Anda di halaman 1dari 9

Ayo Makan Ikan! Karena Ikan Itu Enak dan Mencerdaskan.

Sebagai negara maritim, Indonesia yang memiliki luas laut 5,8 juta km2 dengan jumlah pulau 17.504
dan garis pantai 95.000 km, terpanjang kedua di dunia dianugerahi potensi kekayaan sumber daya ikan
yang beraneka ragam dan melimpah. Berdasarkan kajian, potensi sumber daya ikan nasional mencapai
65 juta ton/tahun dengan rincian perikanan tangkap sebesar 7,4 juta ton/tahun dan budidaya sebesar
57,6 juta ton/tahun. Kondisi ini adalah anugerah bagi Bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan
sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa serta pendukung
terwujudnya ketahanan pangan dan gizi nasional.

Mewujudkan ketahanan pangan dan gizi nasional mempunyai arti strategis berkaitan dengan ketahanan
sosial, stabilitas ekonomi, stabilitas politik, ketahanan nasional dan kemandirian bangsa. Secara filosofis,
pangan menjadi kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi
setiap individu. Bagi pemeritah pemenuhan kecukupan pangan bagi seluruh rakyat merupakan
kewajiban, baik secara moral, sosial, maupun hukum. Selain itu, pemenuhan kecukupan pangan
merupakan investasi pembentukan sumberdaya manusia yang lebih baik/ berkualitas yang menjadi
kunci keberhasilan pembangunan nasional dalam mewujudkan visi Indonesia yang mandiri, maju, adil,
dan makmur.

Hingga saat ini, pola konsumsi masyarakat Indonesia terhadap sumber pangan hewani secara umum
masih rendah jika dibandingkan dengan pangan nabati. Pada tahun 2014, konsumsi protein hewani
sebesar 32,1% dari total protein. Konsumsi protein hewani nasional masih sangat rendah dan perlu terus
ditingkatkan. Rendahnya konsumsi protein tersebut berpotensi menghambat upaya peningkatan
kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang absorbsi
proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk hewani lain seperti daging sapi dan ayam,
sumbangan protein ikan terhadap total protein hewani mencapai 57.1%. (Sumber Data BPS, 2014)

Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) ke-3. HARKANNAS ditetapkan melalui Surat Keputusan Presiden
Nomor 3 Tahun 2014 tentang hari Ikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 21 November.
Peringatan HARKANNAS ke-3 ini selain menjadi sebuah perayaan nasional, juga menjadi sebuah
momentum bagi Bangsa dan Negara Indonesia untuk mengingat dan kembali melihat kelautan dan
perikanan sebagai tumpuan dan harapan pembangunan nasional. Pada dasarnya peran ikan dalam
mewujudkan ketahanan nasional sangatlah luas dan penting. Tema utama peringatan Harkannas kali ini
difokuskan pada pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.
Ikan dapat menjadi salah satu solusi utama bagi permasalahan gizi di Indonesia. Ikan kaya akan gizi
esensial yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kecerdasan. Ikan mengandung protein,
karbohidrat, vitamin, mineral, asam lemak omega 3, 6, 9 yang baik manfaat nya untuk tubuh manusia.
Kandungan asam amino dan omega 3 nya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan bahan pangan
sumber protein yang lain nya.

Sesuai dengan tema HARKANNAS ke-3, yaitu Melalui Hari Ikan Nasional Kita Dukung Kedaulatan dan
Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Yang Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat.
KKP memandang serius dan akan senantiasa mendukung terwujudnya hal tersebut. Hal ini karena,
pertama sebagai pendukung terwujudnya ketahanan dan kedaulatan nasional, kedua menjadi modal
pembentukan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, mandiri dan sejahtera dan ketiga
sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan dan gizi nasional.
Sejalan dengan hal tersebut, KKP akan berupaya untuk terus mendorong peningkatan produksi,
pengembangan pengolahan produk perikanan, penyediaan sarana pemasaran yang representatif,
mengembangkan sistem logistik dan distribusi ikan yang mampu mendistribusikan ikan dari daerah
produsen hingga konsumen. Selain itu juga mengembangkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan
(Gemarikan) melalui peningkatan permintaan ikan, penyebarluasan informasi tentang kandungan gizi
dan manfaat makan ikan, merubah budaya dan persepsi yang salah tentang ikan dimasyarakat (seperti
makan ikan menyebabkan anak cacingan, air susu ibu berbau amis dan korengan).

HARKANNAS harus menjadi sarana bagi semua pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan
untuk meluruskan niat, menguatkan tekad, merapatkan barisan dan menguatkan komitmen untuk
melaksanakan pembangunan kelautan dan perikanan secara baik dan lestari untuk kemakmuran dan
kesejahteraan bangsa dan negara. (Biro Kerjasama dan Humas KKP dan Tim Komunikasi Pemerintah
Kemkominfo)

Ikan untuk Kesehatan dan Kesejahteraan


Masyarakat
Hari Ikan Nasional (Harkannas) ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI No 3 tahun 2014
tentang Hari Ikan Nasional dan bertepatan dengan Peringatan World Fisheries Day atau Hari
Perikanan Dunia.

Pada tahun ini, Indonesia memperingati Harkannas untuk keempat kalinya dengan tema Ikan
untuk Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat.

Tema tersebut ditetapkan dengan pertimbangan bahwa ikan sangat relevan untuk mendukung
program pemerintah dalam hal perbaikan gizi masyarakat. Ikan sebagai bahan pangan dan
sumber protein memiliki keunggulan antara lain; kandungan Omega 3 tinggi sangat baik untuk
perkembangan mata, otak dan jaringan syaraf, komposisi asam amino lengkap dan mudah
dicerna serta diserap tubuh.

Keunggulan lainnya keragaman ikan yang tinggi dari jenis, bentuk, warna, rasa dan ukuran
sehingga dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam produk olahan, keragaman harga
yang dapat memenuhi semua segmen kelas ekonomi. Ikan sebagai sumber protein dapat berperan
mendukung Gerakan Peningkatan Gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000
HPK), remaja usia produktif dan ibu hamil dalam kerangka strategi percepatan perbaikan gizi
masyarakat (RPJMN 2015 – 2019).
Ikan sebagai sumber bahan pangan sehat berperan mendukung Gerakan Masyarakat Sehat
(GERMAS) dalam rangka mengurangi beban penyakit sehingga dapat mewujudkan kualitas
hidup masyarakat yang lebih baik dan meningkatkan produktivitas.

Dalam rangka mendukung kebijakan strategis pangan dan gizi, dengan terbitnya Inpres Nomor 7
Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional dan Perpres Nomor 3
Tahun 2017 tentang Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional, KKP
terus melakukan beberapa program, antara lain peningkatan produksi perikanan tangkap dan
budidaya yang didukung oleh penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan,
serta penguatan sistem logistik ikan untuk memenuhi ketersediaan ikan bagi industri dan
konsumsi dalam negeri.

Peningkatan konsumsi ikan nasional sangat penting sebagai penghela industri perikanan nasional
dalam rangka meningkatkan produktivitas industri dan mewujudkan kemandirian ekonomi
bangsa.

Tujuan dari peringatan Hari Ikan Nasional Ke4 Tahun 2017 adalah meningkatkan konsumsi ikan
masyarakat dengan menjadikan makan ikan sebagai budaya nasional mengingat ikan sebagai
asupan pangan memiliki keunggulan kandungan gizi, ragam pilihan ikan dan ragam kreasi
olahan.

Peringatan Hari Ikan Nasional ke-4 dilaksanakan di area Pelataran Keong Mas selama 4 (empat)
hari dari tanggal 18 – 21 November 2017. Acara puncak peringatan Harkannas Ke-4 tanggal 21
November 2017 akan dipimpin oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan
dan Perikanan dan akan menghadirkan Ketua Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Pusat, Ketua Tim
Penggerak PKK (TP-PKK) Provinsi, Dinas Kelautan dan Perikanan seluruh Indonesia (34
Provinsi), Organisasi Mitra Gemarikan (29 organisasi), Asosiasi Perikanan,
Kementerian/Lembaga terkait dan pelaku usaha/UKM perikanan.

Adapun rangkaian acara Harkannas ke-4 adalah pelaksanaan Indonesia Seafood Expo 2017
tanggal 18-21 November 2017 akan diikuti oleh 32 booth provinsi dan 16 booth UKM/Mitra
KKP, festival Perikanan Nusantara (FPN) tanggal 20-21 November 2017 akan diikuti oleh 34
UKM Provinsi yang menampilkan kuliner nusantara berbahan baku ikan dan lomba Masak Serba
Ikan Tingkat Nasional ke-15 dengan bahan baku ikan patin dilaksanakan tanggal 21 November
2017 akan diikuti oleh Pemenang Lomba Masak Tingkat Provinsi (Tim Penggerak-PKK) dari 29
Provinsi.

Acara pendukung meliputi Demo Mobil ATI Gemarikan, Klinik Mutu Hasil Perikanan,
Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Senam Sehat dan Jalan Sehat, Lomba Menggambar dan
Mewarnai dengan Tema Aku Cinta Ikan, Lomba Menangkap Ikan, Lomba Masak Ikan Kategori
Umum (Tingkat Pelajar), Bakar Ikan dan icip-icip olahan ikan, Demo Masak Ikan dan Edukasi
Manfaat Ikan. Angka konsumsi ikan nasional pada tahun 2016 mencapai 43,94 kg/kapita (setara
ikan utuh segar). Pada tahun 2017 konsumsi ikan nasional ditargetkan sebesar 47,12 kg/kapita
dan pada tahun 2018 sebesar 50,65 kg/kapita.
KKP terus melaksanakan kegiatan kampanye peningkatan konsumsi ikan melalui Gerakan
Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang kandungan gizi dan manfaat ikan, menumbuhkan kreativitas dalam mengolah ikan untuk
keperluan konsumsi dan usaha kuliner sebagai sumber pendapatan keluarga, serta mendekatkan
ikan kepada masyarakat.

Momentum peringatan Harkannas ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama dan membangun
koordinasi fungsional yang efektif dengan melibatkan seluruh komponen pemerintah dan
masyarakat dalam rangka menjadikan ikan sebagai salah satu solusi dalam penanganan
permasalahan gizi masyarakat.

Dengan demikian ikan dapat dijadikan tumpuan sumber protein yang selalu hadir di dalam menu
keluarga dalam rangka mendukung upaya-upaya peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia
(Nawacita 5), meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing bangsa (Nawacita 6), dan
mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik, khususnya sektor kelautan dan perikanan (Nawacita 7

GEMARIKAN (Gemar Memasyarakatkan Makan Ikan) : Upaya Peningkatan Gizi Sejak Dini

Indonesia merupakan negara maritim yang terbagi atas pulau-pulau dan sebagian wilayahnya
merupakan perairan yang cukup luas. Potensi yang cukup luas terdapat di laut Indonesia berupa
sumber daya alam yang melimpah, termasuk didalamnya terdapat banyak spesies ikan khususnya
ikan yang dapat dikonsumsi. Oleh sebab itu, seharusnya sektor perikanan memiliki peluang yang
cukup besar untuk dapat berkembang.

Negara ini seharusnya dapat memanfaatkan kekayaan alamnya secara maksimal, kita
tentu sudah mengetahui bahwasannya indonesia sebagai negara dengan cakupan perairan yang
cukup luas, dimana di dalamnya terdapat banyak jenis ikan yang baik untuk dikonsumsi
penduduk indonesia dan tentunya dapat memenuhi kebutuhan protein penduduk indonesia.
Namun , kita mengetahui bahwasannya penduduk indonesia memiliki tingkat konsumsi ikan
yang masih dikategorikan rendah bahkan di kawasan Asia Tenggara Indonesia masih kalah dari
Singapura dan Malaysia apalagi jika dibandingkan dengan Jepang dan Korea. Rendahnya
konsumsi ikan perkapita penduduk di indonesia berbanding terbalik dengan wilayahnya yang
kaya akan sumber protein nabati ini.

Pulau Jawa merupakan daerah dengan konsumsi ikan perkapita terendah dibandingkan
wilayah lainnya di indonesia, dan di wilayah Indonesia bagian timur memiliki tingkat konsumsi
ikan yang cukup tinggi bahkan di atas rata-rata konsumsi ikan perkapita nasional. Hal ini
mungkin disebabkan oleh budaya atau kebiasaan pola konsumsi yang berbeda dimasing-masing
wilayah di Indonesia. Gambaran tersebut mengundang keprihatinan mengingat kekayaan
sumberdaya ikan yang dimiliki Indonesia.

Ikan Sebagai Sumber Protein

Sebagai sumber pangan, ikan memiliki kandungan gizi yang sangat baik seperti
protein sebagai sumber pertumbuhan, asam lemak omega 3 dan 6 yang bermanfaat bagi
kesehatan ibu dan pembentukan otak janin, vitamin, serta berbagai mineral yang sangat
bermanfaat bagi ibu dan janin. Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi
dan mengandung asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai
biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga lebih mudah dicerna. Hal
yang paling penting adalah harganya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan sumber
protein lainnya.

Meskipun tingkat konsumsi ikan penduduk Indonesia masih sangat rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan China, namun kontribusi protein ikan terhadap
total protein hewani lebih baik yaitu mencapai lebih dari 50%. Jika dibandingkan dengan negara-
negara ASEAN yang memiliki tingkat konsumsi ikan lebih tinggi dari Indonesia, kontribusi
pasokan protein ikan masyarakat Indonesia terhadap total protein hewani ini masih lebih tinggi
dibanding Malaysia, Philipina, Thailand, Vietnam dan Myanmar. Bahkan untuk tahun 2008 dan
2009, kontribusinya mencapai 2/3 dari total konsumsi protein hewani. Namun, ketika pasokan
protein dari ikan tersebut dibandingkan dengan total protein (termasuk protein nabati), komposisi
pasokan protein dari ikan masih di bawah 15%. Berdasarkan kelompoknya, pasokan konsumsi
protein ikan sebagian besar berasal dari konsumsi protein ikan dan udang segar yaitu lebih dari
43% sedangkan kontribusi dari konsumsi protein ikan dan udang diawetkan sekitar 22%.
Sementara itu, kontribusi dari protein hewani selain ikan yang dominan adalah telur ayam
ras/kampung dan daging ayam ras/kampung.

Kadar protein ikan segar atau olahan cukup tinggi, seperti cakalang 24,2 %, tuna 23,7
%, bandeng 21,7 %, lemuru 20,2 %, ikan mas 16 %, pindang 27 %, ikan asap 30 %, ikan asin 42-
50 %, udang segar 21 % dan udang kering 62,4 %. Kandungan lemak ikan rendah, umumnya di
bawah 5 persen. Bandingkan dengan kandungan lemak ayam yang mencapai 25 %. Ikan juga
kaya akan kalsium, fosfor, besi, Vitamin A dan B1.

Mengapa orang Jepang pintar ?

Tingkat kecerdasan orang Jepang ternyata berada di atas rata-rata tingkat kecerdasan
orang Asia lainnya. Hal itu dibuktikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)
Jepang yang mendapat pengakuan internasional dan sejajar dengan negara-negara industri maju.
Selain itu orang Jepang juga dikenal tetap sehat dan memiliki gairah hidup tinggi sampai usia
tua, bahkan sampai usia 80 tahun.

Kecerdasaran terbentuk dari perpaduan faktor genetis, kultur dan lingkungan. Bibit pintar
akan tumbuh jika di antara ketiga faktor tersebut tumbuh sinergi yang saling melengkapi. Secara
genetis orang tua yang cerdas akan menurunkan anak-anak yang cerdas, tetapi kecerdasan akan
tampak jika kebiasaan sehari-hari (kultur) termasuk pola konsumsi turut mendukung, serta
ditunjang oleh lingkungan yang kondusif . Kegiatan bersekolah, aktif belajar, gemar berpikir dan
mengemukakan pendapat akan merangsang peningkatan kecerdasan, sejalan dengan
bertambahnya umur. Proses intelek terus berlangsung melampaui masa bayi, balita, anak-anak,
remaja, dewasa, dan grafik fungsi intelektual mulai menurun ketika usia 50 tahun mulai
terlampaui.
Fungsi intelek akan mengalami gangguan jika terjadi kasus kekurangan vitamin B1, B6,
B12, mineral zinc dan iodium. Menurut ahli gizi otak, jenis makanan tertentu mempengaruhi
produksi beberapa jenis neurotransmitter (zat penghantar listrik otak) seperti choline dan lecithin
yang banyak terdapat dalam kuning telur, hati, otak, sumsum, kedelai dan biji-bijian lainnya.
Neurotransmitter sangat vital untuk menghapal, oleh karena itu menu choline tinggi dapat
memperbaiki daya ingat jangka pendek.

Untuk meningkatkan kecerdasan otak, selain tergantung pada faktor genetis dan
lingkungan, juga dipengaruhi oleh kultur pra dan pasca kelahiran, terutama menyangkut
“makanan otak”. Selain ikan jenis “makanan otak” lainnya ialah kuning telur, hati, otak, sum-
sum, kedelai dan biji-bijian lainnya. Tahu dan tempe terbuat dari kedelai, maka bahan pangan
inipun kaya akan lecithin dan cholin. Ada baiknya dibuat resep masakan khusus yang
menggabungkan jenis-jenis makanan tersebut, bisa dalam bentuk “bubur cerdas”, “sup cerdas”,
dan sebagainya

Untuk menjadi bangsa yang cerdas makan ikan perlu lebih digalakkan. Kalaupun ikan
yang kaya DHA seperti tuna atau salmon sulit terjangkau, ikan lokal seperti lele, mas, mujair,
bandeng, teri, kakap atau jenis lainnya tidak jadi masalah, karena ikan tersebut juga kaya protein,
bahkan ikan asin memiliki kandungan protein tertinggi. Sebenarnya DHA dapat dibentuk dalam
tubuh manusia, namun kemampuan fisiologis setiap orang untuk mengubah dari bahan baku
(asam lemak tak jenuh ganda) menjadi DHA berbeda-beda, tergantung pada tingkat kesehatan,
penyerapan dan kondisi lemaknya di dalam tubuh. Dengan demikian mengkonsumsi ikan sangat
dianjurkan, selain mengandung DHA ikan juga mengandung EPA (C20H3O20. DHA dan EPA
secara bersama dikenal sebagai Omega 3, yang sudah dikenal dapat mencegah serangan jantung,
stroke dan impotensi.

Ikan yang dikonsumsi perlu memenuhi persyaratan tertentu, seperti habitatnya tidak
tercemar logam berat (Hg, Pb, dan Cu) . Selain itu, ikan harus dalam kondisi yang segar. Ciri-ciri
ikan yang masih segar: tidak berbau amis, dagingnya masih kenyal, ekornya tidak kering dan
menghitam serta matanya tidak berwarna merah, Hindari ikan yang penempatannya ditumpukan
bersama hewan laut lainnya seperti kepiting, kerang dan udang, sebab hal itu akan menyebabkan
terjadinya kontaminasi silang. Indonesia memiliki perairan yang sangat luas, baik lautan atau
daratan, dengan demikian potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki sangat besar. Upaya
peningkatan konsumsi ikan akan memberikan manfaat ganda, selain meningkatkan kecerdasan,
juga makin menggairahkan sektor perikanan.

Tingkat Konsumsi ikan

Upaya meningkatkan gizi masyarakat Indonesia serta minat untuk mengkonsumsi ikan
perlu terus ditingkatkan, karena ikan diharapkan menjadi salah satu sumber protein utama dalam
pola konsumsi dan budaya masyarakat Indonesia. Menilik hal tersebut, pelaksanaan Gerakan
Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) tidak hanya merupakan tugas dari Kementerian
Kelautan dan Perikanan namun juga tugas bersama antar instansi terkait karena dengan
meningkatnya tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia akan turut mendukung pemerintah
dalam mempersiapkan generasi muda yang berkualitas. Dalam upaya mendukung pelaksanaan
gerakan nasional GEMARIKAN diperlukan suatu koordinasi lintas lembaga, lintas sektoral,
lintas profesi dan lintas budaya. Langkah tersebut membutuhkan strategi baru yang melibatkan
seluruh komponen bangsa, agar mampu membangunkan kesadaran masyarakat Indonesia
untuk memilih ikan sebagai sumber protein utama dalam menu makanan keluarga.

Tingkat konsumsi makan ikan yang kecil dapat mempengaruhi keberlangsungan


industri pengolahan ikan dan kesejahteraan nelayan . Oleh sebab itu, Gemarikan merupakan
tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah saja tetapi juga para pengusaha dalam
mendukung peningkatan konsumsi ikan di masyarakat. Program Gemarikan dapat memberikan
efek positif terhadap industrinya, maupun pelaku perikanan dan kelautan di segala tingkatan
terutama bagi para nelayan dan petambak dalam mencapai kesejahteraan. Tercatat tingkat
konsumsi ikan nasional tahun 2009 mencapai 29,08 kg/kapita/tahun, 2010 mencapai 30,48
kg/kapita/tahun, tahun 2011 mencapai 32,25 kg/kapita/tahun, tahun 2012 mencapai 33,89
kg/kapita/tahun, sedangkan tahun 2013 mencapai 35,14 kg/kapita/tahun (Statistik.kkp.go.id).

Manfaat Makan Ikan Untuk Kesahatan

Ikan merupakan hewan air yang memiliki gizi, mineral, nutrisi dan vitamin sehingga
dipercaya memberikan berbagai manfaat kesehatan dari otak hingga jantung bagi yang gemar
mengkonsumsinya. Mengkonsumsi ikan secara benar, baik dari segi memilih jenis ikan dan
mengolahnya dapat mendatangkan manfaat secara maksimal dalam mencegah beberapa
penyakit. Beberapa penyakit yang dapat dihindari jika makan ikan dan manfaat makan ikan
secara teratur yaitu:

 Serangan Jantung

Mengkonsumsi ikan sebanyak dua porsi per minggu, dapat mencegah atau mengurangi
resiko seseorang mengidap serangan jantung. Bahkan ada indikasi masyarakat yang gemar
makan ikan memiliki umur harapan hidup yang lebih panjang daripada yang kurang
mengkonsumsi ikan, karena di dalam minyak ikan ada asam lemak tidak jenuh Omega 3
terutama yang disebut eikosapentaenoat (EPA) dan dakosaheksaenoat (DHA) yang terbukti dapat
menurunkan kadar kolestrol, trigliserida dan lipoprotein darah. Sehingga ritme kerja jantung
menjadi teratur kembali dan penyakit serangan jantung dapat diperlambat kedatangannya.

 Alzheimer

Alzheimer atau dikenal juga dengan sebutan demensia, seringkali juga disebut pikun,
adalah penyakit gangguan otak yang secara bertahap merusak sel-sel otak. Akibatnya fungsi
kognitif (memori dan komunikasi) menjadi terganggu dan seringkali berdampak terhadap
pengendalian diri seseorang. Pencegahan terbaik sebelum terlambat untuk menghentikan
perkembangannya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang bermanfaat untuk sistem saraf
dan melambatkan proses degeneratif seperti mengkonsumsi ikan-ikanan sekurang-kurangnya
satu kali dalam seminggu.

 Kanker
Minyak ikan kod pernah populer di abad ke-19 dalam suplemen vitamin D untuk anak-
anak yang menderita penyakit kulit. Pada tahun 1950, seorang peneliti Jerman bernama Johanna
Budwig, Ph.D menemukan kegunaan Omega 3 yang terkandung dalam ikan dapat mengobati
penderita kanker. Kemudian pada tahun 1996, American Heart Association (AHA) melaporkan,
dengan memakan ikan yang memiliki kandungan Omega-3 tinggi (salmon, tuna, tongkol, dan
tenggiri) sangat bermanfaat bagi mereka yang menderita kanker usus, karena kandungan Omega-
3 nya dapat memperlambat pertumbuhan kanker tersebut.

 Kulit

Ahli Dermatologi, Nicholas Perricore dalam bukunya yang berjudul The Perricore
Prescription, dengan memakan ikan dapat mencegah penuaan kulit. Sehingga tanda-tanda
penuaan pada kulit seperti keriput dapat diperlambat.

 Mencerdaskan Anak

Hasil studi peneliti Swedia, Professor Kjell Toren dari Sahlgrenska Academy Gotheburg
mengemukakan bahwa anak remaja berusia 15 tahun yang mengkonsumsi ikan cenderung lebih
cerdas dibandingkan anak remaja yang berusia 18 tahun yang jarang mengkonsumsi ikan. Studi
tersebut didapat dari pengamatan hampir 4.000 remaja Swedia dan dipublikasikan dalam Acta
Paediatrica menerangkan, bahwa asam lemak Omega-3 dan Omega-6 pada ikan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif. Saat ini para peneliti masih mengkaji jenis ikan apa saja
yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kecerdasan tersebut.

Mengkonsumsi ikan sudah terbukti sangat baik. Kalau dulu banyak orang mengatakan
makan ikan menyebabkan seseorang menjadi cacingan, itu hanyalah mitos yang jauh dari
kebenaran. Bahkan ikan yang merupakan makanan semua orang dari berbagai macam golongan,
diakui oleh pakar kesehatan dunia dan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi secara baik dan benar
agar manfaat tersebut terasa bagi yang memakannya. (JB)

Ayo Makan Ikan!!!


Daftar pustaka

http://www.depkes.go.id/article/view/16112200002/ayo-makan-ikan-karena-ikan-itu-enak-dan-
mencerdaskan.html

http://www.nu.or.id/post/read/83468/ikan-untuk-kesehatan-dan-kesejahteraan-masyarakat

https://kkp.go.id/djpt/ppnsungailiat/artikel/6676-gemarikan-gemar-memasyarakatkan-makan-ikan-
upaya-peningkatan-gizi-sejak-dini

Anda mungkin juga menyukai