Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN I

A. Judul
Penentuan Kadar vitamin C Metode Titrasi
B. Tujuan
Menentukan kadar vitamin C pada suatu sampel dengan metode titrasi
C. Dasar teori
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk
proses metabolism dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat
oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari
bahan pangan yang dikonsumsi (winarno,2004).
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu
vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat dua
vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C. sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin
A,D,E dan K bersifat larut dalam lemak. Kebanyakan vitamin yang larut dalam air
bertindak sebagai batu bangunan oleh koenzim, contoh asam askorbat (vitamin C)
seabgai gizi diperlukan bagi hewan menyusui tingkat tinggi dan normal. Vitamin C
adalah vital dalam pembentukan kolagen protein structural (Thenawijaya,1982).
Vitamin C merupakan senyawa yang sangat mudah larut dalam air, mempunyai sifat asam dan
sifat pereduksi yang kuat. Sifat-sifat tersebut terutama disebabkan adanya struktul
enediol yang berkonyugasi dengan gugus karbonildalam cincin lakton. Bentuk vitamin C
yang ada di alam terutama adalah L-asam askorbat. D-asam askorbat jarang terdapat di alam
dan hanya memiliki 10% aktivitas vitamin C. Biasanya D-asam askorbat ditambahkan ke dalam
pangan sebagai zat anti oksidan. Struktur keduanya adalah sebagai berikut (Andarwulan,
1989).

Gambar 1. Struktur molekul vitamin C


Vitamin C atau asam askorbat dibutuhkan untuk tubuh manusia, walaupun dalam jumlah
yang sedikit. Asam askorbat dapat dipenuhi manusia melalui makanan karena tubuh manusia
tidak dapat mensintesisnya. Vitamin C banyak terdapat dalam buah-buahan maupun
sayur-sayuran. Buah jeruk, tomat, kiwi, manga, melon, stroberi mengandung vitamin C
dengan kadar yang berbeda-beda. Salah satu buah yang mengandung banyak vitamin C adalah buah
“aserola” yang memiliki 3.800 mg vitamin C dalam setiap 8 ons cairan buah ini (Cooper,
2001).
Memenuhi kebutuhan akan vitamin C pada jaman sekarang sudah tidak terlalu sulit untuk
dilakukan. Hal ini karena banyak produsen yang telah menyediakan vitamin C dalam berbagai
bentuk seperti minuman, makanan, maupun dalam bentuk obat-obatan. Beberapa
contohnya adaah UC-100 dan buavita orange yang mudah didapatkan dipasaran.
Kandungan vitamin C dalam kedua produk tersebut berbeda-beda dan tertera pada kemasannya.
Penentuan vitamin C pada suatu produk dapat dilakukan dengan dengan titrasi iodimetri.
Penentuan kadar vitamin C dengan metode titarsi iodimetri ini didasarkan pada prinsip
tereduksinya analat oleh I2 menjadi ion I-.
Ared + I2 Aoks + I-
Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat
dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang
dititrasi langsung dengan iodin. Vitamin C merupakan pereduksi yang sangat kuat maka tepat
untuk digunakan sebagai sampel dalam titrasi iodimetri.
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua
proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya menggunakan
potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar vitamin C metode
titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium
akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih
kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil
daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian
titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator
amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar,
dkk., 2007).
D. Alat dan bahan
1. Alat
No Nama alat Kategori Gambar Fungsi
1. Gelas kimia 1 Wadah
penampungan
larutan

2. Gelas ukur 1 Mengukur


volume larutan

4. Pipet tetes 1 Digunakan untuk


mengambil
bahan dalam
jumlah yang
kecil

5. Buret 1 Sebagai tempat


titran pada
proses titrasi

6. Erlenmeyer 1 Wadah larutan

7. Batang pengaduk 1 Mengaduk


larutan

8. Statif dan klem 1 Menyangga dan


menjepit
2. Bahan
No Nama bahan Kategori Sifat fisik Sifat kimia
1 Aquadest Umum - Berbentuk cair - Bisa bersifat asambila
padasuhukamar direaksikan dengan
0
- Titik didih 100 c basa
0
- Titik beku 0 c - Bisa bersifat basa bila
- Tidak berbau direaksikan dengan
- Bersifat polar asam
- Pelarut universal
2 KIO3 Khusus - Cairan tidak - Larut dalam KI
0,002 M berwarna - Tidak larut dalam
- Tak berbau alcohol, liquid amonia,
- Density : 3.98
asam nitrat
g/cm3 (20oC)
- pH : 5.4 (20oC)
3 Indikator pp Khusus - Berwarna merah - Suasana asam : tidak
0,5 % muda berwarna
- Berwujud cairan - Suasana basa :
- Sebagai zat berwarna merah muda
pewarna. terang
- Netral merupakan asam
lemah
4 HCl Khusus - Massa atom : 36,45 - Dapat larut dalam alkali
- Massa jenis : 3,21 hidroksida, kloroform,
gr/cm3. dan eter.
- Titik leleh : -1010C ( - Merupakan oksidator
172 K -69 F) kuat.
- Energi ionisasi : - Berafinitas besar sekali
1250 kj/mol terhadap unsur-unsur
- Kalor jenis : 0,115 lainnya, sehingga dapat
0
kal/gr C - Racun bagi pernapasan.

5 KI 0,6 M Khusus - Bentuk: Kristal - Larut dalam air


- pH: 7 sampai 9 - Tidak bersifat reaktif
- Titik didih: 133ºC - Stabil di bawah suhu
- Gravity / Densitas normal dan tekanan
spesifik: 3.13 - zat pengoksidasi kuat
- Molekul Berat:
166.0028 g/mol
E. Prosedur Kerja
F. Analisis Vitamin C standar

0,5 gr asam askorbat

Melarutkan dalam 150 mL

Menambahkan 5 mL larutan KI 0,6 M, 5 mL HCl 1 M,


dan 1 mL indikator pp

Menitrasi dengan KIO3 hingga terjadi perubahan warna

Mencatat volume KIO3

Volume KIO3 =
29,5 mL

2. Analisis Vitamin C pada sampel


10 mL sampel

Mengencerkan sampel dengan aquades 5 mL

Menambahkan 0,5 mL larutan KI 0,6 M dan 0,5 mL HCl 1 M serta


1 mL indikator pp

Menitrasi campuran dengan larutan KIO3 hingga terjadi perubahan


warna

Mencatat volume KIO3 yang dibutuhkan

Melakukan triplo

Volume KIO3 = 0,8


mL
G. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil pengamatan
1. Mengencerkan sampel UC 1000 10 mL dengan - Sampel berwarna orange
5 mL aquades

2. Memasukkan dalam labu Erlenmeyer - Terdapat sampel minuman


(UC 1000) yang berwarna
orange
3. Menambahkan KI 0,6 M dan HCl 1 M masing- - Terdapat campuran larutan
masing sebanyak 10 tetes larutan dan yang berwarna orange dalam
menambahkan 3 tetes indikator amilum erlenmeyer
4. Menitrasi dengan menggunakan KIO3 0,002 M - Larutan berubah warna dari
kuning menjadi hijau toska
5. Melakukan triplo pada sampel - Volume titrasi 1 = 47 mL
- Volume titrasi 2 = 48 mL
- Volume titrasi 3 = 47 mL
 Larutan standar - Larutan berwarna orange
1. Melarutkan 0,5 gram vitamin C dengan aquades
150 mL
2. Memasukkan larutan dalam labu Erlenmeyer - Terdapat larutan dalam labu
erlenmeyer
3. Menambahkan 5 mL larutan KI 0,2 M dan 5 mL - Terdapat campuran larutan
HCl 1 M dan 3 tetes indikator amilum berwarna orange
4. Menitrasi dengan menggunakan KIO3 hingga - Larutan berubah warna dari
terjadi penambahan warna orange ke warna
- Volume titrasi = 29,5 mL
Perhitungan:
500 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑢𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎
=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛
500 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑢𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎
=
29,5 𝑚𝐿 0,8 𝑚𝐿
𝑚𝑔
mg × 29,5 𝑚𝐿 = 400 𝑚𝐿

mg = 13,56 mg vitamin C pada buavita


H. Pembahasan
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk
proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat
oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari
bahan pangan yang dikonsumsi (winarno,2004). Pada praktikum kali ini dilakukan
penentuan suatu kadar vitamin dalam sampel minuman yang diketahui atau dalam
komposisinya mencantumkan ada vitamin didalamnya. Vitamin yang akan diuji
kadarnya yaitu vitamin C. Vitamin C merupakan senyawa yang sangat mudah larut dalam air,
mempunyai sifat asam dan sifat pereduksi yang kuat. Banya produk minuman sekarang ini
yang pada komposisi kemasannya mencantumkan adanya vitamin C maka dari itu
praktikum kali ini dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif untuk melihat ada tidaknya
vitamin C dalam minuman kemasan ini.
Sampel yang digunakan adalah buavita yang varian orange, digunakannya buavita
orange karena vitamin C lebih familiar dengan warna kuning atau orange maka dari itu
digunakanlah buavita orange. Kemudian vitamin C standar yang akan digunakan sebagai
pembanding atau standar untuk kadar vitamin C.
Komposisi pada kemasan buavita orange ini menunjukkan bahwa adanya beberapa
kandungan seperti karbohidrat,serat, natrium 1%,Kalium 2%, dan beberapa vitamin
yaitu vitamin A 100%, vitamin C sebesar 45%, vitamin B1 8%, vitamin B2 15%,
vitamin B3 30%, dan juga vitamin B6 sebanyak 30%.
Preparasi sampel
Sampel buavita dikeluarkan dari kemasan, dimana sampel ini berwarna sangat
orange yang kemudian disaring untuk menghilang bulir-bulirnya dari larutan sampel..
Proses penyaringan dapat dilihat dari gambar 1 berikut.
Gambar 1. Proses Penyaringan
Setelah disaring warna yang semula sangat pekat menjadi sedikit memudar.
Kemudian mengencerkan 10 ml larutan sampel dengan aquadest sebanyak 5 mL.
kemudian larutan sampel ini diambil dan dimasukkan kedalam 3 labu Erlenmeyer guna
titrasi digunakan sebanyak 3 kali ulangan (triplo).

Gambar 2. Larutan Sampel


Proses Titrasi
Selanjutnya menanmbahkan larutan KI 0,6 M sebanyak 10 tetes dan 10 tetes HCl
1M serta indicator amilum sebanyak 1 tetes, yang ditambahkan untuk melihat terjadi
perubahan warna saat dilakukannya titrasi. Metode Titrasi yang digunakan adalah titrasi
iodimetri. Titrasi ini ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan tidak
memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai Iodium sebagai
oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum sebagai Indikatornya.
Fungsi larutan standart yodium ialah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah vitamin C
yang terdapat dalam sampel menjadi senyawa dehidro askorbat sehingga akan berwarna
keabuan hingga biru tua karena pereaksi yang berlebih. Fungsi amylum ialah untuk
meningkatkan kecepatan percobaan (sebagai indikator). Fungsi penambahan HCl yaitu
untuk membuat suasana larutan menjadi asam. Asam askorbat akan bereaksi dengan
iodium membentuk asam dehidroaskorbat, dengan reaksi sebagai berikut.
C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2H+ + 2I-

Larutan vitamin yang akan diuji terlebih dahulu ditambah dengan larutan amilum
sebagai indikator. Iodium lebih mudah bereaksi dengan asam askorbat dibandingkan
dengan amilum. Saat semua asam askorbat telah habis bereaksi, iodium akan bereaksi
dengan amilum membentuk senyawa berwarna biru. Ini adalah titik akhir dari titrasi.
Kemudian larutan sampel dititrasi oleh KIO3, pada titrasi pertama didapatkan volume
KIO3 sebanyak 0,8 mL untuk mengubah warna larutan sampel, dimana awalnya sampel
berwarna orange dan berubah menjadi hijau. Dan begitupun untuk titrasi kedua dan
ketiga membutuhkan 0,8 mL KIO3 untuk merubah warna dari larutan sampel. Dimana
pada triplo menghasilkan volume yang konstan untuk mentitrasi sampel buavita orange
ini. untuk hasil titrasinya dapat dilihat dari gambar 3 dan 4 berikut.

Gambar 3. Proses Titrasi Gambar 4. Hasil Titrasi

Vitamin C standar
Melarutkan sebanyak 0,5 gram vitamin C dengan aquadest sebanyak 100 mL
aquadest. selanjutnya dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer yang kemudian
ditambahkan dengan larutan KI 0,6 M dan HCl 1M dengan masing-masing volume
sebanyak 5 mL dan 1 pipet indicator amilum. Selanjutnya dititasi dengan KIO3 , dimana
membutuhkan sebanyak 29,5 mL untuk mengubah warna dari vitamin C standar. Untuk
vitamin C standar dapat dilihat dari gambar 5 berikut.

Gambar 5. Vitamin C Standar


Kadar vitamin C pada buavita orange
Penentuan kadar vitamin C dalam sampel ini dibandingkan dengan menggunakan
volume titran yang dibutuhkan untuk sampel dan vitamin C standar untuk merubah
warna pada saat proses titrasi. Dimana volume yang dibutuhkan vitamin C standar
adalah sebanyak 29,5 mL untuk 0,5 gram massa vitamin C sedangkan vitamin C pada
buavita orange membutuhkan sekitar 0,8 mL dengan kadar vitamin C sekitar 13,56 mg.
I. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa vitamin C dapat
dilarutkan dalam air dan berfungsi sebagai antioksidan dan merawat kesehatan. Vitamin
C banyak terdapat dalam buah-buahan maupun sayur-sayuran. Buah jeruk, tomat, kiwi,
manga, melon, stroberi mengandung vitamin C dengan kadar yang berbeda-beda. Vitamin C
ini juga bisa didapat dari minuman yang memiliki vitamin c seperti vitamin C. Pada buavita orange
memiliki vitamin C dengan kadar sekitar 13,56 mg dalam satu kemasan kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta. (Hal. 153 - 154).

Winarno,F.G> 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Thenawijaya, Meiji. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga

Andarwulan, Nuri, Sutrisno Koswara. 1989. Kimia Vitamin. Jakarta: Rajawali

Anda mungkin juga menyukai