Anda di halaman 1dari 12

Kredit Usaha Mikro

Definisi kredit Usaha Mikro (UU No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil&Menengah)

Usaha Mikro : Usaha Produktif

Kredit Usaha Mikro (KUM) adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada pengusaha mikro atau
wiraswata untuk membiayai kebutuhan usahanya yang disalurkan melalui fasilitas kredit modal kerja atau
kredit investasi.

Kredit Usaha Mikro merupakan kredit pembiayaan utuk mereka yang memiliki usaha kecil dan
oleh Bank “X” sebagai salah satu Bank terbesar di Indonesia yang berfokus untuk membantu
membesarkan usaha yang ingin maju tentunya, sehingga dapat berkembang menjadi lebih baik atau untuk
keperluan konsumtif. Kelebihan Kredit Usaha Mikro dibandingkan lainnya adalah :

1. Cicilan ringan dan tetap sampai jangka waktu berakhir.


2. Dapat memeinta tambahan limit top up bila sudah setengah tenor.
3. Limit kredit yang didapat bias sampai Rp. 200 Juta
4. Lama jangka waktu kredit dampai dengan 3 tahun.
5. Bunga bersaing boleh dibandingkan dengan yang lain.
6. Proses cepat dan persyaratan kredit ringan.
7. Wajib memiliki TabunganMu dengansetoran awal Rp. 50.000,-

Kredit Usaha Mikro (KUM) khusus diberikan kepada semua pemilik usaha mikro dan usaha
rumah tangga baik berbentuk perusahaan, kelompok usaha dan perorangan (seperti pedagang, petani,
peternak dan nelayan) dengan maksimum limit kredit sebesar Rp. 100 Juta, khusus untuk fasilitas top up
di perkenankan sampai dengan limit Rp.200 Juta.

Kredit Usaha Mikro PT Bank “X” dibagi menjadi 2(dua) produk , yaitu :

1. Sektor Usaha Unggulan Kredit Usaha Mikro.


2. Sector Usaha Umum Kredit Usaha Mikro.

Contoh kredit usaha mikro :

- Usaha klontongan
- Pedagang sembako
- Bengkel
- Kos-kosan
- Pakaian jadi
- Pembiayaan lain-lain
Sedangkan target market Kredit Usaha Mikro didasarkan pad sector usaha prioritasnya disalurkan
kepada :
1. Sector usaha unggulan dimasing-masing daerah.
2. Penyaluran kredit selain sector usaha unggulan, namun dengan mempertimbangkan
kelayakan usaha kelayakan usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Bank.
SEKTOR UNGGULAN KREDIT USAHA MIKRO

Sector usaha unggulan merupakan usaha yang dominan dibutuhkan oleh masyarakat. Kelima
sector usaha tersebut antara lain :

1. Usaha kos-kosan
Usaha penyewaan kamar maupun rumah petak kepada perorangan yang dibayar secara
bulanan ataupun tahunan. Usaha kos yang dituju adalah:
 Minimal mempunyai 5 (lima) kamar dan menghasilkan pendapatan sewa minimal
Rp. 3juta.
 Lokasi usaha kos berada disekitar pabrik, perkantoran, kampus, sekolah atau pusat
bisnis.
 Akseptasi tingkat hunian minimal 80%
 Biaya operasional minimal 5% dari jumlah kamar dikali harga sewa.
 Tempat usaha berdiri diats tanah milik sendiri atau keluarga satu derajat dengan
calon debitur.

Klasifikasi usaha kos

 Sederhana
 Fasilitas yang diberikan hanya kamar kosong.
 Minimal harga sewa Rp. 150 ribu.
 Minimal izin usaha dari kelurahan setempat.
 Minimal ukuran kamar 2x2m.
 Bangunan dapat berbentuk semi permanen.
 Standard
 Fasilitas yang dimiliki setiap kamar minimal tempat tidur dan lemari
pakaian.
 Minimal harga sewa Rp. 300 ribu.
 Minimal memiliki izin usaha dari kelurahan setempat.
 Ukuran kamar minimal 2x3m.
 Memiliki tempat parkir motor.
 Memiliki bukti pembayaran sewa yang dapat diverifikasi.
 Bangunan permanen.
 Mewah
 Memiliki fasilitas setiap kamar yang lengkap antara lain kamar mandi di
dalam. AC, lantai keramik, tempat tidur, lemari, televisi, cuci, setrika,
meja dan kursi.
 Minimal harga sewa Rp. 750 ribu.
 Minimal memiliki izin usaha dari kelurahan setempat.
 Memiliki pengelola.
 Mempunyai bukti pembayaran sewa yang dapat diverifikasi.
 Memiliki buku administrasi pembayaran.
 Ukuran kamar minimal 3x3m.
 Memiliki tempat parkir mobil dan motor.
 Bangunan permanen.

2. Usaha Warung Makan


Usaha yang menjual makanan dan menyediakan tempat makan. Pada umumnya usaha ini
dikenal antara lain seperti Rumah Makan Padang, Warung tegal, Warung Sate, Seafood, Soto,
Sop, pecel.
Usaha warung makan yang dituju:
Lokasi usaha di daerah perkantoran, pabrik, kampus, rumah sakit, wilayah pemukiman,
terminal, pasar, objek wisata, pusat perbelanjaan.
Ciri-ciri usaha:
 Usaha tersebut merupakan sumber penghasilan utama.
 Dikelola langsung oleh pemilik.
 Tempat usaha di rumah sendiri, di pasar ataupun di kontrakan.

3. Usaha Bengkel
Adalah usaha tempat perawatan/ pemeliharaan,, perbaikan, modifikasi alat dan mesin,
perakitan mesin dan sebagainya yang berhubungan dengan kendaraan bermotor. Lokasi usaha
yang dituju untu usaha bengkel ini adalah yang strategis, gampang ditemukan dari di jalur
yang ramai dilewati orang.

4. Usaha Pakaian Jadi


Adalah jenis usaha rumahan di bidang konveksi yang membuat pakaian sendiri dan dijual
sendiri atau dititipkan pada toko pakaian milik orang lain. Lokasi usaha yang dituju untuk
pangsa pasar pakaian jadi adalah di daerah perkantoran, wilayah pemukiman, wilayah
sekolah dan tempat strategis lainnya yang mudah ditemukan.

5. Usaha kelontongan
Adalah usaha suatu toko kecil yang umumnya mudah diakses umum atau berdifat lokal.
Lokasi yang dituju adalah pada umumnya yang berloksi di jalan yang ramai, stasiun
pengiisisan bahan bakar, perumahan-perumahan dan tempat lainnya.

PERBANDINGAN KEDUA SEKTOR USAHA

Sektor usaha unggulan memang lebih unggul dibandingkan dengan sektor usaha umum karena
sektor usaha unggulan merupakan usaha-usaha yang banyak diminati masyarakat, karena merupakan
usaha-usaha yang menjadi kebutuhan yang diperlukan sehari-hari masyarakat. Sebagai contoh warung
makan, masyarakat pasti butuh makan untuk mengisi perutnya yang lapar sebagai tambahan energi untuk
melakukan aktivitas seperti belajar, bekerja, dan lain-lain. Kemudian usaha kos-kosan itu cukup besar tapi
penghasilan perbulannya cukup menjanjikan dan usaha ini termasuk kedalam usaha properti yang setiap
tahun harga properti itu semakin naik. Kalau sektor usaha unggulan bisa dikatakan tingkat kerugian yang
diperoleh relatif kecil dibandingkan dengan sektor usaha umum. Contohnya usaha meubelair, tidak setiap
hari orang-orang perlu perlengkapan rumah tangga, dan juga toko bahan bangunan tidak setiap haari
prang perlu mengecat rumahnya.

Selain dilihat dari segi kebutuhannya, dari segi pengajuan ke pusat juga kalau sektor usaha
unggulan mudah dan cepat karena dengan melihat bahwa pengajuan yang diberikan adalah sektor usaha
unggulan maka pusat pun cepat merespon pengajuan tersebut, berbeda apabila jenis yang diajukan sektor
usaha umum bisa memakan waktu karena harus diteliti dulu dengan jelas.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur adalah sebagai berikut :

1. Foto copy KTP suami istri yang masih berlaku


2. Foto copy Kartu Keluarga
3. Foto copy Surat Nikah atau akta cerai
4. Foto suami istri ukuran 4x6 terbaru (1 lembar berwarna)
5. SPPT (pajak tanah dari desa) terbaru
6. SHM, Akta Jual Beli, BPKB.
7. Surat Keterangan Usaha dari desa
8. Surat Keterangan Harga Tanah dari Desa
9. Foto copy NPWP untuk pengajuan kredit mulai dari Rp. 50.000.000,- keatas
10. Pengajuan mulai dari Rp. 50.000.000.- ke atas wajib mempunyai Surat Ijin Usaha Perdagangan,
Tanda daftar Perusahaan dll (bagi perusahaan.
Prosedur Pemberian Kredit Usaha Mikro

NASABAH MKS CLUSTER

Dokumen Persyaratan Permohonan BI


Checking
MKS
1. Verifikasi
2. Permohonan BI
Checking
3. File Dokumen

NASABAH MBM MKA

Perjanjian Kredit - Nota Perjanjian

- Perjanjian Kredit

Dokumen.Legal

CREDIT
OPERATION
*Alur pemberian Kredit Usaha Mikro

Sebelumnya MKS sudah mencaricalon debitur yang ingin melakukan pinjaman dengan cara
menawarkan produk kredit kepada masyarakat/ atas rekomendasi nasabah lama/ nasabah lama yang ingin
meminjam kredit lagi.

Berikut ini adalah Prosedur Pemberian Kredit Usaha Mikro (KUM) pada PT. Bank “X” (Persero
Tbk Kantor Cabang Tasikmalaya:
1. Nasabah
Mengisi aplikasi permohonan Kredit usaha mikro dengan menyerahkan persyaratan
dokumen-dokumen seperti foto copy KTP calon debitur dan KTP pasangan, Kartu Keluarga,
Surat Nikah, pas photo ukuran 4x3 beserta pasangannya dan melengkapi formulir Kredit
Usaha Mikro.
2. Mikro Kredit Sales(MKS)
a. Menerima aplikasi Kredit Usaha Mikro yang telah diisi dengan lengkap dan
ditandatangani oleh nasabah.
b. Menerima data-data atau dokumen yang tercantum dalam persyaratan pemberian
Kredit Usaha Mikro.
c. Melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran pengisian aplikasi seperti tanggal,
tandatangan nasabah (apakah sesuai dengan tanda bukti diri), jumlah kredit yang
diinginkan serta jangka waktu Kredit Usaha Mikro tersebut.
d. Memeriksa kelengkapan dokumen serta memeriksa masa berlaku dari dokumen atau
data-data tersebut.
e. Membuat permihonan BI Checking/ IDI-BI yang isinya tentang pengisian No. KTP,
nama dan alamat nasabah pasangan serta tempat dan tanggal lahir nasabah dan
pasangan.
f. Permohonan BI Checkingtersebut kemudian ditandatangani oleh MBM kemudian
diberikan kepada Cluster.
3. Cluster
BI Checking atau IDI-BI merupakan pengecekan terhadap nasabah dan pasangannya sebelum
memberikan Kredit Usaha Mikro. Dengan melakukan IDI-BI, akan diketahui apakah suatu
rahasia nasbah yang tidak boleh diketahui oleh sembarang orang (orang luar) atau disebar
luaskan. Setelah melakukan IDI-BI maka hsilnya akan diberikan kepada MKS untuk
disatukan dengan file dokumen lainnya dan diserahkan kepada MKA.
4. Mikro Kredit Analisis (MKA)
a. Menerima file dokumen dari MKS
b. Melakukan analisi kembali terhadap dokumen yang telah diterima
c. Melakukan penginputan data dan scoring ke Loan Origination System (LOS)
d. Menyerahkan hasil scorin, verifikasi dan nota analisa keapada MBMuntuk memutuskan
apakah kredit tersebut layak diberikan atau tidak.
e. Apabila kredit tersebut layak diterima, maka MKA akan mempersiapkan pembukaan
rekening pinjaman, perjanjia Kredit Usaha Mikro dan biaya-biaya yang harus dibayar
nasabah sebelum pemberian kredit diberikan.
5. Mikro Banking Manager (MBM)
a. Mengevaluasi, menganalisa dan memutus permohonan Kredit Usaha Mikro
b. Melakukan perjanjian Kredit Usaha Mikro
c. Menjelaskan kepada nasabah isi dari perjanjian Kredit Usaha Mikro. Perjanjian
tersebut ditandatangani oleh MBM dan nasabah disertai materai Rp. 6.000.-
sebanyak 7 buah.
6. Credit Operation
Menerima dan mengamankan semua dokumen legal Kredit Usaha Mikro.
PROSES PENCAIRAN KREDIT

MKA MBM
MKA

 Advice pembayaran provisi


 Advice pencairan kredit

MKA

Advice
TELLER

VERIFIKATOR

Advice

Sumber : Micro Business Unit

Pencairan Kredit Usaha Mikro ini dilakukan setelah nasabah melakukan perjanjian Kredit Usaha Mikro.

1. MKA (Mikro Kredit Analis)


a. Mengisi advice untuk membayar biaya preprealisasi/provisi.
Dalam mengisi adcive, harus memperhatikan nama nasabah, No. rekening dan besarnya biaya
yang akan dibayarkan.
b. Mengaktifkan kredit pencairan Kredit Usaha Mikro.
2. Mikro Banking Manager (MBM)
Menerima advice pembayaran provisi dan aktifitas pencairan KUM dari MKA dan
menandatangani advice tersebut yang kemudian akan diberikan kembali kepada MKA untuk
diserahkan keapa Teller.
3. Teller
a. Menerima advice dari MKA
b. Memeriksa advice dengan membandingkan data yang ada dikomputer atau system apakah
No. rekening dan nama nasabah tersebut sesuai dengan data yang ada dan tercantum di
advice.
c. Untuk pencairan KUM, Teller melakukan pemindahbukuan kedalam rekening nasabah
sebesar kredit yang diberikan. Sehingga nasabah tidak menerima dana kredit dalam bentuk
tunai.
d. Advice terdiri dari 2 (dua) rangkap, satu diberikan kembali kepada MKA dan satunya lagi
disimpan di Teller.
4. Verifikator menerima advice dari Teller kemudian melakukan pemeriksaan kembali terhadap
advice tersebut dengan membandingkannya dengan data yang sudah diinput dikomputer. Selain
itu, mengarsipkan dokumen dengan benar.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PRODUK KREDIT USAHA MIKRO


Berikut ini kelebihan Produk Kredit Usaha Mikro :
1. Bunga tidak terlalu besar, bunga yang diberikan oleh PT. Bank “X” Kantor Cabang
Tasikmalaya bersifat relatif tergantung pepegang kewenangan suku bunga maksimal 1,75%
berada di Micro “X” Manager, maksimal 1,5% berada di Branch Manager dan suku bunga
maksimal 1,3% berada di Customer Manager 1 tingkat diatas Micro “X” Manager.
2. Bisa mengembangkan usaha dengan modal yang diperoleh, dengan pinjaman yang diberikan
oleh bank maka kita dapat mengembangkan usaha untuk menjadi lebih berkembang lagi.
3. Persyaratan relatif mudah.
4. Jaminan yang diberikan kepada bank sebagai agunan akan aman, di simpan dengan aman di
bank karena disimpan di suatu ruangan khusus yang disediakan oleh bank.
5. Angsuran pembayaran kredit dapat dilakukan secara auto debet, maupun langsung dibawa
(dilakukan penjemputan titipan angsuran) oleh Micro Credit Sales ke rumah atau lokasi usaha
debitur sehingga debitur tidak perlu repot melakukan pembayaran langsung ke PT. Bank “X”
Kantor Cabang Tasikmalaya.
6. Sebelum jatuh tempo kredit biasanya diingatkan oleh Micro Credit Sales melui telepon atau
pun langsung datang ke tempat debitur.
7. Para Micro Credit Sales dibekali dengan Gadget dan Handled yang memperm udah proses
pembayaran debitur ketika pembayaran langsung dibawa oleh Micro Credit Sales. Sehingga
nasabah akan lebih tenang karena telah ada bukti pembayaran langsung pada saat itu juga dan
juga nasabah dak perlu khawatir bahwa uang yang disetorkan tidak akan dicurangi oleh para
Micro Credit Sales karena pembayaran melalui Gadget akan otomatis terposting pada system
yang ada di PT. Bank “X” Kantor cabang tasikmalaya.

Adapun kekurangan dari Produk Kredit Usaha Mikro ini ialah:

1. Limit kredit yang hanya mencapai Rp. 100 juta saja, tetapi khusus top up diperkenankan
sampai Rp. 200 juta.
2. Jangka waktu kredit maksimal hanya 36 bulan saja.
3. Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah sehingga para pengusaha muda yang masih
dibawah 21 tahun yang sedang merintis usaha tidak bisa diberikan pinjaman kredit.
4. Maksimal usia 60 tahun saat krdit lunas, sehingga seseorang yang ingin mengajukan kredit
usaha mikro tetapi berumur 60 tajun otomatis langsung ditolak.
5. Tidak mendapatkan jumlah sesuai yang diinginkan, Bank akan memberikan krdit sesuai
dengan nilai jaminan yang diajukan. Dalam hal ini, ketika ternyata nilai taksiran bank lebih
rendah dari yang dibutuhkan oleh debitur, maka berarti nasabah tersebut harus mencari
tambahan dari sumber lain.
6. Apabila syarat yang diajukan tidak lengkap maka pihak bank akan meminta debitur untuk
melengkapi terlebih dahulu persyaratn yang kurang tersebut. Hal ini akan berpengaruh pada
waktu keputusan kredit.
7. Apabila ingin mengambil kembali jaminan yang menjadi agunan kredit sudah lunas,
membutuhkan beberapa hari untuk pengambilannya karena jaminan tersebut disimpan di
tempat yang aman juga harus melalui Berita Acara Serah Terima yang perlu disetujui oleh
pihak yang berwenang.

FITUR KREDIT USAHA MIKRO


Fitur Kredit Usaha Mikro dibagi menjadi 2 (dua) yaitu yang beragunan dan tidak beragunan.
Adapun perbedaan dari kedua fitur kredit tersebut adalah sebagai berikut:
Beragunan Tanpa Agunan
Definisi KUM dengan agunan : KUM dengan agunan :
 Objek dibiayai kredit  Objek yang dibiayai kredit
 Agunan Kebendaan
Target Market Usaha Mikro minimal 2 tahun Usaha Mikro minimal 2 tahun
Risk Acceptance  Usia min. 21 tahun/sudah  Limit maks. S.d Rp. 50 juta
Criteria (RAC) menikah, usia maks. 60  Untuk limit > Rp.10 juta
tahun (saat kredit lunas) s.d Rp. 50 juta kriteria sbb :
 DSR maks. 35 % > Rp. 10 juta – 25 juta
 Berdasarkan IDI-BI, lancar  Lama usaha 3tahun
dan tidak termasuk Daftar  Debitur existing
Hitam (top up) lancar
min. ½ tenor
 Debitur baru harus
pola aliansi (PKS)
>Rp 25 juta – 50 juta
 Lama Usaha 3
tahun
 Take over dari
bank lain, syarat:
-Di bank asal tidak
mensyaratkan
agunan
-Min.selama ½
tenor tidak pernah
menunggak
Persyaratan - Identitas/bukti diri
Dokumen - NPWP (Kredit > Rp.50 juta)
- Surat Keterangan Usaha atau Surat Ijin Usaha
- Diwajibkan membuka Tabungan

Tujuan Kredit Untuk membiayai usaha mikro


Limit Kredit  Rp. 10 juta s.d Rp. 100 juta  S.d Rp. 50 juta
 Top-up s.d Rp. 200 juta  Untuk limit > Rp. 10 juta
(sesuai RAC)
Jangka Waktu 36 Bulan
Valuta Rupiah
Sifat Kredit Non Revolving
Suku Bunga Tingkat suku bunga yang berlaku adalah suku bunga segmen Mikro.
Provisi  ≤ Rp. 50 juta = 0.5%  0.5%
 > Rp. 50 juta = 1.0%
Biaya Administrasi  ≤ Rp. 50 juta = Rp. 50 Ribu Rp. 50 Ribu
 >Rp. 50 juta = Rp. 100
Ribu
Biaya Lainnya  Biaya materai
 Biaya Notaris / PPAT dan pengikatan agunan (termasuk
pengecekan keabsahansertifikat)
 Premi asuransi kerugian dan asuransi jiwa (KUM Tanpa Agunan
hanya asuransi jiwa)
 Biaya dibebankan kepada calon debitur dan harus dibayar paling
lambat pada saat penandatanganan PK
 Biaya-biaya yang telah disetorkan, tidak dapat ditarik kembali.
Sistem Pembayaran Bulanan
Agunan Kredit  Obyek yang dibiayai  Obyek yang dibiayai
 Agunan min. 100% (LTV  Agunan kebendaan diluar
100) obyek yang dibiayai tidak
dipersyaratkan
Status Bangunan  Atas nama calon debitur
atau istri/suami calon
debitur.
 Agunan milik pihak ketiga
(sebaiknya dihindari)
a. Hubungan keluarga
satu derajat
b. Surat pernyataan
c. Pengikatan langsung
oleh pemilik agunan
Pengamanan Agunan  Agunan kebendaan Jika debitur menyerahkan agunan
kendaraan bermotor; suart kebendaan : surat kuasa menjual
kuasa menjual dibawah dibwah tangan
tangan dan dapat dilakukan
blokir BPKB.
 Agunan stock : surat kuasa
menjual dibawah tangan.
Pengikatan Agunan  Agunan kebendaan berupa
tanah / tanah & bangunan :
 ≤ Rp. 50 Juta, min.
SKMHT
 > Rp. 50 Juta, dilakukan
APHT
Asuransi  Asuransi jiwa  Asuransi jiwa
 Asuransi kerugian:  Asuransi dengan syarat
a. Nilai objek agunan; Banker’s clause Bank
atau Mandiri
b. Min. Senilai limit
kredit
 Asuransi dengan syarat
Banker’s Clause Bank
Mandiri
Denda Denda 2%
Pelunasan Dipercepat Pelunasan Sebagian:
sebagian atau seluruh  Denda 2%
sisa kredit  Adm. 2%
Pelunasan Seluruh:
 Denda 2%
 Adm. 6%
 Dilakukan pada saat tanggal jatuh tempo

Hambatan-hambatan dan Upaya Penyelesaian pada Kredit Usaha Mikro

Hambatan-hambatan yang dihadap oleh Micro Business Unit PT Bank “X” adalah sebagai berikut:

A. Sebelum Pemberian Kredit


1. Karakter debitur yang kurang dan tidak baik dari sebagaimana yang diperkirakan.
2. IDI-BI/ BI Checking kurang bagus, maksudnya pernah meminjam di bank lain dengan
pembayaran tidak lancar.
3. Dokumen debitur yang kurang lengkap:
a. KTP yang expired/ sudah tidak berlaku.
b. Surat Nikah:
1. Yang memiliki istri lebih dari satu jelas tidak bisa.
2. Kalau cerai, harus ada akta cerai. Masalahnya ada saja debitur yang curang tidak
melampirkan surat cerainya.
4. Jaminan tidak mengcover, dalam artian jaminan kurang dari pinjaman yang diinginkan.
5. Ketika cek lingkungan ditemukan info negatif.
6. Debitur yang dikategorikan kedalam kredit macet.

Adapun upaya-upaya untuk menanggulangi atau mengatsi hambatan-hambatan diatas adalah sebagai
berikut:

1. Mengenal lebih dekat debitur dengan pendekatan yang lebih dekat lagi, untuk memudahkan
proses yang akan dihadapi.
2. Jika IDI BI ingin lancar kembali atau kolektabilitasnya lancar debitur harus melunasi kreditnya.
3. Melakukan perbaikan sistem agar tidak menghambat dalam proses IDI BI/ BI Checking.
4. Jika jaminan tidak mengcover maka jaminan harus ditambah kembali.
5. Jika dokumen yang kurang lengkap, maka harus diurus-urus kembali sehingga lengkap.
6. Ketika cek lingkungan, tidak bertanya pada satu orang saja apalagi pada pengusaha yang sedang
bersaing.
7. Mengganti jaminan dengan jaminan yang lain yang bisa memenuhi ketentuan-ketentuan jaminan.
8. Melalui surat peringatan dan membuat surat pernyataan janji membayar dan pengakuan utang
diatas kertas bermaterai yang disahkan oleh pihak berwenang.

B. Adapun hambatan-hambatan setelah kredit diberikan


1. Nasabah macet dalam membayar angsurannya.
2. Tidak tepat waktu dalam membayar angsuran
3. Karakter nasabh yang jelek atau tidak ada kemauan untuk membayar.
4. Usaha debitur mengalami peilit.

Adapun upaya-upaya untuk menanggulangi atau mengatasi hambatan-hambatan diats adalah


sebagi berikut:

1. Penagihan secara langsung oleh Micro Credit Sales


2. Bank akan memberikan kebijakan-kebijakan antaralain:

Anda mungkin juga menyukai