Anda di halaman 1dari 2

Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan suatu sudut pandang terhadap pelayanan jasa hukum yang

diberikan para advokat pada umumya. Dalam benak orang awam, tentunya berurusan dengan hukum
adalah sesuatu yang perlu dihindari. Oleh sebab itu, tidak semua orang (klien) paham apa yang akan
menjadi permasalahan hukumnya, terlebih lagi tentang apa yang dikerjakan seorang advokat dalam
memberikan jasa-jasa hukum (legal services) kepadanya. Akan lebih mudah bagi kita untuk mengetahui
apa yang dihadapi ketika berurusan dengan hukum jika kita juga mengenal dunia pelayanan jasa hukum
itu sendiri seperti apa. Begitu pula bagi mereka yang ingin menjalankan profesinya sebagai advokat.

Jasa hukum bukanlah produk-produk jasa yang diinginkan seorang klien, tetapi lebih merupakan produk-
produk jasa yang diperlukan klien (people do not want legal services, they need them). Artinya, seorang
klien tidak akan mendatangi seorang advokat jika dia tidak memerlukan jasa hukum. Menjual jasa jenis ini
bukanlah menjual jasa seperti salon rambut atau perhotelan. Hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri
bagi seorang advokat untuk dapat menjual jasa-jasanya kepada calon klien.

Advokat secara resmi, melalui UU No. 18 Tahun 2003, menggantikan berbagai istilah profesi yang selama
ini dipakai, seperti Pengacara, Penasehat Hukum, ataupun Konsultan Hukum. Pada masa Romawi dulu,
seorang yang menghadapi suatu perselisihan dapat membawa permasalahannya itu ke pengadilan atau
suatu forum untuk diselesaikan. Jika dia memerlukan pertolongan, dia akan meminta bantuan dari
seseorang yang dikenal sebagai advocatis (teman). Istilah advokat berasal dari bahasa Yunani, yang dalam
kata kerjanya, advocare, berarti memanggil pertolongan. Demikian, seorang advokat secara kode etik
bukanlah pihak yang mendatangi klien akan tetapi klien yang mendatangi advokat untuk diminta
pertolongannya.

Menurut saya, dalam perjalanan waktu hingga kini, proses pengelolaan kantor advokat tidak banyak yang
berubah. Yang berubah adalah pelbagai cara untuk mencapai tujuan-tujuannya. Jika kita lihat, secara
umum seorang advokat dalam menjalankan fungsinya selama ini sibuk dengan pekerjaan, yaitu (i)
memperoleh dan mengumpulkan berbagai fakta; (ii) memilah fakta tersebut ke dalam suatu bidang
hukum tertentu; (iii) memperoleh atau membuat suatu bentuk presentasi, baik lisan maupun tulisan, yang
menggabungkan fakta dan hukumnya untuk selanjutnya menghasilkan informasi baru dalam suatu
bentuk dokumen atau pendapat; (iv) mencetak atau menghasilkan informasi dalam bentuk yang terbaca
dan membuat salinannya yang diperlukan; (v) menyimpan produk yang baru saja dihasilkan itu untuk
kemudian, pada lain waktu, produk tersebut dapat digunakan untuk keadaan situasi yang sama;
selanjutnya (vi) mengkomunikasikan informasi dan produk yang dihasilkan advokat kepada kliennya atau
pihak ketiga. Kurang lebih, demikian fungsi kerja yang dilakukan advokat dalam profesinya dengan
berbagai variasi tema yang mungkin saja ada. Sampai saat ini, advokat masih melakukan kegiatanya
seperti itu.

Jadi apa yang berubah dalam pengelolaan kantor advokat selama ini? Kalau dilihat sejarahnya, faktor
perkembangan teknologi dan sosial hukum masyarakat lah yang telah merubah proses tersebut. Dalam
perkembangan terakhir, dengan diciptakannya komputer pribadi, beserta perangkat lunaknya dan
kemajuan alat komunikasi, seperti internet dan telepon seluler, maka pendekatan untuk menjalin
hubungan dengan klien (client relationship) mengalami banyak perubahan. Advokat kini diharapkan
bekerja sepuluh kali lebih cepat daripada mereka yang bekerja sewaktu 20 tahun sebelumnya. Tidak ada
alasan bagi advokat untuk gagal melakukan kontak dengan klien, atau tidak membalas telepon disebabkan
ketika klien dihubungi sedang tidak berada ditempat, atau kiriman dokumen salah alamat. Kini, klien atau
advokat dapat dihubungi melalui telepon seluler, SMS, e-mail, ataupun fax dimana saja dan kapan saja di
belahan bumi ini. Dilihat dari perkembangan ini, maka advokat dituntut untuk bekerja lebih efisien dan
efektif dalam menjalankan kantornya atau profesinya.

Berbeda dengan di Indonesia, perkembangan profesi hukum dan bagaimana mengelola kantor advokat di
Amerika Serikat sudah berkembang sejak sebelum hari kemerdekaannya di tahun 1776. Di Inggris,
literatur tentang bagaimana memulai dan membangun praktek hukum sudah ada yang diterbitkan di
tahun 1654, berjudul A Perfect Guide for a Studious Young Lawyer: Both Delightful and Profitable for Any
Gentlemen, ditulis oleh Thomas Fidell. Di Indonesia, pemberian jasa hukum oleh advokat baru dikenal
pada masa penjajahan Belanda sekitar abad ke-19 yang sangat dekat dengan rakyat. Seorang tanpa
pendidikan hukum dapat saja menjalankan peran sebagai advokat untuk membela rakyat yang
diperlakukan tidak adil. Mereka biasanya membela kaum pribumi yang dikenal dengan istilah prokol
bambu. Setelah kemerdekaan Indonesia, secara bertahap undang-undang pokok di bidang peradilan
diberlakukan seperti Mahkamah Agung dan Kejaksaan. Namun pengaturan tentang jasa dan bantuan
hukum tidak ada kebijakan yang jelas.

Dalam perkembangan sosial hukum di masyarakat dengan adanya formalisasi prosedur penyelesaian
perselisihan melalui peradilan makin menguatkan kebutuhan masyarakat akan fungsi bantuan hukum.
Kebutuhan akan ahli hukum untuk menyelesaikan berbagai perkara, makin tumbuh dengan dibukanya
kran investasi asing dengan disahkannya UU Penanaman Modal Asing di tahun 1967. Kini di tahun 2000-
an, kantor advokat yang memiliki profesional hukumnya lebih dari 15 orang sudah jamak dan dapat
ditemukan di kota besar seperti Jakarta. Kantor yang semula dikelola orang perseorangan tumbuh menjadi
suatu organisasi besar, yang biasanya membentuk perserikatan perdata. Dengan tumbuhnya kantor jasa
hukum ini, terutama di bidang ketenagakerjaannya, memerlukan penanganan khusus untuk
mengelolanya.

Seperti dipaparkan diatas, tidak ada yang berubah dari fungsi advokat, yang berubah adalah cara-cara
bagaimana mewujudkannya. Semua harus disesuaikan dengan perkembangan di bidang lain, seperti
teknologi dan sosial masyarakat.

Di lain waktu, Penulis selanjutnya akan membagi pengalaman dalam bagaimana mendirikan dan
membangun suatu kantor advokat. Semoga berguna.

Anda mungkin juga menyukai