Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

 CARA PENANGANAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis),DI ATAS KAPAL

Penanganan hasil tangkapan merupakan suatu tugas yang harus di selesaikan dengan cepat
oleh seluruh anak buah kapal setelah selesai melakukan operasi penangkapan. Penanganan ikan
hasil tangkapan dengan baik akan menentukan mutu atau kualitas ikan tersebut sehingga harga
ikan pun akan menjadi tinggi. Langkah-langkah yang perlu di ambil dalam melakukan proses
penanganan di atas kapal KM. Cakalang dapat dijelaskan sebagai barikut :

 . Tahap Sortir
Setelah selesai operasi penangkapan di adakan pengsortiran. Dalam tahap ini di lakukan pemisahan ikan
sesuai dengan ukuran sebelum di masukan ke dalam bak penampung, tujuan dari penyortiran yaitu
memisahkan menurut kualitas yakni apabila terdapat luka pada tubuh ikan maka dipisahkan dan tidak
layak lagi diproses lebih lanjut. Menurut Mueljanto (1992), proses penyortiran atau pemisahan hasil
tangkapan harus sesuai dengan standar HACCP

 Tahap Pencucian
Tahap ini di lakukan untuk membersihkan ikan dari darah serta kotoran yang menempel pada tubuh ikan
tujuan tahap ini yaitu untuk mengurangi jumlah bakteri yang terdapat pada tubuh ikan sehingga mutu
ikan dapat terjaga. Pencucuian umumnya dilakukan dengan menggunakan air laut sebelum diletakan pada
bak yang berisi es curai.

 Penyiapan Es
Es balok yang berada pada palka di keluarkan dan di masukan ke dalam karung untuk di hancurkan sampai
ukuran yang paling besar berdiameter 5 cm, tetapi rata-rata berdiameter 2-3 cm, es berfungsi untuk
mengurangi pertumbuhan bakteri dan menjaga agar suhu tubuh ikan tetap stabil sehingga pertumbuhan
bakteri sangat sedikit sehingga mutu ikan dapat terjaga. Makin kecil ukuran es, makin banyak permukaan
ikan yang bersinggungan dengan es, sehingga pendinginan berlansung lebih cepat (Hadiwiyoto, 1993).

 Tahap Pendinginan
Setelah es di siapkan maka pendinginan lansung di mulai dengan cara mencampur ikan dengan es ialah
dengan membuat lapisan es pada dasar, kemudian di atasnya di letakkan selapis ikan. Berikutnya, di buat
lapisan es dan ikan berganti-ganti, dan di tutup dengan lapisan es sebagai lapisan teratas. Ikan tidak boleh
menyinggung dinding wadah, antara ikan dan wadah harus di beri es.

 Tahap Pendaratan
Nilai jual ikan hasil tangkapan cukup tinggi, maka ikan harus di bongkar dari kapal dengan hati-hati untuk
menghindari kerusakan akibat benturan dan sinar matahari. Jika pembongkaran di lakukan pada siang hari
maka palka perlu di lindungi dengan terpal atau peneduh lain. Pembongkaran harus di lakukan dengan
cepat agar ikan tidak banyak mengalami kenaikan suhu selama pengangkutan. Waktu pendaratan umumnya
diatas jam 15.00 WIT, hal ini dilakukan agar kondisi lingkungan tidak panas sehingga mutu ikan tetap
terjaga. Sewaktu pembongkaran muatan, hendaknya dipisahkan hasil tangkapan yang berbeda hari atau
waktu penangkapannya. Harus dihindarkan pemakain alat-alat yang dapat menimbulkan kerusakan fisik,
seperti sekop, garpu, pisau, dan lain-lain. Pembongkaran muatan harus dilakukan secara cepat
dengan menghindarkan terjadinya kenaikan suhu ikan.
a. Sistem dan Saluran Pemasaran
Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang telah ditunjuk TPI untuk menampung semua hasil produksi ikan
yang diperoleh nelayan.Berdasarkan catatan Dinas Kelautan dan Perikanan

Pedagang pengecer merupakan pedagang yang menjual langsung kepada konsumen. Terdapat 2 jenis pedagang
pengecer yaitu pedagang pengecer yang menetap dan pedagang pengecer yang bergerak (mobile). Pedagang
pengecer menetap umumnya melayani para pengunjung/wisatawan. Seperti kita ketahui bahwa sebagian besar lokasi
TPI merupakan daerah wisata atau berdekatan dengan daerah wisata pantai. Pengunjung/wisatawan yang datang ke
pantai sebagaian besar juga tertarik untuk membeli
ikan dalam bentuk segar maupun bersantap di restoran. Pedagang pengecer bergerak merupakan
pedagang yang melayani untuk konsumen penduduk lokal/sekitar

Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran menggambarkan uruturutan lembaga pemasaran yang harus dilalui oleh suatu produk sejak
diproduksi hingga ke konsumen akhir (Apituley, 2013). Saluran pemasaran hasil
perikanan dapat melalui beberapa lembaga perantara (Hanafiah & Saefuddin, 2006). Saluran pemasaran
pemasaran yang terjadi di kabupaten Gunungkidul
digambarkan pada . Saluran pemasaran ikan segar di Kabupaten Gunungkidul secara garis
besar terbagi dalam 4 tipe yaitu:
1. Tipe satu, umumnya dilakukan oleh nelayan pemilik yang istrinya bekerja sebagai pedagang eceran.
2. Tipe kedua, nelayan menjual produknya melalui TPI kepada pedagang pengumpul, kemudian pedagang
pengumpul menjual kepada pengecer. Tipe ini menjual produk jenis ikan untuk konsumsi pasar lokal.
3. Tipe ketiga, nelayan menjual produknya melalui TPI kepada pedagang pengumpul, kemudian pedagang
pengumpul menjual kepada restoran di sepanjang daerah wisata pantai dan restoran menjual kepada
pengunjung (untuk disantap di tempat ataupun oleh-oleh).
4. Tipe keempat, nelayan menjual produknya melalui TPI kepada pedagang pengumpul, kemudian pedagang
pengumpul menjual kepada pedagang antar provinsi.

Hasil perikanan berdasarkan tujuannya dikelompokkan ke dalam bahan mentah dan barang konsumsi, bahan
mentah akan dibeli pabrik atau usaha pengolahan dan barang konsumsi akan dibeli oleh konsumen akhir (rumah
tangga, restoran, rumah sakit dan lain-lain) (Hanafiah & Saefuddin, 2006). dipasarkan untuk tujuan konsumsi dan
bahan mentah kebutuhan industri pengolahan.

Margin Pemasaran
Proses mengalirnya produk dari nelayan ke konsumen membutuhkan biaya yang dikenal dengan biaya pemasaran.
Semakin panjang saluran pemasaran semakin besar harga produk yang sampai ke konsumen. Untuk mengetahui
besaran margin pemasaran dimasing-masing saluran pemasaran, berikut ini adalah gambaran kondisi yang terjadi.
Pelaku usaha pada saluran pemasaran tipe 1 merupakan nelayan dan istri nelayan sebagai pengecer untuk menjual
hasil tangkapannya. Umumnya hal ini untuk memenuhi kebutuhan pengunjung wisata yang ingin berbelanja produk
ikan segar
. Pada saluran pemasaran tipe 2
pelaku usaha yang terlibat adalah nelayan, pengumpul dan pengecer. Nelayan menjual kepada pengumpul, dan
pengumpul menjual kepada pengecer yang bergerak dengan menggunakan motor yang kemudian menjualnya
kepada konsumen di desa dan pasar sekitar. Adapun ikan yang dijual merupakan ikan lokal dan beberapa ikan
ekonomis yang berkualitas kurang baik, sehingga harga rendah. Margin pemasaran secara keseluruhan
Saluran pemasaran ikan tipe 3
Meliputi nelayan melakukan penjualan ke pengumpul, kemudian pengumpul menjual ke restoran. Margin
pemasaran yang tertinggi diperoleh oleh pelaku usaha restoran mengingat konsumen restoran merupakan
pengunjung wisata pantai yang ada di sepanjang
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah ikan berukuran sedang dari familia
Skombride (tuna). Satu-satunya spesies dari genus Katsuwonus. Cakalang terbesar,
panjang tubuhnya bisa mencapai 1 m dengan berat lebih dari 18 kg. Cakalang yang
banyak tertangkap berukuran panjang sekitar 50 cm. Nama-nama lainnya di antaranya
cakalan, cakang, kausa, kambojo, karamojo, turingan, dan ada pula yang menyebutnya
tongkol

Tubuh berbentuk memanjang dan agak bulat (fusiform), dengan dua sirip
punggung yang terpisah. Sirip punggung pertama terdiri dari XIV-XVI jari-jari tajam.
Sirip punggung kedua yang terdiri dari 14-15 jari-jari lunak, diikuti oleh 7-9 sirip
tambahan berukuran kecil (finlet). Sirip dubur berjumlah 14-15 jari-jari, diikuti oleh 7-8
finlet. Sirip dada pendek, dengan 26-27 jari-jari lunak. Di antara sirip perut terdapat dua
lipatan kulit yang disebut taju interpelvis. Busur (lengkung) insang yang pertama
memiliki 53-63 sisir saring.[1]

Bagian punggung berwarna biru keungu-unguan hingga gelap. Bagian perut dan bagian
bawah berwarna keperakan, dengan 4 hingga 6 garis-garis berwarna hitam yang
memanjang di samping badan. Tubuh tanpa sisik kecuali pada bagian barut badan
(corselet) dan gurat sisi. Pada kedua sisi batang ekor terdapat sebuah lunas samping yang
kuat, masing-masing diapit oleh dua lunas yang lebih kecil (Sumber:Wikipedia)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Cakalang mempunyai kemampuan bergerak sangat cepat dan dapat beruaya jauh, bahkan
menyeberangi lautan antar lintas negara.
2. Penanganan hasil tangkapan merupakan suatu tugas yang harus di selesaikan dengan cepat oleh
seluruh anak buah kapal setelah selesai melakukan operasi penangkapan. Penanganan ikan hasil
tangkapan dengan baik akan menentukan mutu atau kualitas ikan tersebut sehingga harga ikan pun
akan menjadi tinggi.
TUGAS TEKNOLOGI REFIGERASI

“Penanganan Ikan Cakalang segar di Kapal, Distribusi dan Pemsaran”

DISUSUN OLEH:

Nama : Istiqamah Sabban


NIM : 201667024

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018

Anda mungkin juga menyukai