui pelatihan in house trainning
dan pelatihan eksternal.
3. Kebijakan Pengelolaan Pendidikan & Pelatihan Intern/Ekstern
Dalam pelaksanaan program pendidikan di lingkungan keperawatan, Bidang
Keperawatan mengusulkan program dan mengadakan koordinasi dengan Bidang
Diklat agar dalam pelaksanaannya dapat direalisasikan sesuai dengan rencana
anggaran dan program Bidang Keperawatan.
Jenis program pendidikan dan pelatihan didasarkan atas kualifikasi kompetensi
yang harus dimiliki oleh masing-masing perawat dan bidan disesuaikan dengan
kebutuhan, dan pelaksanaannya dilakukan secara berkala berdasarkan kebutuhan
di lingkungan Keperawatan.
4. Kebijakan Orientasi Perawat dan Bidan
Pelaksanaan orientasi secara umum diberikan kepada perawat dan bidan baru
masuk, memasuki kontrak dan menjadi karyawan tetap. Orientasi terdiri dari
orientasi kelas dan orientasi lapangan, adapun untuk perawat baru dilakukan
pembimbingan selama 3 bulan dengan target pencapaian kompetensi yang telah
ditetapkan

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan bagian Keperawatan untuk


sarana keperawatan diadakan melalui proses permintaan barang sesuai SPO bagian
logistic rumah sakit. Logistik yang diperlukan keperawatan untuk melaksanakan
kegiatan operasional adalah sebagai berikut :
No Nama Barang Jumlah kondisi
1 Kertas A4 dan F4 70 gr
2 Tinta Canon Original Hitam
3 Tinta Canon Original Merah
4 Tinta Canon Original Biru
5 Tinta Canon Original Kuning
6 Pulpen
7 Spidol boardmaker
8 Isi staples besar
9 Isi staples kecil
10 Lakban Hitam
11 Isolasi
12 Buku folio besar/100
13 Map
14 Laptop
15 Printer
16 Isolasi double tip
17 Couter
18 Box File
19 Penggaris
20 Tipe X
21 Gunting
22 Kertas Concort

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau idak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka upaya
pelaksanaan keselamatan pasien di RS AN-NISA Tangerang perlu dilakukan. Untuk
dapat meningkatkan mutu pelayanan RS AN-NISA Tangerang terutama di dalam
melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas
sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan keperawatan.
2. Terdapat perawat yang memahami mengenai keselamatan pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).
4. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang identitas.
5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat,
tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
6. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
 Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
 Insidens pasien jatuh.
 Insidens kejadian infus blong.
 Insidens kesalahan pemberian obat.
 Insidens kesalahan cara pemberian obat.
 Insidens kesalahan persiapan operasi.
 Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang
8. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Tenaga kesehatan yang perlu kita
perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan yang merupakan suatu institusi dengan
jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan tenaga
atau petugas kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi
dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan sarana dan prasarana
menentukan kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK,
khususnya kemajuan teknologi sarana dan prasarana, maka risiko yang dihadapi
petugas tenaga kesehatan semakin meningkat.
Setiap unit harus mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan
keselamatan kerja, termasuk unit dipelayanan. Karena sebagian besar unit
pelayanan ada hubunngan keterkaitan dengan tenaga keperawatan, maka peawat di
RS AN-NISA harus mampu mengidentifikasi kesehatan dan keselamatan kerja.

B. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS.AN-NISA Tangerang.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN DI UNIT PELAYANAN


1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu :
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas
kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan
spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.
c. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka,
memasang infus, dll.
d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani
pasien
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
3. Mengelola alat di ruang perawatan (dekontaminasi):
a. Dekontaminasi alat kritis dikelola oleh CSSD
b. Dekontaminasi alat semi kritical dengan menggunakan DTT
c. Dekontaminasi alat non kritical dengan menggunakan sabun/detergen
4. Menggunakan baju kerja yang bersih.
5. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
b. Flu burung. Kewaspadaan standar karyawan / petugas IGD dalam
menghadapi penderita dengan dugaan flu burung adalah :
 Cuci tangan
 Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.
 Memakai masker N95 atau minimal masker badan
 Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila
diperlukan)
 Menggunakan apron / gaun pelindung
 Menggunakan sarung tangan
 Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
6. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Upaya Peningkatan Mutu Keperawatan


Upaya untuk menjamin mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di RS
AN-NISA Tangerang bidang keperawatan membuat Program Pengendalian dan
Peningkatan Mutu sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengendalian dan
peningkatan mutu tersebut.
Perumusan dan penyusunan kebijakan pengendalian dan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi melalui masukan dari
seluruh jajaran dan staf keperawatan yang terlibat dan berdasarkan hasil evaluasi
kinerja bidang keperawatan secara periodik yang kemudian ditindaklanjuti untuk
dilaporkan kepada Direksi.
Kegiatan dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan, dapat dilakukan melaui :
1. Audit Keperawatan
Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena
kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan kehilangan
nyawa klien.
Langkah-langkah dalam melaksanakan audit keperawatan
a. Menentukan masalah tertentu untuk dipelajari dan diulas.
b. Menentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci
c. Mempelajari catatan keperawatan dan catatan medic
d. Para perawat mempelajari kasus yang tidak memenuhi kriteria, dianalisis,
didiskusikan kemungkinan penyebabnya.
e. Membuat rekomendasi penanganan kasus yang tidak memenuhi kriteria.
f. Membuka lagi topik yang sama di lain waktu, misalnya setelah 6 bulan
kemudian, untuk menilai dan meyakinkan bahwa kelemahan/ kekurangan yang
diidentifikasi telah diperbaiki dan tidak diulang kembali.
g. Perlu dipastikan bahwa audit keperawatan ini bukan acara pengadilan dari
kekurangan pelayanan yang ada tetapi bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Audit keperawatan paling tidak dilakukan sebulan sekali membahas tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan di RS AN-NISA Tangerang.

2. Ronde Keperawatan
Merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakkan oleh perawat dengan melibatkan pasien,
perawat, kepala perawat dan seluruh anggota tim.
Ronde Keperawatan minimal dilakukan 2x setahun di ruang perawatan rawat
inap/rawat jalan.

3. Survey Kepuasan Pasien.


Suatu kegiatan untuk mendapatkan masukan dari pasien atau keluarga mengenai
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan
melalui pengisian angket oleh pasien atau keluarga pasien.

B. Monitoring dan Evaluasi Mutu Keperawatan


Monitoring terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan oleh seluruh pengelola
keperawatan termasuk kepala perawat di unit pelayanan masing-masing. Upaya
perbaikan yang berkaitan dengan mutu keperawatan akan dilakukan secara terus
menerus di unit pelayanan. Sedangkan evaluasi akan dilakukan setahun sekali oleh
Manager Keperawatan.
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat


memberikan kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara
mandiri maupun kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan
penyakit dan kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah
kondisi kesehatan yang optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntunan
dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka
pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari
waktu ke waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna
jasa.
Untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan
perbaikan secara terus menerus di area pelayanan keperawatan. Dengan adanya
pedoman pelayanan akan membantu perawat/bidan di klinik dalam melakukan asuhan
keperawatan menjadi lebih baik.
Masukan dan saran dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk peningkatan
kualitas yang lebih baik. Karena dengan masukan maka tim keperawatan akan
melakukan perbaikan dalam membaerikan pelayanan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai